cover
Contact Name
Amal Zainun Na'im
Contact Email
blueswatprime84@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
legitimas.tribakti@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota kediri,
Jawa timur
INDONESIA
Legitima: Jurnal Hukum Keluarga Islam
ISSN : 26554909     EISSN : 2656565X     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
Jurnal Legitima: Jurnal hukum keluarga islam diterbitkan oleh Program Studi Al Ahwal Al syakhsiyah Islam Institut Agama Islam Tribakti Kediri. Jurnal ini terbit secara berkala dua kali dalam satu tahun yakni bulan Agustus dan bulan Pebruari. Fokus dari Jurnal ini mengkaji penelitian dibidang pemikiran hukum Islam dan hukum keluarga Islam, baik penelitian literasi atau pun penelitian lapangan. Cakupan Kajian jurnal ini dalam bidang pemikiran islam dan pemikiran hukum islam yang berkaitan dengan pernikahan, talak cerai, waris, wasiat, zakat dan shodaqoh.
Arjuna Subject : -
Articles 61 Documents
Analisis Hukum Islam Tentang Istri Petani Yang Bekerja Membantu Mencari Nafkah Keluarga Arip Setiawan; Ramadhanita Mustika Sari
Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 5 No. 01 (2022): Emansipatoris
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/legitima.v5i01.3171

Abstract

Keluarga adalah inti dari masyarakat, dengan kata lain keluarga adalah masyarakat yang terkecil yang terdiri dari Suami, Istri dan Anak. Keluarga yang baik akan menentukan bagaimana bangunan dari masyarakatnya. Keluarga yang baik tentunya dibangun oleh perempuan-perempuan yang baik, kuat, tangguh, sabar dan adanya kerjasama yang harmonis antara Suami, Istri dan anak-anak. Perkawinan merupakan ikatan yang sangat kuat dengan perjanjian yang teguh yang diterapkan di atas landasan niat untuk menjalani hidup bersama sebagai suami istri termasuk hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh keduanya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: 1) Pelaksanaan hak dan kewajiban suami istri dalam kasus istri petani sama sekali tidak terganggu, dalam artian keduanya tetap bisa menjalankan hak dan kewajibannya dengan baik serta saling membantu satu sama lainnya, apalagi hal itu didasari asas kesukarelaan antara kedua belah pihak. 2) Pelaksanaan hak dan kewajiban antara suami istri dalam kasus istri petani diperbolehkan berdasarkan firman Allah Swt. surat At-Tahrim ayat 6 dan pasal 77 ayat 2 Kompilasi Hukum Islam tentang kebolehan suami istri untuk saling membantu satu sama lain serta memenuhi asas kesukarelaan.
Urgensitas Tindakan Resiprokal dalam Pemahaman “Love Language” Pasangan; Upaya Menjaga Keharmonisan Rumah Tangga (Perspektif Hukum Islam) Dwi Arini Zubaidah
Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 5 No. 01 (2022): Emansipatoris
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/legitima.v5i01.3578

Abstract

Abstract The purpose an essential point of view, domestic life should be decorated with happiness and love that are sought and felt by husband and wife. However, according to the reality, the rift in the household is a signal that disharmony has taken root in it, so there needs to be a solution that is representative and solutionable. The type of research used by the author is normative legal research with a conceptual approach that collects library data in the form of research sector data on family disharmony, theories about the love language of couples and theories in the realm of Islamic law. The results of this study are love language is an act or expression of a husband and wife towards their partner which can grow their love. There are five love languages, namely affirmation words (sentences from partners), quality time (providing time by partners), receiving gifts (gifts by partners associated with certain moments), acts of service (service needs). from a partner) and physical touch (any physical expression of affection). Preventive efforts against household disharmony by applying the principle of reciprocal relations between husband and wife in Islamic law, namely mu'asyarah bil ma'ruf (doing good to each other) and taradhin minhuma (mutually willing to each other). Key Words: Household Harmony, Reciprocal Action, Love Language Abstrak Pada sudut pandang yang hakiki, kehidupan rumah tangga harus dihiasi dengan kebahagiaan dan kasih sayang yang diusahakan dan dirasakan oleh pasangan suami istri. Namun sesuai kenyataan yang terjadi, keretakan rumah tangga menjadi sinyal bahwa disharmoni sudah mengakar didalamnya sehingga perlu ada perbaikan yang solutif dan representatif. Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian hukum normatif dengan pendekatan konseptual (conceptual approach) yang mengumpulkan data-data kepustakaan berupa data sektor penelitian terhadap disharmoni keluarga, teori tentang love language pasangan dan teori pada ranah hukum Islam. Hasil penelitian ini adalah bahasa kasih (love language) merupakan tindakan atau ekspresi dari suami dan istri terhadap pasanganya yang dapat menumbuhkan cinta kasih keduanya. Ada lima love language yaitu waktu (penyediaan waktu oleh pasangan), layanan (kebutuhan layanan dari pasangan), pernyataan (kalimat afirmasi dari pasangan), sentuhan fisik (segala ekspresi kasih sayang yang berbentuk fisik) dan hadiah (pemberian hadiah oleh pasangan dikaitkan dengan momen-momen tertentu). Upaya preventif terhadap disharmoni rumah tangga dengan menerapan prinsip resiprokal relasi pasutri dalam hukum Islam yaitu mu’asyarah bil ma’ruf (saling berbuat baik) dan taradhin minhuma (saling rela satu sama lain). Kata Kunci: Keharmonisan Rumah Tangga, Tindakan Resiprokal, Love Language
Peran Keluarga yang Terpapar Covid-19 dalam Menguatkan Ketahanan Keluarga Perspektif Maqasid al-Shari’ah Nur Lailatul Musyafaah; Hammis Syafaq; Suqiyah Musafa'ah
Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 5 No. 01 (2022): Emansipatoris
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/legitima.v5i01.3613

Abstract

During the Covid-19 pandemic, the family cluster was among the clusters that caused the spread of this virus. For families exposed to this virus, their family's resilience has been tested. This article discusses the resilience of families exposed to Covid-19 to be analyzed in maqasid al-shari’ah. The method used in this research is qualitative and field research. Data were collected through observation, interviews, and documentation. The collected data were analyzed as normative-descriptive. This study concluded that families exposed to Covid-19 work together to fight this virus by adjusting their respective conditions. For the mild, they self-isolate at home, and those with severe illnesses are hospitalized. If a family dies from Covid-19, the family left behind is isolated. What the family exposed to Covid does is maintain family resilience and maintain the physical and psychic health of the family. From the perspective of maqasid al-shari'ah, the effort corresponds to the concepts of hifz al-din (guarding religion), hifz al-nasl (guarding offspring), hifz al-nafs (guarding the soul), and hifz al-'aql (guarding reason).
Undang-Undang Peradilan Agama 1989 dalam Tinjauan Pemikiran Mark Cammack Ichwan Ahnaz Alamudi Ichwan Ahnaz Alamudi
Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 5 No. 01 (2022): Emansipatoris
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/legitima.v5i01.3694

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh sahnya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama oleh Presiden Soeharto. Sebelum berlakunya UU tersebut, kompetensi substantif pengadilan Islam di pulau-pulau padat penduduk di Jawa dan Madura hanya mencakup masalah perkawinan dan perceraian dengan adanya undang-undang ini menambah yurisdiksi pengadilan Islam untuk memasukkan warisan di seluruh negeri. Penelitian ini merupakan penelitian normatif yang bertujuan untuk mengetahui pemikiran dan pembahasan terkait lahirnya Undang-Undang Peradilan Agama tahun 1989. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa Peradilan Agama telah hadir dalam bagian hukum di Indonesia sejak masuknya Agama Islam ke Indonesia, hal tersebut dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat muslim akan penegakkan keadilan, pemerintah mewujudkan dan menegaskan kedudukan peradilan agama di Indonesia. Pengesahan Undang-Undang Peradilan Agama 1989 menjadikan Peradilan Agama memiliki kedudukan yang sejajar dengan peradilan-peradilan lainnya.
Tinjauan Sosiologis Terhadap Pembatalan Perkawinan Disebabkan Cacat Badan Atau Penyakit Ach. Khiarul Waro Wardani wardani; Elisa Hadi Nur’aini; Ukyc Peby Febrian
Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 5 No. 01 (2022): Emansipatoris
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/legitima.v5i01.3698

Abstract

Salah satu impian manusia salah satunya terjalinnya perkawinan yang sah. Akan tetapi, ada resiko yang harus dihadapi oleh pasangan tersebut, terfatal adalah terjadi perceraian. Menurut hukum, perceraian bahkan sebab cacat badan atau penyakit adalah hal yang wajar mengingat ada hak pasangan yang hilang karena kewajiban yang tidak dapat dilakukan. Akan tetapi, pandangan sosiologis (masyarakat) perceraian adalah sesuatu yang tidak normal yang terjadi di dalam perkawinan. Metode penelitian menggunakan penelitian hukum normatif. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan konseptual. Dan, menggunakan dua sumber penelitian primer dan skunder. Selanjutnya pengolahan data dengan cara diskriptif, yaitu menjelaskan antara aspek hukum secara teoritis dan aspek hukum secara normatif yang berkembang di masyarakat (sosiologis). Tinjauan sosiologis terhadap pembatalan perkawinan disebabkan cacat badan atau penyakit dijadikan penelitian untuk mendapatkan jawaban atas penilaian sosiologis untuk mengsinergikan antara sudut pandang yang berbeda antara hukum dan sosiologi guna menwujudkan hubungan masyarakat yang harmonis dan menghindari statemen liar (fitnah) yang berakibat teganggunya psikologi pasangan yang bercerai, yang bagi pasangan tersebut itu adalah putusan yang final demi kebaikan bersama dengan segala resiko yang diterima
Dampak Perceraian Terhadap Perkembangan Psikologis Anak Untung Suroso; Meilan Arsanti
Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 5 No. 2 (2023): Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/legitima.v5i2.3315

Abstract

Dalam keluarga dibutuhkan hubungan yang harmonis antara kedua orang tua dan juga terhadap anak karena tumbuh kembang dan pendidikan anak sangat terpengaruh dengan suasana dalam keluarga. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupan manusia sudah dikodratkan dengan suka, duka, kebahagiaan, penderitaan, kesengsaraan serta perselisihan yang datang silih berganti. Penelitian ini menggunakan metode literatur revew dengan menggunakan dengan menggunakan data sekunder dari artikel jurnal Nasional yang sesuai dengan topik pembahasan. Dalam penelitian ini memaparkan bahwa perceraian bukan akhir dari hubungan suami istri, tetapi mereka masih mempunyai tanggung jawab terhadap buah hati atau anak dari hasil hubungan suami istri. Tujuan dari penelitian ini adalah mengupas apa dampak terhadap perkembangan psikologis anak, karena pada umumnya perkembangan psikologis anak sangat terganggu dengan terjadinya perceraian orang tuanya. Selain itu, perceraian juga menimbulkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang pasca perceraian terhadap anak. Kurangnya perhatian dan kasih sayang terhadap anak akan menimbulkan perasaan sedih, cemas, galau, bingung, dan malu. Terlebih lagi ketika anak menginjak remaja, maka anak akan mengalami gangguan emosionalnya dan besar kemungkinannya akan lari pada kenakalan remaja bahkan narkoba.
Praktik Merarik Bagi Masyarakat Sasak di Kecamatan Wanasaba Kabupaten Lombok Timur Abbas Sofwan Matlail Fajar; Sulpa Indra Mahruni
Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 5 No. 2 (2023): Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/legitima.v5i2.3666

Abstract

Merarik atau kawin culik pada masyarakat Sasak dimaknai dengan sebuah tindakan seorang pemuda diharuskan menculik terlebih dahulu perempuan yang akan dinikahinya tesebut pada saat malam tiba dengan tanpa memberi tahu orang tua perempuan , merarik ini merupakan permulaan dari sebuah perkawinan dengan menggunakan adat Sasak. Begitu banyak pendapat dalam memaknai kawin culik, dalam hal ini ada yang memaknai dengan sebuah proses melarikan wanita (calon istri) dilakukan dengan kesepakatan kedua pasangan (sama-sama mau), ada yang mengatakan sebagai tindakan menculik wanita dengan cara paksa. Tujuan dari penelitian ini untuk menggali dan menganalisis informasi mengenai tradisi merarik. Adapun Jenis penelitiannya mengunakan kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini adalah kawin culik pada masyarakat Sasak dimaknai sebagai melarikan gadis yang sebelumnya telah melakukan kesepakatan terlebh dahulu tanpa sepengetahuan orang tuanya. Tradisi merarik sudah melekat pada masyarakat lombok karena sudah menjadi bagian dari tradisi masyarakat. Oleh karena itu, tidak ada larangan dalam islam mengenai praktik merarik, karena sudah memenuhi kriteria syarat-syarat yang bisa dikatakan sebagai suatu kebiasaan yang baik. Adapun tahapan-tahapan yang harus dilakukan yaitu: midang, merarik, besebok, selabar atau mesejati, sorong serang, dan nyongkolan.
Analisis Kritis Terhadap Pasal 156 (C) KHI Mengenai Pemindahan Hak Asuh Anak Ketika Terjadi Penelantaran Oleh Ibu Menurut Maqāshid Al-Syarī’ah: KHI, Hadhānah, Maqāshid Al-Syarī’ah Mitra Kurniawan; Zulfahmi Bustami; Sofia Hardani
Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 5 No. 2 (2023): Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/legitima.v5i2.3828

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisa pasal 156 (c) KHI yang memiliki kekosongan hukum, yaitu tidak menyebutkan secara jelas dan tegas tentang persoalan jika ibu mampu melakukan pengasuhan, namun ayah enggan untuk memberi nafkah, sehingga anak terlantar karena ibu di lain sisi tidak memiliki penghasilan. Penelitian ini tergolong library research dengan pendekatan kualitatif normatif. Metode pengolahan data dan penarikan kesimpulan yang dipakai adalah analisa konten (Content Analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persoalan di atas harus dipandang dari sisi maqāshid al-syarī’ah karena berkaitan erat dengan hak asuh ibu apakah masih bisa dipertahankan atau justru lebih baik diserahkan ke pihak yang juga memiliki hak asuh. Jika anak tetap diasuh oleh ibu, maka akan muncul mudharat, namun mudharat tersebut bisa diminimalisir. Sedangkan mudharat yang muncul ketika anak diasuh oleh selain ibu sangat beresiko dan sulit untuk diminimalisir. Maslahat yang didapatkan oleh anak saat diasuh oleh ibu jauh lebih besar dari pada maslahat yang didapatkan oleh anak saat diasuh oleh selain ibu. Oleh karena itu, hak asuh ibu harus tetap dipertahankan karena sangat sesuai dengan teori maqāshid al-syarīah
Asuransi Sebagai Jaminan Hak Anak Dan Perlindungannya Dari Kekerasan Ekonomi Anisatul Latifah; Arif Sugitanata; Siti Khamidatus Sholikhah
Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 5 No. 2 (2023): Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/legitima.v5i2.4000

Abstract

Insurance is one of the financial institutions that provides guarantees to its customers for the losses they get or the guarantee of future funds after making an agreement contract, in the context of a family, children have rights that must be fulfilled as a mandate from God. Therefore, this study explains how insurance as a guarantee of children's rights and their protection from economic violence. By utilizing literature studies whose primary data sources come from books, journals and books of law related to the studies conducted, where the data is processed descriptively-analytically so as to be able to explain and describe the purpose of the research objectives carried out. The results of this study indicate that with the certainty of guarantee with the contract that has been agreed with the insurance company, the rights of children are more guaranteed to be carried out by parents in a situation even though they have died or after their parents retire from work. Although not achieved less than the maximum, the achievement of children's rights at least financial needs can be implemented with reasonable standards, not not implemented at all. OJK is an institution appointed by law as the party responsible for protecting the insured. The form of this responsibility is to receive complaints, resolve insurance business disputes and facilitate the settlement of insurance claim disputes in accordance with the agreement of the parties.
Impresi Psikologi Sosial Terhadap Anak Korban Inses Hawa Hidayatul Hikmiyah; Ahmad Riski Musthofa; Amal Zainun Naim
Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol. 5 No. 2 (2023): Legitima : Jurnal Hukum Keluarga Islam
Publisher : Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/legitima.v5i2.4080

Abstract

Penelitian ini fokus pada dampak psikologis pada korban inses. Inses adalah suatu hubungan seksual yang mana pelakunya adalah keluarga korban sendiri dan secara hukum mereka dilarang untuk menikah. Dampak negatif yang dialami oleh korban sangatlah besar, karena mempengaruhi perkembangan kejiwaan korban tersebut. Maka dari itu terdapat impresi psikologi sosial terhadap anak korban inses. Penelitian empiris normatif ini dilakukan dengan menelaah kejadian di Masyarakat dan membandingkan peristiwa itu dengan kaidah-kaidah hukum yang berlaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa impresi psikologi sosial korban inses juga akan mengalami trauma berkepanjangan yang nantinya akan menyebabkan korban menjadi tipikal anak yang introvert atau anak yang menarik diri, merasa bersalah pada diri sendiri, rendah diri, tidak mau bersosialisasi dan sering menyendiri. Tidak hanya itu nantinya anak tersebut murung, pendiam, stres, dan depresi berat serta sulit diajak komunikasi. Impresi sosial memiliki tipikal yakni anak akan dikucilkan oleh keluarganya, terdiskriminasi oleh masyarakat, kontruksi sosial mengenai keluarga akan rusak, karena masyarakat mengenal hubungan sedarah merupakan suatu kesatuan, akan tetapi jika terjadi kasus inses, maka statusnya menjadi ganda. Hancurnya elemen keluarga juga dapat dipengaruhi oleh kasus inses, stigma masyarakat terhadap pelaku atau korban inses akan buruk..