cover
Contact Name
Ir. Farida Ariyani, M.Sc
Contact Email
jurnal.ppbkp@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.ppbkp@gmail.com
Editorial Address
-
Location
,
INDONESIA
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan
ISSN : 19079133     EISSN : 24069264     DOI : -
JPBKP is a scientific resulted from research activities on marine and fisheries product processing, food safety, product development, process mechanization, and biotechnology. Published by Research Center for Marine and Fisheries Product Processing and Biotechnology, Ministry of Marine Affairs and Fisheries twice a year periodically in Indonesian language.
Arjuna Subject : -
Articles 372 Documents
Pengolahan Mie yang Difortifikasi dengan Ikan dan Rumput Laut sebagai Sumber Protein, Serat Kasar, dan Iodium Murniyati Murniyati; Subaryono Subaryono; Irma Hermana
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 5, No 1 (2010): Juni 2010
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v5i1.427

Abstract

Penelitian pembuatan mie ikan-rumput laut telah dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan formulasi pembuatan mie yang kaya akan protein, serat, dan iodium. Bahan formulasi yang digunakan adalah ikan swangi/mata goyang (Priacanthus tayenus) dan rumput laut (Eucheuma cottonii). Variasi perlakuan yang digunakan adalah jumlah penambahan daging ikan (20, 30, dan 40%) dan rumput laut (10, 20, 30, dan 40%). Pengamatan yang dilakukan meliputi organoleptik (kenampakan, warna, aroma, rasa, dan tekstur) menggunakan skala hedonik dan uji kimiawi (kadar air, abu, protein, lemak, serat kasar, dan kadar iodium). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang terbaik adalah mie dengan penambahan ikan 30% dan rumput laut 20%. Produk akhir mie ikan-rumput laut kering mengandung protein 16,64%; kadar air 9,04%; kadar serat kasar sebanyak 0,20%; dan kadar iodium 6,29 ppm.
Karakterisasi Enzim Kitosanase dari Bakteri Kitinolitik T5a1 yang Diisolasi dari Terasi Dewi Seswita Zilda; Yusro Nuri Fawzya; Ekowati Chasanah
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 1, No 1 (2006): Juni 2006
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v1i1.230

Abstract

Bakteri kitinolitik yang mendegradasi kitin dan turunannya telah banyak diisolasi dari berbagai sumber seperti tanah, spons dan limbah udang dan rajungan. Sumber lain yang diduga potensial untuk isolasi bakteri kitinolitik adalah terasi yang merupakan produk fermentasi berbahan baku rebon. Kitosanase adalah enzim kitinolitik yang terlibat dalam produksi kitooligosakarida yang lebih larut air dan berguna dalam berbagai bidang seperti nutrasetikal, medik, dan farmasi. Isolat T5a1, salah satu isolat kitinolitik yang diisolasi dari terasi, ditumbuhkan pada medium minimal sintetik (MSM) dengan penambahan 0,5% koloidal kitin pada 37o C, 100 rpm, di inkubator goyang selama 24 jam untuk produksi kitosanase. Enzim kasar kemudian dipekatkan menggunakan amonium sulfat dan didialisis. Dari hasil karakterisasi, diketahui pH dan suhu optimum aktivitas enzim adalah 7 dan 50o C. Enzim stabil pada suhu 40o C selama lebih dari 200 menit. Penambahan ion Mg2+ dan Zn2+ menurunkan aktivitas enzim sampai 15% sementara penambahan ion Ca2+ meningkatkan aktivitas enzim sampai 37%.
Optimasi Pertumbuhan Bakteri Laut Salinicola peritrichatus LBF-1-0025 dalam Senyawa Alkana Ratna Cempaka Lingga; Ahmad Thontowi; Elvi Yetti; Anto Budiharjo; Isworo Rukmi; Yopi Yopi
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 12, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v12i2.344

Abstract

AbstrakPentana, dekana, pentadekana, dan parafin merupakan jenis kelompok senyawa alkana yang tidak dapat larut dalam air dan sulit terdegradasi. Sifat ini yang menjadikan senyawa alkana dapat mencemari lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi optimum senyawa alkana bagi pertumbuhan isolat LBF-1-0025 dan mengidentifikasinya secara molekuler berdasarkan gen 16S rDNA. Dari skrining awal diketahui bahwa isolat LBF-1-0025 memiliki potensi tinggi dalam mendegradasi senyawa pentana, dekana, pentadekana, dan parafin. Optimasi pertumbuhan isolat LBF-1-0025 pada beberapa senyawa alkana dilakukan dengan menumbuhkannya dalam medium Artificial Sea Water (ASW) yang mengandung beberapa konsentrasi senyawa pentana, dekana, pentadekana, dan paraffin. Isolat LBF-1-0025 mampu tumbuh secara optimal pada pentana 150 ppm, dekana 200 ppm, pentadekana 150 ppm, dan parafin 200 ppm setelah 3 hari inkubasi. Hasil analisis sekuen gen 16S rDNA, bakteri LBF-1-0025 memiliki kemiripan sebesar 97% dengan Salinicola peritrichatus DY22.The Growth Optimization of Marine Bacteria  Salinicola  peritrichatus LBF-1-0025 in AlkanesAbstractPentane, decane, pentadecane, and paraffin are kind of groups of alkane compounds that are insoluble in water and difficult to degrade. This characteristic cause alkane compounds to pollute the environment. The aims of this research were to determine the optimum concentration of alkane compounds for the growth of isolate LBF-1-0025 and molecular identification based on 16S rDNA gene. From initial screening test, it was known that isolate LBF-1-0025 had high potential in degrading pentane, decane, pentadecane and paraffin compounds. Growth optimization of isolate LBF-1-0025 on several alkane compounds were carried out by culturing it in ASW medium containing various concentration of alkane (pentane, decane, pentadecane, and paraffin). Isolate LBF-1-0025 had optimum growth in pentane 150 ppm, decane 200 ppm, pentadecane 150 ppm and paraffin 200 ppm after 3 days incubation. Result analysis of 16S rDNA gene showed that isolate LBF-1-0025 had a similarity of 97% with  Salinicola  peritrichatus DY22.
EFEKTIVITAS EKSTRAK PICUNG (P.edule Reinw) YANG DIKERINGKAN DENGAN BAHAN PENGISI SERBUK GERGAJI DALAM PENGAWETAN IKAN Endang Sri Heruwati; Dian Aprianti; Anna Muawanah
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 4, No 2 (2009): Desember 2009
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v4i2.444

Abstract

Biji picung (Pangium edule Reinw) telah terbukti dapat digunakan untuk mengawetkan ikan. Namun demikian, cara penggunaan picung secara tradisional, dengan menaburkan cacahan biji picung segar dianggap kurang praktis, dan ketersediaannya terkendala oleh musim. Ekstrak biji picung juga sudah teruji dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram negatif dan positif. Pada penelitian ini dicoba mengawetkan ikan segar menggunakan bubuk picung yang dibuat dari ekstrak picung yang telah dikeringkan menggunakan serbuk gergaji sebagai bahan pengisi. Biji picung segar yang telah dicacah dimaserasi menggunakan pelarut air, etanol 50%, dan etanol 80%. Setelah maserasi dilakukan penyaringan dan penambahan serbuk gergaji kering steril, lalu dikeringkan kembali dalam oven pada suhu 40ºC. Bubuk picung kemudian diaplikasikan pada ikan kembung segar dengan perbandingan 6% (b/b) dan disimpan pada suhu kamar untuk diamati pH, TVB, dan jumlah bakterinya. Untuk mendukung penelitian ini, dilakukan uji aktivitas antibakteri dari bubuk picung terhadap 2 jenis bakteri gram positif (Microccus luteus dan Staphylococcus aureus) serta 2 jenis bakteri gram negatif (Alcaligenes eutrophus dan Enterobacter aerogenes). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari nilai pH, TVB, dan jumlah bakteri yang diperoleh, ternyata bubuk picung dari semua perlakuan tidak mampu menghambat pembusukan ikan sebesar daya pengawetannya dalam bentuk segar. Dari hasil uji aktivitas antibakteri terbukti bahwa bubuk picung hanya mampu menghambat bakteri gram positif. Adapun bakteri gram negatif, yang merupakan penyebab pembusukan ikan, tidak dapat dihambat. Hal ini kemungkinan disebabkan cara pengeringan belum cukup baik sehingga zat pengawet dalam biji picung tidak mampu menembus dinding sel bakteri gram negatif yang terdiri atas dua lapisan, yaitu lipopolisakarida-protein dan peptidoglikan, yang memang lebih sulit untuk ditembus oleh antibiotika, desinfektan, dan senyawa kimia lain. Untuk itu riset masih harus diteruskan dengan cara pengeringan yang tidak menurunkan kemampuan daya antibakteri dari biji picung.
Karakteristik Film k-karaginan dengan Penambahan Plasticizer Polietilen Glikol Dina Fransiska; Giyatmi Giyatmi; Hari Eko Irianto; Muhamad Darmawan; Susiana Melanie
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 13, No 1 (2018): Juni 2018
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v13i1.504

Abstract

ABSTRAKBahan plastik biodegradable saat ini sedang populer dikembangkan untuk menggantikan plastik kemasan konvensional yang tidak ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan polietilen glikol (PEG) terhadap karakteristik film berbahan dasar k-karaginan. k-karaginan yang digunakan dalam formulasi pembuatan film yaitu sebanyak 1,5% (b/v), sedangkan konsentrasi PEG yang ditambahkan bervariasi yaitu 2, 4, 6, 8, dan 10 % (b/b). Larutan dipanaskan hingga suhu 85 oC kemudian dicetak dalam bentuk film tipis, lalu didinginkan dan dikeringkan dengan oven hingga didapatkan berat konstan. Film yang diperoleh kemudian dilakukan analisis termal, kuat tarik, elongasi dan water vapor transmission rate (WVTR).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar polietilen glikol yang ditambahkan pada film karaginan dapat meningkatkan titik leleh dan entalpi, tetapi menurunkan nilai kuat tariknya, dan juga tidak mempengaruhi nilai WVTR. Penambahan PEG sampai konsentrasi 4% juga meningkatkan nilai elongasi film. Dari hasil pengujian diperoleh jumlah optimal penambahan PEG yaitu sebesar 4% dengan nilai kuat tarik sebesar 0,86±0,16MPa, elongasi 25,40±6,64%, dan WVTR 116,02±8,00 g/m2/24 jam. Characteristics of k-Carrageenan Film with Polyethylene Glycol as PlasticizerABSTRACTBiodegradable plastic materials are currently being developed in broader scope, particularly to replace non-biodegradable plastic packaging. This study aimed to determine the effect of polyethylene glycol (PEG) concentration on the characteristics of  k-carrageenan based film.  k-carrageenan used in the film preparation was 1.5% (w/v) while PEG was added at various concentration i.e. 2, 4, 6, 8, and 10% (w/w). The solution was heated up to 85 oC and casted into thin film, then cooled and dried using oven until reached a constant weight. The film produced was then tested for its thermal behaviour, tensile strength, elongation and water vapor transmission rate (WVTR). The results showed that the increase of concentration of polyethylene glycol added to the carrageenan film could increase the melting point and enthalpy value as well as elongation of the film. However, it decreased the tensile strength, and did not affect to the WVTR. The optimum concentration of PEG added was found at 4% with the tensile strength of 0.86±0.16 MPa, elongation of 25.40±6.64%, and WVTR of 116.02±8.00 g/m2/24 hours.
Disain Pisau Bowl Cutter untuk Pembuatan Nugget Ikan Tri Nugroho Widianto; Toni Dwi Novianto; Naila Zulfia
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 11, No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v11i1.250

Abstract

Penelitian disain pisau bowl cutter untuk pembuatan nugget ikan telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bentuk dan jumlah pisau bowl cutter yang optimal untuk pembuatan nugget ikan. Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu penentuan kriteria disain, penentuan konsep disain, dan pembuatan alat dan uji kinerja. Pisau bowl cutter dibentuk dalam 3 buah disain yaitu tiga pisau lurus, tiga pisau melengkung dan enam pisau melengkung. Material pisau menggunakan stainless steel 304. Uji kinerja dilakukan dengan membuat adonan nugget ikan menggunakan bowl cutter selama 8, 12 dan 16 menit. Untuk mengetahui kualitas nugget ikan, parameter mutu yang diamati meliputi kadar air, tekstur, susut masak, water holding capacity (WHC) dan uji organoleptik. Biaya operasional listrik diketahui dengan mengukur konsumsi energi yang digunakan oleh motor listrik bowl cutter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa disain bowl cutter terbaik terdiri dari tiga pisau melengkung dengan lama pengadonan 8 menit yang menghasilkan nugget dengan kadar air 54,2%, tekstur sebesar 12,6 N, susut masak 16,7%, WHC 32,9%, nilai organoleptik lebih dari 7 dan biaya operasional listrik sebesar Rp. 2.700,-/100 kg adonan.
Pengaruh Waktu Perendaman dan Konsentrasi Karboksimetil Kitosan untuk Menurunkan Kandungan Logam Berat Hg, Cd, Dan Pb Pada Kerang Hijau (Perna Viridis Linn.) Jovita Tri Murtini; Ahmad Dwi Kurniawan; Eko Nurcahya Dewi
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 3, No 1 (2008): Juni 2008
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v3i1.8

Abstract

ABSTRAKPenelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh waktu perendaman dan konsentrasi karboksimetil kitosan larut air (KMK) terhadap kandungan logam berat Hg, Cd, dan Pb pada daging kerang hijau (Perna viridis Linn.). Perlakuan perendaman larutan karboksimetil kitosan menggunakan konsentrasi 0; 0,5; 1; dan 1,5% dengan lama perendaman 1, 2, dan 3 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang paling efektif untuk penurunan logam Hg adalah perendaman dengan larutan KMK 0,5% selama 1 jam, sedangkan perlakuan yang paling efektif untuk penurunan Pb adalah perendaman dengan larutan KMK 0,5% selama 3 jam. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa KMK tidak efektif untuk menurunkan Cd pada kerang hijau. Analisis sidik ragam menunjukkan tidak ada interaksi antara konsentrasi KMK dengan lama perendaman yang dapat menurunkan kandungan Hg dan Cd, tetapi terdapat interaksi yang sangat nyata antara konsentrasi KMK dan lama perendaman untuk menurunkan kandungan Pb. Perendaman dalam akuades (KMK 0%) sudah dapat menurunkan kandungan logam berat dalam kerang hijau, diduga karena terjadinya leaching dari senyawa organik yang berikatan dengan logam berat.
Ekstraksi dan Karakteristik Minyak Tulang Ikan Tuna (Thunnus albacares) Suci Istiqlaal
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 13, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v13i2.546

Abstract

AbstrakLimbah tulang tuna berpotensi untuk diolah menjadi minyak ikan yang banyak mengandung asam- asam lemak esensial yang dibutuhkan oleh tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat fisikokimia dan profil asam lemak minyak tulang ikan tuna. Ekstraksi minyak tulang ikan menggunakan 2 (dua) metode yaitu wet rendering dan curing menggunakan cuka lontar. Metode wet rendering menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial dengan dua faktor yaitu suhu (40, 50, dan 60 oC) dan lama ekstraksi (15, 30, dan 45 menit), kemudian hasil terbaik dibandingkan dengan hasil metode perendaman dalam cuka lontar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh faktor suhu dan lama waktu ekstraksi terhadap rendemen, bilangan asam, bilangan iod, bilangan penyabunan dan densitas minyak tulang ikan, dengan metode terbaik perlakuan suhu 40 oC dengan waktu esktraksi 15 menit. Hasil uji-t menunjukkan minyak hasil metode perendaman dalam cuka lontar memiliki kualitas lebih baik dibandingkan metode terbaik wet rendering (suhu 40 oC waktu esktraksi 15 menit), dengan bilangan asam sebesar 3,14 mg KOH/g, angka iod sebesar 79,08, angka penyabunan sebesar 188,30 mgKOH/g dan densitas sebesar 0,92 g/ml3, meskipun nilai rendemennya lebih rendah yaitu 27,33%. Minyak yang diekstrak dari tulang ikan tuna menggunakan metode terbaik wet rendering (suhu 40 oC waktu esktraksi 15 menit ) memiliki kadar asam palmitat (SFA) sebesar 14,09%, asam oleat (MUFA) 9,46% dan DHA (PUFA) sebesar 20,50% (PUFA), sedangkan yang menggunakan metode perendaman dalam cuka lontar, mengandung asam palmitat (SFA) sebesar 14,41%, asam oleat (MUFA) 10,01% dan DHA (PUFA) sebesar 23,81%. Extraction and Characteristics of Tuna (Thunnus  albacares) Bone OilAbstractTuna bone waste is potential to be processed into fish oil which contain many essential fatty acids needed by the human body. This study aims to determine the physicochemical properties and fatty acid profiles of tuna fish oil. Fish bone oil extraction used 2 (two) methods, i.e. wet rendering and curing using palm vinegar. The wet rendering method used a completely randomized factorial pattern with two factors, temperature (40, 50 and 60 oC) and extraction time (15, 30, and 45 minutes), then the best results were compared with the results of vinegar curing method. The results showed that there were effects of temperature and extraction time on yield, acid number, iodine number, saponification number and density of fish bone oil, with the best method treatment was 40 oC extraction temperature for 15 minutes. The t-test results showed that the oil produced by the vinegar curing method had better quality than that of the best wet rendering treatment (temperature of 40 oC for 15 minutes), with acid numbers of 3.14 mgKOH/g, iodine number 79.08, saponification amounting to 188.30 mgKOH/g and density of 0.92 g/ml3, but the yield value was lower (27.33%). Oil extracted from tuna bone using the best wet rendering method (temperature of 40oC for 15 minutes) had 14.09% palmitic acid (SFA), 9.46% oleic acid (MUFA) and 20.50% DHA (PUFA) while those using the immersion method in palm vinegar contained 14.41% palmitic acid (SFA), 10.01% oleic acid (MUFA) and 23.81% DHA (PUFA).
Cover Depan JPBKP Vol. 9 No. 1 Cover JPBKP
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 9, No 1 (2014): Juni 2014
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v9i1.350

Abstract

Aplikasi Ekstrak Bawang Putih (Alium Sativum) Untuk Memperpanjang Daya Simpan Ikan Kembung Segar (Rastrelliger kanagurta) Sumpeno Putro; Dwiyitno dwiyitno; Juan Fransisco Hidayat; Maruli Pandjaitan
Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Vol 3, No 2 (2008): Desember 2008
Publisher : Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jpbkp.v3i2.24

Abstract

ABSTRAKIkan memiliki karakteristik sebagai bahan pangan yang sangat mudah mengalami kemunduran mutu, terutama oleh aktivitas mikroorganisme pembusuk. Sementara itu bawang putih (A. sativum) telah dikenal memiliki kandungan antimikroba sehingga berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk pada ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmelihat potensi ekstrak bawang putih sebagai antimikroba pada penanganan ikan kembung segar (R. kanagurta). Perlakuan yang digunakan adalah perendaman ikan segar dalam ekstrakbawang putih dengan konsentrasi 0, 2, 4, dan 6% selama 15 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman dalam ekstrak bawang putih dapat menghambat pertumbuhan bakteri, baik bakteri pembusuk maupun bakteri pembentuk histamin. Konsentrasi ekstrak bawang putih 2, 4, dan 6% dapat memperpanjang daya simpan ikan kembung segar pada suhu kamar 6 jam lebih lama dibandingkan dengan kontrol. Di samping itu, perlakuan perendaman ekstrak bawang putih dapat meningkatkan nilai organoleptik ikan. Sebaliknya, perendaman dalam ekstrak bawang putih tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan air dan TVB ikan. Walaupun demikian, bawang putih memiliki potensi sebagai bahan pengawet alami untuk memperpanjang kesegaran ikan.

Page 4 of 38 | Total Record : 372


Filter by Year

2003 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 18, No 1 (2023): Juni 2023 Vol 17, No 2 (2022): Desember 2022 Vol 17, No 1 (2022): Juni 2022 Vol 16, No 2 (2021): Desember 2021 Vol 16, No 1 (2021): Juni 2021 Vol 15, No 2 (2020): Desember 2020 Vol 15, No 1 (2020): Juni 2020 Vol 14, No 2 (2019): Desember 2019 Vol 14, No 1 (2019): Juni 2019 Vol 14, No 1 (2019): Juni 2019 Vol 13, No 2 (2018): Desember 2018 Vol 13, No 2 (2018): Desember 2018 Vol 13, No 1 (2018): Juni 2018 Vol 13, No 1 (2018): Juni 2018 Vol 12, No 2 (2017): Desember 2017 Vol 12, No 2 (2017): Desember 2017 Vol 12, No 1 (2017): Juni 2017 Vol 12, No 1 (2017): Juni 2017 Vol 11, No 2 (2016): Desember 2016 Vol 11, No 2 (2016): Desember 2016 Vol 11, No 1 (2016): Juni 2016 Vol 11, No 1 (2016): Juni 2016 Vol 10, No 2 (2015): Desember 2015 Vol 10, No 2 (2015): Desember 2015 Vol 10, No 1 (2015): Juni 2015 Vol 10, No 1 (2015): Juni 2015 Vol 9, No 2 (2014): Desember 2014 Vol 9, No 2 (2014): Desember 2014 Vol 9, No 1 (2014): Juni 2014 Vol 9, No 1 (2014): Juni 2014 Vol 8, No 2 (2013): Desember 2013 Vol 8, No 2 (2013): Desember 2013 Vol 8, No 1 (2013): Juni 2013 Vol 8, No 1 (2013): Juni 2013 Vol 7, No 2 (2012): Desember 2012 Vol 7, No 2 (2012): Desember 2012 Vol 7, No 1 (2012): Juni 2012 Vol 6, No 2 (2011): Desember 2011 Vol 6, No 2 (2011): Desember 2011 Vol 6, No 1 (2011): Juni 2011 Vol 6, No 1 (2011): Juni 2011 Vol 5, No 2 (2010): Desember 2010 Vol 5, No 2 (2010): Desember 2010 Vol 5, No 1 (2010): Juni 2010 Vol 5, No 1 (2010): Juni 2010 Vol 4, No 2 (2009): Desember 2009 Vol 4, No 2 (2009): Desember 2009 Vol 4, No 1 (2009): Juni 2009 Vol 4, No 1 (2009): Juni 2009 Vol 3, No 2 (2008): Desember 2008 Vol 3, No 2 (2008): Desember 2008 Vol 3, No 1 (2008): Juni 2008 Vol 3, No 1 (2008): Juni 2008 Vol 2, No 2 (2007): Desember 2007 Vol 2, No 2 (2007): Desember 2007 Vol 2, No 1 (2007): Juni 2007 Vol 2, No 1 (2007): Juni 2007 Vol 1, No 2 (2006): Desember 2006 Vol 1, No 2 (2006): Desember 2006 Vol 1, No 1 (2006): Juni 2006 Vol 1, No 1 (2006): Juni 2006 Vol 11, No 4 (2005): JPPI Ed Pascapanen Vol 11, No 4 (2005): JPPI Ed Pascapanen Vol 10, No 3 (2004): JPPI ed pasca panen Vol 10, No 3 (2004): JPPI ed pasca panen Vol 9, No 5 (2003): JPPI ed pasca panen Vol 9, No 5 (2003): JPPI ed pasca panen More Issue