cover
Contact Name
Jurnal Kesehatan Perintis
Contact Email
ojs.perintis@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
fwartisa@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
JURNAL KESEHATAN PERINTIS
ISSN : 23559853     EISSN : 26224135     DOI : 10.33653
Core Subject : Health,
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis's Helath Journal) is published and imprinted by LPPM STIKes Perintis Padang. We published 2 times a year every Juny and Desember.
Arjuna Subject : -
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 10 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan Perintis" : 11 Documents clear
Biskuit Balita Tepung Sagu yang Disubstitusi Tepung Ikan Gabus (Channa striata) Widia Dara; Yensasnidar Yensasnidar; Asni Pandeni; Roza Mailinda
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 10 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan Perintis
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33653/jkp.v10i1.932

Abstract

meningkatkan kandungan gizi biskuit sagu.Tujuan penelitian menganalisis substitusi tepung ikan gabus terhadap karakteristik sensorik dan kandungan gizi biskuit. Penelitian ini merupakan eksperimen. Biskuit B0 tidak disubstitusi tepung ikan gabus. Biskuit B1, B2 dan B3 adalah biskuit yang disubstitusi tepung ikan gabus masing masing 10%, 20% dan 30 % . Uji organoleptik dilakukan pada 25 panelis agak terlatih. Uji daya terima dilakukan kepada 15 orang balita berumur 12-24 bulan di posyandu Balita Puskesmas Kinali. Analisis uji sensori uji Kruskal Wallis, bila terdapat perbedaan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Hasil uji sensori pada warna biskuit yang paling disukai adalah (B0) 4,12= suka ) dan warna biskuit B1 (4,08= suka). Aroma biskuit yang paling disukai adalah B0 (4,20 = suka) dan biskuit B1 (3,20 = agak suka). Tekstur biskuit yang paling disukai adalah B0 (4,08= suka) dan B1 (3,68 = suka). Rasa biskuit yang paling disukai adalah B0 (4,40 = suka) dan B1 (3,28= biasa). Hasil analisis statistik tidak terdapat perbedaan yang nyata antara biskuit B0 dan B1 terhadap warna dan tekstur biskuit. Berdasarkan hasil uji daya terima biskuit B1di habiskan baik sekali sebanyak 53,3 %. Kandungan gizi biskuit B0 adalah kadar air: 3,95%, abu: 0,66%, protein: 2,48%, lemak: 16,42%, serat: 3,58%, karbohidrat: 76,49% dan betakaroten: 131,75 mg/100 gram. Biskuit B1 kadar air: 4,43%, abu: 0,95%, protein: 11,75%, lemak: 15,04%, serat: 3,05%, karbohidrat: 64,76% dan β-karoten: 1.304,75 mg/100 gram. Disarankan substitusi tepung ikan gabus sebanyak 10 % pada biskuit Balita.
Asupan Zinc dan Magnesium terhadap Tekanan Darah Lansia Sri Nani Jelmila; Dita Hasni; Yhofa Nindra
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 10 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan Perintis
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33653/jkp.v10i1.959

Abstract

Hipertensi merupakan faktor utama untuk penyakit kardiovaskuler yang dipengaruhi oleh faktor usia dan asupan mikronutrien seperti zinc dan magnesium. Lanjut usia beresiko mengalami hipertensi karena faktor penuaan dan kurangnya asupan mikronutrien. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan asupan zinc dan magnesium dengan tekanan darah lansia. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan design cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 38 orang lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Kabupaten Padang Pariaman. Analisis data menggunakan korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata asupan zinc responden adalah 3,91±0,93 mg, rerata asupan magnesium 148,48±33,50 mg. Uji statistik hubungan asupan zinc dengan tekanan darah sistolik didapatkan nilai p=0,38, r=-0,14, hubungan asupan zinc dengan tekanan darah diastolik didapatkan nilai p=0,19, r=-0,21. Asupan magnesium dengan tekanan darah sistolik didapatkan nilai p=0,23, r=-0,19. Hubungan asupan magnesium dengan tekanan darah diastolik didapatkan nilai p=0,16, r=-0,22. Kesimpulan penelitian ini Tidak terdapat hubungan asupan zinc dan magnesium dengan tekanan darah sistolik dan diastolik lansia di Panti Sosial Sabai Nan Aluih Sicincin.
Aktivitas Imunomodulator Ekstrak Etanol Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Ness) Pada Mencit Putih Irene Puspa Dewi; Verawaty Verawaty; Tuty Taslim
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 10 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan Perintis
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33653/jkp.v10i1.967

Abstract

Sambiloto merupakan salah satu tanaman obat yang banyak tumbuh di Indonesia. Sambiloto mengandung senyawa andrografolid yang diketahui memiliki berbagai aktivitas farmakologis, seperti meningkatkan sistem imun tubuh. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui aktivitas imunomodulator ekstrak etanol daun sambiloto pada mencit. Aktivitas imunomodulator ekstrak etanol daun sambiloto ditentukan dengan menghitung persentase aktivitas fagositosis dan kapasitas fagositosis sel makrofag mencit. Sebanyak 25 ekor mencit dibagi menjadi 5 kelompok masing-masing 5 ekor, yaitu kelompok kontrol negatif, kontrol positif, kelompok dosis 100 mg/Kg BB, kelompok dosis 500 mg/Kg BB, dan kelompok pembanding Stimuno® dengan dosis 65 mg/Kg. Mencit diberi sampel sesuai dengan kelompok masing-masing selama 7 hari secara oral, dan pada hari ke-8 mencit disuntikkan suspensi bakteri Staphylococcus aureus secara intraperitoneal. Mencit dikorbankan dan diambil cairan peritonealnya untuk membuat preparat apus. Jumlah sel makrofag yang aktif dan jumlah bakteri yang difagosit oleh sel makrofag dihitung dengan menggunakan mikroskop okuler. Hasil perhitungan persentase aktivitas dan kapasitas fagositosis sel makrofag mencit berturut-turut adalah sebagai berikut, kelompok kontrol negatif 64,9% dan 93,2, kontrol positif 66,2% dan 95,0, dosis 100 mg/kg BB 80,7% dan 121,8, dosis 500 mg/kg BB 84,9% dan 148,4, pembanding Stimuno® 65 mg/Kg BB 86,5% dan 176,6. Secara statistik, persentase aktivitas dan kapasitas fagositosis mencit kelompok dosis 100 mg/kg BB dan dosis 500 mg/kg BB berbeda secara signifikan dengan kelompok kontrol negatif dan kontrol positif. Ekstrak etanol daun sambiloto pada dosis 100 mg/Kg BB dan 500 mg/Kg BB memberikan aktivitas sebagai imunostimulan dengan meningkatkan persentase aktivitas fagositosis dan kapasitas fagositosis mencit.
Kejadian Stunting Pada Anak Batita Berdasarkan Pemberian Riwayat ASI Ekslusif, Riwayat Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Yena Wineini Migang; Nang Randu Utama; Linda Puji Astutik; Evan Kristianus Mgang
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 10 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan Perintis
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33653/jkp.v10i1.981

Abstract

Stunting merupakan masalah yang dapat mengganggu perkembangan balita ASI eksklusif menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kejadian stunting karena zat gizi yang terkandung dalam ASI merupakan salah satu faktor penting yang menentukan masa tumbuh kembang anak. Penelitian ini tujuannya untuk mengetahui hubungan kejadian stunting pada batita umur 24-36 bulan berdasarkan riwayat pemberian ASI ekslusif dan variabel lainnya seperti, umur ibu, status Pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, penghasilan keluarga, Riwayat BBLR, jenis kelamin balita. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasioanal yang bersifat kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan responden menggunakan teknik purposive sampling dengan rumus slovin, jumlah 141 responden. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dan microtoise/pita meteran, serta bantuan aplikasi Anthro WHO. Analisis data menggunakan Chi square dengan alternatif fisher exact test. Ada hubungan riwayat pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting pada anak batita dengan hubungan keeratan yang lemah. Ada hubungan riwayat BBLR dengan kejadian stunting pada anak batita, dengan hubungan positif tetapi keeratan lemah. Variabel lain yang memiliki hubungan penghasilan keluarga dan riwayat BBLR. Keluarga dipersiapkan untuk dapat memberikan ASI ekslusif, pemantauan berat badan janin saat hamil dan manajemen keuangan keluarga untuk mencukupi kebutuhan gizi keluarga.
Dampak Kesehatan Korban Domestic Violence Vittria Meilinda; Indreswati Indreswati
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 10 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan Perintis
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33653/jkp.v10i1.987

Abstract

Domestic Violence atau Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) menjadi hal penting karena sepanjang tahun 2022 Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mencatat 16.899 kasus, jumlah dari korban kekerasan mencapai 18.142 orang. Kota Bukittinggi di urutan kedua terbanyak kasus yaitu 29 kasus KDRT tahun 2022. Tindakan ini mengakibatkan gangguan mental, sakit fisik, stress pasca trauma, depresi hingga keinginan untuk mengakihiri hidup. Tujuan penelitian ini untuk mengekplorasikan dan mengidentifikasi berbagai fenomena Domestic Violence serta mendeskripsikan dampak kesehatan terhadap korban. Metode penelitian Mixed Methods dengan memanfaatkan segala fenomena secara akurat menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan rancangan Strategic Eksplanatoris Sekuensial dengan 25 responden yang bersedia untuk menjadi informan. Pengumpulan data dilakukan secara observasi dan in-depth interview dengan menggunakan Interpretative Phenomenological disesuaikan dengan Undang-undang RI No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar korban mengalami stress pasca trauma akibat perlakuan kekerasan fisik, mengalami depresi akibat dari perlakuan kekerasan psikis dan sebagian kecil hampir mengalami gangguan kesehatan mental akibat sebagian besar dari kekerasan seksual yang sempat ditangani dengan pendampingan medis kesehatan jiwa. Disimpulkan bahwa upaya pendampingan keluarga terutama pada korban akibat KDRT sangat dibutuhkan karna dampak yang ditimbulkan cukup mempengaruhi kesehatan mental korban.
Flavanoid dalam Rebusan Kawa Daun (Coffea canephora) Memperbaiki Kadar Glukosa Darah dan Regenerasi Sel Beta Pankreas Tikus Diinduksi Diabetes Risya Ahriyasna; Def Primal; Nurhamidah Nurhamidah
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 10 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan Perintis
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33653/jkp.v10i1.875

Abstract

Penyakit diabetes melitus di dunia diperkirakan akan mencapai angka 783 juta pada tahun 2045, dan salah satu pengobatan yang bisa dilakukan adalah pemberian Kawa Daun yang mengandung flavonoid serta klorofil sebagai salah satu antioksidan untuk menurunkan kadar glukosa darah. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan efektifitas rebusan kawa daun dalam penurunan kadar glukosa darah dan perbaikan sel beta pankreas pada tikus diabetes melitus. Penelitian ini merupakan penelitian true experiment-pre post control group design. Penelitian inni menggunakan tikus wistar (2-3 bulan, 200 g, n= 28 ekor). Kelompok (K-) tidak diintervensi+pakan biasa, (K+) tikus DM (aloksan)+ tidak diberi kawa daun+pakan biasa, (P1) tikus DM (aloksan)+ rebusan kawa daun 3,6 mL /200 g BB/hari+pakan biasa, (P2) tikus DM (aloksan)+ rebusan kawa daun 7,2 mL/200 g BB/hari+pakan biasa. Intervensi dilakukan selama 14 hari melalui oral. Kadar glukosa darah diukur menggunakan sprektrofotometer dan kondisi sel beta pankreas dilihat melalui pemeriksaan histopatologi dengan pewarnaan Hematoxilyn Eosin (HE). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan penurunan kadar glukosa darah pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok (K+) (p= 0,001). Penurunan kadar glukosa darah kelompok P2(∆=139.33 mg/dl ± 38,45) lebih baik dibandingkan dengan kelompok P1(∆=109.17 mg/dl± 35,32). Hasil pemeriksaan histopatologi memperlihatkan bahwa terjadi perbaikan sel beta pada pulau Langerhans pankreas pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok (K+). Luas kerusakan pada kelompok (P2) lebih sedikit jika dibandingkan dengan kelompok (P1). Penelitian ini memperlihatkan bahwa pemberian rebusan kawa daun dapat menurunkan kadar glukosa darah dan memperbaiki kerusakan sel beta pankreas pada hewan uji.
Interaksi Obat Anti Tuberkulosis pada Pasien Tuberkulosis Paru Ria Afrianti; Fatia Larucy; Helen Widayana
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 10 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan Perintis
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33653/jkp.v10i1.912

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan suatu penyakit kronik menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Terapi pasien TB paru terdiri dari obat anti tuberkulosis (OAT) dan Obat lain dalam penggunaanya secara bersamaan sehingga terjadi interaksi obat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui interaksi obat antituberkulosis pada pasien tuberculosis paru rawat jalan di rumah sakit Prof. Dr. M. Ali Hanafiah Batusangkar tahun 2021. Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental yang bersifat retrospektif menggunakan data rekam medik pasien. Pada penelitian ini didapatkan populasi sebanyak 100 pasien, didapatkan sampel 64 pasien yang termasuk kriteria inklusi. Berdasarkan penyakit penyerta pada pasien TB paru yang tertinggi yaitu diabetes melitus dengan persentase 20,31%. Analisa data ditentukan dengan menggunakan standar yaitu drugs.com dan medscape berupa persentase data yang berdasarkan mekanisme dan tingkat keparahannya. Dari 64 pasien didapatkan hasil 365 kasus interaksi obat berdasarkan mekanisme yang terdiri dari 159 kasus farmakokinetik dengan persentase 43,56% dan 206 kasus farmakodinamik dengan persentase 56,44%. Interaksi obat berdasarkan tingkat keparahan didapatkan hasil sebanyak 128 kasus (35,07%) tingkat keparahan Minor, 104 kasus (28,49%) tingkat keparahan Moderate, dan 133 kasus (36,44%) tingkat keparahan Major. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa masih adanya interaksi obat pada pasien tuberkulosis rawat jalan di RS Prof. Dr. M Ali Hanafiah Batusangkar tahun 2021.
Mobilisasi Dini Pada Ibu Postpartum Dengan Sectio Caesarea terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Luka Operasi Fitnaningsih Endang Cahyawati; Aas Wahyuni
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 10 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan Perintis
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33653/jkp.v10i1.951

Abstract

Nyeri paska operasi didefinisikan sebagai nyeri yang dialami setelah intervensi bedah. Jika nyeri tidak dikendalikan, hal tersebut memperpanjang proses penyembuhan dengan menyebabkan komplikasi pernafasan, ekskresi, peredaran darah, dan sistemik lainnya. Sebagai akibatnya, beberapa pasien meninggal, kualitas hidup dan kepuasan pasien menurun, lamanya tinggal di rumah sakit meningkat dan biaya perawatan juga meningkat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh mobilisasi dini pada ibu postpartum dengan sectio caesarea terhadap penurunan intensitas nyeri luka operasi di RSIA Nuraida Bogor. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pre-eksperimental dengan pendekatan one group pretest – posttest design. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling. Responden penelitian ini 20 orang ibu postpartum dengan sectio caesarea. Intensitas nyeri diukur dengan menggunakan pengukuran skala nyeri Numeric Rating Scale (NRS). Analisis data menggunakan uji statistic Wilcoxon. Intervensi mobilisasi dini dilakukan mulai dari menekuk kaki, miring ke kanan dan ke kiri, duduk dan kemudian belajar jalan. Mobilisasi dini mulai dilakukan pada 6 jam post operasi. Mobilisasi dibantu oleh petugas kesehatan Hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai p value pada 6 jam, 10 jam, dan 24 jam post operasi adalah 0,000 < α (0,05) yang artinya ada pengaruh mobilisasi dini terhadap penurunan intensitas nyeri luka operasi. Mobilisasi dini berpengaruh terhadap penurunan intensitas nyeri luka operasi
Self Efficacy terhadap Kesejahteraan Psikologis Lansia Ezalina Ezalina; Alfianur Alfianur; Dendi Dendi
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 10 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan Perintis
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33653/jkp.v10i1.991

Abstract

Penurunan kondisi fisik dan psikis akibat proses menua menimbulkan berbagai masalah pada lansia sehingga mempengaruhi kesejahteraan psikologis. Self efficacy yang tinggi adalah lansia yang mampu dan yakin untuk mengatasi masalah dan tantangan yang ada dan tidak mudah menyerah terhadap dirinya sendiri dalam menghadapi situasi hidup dimasa tua. Penelitian terdahulu 50,7% lansia punya self efficacy yang tinggi karena punya pengalaman yang baik dari kehidupan sebelumnya. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisa hubungan self efficacy dan kesejahteraan psikilogis lansia. Rancangan penelitian korelasi dengan pendekatan crossectional. Pengambilan sampel secara probability sampling sehingga didapatkan sampel 76 orang lansia yang berada di Puskesmas Rawat Inap Puskesmas Sidomulyo Kota Pekanbaru. Alat ukur menggunakan kuesioner.Untuk menguji hipotesisis hubungan variable self efficacy dan variable keejahteraan psikologis digunakan uji chisquare. Hasil penelitian didapatkan terdapat hubungan self efficacy dengan keejahteraan psikologis dengan p value 0,00 (<0,05) dengan OR 4,9 yang artinya lansia dengan self efficacy tinggi mempunyai peluang 4,9 kali untuk mendapatkan kesejahteraan psikologis yang tinggi dibandingkan lansia dengan self efficacy yang rendah. Berdasarkan hasil penelitian diperlukan tingkat psikologis yang tinggi pada lansia sehingga lansia mempunyai sikap yang positif akan dirinya dalam menjalani kehidupan di masa tua dan dapat mengkondisikan lingkungan sehingga cocok dengan kebutuhannya.
Perbedaan Hasil Pemeriksaan Mikroskopis BTA Pada Pasien TB Paru Sebelum dan Sesudah Pengobatan Fixed-Dose Combination (FDC) Fase Intensif Chairani Chairani; Putra Rahmadea Utami; Sri Indrayati; Almurdi Almurdi; Rahmayana Rahmayana
JURNAL KESEHATAN PERINTIS Vol 10 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan Perintis
Publisher : LPPM UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33653/jkp.v10i1.969

Abstract

Penegakan diagnosis tuberkulosis salah satunya dilakukan dengan uji mikroskopik BTA. Obat anti Tuberkolusis Fixed-Dose Combination (OAT-FDC) diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis dalam jumlah yang cukup dan dosis yang tepat. Perbedaan BTA sebelum dan sesudah pengobatan sangatlah penting untuk menentukan angka keberhasilan pengobatan TB. Perubahan BTA dari positif sebelum pengobatan ke negatif setelah pengobatan fase intensif menunjukkan angka konversi BTA yang merupakan salah satu indikator untuk mengetahui keberhasilan penanggulangan TB. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan hasil pemeriksaan mikroskopis basil tahan asam pada pasien Tuberkolusis paru sebelum dan sesudah pengobatan FDC fase intensif di Puskesmas Bandar Seikijang. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang terdiagnosa TB Paru pada tahun 2021- 2022 di Puskesmas Bandar Seikijang. Metode penelitian dengan pendekatan cross sectional study. Perbedaan hasil pemeriksaan mikroskopis BTA pada pasien TB Paru, diperoleh sebelum pengobatan 100 % pasien positif setelah pengobatan 98 % negatif dengan jumlah dari 35 pasien , 31 negatif , 2 scanty dan 1 positif 1 Kesimpulan : ada perbedaan hasil pemeriksaan BTA sebelum pengobatan FDC intensif dengan sesudah pengobatan Fixed Dose Combination intesif.

Page 1 of 2 | Total Record : 11