cover
Contact Name
Marselius Sampe Tondok
Contact Email
marcelius@staff.ubaya.ac.id
Phone
+622178881112
Journal Mail Official
psikologi@gunadarma.ac.id
Editorial Address
Jl. Margonda Raya, No.100, Depok, Jawa Barat. 16424
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Psikologi
Published by Universitas Gunadarma
Jurnal Psikologi (JPUG) accepts manuscripts based on empirical research, both quantitative and qualitative. Priority is given to quantitative research of the multivariate type. Meanwhile, the Jurnal Psikologi also accepts meta-analysis or systematic review manuscripts that have advantages in terms of novelty or unique variables.
Articles 391 Documents
PERAN WORK ENGAGEMENT TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT Siti Cahyati; Nurul Qomariyah
Jurnal Psikologi Vol 12, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/psi.2019.v12i1.1912

Abstract

Tenaga kefarmasian mempunyai peranan penting karena terkait langsung dengan pelayanan kesehatan bagi masyarakat khususnya pelayanan kefarmasian. Agar pelayanan kefarmasian dapat mencapai kinerja yang optimal maka perlu adanya kepuasan kerja dan yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja adalah work engagement karena ketika individu terlibat dengan pekerjaan, individu akan merasa antusias terhadap pekerjaan, berkomitmen dan termotivasi dengan pekerjaan sehingga dapat mempengaruhi kepuasan kerja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menguji kontribusi work engagement terhadap kepuasan kerja pada karyawan pelayanan kefarmasian dengan menggunakan uji regresi sederhana. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 69 responden dengan mengunakan teknik sampling purposive. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa terdapat pengaruh antara work engagement terhadap kepuasan kerja pada pelayanan kefarmasian. Hasil menunjukkan bahwa diperoleh nilai F sebesar 10.055 dengan taraf signifikan 0.002 (p < .01) dan nilai R Square sebesar 0.130. Hasil ini menunjukkan bahwa work engagement mempengaruhi kepuasan kerja sebesar 13%, di mana sisanya sebesar 87% merupakan faktor lain yang mempengaruhi variabel di luar penelitian.
ADVERSITY QUOTIENT DAN PRESTASI AKADEMIK PADA SISWA SMA Adelina Ayu Andyani; Rini Indryawati
Jurnal Psikologi Vol 11, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/psi.2018.v11i2.2258

Abstract

Prestasi akademik siswa tidak terlepas dari usahanya dalam menghadapi setiap hambatan atau masalah untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan adversity quotient dan prestasi akademik pada siswa SMA. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik sampling purposif, yaitu teknik penentuan sampel dengan karakteristik dan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa SMA sebanyak 160 orang. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment pearson dan diperoleh angka koefisien korelasi sebesar r = 0.608 dengan taraf signifikan sebesar 0.000 (p < 0.05). Hasil tersebut menunjukan bahwa ada hubungan positif antara adversity quotient dan prestasi akademik pada siswa SMA.
HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DAN KEBAHAGIAAN PADA REMAJA YANG MENGALAMI PUTUS CINTA Dini Amalia Ulfah
Jurnal Psikologi Vol 9, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu tugas perkembangan remaja adalah mulai mengenal lawan jenis dan jatuh cinta. Berbicara mengenai jatuh cinta pasti juga akan berbicara mengenai putus cinta. Menurut data statistic ditemukan factor utama yang menjadi alasan remaja bunuh diri adalah masalah percintaan. Oleh karena itu para remaja perlu memiliki kematangan emosi yang baik sebelum memutuskan untuk berpacaran karena dengan kematangan emosi yang baik remaja akan mampu mengendalikan segala bentuk emosi negatif yang muncul setelah berpisah dari mantan pacar dan mengedepankan emosi positif yang mampu memicu timbulnya kebahagiaan. Populasi dalam penelitian ini merupakan remaja dengan kategori usia 17-21 tahun yang pernah putus cinta maksimal 2 tahun yang lalu dengan jumlah sampel sebanyak 84 responden. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi Product Moment Pearson dengan koefesien sebesar 0.721 dan P= 0,000 (p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan dengan arah hubungan positif antara kematangan emosi dan kebahagiaan pada remaja yang mengalami putus cinta, bahwa semakin tinggi kematangan emosi maka akan semakin tinggi pula kebahagiaan dan semakin rendah kematangan emosi maka akan semakin rendah kebahagiaan pada remaja yang mengalami putuscinta. Kata Kunci: Kematangan Emosi, Kebahagiaan, Remaja, Putus Cinta.
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PADA BANK BCA Dwi Gita Verasari
Jurnal Psikologi Vol 10, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepemimpinan transformasional dan motivasi kerja terhadap kepuasaan kerja karyawan. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di Bank BCA. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pengambilan sampel cluster sampling. Jumlah sampel sebanyak 65 karyawan yang bekerja di Bank BCA. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan teknik regresi berganda yang menunjukkan bahwa ada pengaruh kepemimpinan transformasional dan motivasi kerja terhadap kepuasan kerja pada karyawan Bank BCA. Kata kunci : Kepuasaan Kerja, Kepemimpinan Transformasional, Motivasi Kerja
GAMBARAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA SMP NEGERI YANG MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER Ameliyah Ameliyah
Jurnal Psikologi Vol 10, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran motivasi berprestasi siswa SMP Negeri yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Pengambilan data sampel dilakukan dengan menggunakan skala ukur motivasi berprestasi. Sampel penelitian ini adalah seluruh siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yaitu gabungan siswa kelas VIII dan IX dengan jumlah 143 siswa. Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil dari penelitian ini yaitu motivasi berprestasi siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler masuk ke dalam kategori tinggi. Berdasarkan jenis kelamin, tingkatan kelas, nilai raport, kegiatan ekstrakurikuler, hobi dan lama menjadi anggota, diperoleh mean ampirik motivasi berprestasi tinggi. Berdasarkan usia, diperoleh mean empirik motivasi berprestasi kategori tinggi pada usia 13 tahun dan 14 tahun sedangkan mean empirik kategori sedang pada usia 15 tahun. Berdasarkan peringkat kelas, diperoleh mean empirik motivasi berprestasi tinggi pada siswa dengan peringkat 1-30 dan mean empirik motivasi berprestasi kategori sedang pada siswa dengan peringkat 31-36. Kata Kunci : Kegiatan Ekstrakurikuler, Motivasi Berprestasi
REGULASI EMOSI DAN RESILIENSI PADA MAHASISWA MERANTAU YANG TINGGAL DI TEMPAT KOS Ghifari Rizky Pahlevi; Henny Regina Salve
Jurnal Psikologi Vol 11, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/psi.2018.v11i2.2263

Abstract

Pada saat ini terdapat fenomena mahasiswi yang merantau untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan ketika merantau kecenderungan mahasiswi banyak yang tinggal di tempat kost karena bagi mahasiswi tinggal di kostan merupakan alternatif terbaik untuk mendapat tempat tinggal selama masa studinya. Merantau merupakan suatu istilah yang digunakan masyarakat untuk menyebut seseorang yang pergi dari kampung halamannya untuk menetap serta bekerja atau mencari pendidikan dan pulang ketika ada hari besar atau kepentingan saja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur hubungan antara regulasi emosi dan resiliensi pada mahasiswi yang merantau dan tinggal di tempat kost. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif. Adapun pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuisioner dalam mengukur skala regulasi emosi dan resiliensi. Sampel pada penelitian ini berjumlah 120 responden dengan pengambilan sampel terhadap subjek menggunakan teknik sampling purposive. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Pearson (2-tailed), diketahui nilai signifikansi sebesar 0,773 (p < 0,05) yang artinya tidak terdapat hubungan antara regulasi emosi dan resiliensi pada mahasiswi yang merantau dan tinggal di tempat kost. Hal tersebut menunjukkan bahwa regulasi emosi tidak termasuk ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi resiliensi mahasiswi yang merantau dan tinggal di tempat kost.
FAKTOR PSIKOSOSIAL LINGKUNGAN KERJA (STUDI KASUS) PADA KARYAWAN PABRIK SSP PT. X Aliva Kemala
Jurnal Psikologi Vol 11, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/psi.2018.v11i1.2077

Abstract

Lingkungan kerja merupakan tempat dimana seseorang melakukan pekerjaan. Banyak faktor bahaya di lingkungan kerja yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dan faktor psikososial karyawan. Faktor bahaya tersebut bersumber dari kegiatan dimana proses produksi berlangsung. Lingkungan dan kondisi kerja yang tidak sehat merupakan beban tambahan kerja bagi karyawan. Bahaya faktor psikososial di tempat kerja dapat berhubungan dengan lingkungan sosial kerja, yang berpotensi menyebabkan gangguan pada psikologi dan fisik-fisiologis karyawan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor psikososial dari kondisi lingkungan kerja pabrik SSP PT. X. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus kualitatif. Subjek informan berjumlah 2 orang karyawan yang bekerja pada pabrik SSP PT. X. Teknink pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu observasi dan wawancara. Hasil yang didapat diketahui kondisi lingkungan kerja pada pabrik SSP PT. X memiliki faktor psikososial. Sehingga mempengaruhi emosi karyawan antara lain, nada suara menjadi tinggi dan keras seperti berteriak atau marah-marah terhadap orang lain, mudah merasa jengkel atau merasakan perasaan tidak senang dan sulit tidur lelap. Hal ini disebabkan karena kondisi lingkungan kerja yang bising, suhu yang panas serta berdebu sehingga dapat menimbulkan faktor psikososial bagi karyawan.
REGULASI DIRI DAN IMPULSIVE BUYING TERHADAP PRODUK FASHION PADA REMAJA PEREMPUAN YANG BERBELANJA ONLINE Nada Fitria Siregar; Quroyzhin Kartika Rini
Jurnal Psikologi Vol 12, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/psi.2019.v12i2.2445

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara regulasi diri dan impulsive buying terhadap produk fashion pada remaja perempuan yang berbelanja online. Responden penelitian ini adalah 100 orang remaja perempuan dengan rentang usia 18-21 tahun. Untuk mengukur impulsive buying dan regulasi diri, peneliti menggunakan skala Impulsive Buying dan SSQR (Short Self-Regulation Questionnaire). Hasil analisis dengan menggunakan Pearson’s Product Moment Correlation menunjukkan korelasi r = -0.721 (p < .01). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara regulasi diri dan impulsive buying terhadap produk fashion pada remaja perempuan yang berbelanja online yang mengartikan bahwa semakin tinggi regulasi diri pada remaja maka semakin rendah remaja melakukan pembelian impulsif. Hal ini menyatakan bahwa regulasi diri memiliki peranan yang penting bagi remaja dalam menentukan perilakunya, salah satunya adalah dalam hal pembelian.
HUBUNGAN SELF-EFFICACY DAN PERILAKU MENYONTEK (CHEATING) PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS X Siti Shara
Jurnal Psikologi Vol 9, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Semakin hari persaingan antar individu dengan individu lainnya semakin ketat sehingga penting bagi seorang individu itu memiliki kualitas dan kuantitas agar bisa bersaing dengan individu lainnya. Oleh karena itu, pendidikan yang baik sangat penting agar setelah lulus mampu bersaing di era globalisasi. Namun hal ini mendorong sebagian oknum mahasiswa untuk menggunakan cara tidak bertanggung jawab demi mengejar prestasi di dunia pendidikan, seperti dengan mencontek. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara self efficacy dengan perilaku menyontek (cheating) pada mahasiswa fakultas psikologi universitas X. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah self-efficacy dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah perilaku menyontek (cheating). Sampel penelitian berjumlah 100 responden, yakni mahasiswa laki-laki dan perempuan fakultas psikologi universitas X dengan usia 18-23 tahun. Teknik sampling dalam penelitian menggunakan teknik purposive sampling.Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji korelasi Product Moment Pearson yang digunakan untuk menguji hubungan self efficacy dan perilaku menyontek.Berdasarkan hasil uji korelasi didapatkan nilai koefisien sebesar -0,198 dengan hasil signifikansi 0,024 (p < 0,5).Hal ini menunjukan ada hubungan negatif yang signifikan antara self efficacy dan perilaku menyontek pada mahasiswa fakultas psikologi universitas X.Kata Kunci :Self efficacy, perilaku menyontek (cheating)
PSYCHOLOGICAL WELL-BEING PADA PENDERITA TALASEMIA Khalish Nadhilah Thirafi
Jurnal Psikologi Vol 9, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Psychological well-being adalah suatu kondisi di mana individu memiliki perasaan puas, bahagia, dapat menerima segala aspek baik positif dan negatif dalam dirinya. Psychological well-being dapat dipengaruhi oleh berbagai keadaan. Talasemia adalah kelainan bawaan yang dapat menyebabkan aktivitas sehari-hari terganggu. Selain memerlukan transfusi darah, pasien juga memerlukan pemberian obat yang dapat mengeluarkan zat besi yang berlebih akibat transfusi. Baik transfusi darah maupun pemberian obat tersebut merupakan keadaan yang tidak nyaman bagi penderita,  sehingga dapat menyebabkan psychological well-being yang pada umumnya rendah. Penelitian ini menggunakan subjek seorang wanita penderita talasemia beta mayor yang berusia 42 tahun dan memerlukan transfusi darah secara rutin. Dilakukan penelitian psychological well-being dengan metode penelitian kualitatif  menggunakan studi kasus intrinstik. Penelitian kualitatif dilakukan berdasarkan observasi dan wawancara baik terhadap subjek maupun significant other. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa walaupun mengidap talasemia yang cukup berat, subjek tetap mempunyai psychological well-being yang tinggi. Hal ini dibuktikkan dengan kemampuan subjek yang mempunyai prestasi selama masa pendidikan SMA dan universitas selain itu subjek mampu bekerja dan nyaman dengan lingkungan kerja. Di bidang sosial subjek mempunyai aktivitas di organisasi Yayasan Talasemia dengan memberikan dukungan positif bagi penderita talasemia lainnya. Kesimpulannya tidak semua penderita talasemia yang berat menunjukkan psychological well-being yang rendah. Subjek justru memperlihatkan psychological well-being yang tinggi. Hal tersebut tidak terlepas dari dukungan keluarga, maupun lingkungan kerja. Contoh kasus ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan psychological well-being penderita talasemia lainnya.       Kata Kunci: Psychological Well-Being, Talasemia

Page 4 of 40 | Total Record : 391