cover
Contact Name
Suparman Jayadi
Contact Email
suparmanjayadi@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
sangkep@uinmataram.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
SANGKEP: Jurnal Kajian Sosial Keagamaan
ISSN : 26546612     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Social,
Sangkép: Jurnal Kajian Sosial Keagamaan terdaftar pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ISSN 2654-6612. Sangkep adalah jurnal ilmiah yang dikelola dan diterbitkan per-semester pada bulan Maret dan September oleh Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Universitas Islam Negeri Mataram. Sangkép: Jurnal Kajian Sosial Keagamaan mempublikasikan original artikel, review artikel, dan telaah teori atau diskursus tentang isu-isu masalah sosial-kontemporer keagamaan di Indonesia.
Arjuna Subject : -
Articles 78 Documents
Konflik Sosial Keagamaan Dimasa Pandemi Covid-19 Azizah, Lutfatul; Nuruddin, Nuruddin
SANGKéP: Jurnal Kajian Sosial Keagamaan Vol. 4 No. 1 (2021): Special Issues: Religion and the COVID-19 Pandemic
Publisher : Prodi Sosiologi Agama dan Asosiasi Sosiologi Agama Indonesia (ASAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/sangkep.v4i1.2421

Abstract

Konflik sosial keagamaan dimasa pandemi Covid 19 yang terjadi karena dianggap tidak efektifnya kebijakan pemerintah yang menerapkan social distancing dan physical distancing untuk menjawab persoalan sosial keagamaan masyarakat. Maklumat MUI NTB No 14 tahun 2020 sebagai landasan hukum pemberlakuan social distancing dan physical distancing mengalami pergolakan yang sangat besar dikalangan masyarakat NTB, Lombok khususnya menunjukkan terjadinya konflik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data sosial observasi tidak langsung, wawancara online dan dokumentasi secara online. Untuk analisis konflik kerangka teori yang digunakan adalah interaksionisme simbolik, guna menjelaskan akar konflik yang terjadi. Alat analisis yang digunakan adalah alat analisis ‘bawang merah’ dari Simon Fisher. Penelitian ini menemukan ketidak konsistensian MUI NTB dalam merespon pandemi Covid 19 dalam praktik-praktik keagamaan. Penelitian ini juga menemukan konflik yang terjadi berbentuk konflik realistis atau konflik yang terjadi karena ketidak sepahaman diantara masing-masing aktor konflik. Interpretasi berbeda terhadap maklumat MUI NTB yang dipengaruhi situasi sosial masing-masing aktor menjadi objek utama konflik. Penyelesaian yang dapat diupayakanpun tergantung bentuk konflik yang terjadi yakni konflik realistis diselesaikan dengan dialog dan musyawarah.
Distinction of Societal Religiosity During Covid-19 Pandemic Era Umi Hanik; A Zahid
SANGKéP: Jurnal Kajian Sosial Keagamaan Vol. 4 No. 1 (2021): Special Issues: Religion and the COVID-19 Pandemic
Publisher : Prodi Sosiologi Agama dan Asosiasi Sosiologi Agama Indonesia (ASAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/sangkep.v4i1.2632

Abstract

This research is a historical reflection of the condition of the Indonesian people who were battered by the Covid-19 pandemic, not only in the economic, political, social, and even psychological sensations of the people in doing religious activities. The interests overlap with the dedication on behalf of the community, from the self-quarantine system, large-scale social restrictions (PSBB), and, no doubt, the public who are less aware of the existence of Covid-19, resulting in the increased statistical number of Covid-19 confirmed cases.It hasbeen a year that the Indonesian people have been plagued by this never ending problem, and like a spotlight, Covid-19 always looms over people’s lives. The people’s attitudes vary, starting from the assumption that Covid-19 is God's army to finish off arrogant humans, to Covid-19 as a scientific reality proven through empirical research. The perspective dualism of the Indonesian people is interesting to discuss in the form of societal religiosity sensations, both of which have a deep distinction in the context of the COVID-19 pandemic. Even if the religious community really understands the religion (Islam) in a deep way, of course, it is very clear how to respond to Covid-19 in the style of Prophet Muhammad SAW and the history of the companions of the Prophet.
Humanization of Islamic Sciences: Integration of the Covid-19 Pandemic Against Kuntowijoyo's Social Social Concept Muhammad Ramdhani Arfan; Dewi Maghfirotus Salami
SANGKéP: Jurnal Kajian Sosial Keagamaan Vol. 4 No. 1 (2021): Special Issues: Religion and the COVID-19 Pandemic
Publisher : Prodi Sosiologi Agama dan Asosiasi Sosiologi Agama Indonesia (ASAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/sangkep.v4i1.2807

Abstract

The Covid-19 pandemic created very complex problems around the world. The prophetic social concept brought religious values to played an important role in the development of human civilization. The purpose of this study was to integrated the Covid-19 pandemic perspective of Kuntowijoyo's prophetic social approach (Humanization, Liberation, and Transcendence) using literature study methods and the presentation of qualitative data. The attitude of humanization could be demonstrated by upholding human value, both patients, family, and others. Liberation gave the meaning of freedom, in the case Covid-19 pandemic was shown in the release of routine activities that make the immune system decreased and applied it to complying government's advice related to Covid-19. While transcendence was the base of humanization and liberation that would bring human being closer to God. Patience in facing the Covid-19 pandemic would give a rising to a higher degree in the presence of the One Almighty God.
Pelayanan Publik dalam Kebijakan Social Distancing di Kotawaringin Barat Venny Rosiana Oktarina; Hardi Warsono; Budi Puspo Priyadi; Kismartini Kismartini
SANGKéP: Jurnal Kajian Sosial Keagamaan Vol. 4 No. 1 (2021): Special Issues: Religion and the COVID-19 Pandemic
Publisher : Prodi Sosiologi Agama dan Asosiasi Sosiologi Agama Indonesia (ASAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/sangkep.v4i1.2846

Abstract

Pandemi Corona Virus Disease membawa dampak signifikan terhadap semua aspek kehidupan, hingga terhadap pelayanan publik. Sehigga mengakibatkan pemerintah harus mengeluarkan berbagai kebijakan, antara lain dengan membatasi hubungan sosial, menghimbau untuk bekerja di rumah bagi sebagian besar Aparatur Sipil Negara. Artikel ini fokus pada implementasi kebijakan social distancing dengan penerapan work from home dalam pelayanan publik di Disdukcapil, dengan mengacu kepada himbauan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi melalui Surat Edaran nomor 19 Tahun 2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara dalam Upaya Pencegahan Covid-19 di Lingkungan Instansi Pemerintah, yang kemudian ditindaklanjuti dengan terbitnya Surat Edaran Bupati Kotawaringin Barat tentang Penyesuaian Sistem Jam Kerja Aparatur Sipil Negara dalam Upaya Pencegahan Penyebaran COVID-19 di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat yang dikeluarkan pada 24 Maret 2020. Artikel menggunakan metodologi studi kepustakaan. Hasilnya menunjukkan bahwa berlakunya work from home bagi Aparatur Sipil Negara yang bergerak dalam pelayanan publik menyebabkan pelayanan publik menjadi terhambat, karena beberapa bidang pelayanan tidak dapat melayani masyarakat secara langsung. Akan tetapi, penyelenggara pelayanan publik akhirnya membuat inovasi-inovasi dalam pemberian pelayanan seperti memberikan pelayanan melalui “Whatsapp”. Selain itu, Disdukcapil juga menjalankan program “menyapa masyarakat” untuk meningkatkan layanan publik di Kotawaringin Barat.
Social Impact of Myths and Misconceptions About Coronavirus Pandemic in Nigeria Chinedu Cletus Agbo
SANGKéP: Jurnal Kajian Sosial Keagamaan Vol. 4 No. 1 (2021): Special Issues: Religion and the COVID-19 Pandemic
Publisher : Prodi Sosiologi Agama dan Asosiasi Sosiologi Agama Indonesia (ASAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/sangkep.v4i1.2922

Abstract

This study is about the social impact of myths and misconceptions about coronavirus pandemic in Nigeria. The study has the following objectives: to highlight the myths and misconceptions about the coronavirus; examine major propagators of these myths and misconceptions, highlight the consequent social impact, examine the relationship between the myths and misconceptions and the fight against the coronavirus pandemic. The study employed the descriptive and explanatory design method. Questionnaires in addition to library research were applied for data collection. Primary data sources were used and data analysed using the chi square and correlation statistical tool at 5% level of significance which was presented in frequency tables and percentages. The respondents under the study were 100 online respondents from all the geopolitical zones of the country. Results of the study revealed huge social impact of the myths and misconceptions about the coronavirus pandemic which has also affected its effective fight. It concludes that efforts should be made by the Nigeria Centre for Disease Control (NCDC) and related stakeholders in promoting awareness of this virus for reducing/eradicating the myths and misconceptions around it and effectively fighting the COVID-19 pandemic.
Character Education Socialization Pattern Among Young Generations in Perang Topat Tradition M Zaki
SANGKéP: Jurnal Kajian Sosial Keagamaan Vol. 4 No. 1 (2021): Special Issues: Religion and the COVID-19 Pandemic
Publisher : Prodi Sosiologi Agama dan Asosiasi Sosiologi Agama Indonesia (ASAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/sangkep.v4i1.3551

Abstract

Character education is an action of educating the young generation to keep perfecting the individual self and practicing self competency toward the better life. This research aims to analyze the character education socialization pattern in young generation in perang topat (Topat War) tradition in Lingsar Village of Lombok Barat as the unit of analysis. This research employed qualitative method with case study approach, and then processed quantitative data collected from the result of field study through observation, in-depth interview, and documentation. The result of research shows that the character education socialization pattern in young generation in perang topat tradition in Lingsar Village of West Lombok consists of three patterns: socializing the symbolic meaning in perang topat tradition to the Young Generations, performing perang topat traditional practice annually, and preserving and then bequeathing this tradition to the Young Generations.
Pengembangan Pariwisata dalam Menyongsong New Normal Afrizza Wahyu Azizi; Endang Larasati; Tri Yuniningsih
SANGKéP: Jurnal Kajian Sosial Keagamaan Vol. 4 No. 2 (2021): Special Issues: Religion and the COVID-19 Pandemic
Publisher : Asosiasi Sosiologi Agama Indonesia (ASAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/sangkep.v4i2.2913

Abstract

Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang berhenti beroperasi karena pandemic global (Corona Virus 2019/Covid-19). Aktivitas wisata di berbagai belahan dunia pun diperkirakan anjlok sampai 90% (mediaindonesia. Diakses pada tanggal 20/11/2020). Kerugian yang ditimbulkan pada sektor pariwisata indonesia hingga US$9 miliar atau setara Rp135 triliun. Pemerintah telah mengeluarkan sistem tatanan baru yang disebut sebagai new normal, agar sektor pariwisata harus kembali dikembangkan dan menjadi rencana strategis pasca covid-19. Kebijakan pemerintah dikaji dalam artikel ini guna mengetahui kebijkan yang diambil guna membangun kembali sektor pariwiasata dalam menyongsong era new normal. Metode yang digunakan adalah kepustakaan deskriptif, yaitu dengan menelaah berbagai fenomena, tantangan dan potensi dengan merujuk referensi yang relevan. Hasil kajian kepustakaan deskriptif terhadap kebijakan pemerintah yang diambil dalam mengembangkan sektor pariwisata yaitu: (I) kebijakan pemerintah mengedepan social safety net (safety, security, healthy) dalam pembukaan sektor pariwisata. (ii) kebijakan dalam membangun sektor pariwisara ada tiga aspek yang harus ada, yaitu Sustenance (kemampuan untuk mempertahankan eksistabilitas dari destinasi), Self Esteem (mengajak masyarakat terlibat dalam mengelola pariwisata.) dan Freedom from servitude (pemberian kebebasan daerah dalam mengelola pariwisata). (iii) Bentuk kebijakan pemerintah dalam mengembangkan sektor wisata dengan cara mendorong wisata in city, atau wisata dalam kota.
De-Radikalisasi Islam, Khilafah dan Pendidikan Pancasila di Komunitas Wahabisme di Indonesia Saipul Hamdi; Fadli Mulyadi; Suwarto Suwarto
SANGKéP: Jurnal Kajian Sosial Keagamaan Vol. 4 No. 2 (2021): Special Issues: Religion and the COVID-19 Pandemic
Publisher : Asosiasi Sosiologi Agama Indonesia (ASAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/sangkep.v4i2.3371

Abstract

Wahabisme merupakan salah satu varian Islam yang ultra konservatif lahir di Saudi Arabia pada abad ke-18 kemudian menyebar sebagai gerakan ideologis transnasional yang mengkampanyekan suara pemurnian Islam, pemberlakuan syariat Islam dan pendirian khilafah Islamiyah. Gerakan ini menimbulkan kontroversi di masyarakat karena selain menentang praktik budaya dan tradisi lokal yang berkembang di masyarakat, para ulama dan jemaah Wahhabi juga dikenal keras dan tanpa kompromi dalam dakwahnya. Sebagian besar ulama Wahhabi menggunakan hard approach dalam praktik dakwahnya menyerang dan menantang secara terbuka kelompok yang diklaim syirik, sesat dan ahli bidah karena tidak mengikuti “sunnah” Rasulullah. Akibatnya, ajaran Wahabi seringkali mengalami penolakan, benturan dan konflik sosial dengan penduduk lokal. Artikel ini ini secara khusus bertujuan untuk menguji upaya de-radikalisasi Islam (melepaskan Islam dari tindakan radikal), dan upaya mengubah pendekatan dakwah yang keras dan radikal menjadi lembut dan moderat supaya diterima oleh masyarakat. Selain itu artikel ini mengeksplorasi perkembangan diskursus khilafah Islamiyah di komunitas Wahhabi karena selama ini ajaran Wahhabi menekankan pemberlakuan syariat Islam dan pendirian negara Islam. Dalam merespon fenomena ini bagaimana upaya pemerintah dalam mengintervensi dan menanamkan ideologi Pancasila dan wawasan kebangsaan di komunitas pendidikan mereka.
Aspek Religiusitas dalam Pengembangan Resiliensi diri di Masa Pandemi Covid-19 Rois Nafi'ul Umam
SANGKéP: Jurnal Kajian Sosial Keagamaan Vol. 4 No. 2 (2021): Special Issues: Religion and the COVID-19 Pandemic
Publisher : Asosiasi Sosiologi Agama Indonesia (ASAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/sangkep.v4i2.3558

Abstract

Pandemi covid-19 telah menimbulkan dampak negatif terhadap berbagai bidang dalam kehidupan manusia, termasuk diantaranya dalam hal kesehatan. Kesehatan yang dimaksud yakni secara fisik maupun psikis. Secara fisik, pandemi telah menyebabkan banyak orang yang dinyatakan positif covid-19 hingga dinyatakan meninggal dunia. Secara psikis, pandemi menimbulkan kecemasan yang berlebihan di kalangan masyarakat yang berdampak pada kesehatan mental yang kurang baik. Kecemasan tersebut dapat berasal dari penularan virus yang begitu masif dan menyebabkan ketakutan serta berbagai macam informasi lain yang dipandang memberikan rasa khawatir berlebihan di kalangan masyarakat akibat pandemi covid-19 ini. Oleh karena itu, setiap individu perlu untuk mengembangkan resiliensi diri dalam mengatasi atau mencegah kecemasan berlebih di masa pandemi ini. Resiliensi diri sebagai kemampuan dalam beradaptasi, mengendalikan situasi dan memiliki sikap optimis dalam menghadapi sebuah masalah. Dalam pengembangan resiliensi diri tersebut, salah satu aspek yang menjadi pendukung hal itu yakni religiusitas. Religiusitas diwujudkan dalam bentuk pendalaman ajaran agama dan pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari. Aspek religiusitas tersebut diharapkan dapat membantu individu dalam pengembangan resiliensi diri.
Radikalisme dan Stabilitas Daerah Provinsi Gorontalo, Selamatkan Generasi Muda dari Ancaman Radikalisme Roni Lukum; Maisara Sunge
SANGKéP: Jurnal Kajian Sosial Keagamaan Vol. 4 No. 2 (2021): Special Issues: Religion and the COVID-19 Pandemic
Publisher : Asosiasi Sosiologi Agama Indonesia (ASAGI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/sangkep.v4i2.3594

Abstract

Radikalisme masih sangat urgen dibicarakan dibelahan dunia manapun. Karena ancaman paham radikalisme dapat membuat warga dunia Internasional merasa takut akan akibat yang ditimbulkan oleh gerakan radikalisme. Beberapa kekhawatiran dunia saat ini terhadap gerakan radikalisme adalah gerakan Terorisme, ISIS (IslamicStaats Irak Surya) termasuk ideologi komunisme. Hal ini terlihat negara Super Power USA Amerika Serikat mengecam dengan keras aksi-aksi yang dilakukan sekelompok orang yang mengatas namakan Teroris dan ISIS ketika aksi dilakukan dibelahan dunia manapun. Puluhan ribu jiwa korban akibat dari gerakan teroris dan ISIS yang terjadi saat ini. Hal ini mengundang keprihatinan masyarakat Internasional untuk mencegah masuknya aliran radikalisme masuk ke negara mereka. Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti ingin mengetahui keberadaan paham radikalisme apakah sudah mengkontaminasi minset generasi muda yang ada di Provinsi Gorontalo melalui riset tentang Fenomena Radikalisme dikalangan Generasi Mudah dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Wilayah di Provinsi Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif. Berdasarkan hasil riset menunjukan pengetahuan generasi muda di daerah Gorontalo masih ada yang belum mengetahui tujuan dari paham radikalisme yang dapat mengancam Negara kesatuan Republik Indonesia. Rekomendasi kepada Pemerintah Daerah, harus berupaya melakukan tindakan preventif dalam mencegah masuknya paham radikalisme di daerah Provinsi Gorontalo khususnya bagi kalangan generasi muda.