cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
JFIOnline
ISSN : 14121107     EISSN : 2355696X     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Farmasi Indonesia yang diterbitkan oleh Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia. Isi website memuat seluruh jurnal yang telah diterbitkan mencakup semua aspek dalam ilmu pengetahuan dan teknologi kefarmasian antara lain farmakologi, farmakognosi, fitokimia,farmasetika, kimia farmasi, biologi molekuler, bioteknologi, farmasi klinik,farmasi komunitas, farmasi pendidikan, dan lain-lain.
Arjuna Subject : -
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 2 (2008)" : 15 Documents clear
EFEK ANTIDIABETES DAN IDENTIFIKASI SENYAWA DOMINAN DALAM FRAKSI KLOROFORM HERBA CIPLUKAN (Physalis angulata L.) Sediarso, .; Sunaryo, Hadi; Amalia, Nurul
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 4, No 2 (2008)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

To reveal the dominant substances contribute to antidiabetic effect of Physalis angulata herbs, an antidiabetic test had been done  on chloroform fraction of the herbs eluted with methanol-ammoniak. Identification of active substances was done by GC-MS.  Antidiabetic test was done using 30 male mice  (Mus musculus) strain ddY. The blood samples was taken on day-7 and day-14. Results showed that sugar blood level of the treated mice was significantly decreased, and reached normal level on day-14. Identification with GC-MS revealed that dominant substances in chloroform fraction of Physalis angulata herbs were unsaturated fatty acids, i.e. Hexanoic acid, Hexadecanoic acid methyl ester, 9-Octadecenoic acid methyl ester, Oleic acid butyl ester, 9-Octadecenoic acid, 1,2-Benzendicarboxylic acid, and Aplysterylacetate.. Beside fatty acids it was also found Nordextromethorphan, an alkaloid substance. In conclusion, chloroform fraction of  Physalis angulata herbs had antidiabetic avtivity and the dominant substances were unsaturated fatty acids and alkaloid Nordextromethorphan.   ABSTRAK Untuk mengetahui senyawa dominan dalam herba ciplukan yang mempunyai efek antidiabetes, maka dilakukan uji antidiabetes fraksi kloroform yang dieluasi dengan metanol-amoniak, selanjutnya diidentifikasi kandungannya dengan kromatografi gas spektrofotometri massa (KGC-MS). Pengujian dilakukan dengan menggunakan 30 ekor mencit putih jantan (Mus musculus) galur ddY. Masing-masing mencit diambil sampel darahnya pada hari ke-7 dan hari ke-14, untuk diuji kadar gula darahnya. Hasilnya ketiga dosis menunjukkan penurunan kadar gula darah secara signifikan pada hari ke-7, tetapi penurunannya belum mancapai kadar normal, sedangkan pada hari ke-14 seluruh perlakuan menunjukkan penurunan kadar gula darah secara signifikan dan penurunannya telah mencapai normal. Hasil identifikasi dengan KGC-MS menunjukkan kandungan dominan fraksi kloroform yang dieluasi dengan metanol-amoniak adalah golongan asam lemak tidak jenuh berantai panjang yaitu asam heksanoat, metil heksadekanoat, metil 9-oktadekanoat, butil oleat, asam 9-oktadekanoat, asam 1,2-benzendikarboksilat, dan Aplistearilasetat. Di samping asam lemak tidak jenuh, ditemukan pula senyawa alkaloid yaitu Nordextromethorphan. Dapat disimpulkan bahwa fraksi kloroform herba ciplukan mempunyai efek antidiabetes dan mempunyai kandungan senyawa golongan asam lemak tidak jenuh dan alkaloid Nordextromethorphan.
UJI AKTIVITAS PENANGKAP RADIKAL BEBAS DAUN CERME (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) UJI AKTIVITAS PENANGKAP RADIKAL BEBAS DAUN CERME (Phyllanthus acidus (L.) Skeels) Desmiaty, Yesi; R, Julia; R., Ika
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 4, No 2 (2008)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The leaves of Phyllanthus acidus (L.) Skeels)  has been use in many ways as traditional medicine. It is use as expectorant, diuretic, laxative,  as component of anti-obesity mixture, and anti cancer. In this work we examine the antioxidant activity  of Phyllanthus acidus (L.) Skeels) leaves using in vitro method base on free radical scavanger effect of 1,1-diphenyl-picrylhydrazil (DPPH) solution. Screening test of ethanolic extract of Phyllanthus acidus (L.) Skeels)  leaves using TLC with 0.2% DPPH solution in methanol as spot marker, showed positive result. Ethanol, ethyl acetate, and water fraction were also showed positive results. Free radical scavanger activity was tested  by determined the EC50 of those extracts using uv-vis spectrophotometry with 40 ug/ml DPPH solution. Result showed that among those extract, ethyl acetate fraction has the least EC50, i.e. 56.82 µg/ml.  ABSTRAK Penggunaan daun cerme (Phyllanthus acidus (L.) Skeels)  secara tradisional sangat beragam, terutama daun yang masih muda. Daun cerme diyakini berkhasiat sebagai ekspektoran, diuretik, urus-urus, campuran teh pelangsing hingga obat kanker. Oleh karena itu dilakukan pengujian awal aktivitas antioksidan secara in vitro yang didasarkan pada efek peredaman radikal bebas larutan 1,1-difenil-pikrilhidrazil (DPPH). Pada uji penapisan terhadap ekstrak etanol daun cerme menggunakan KLT dengan penampak bercak DPPH 0,2 % dalam metanol menunjukkan reaksi positif. Kemudian dilanjutkan dengan proses fraksinasi cair-cair menggunakan n-heksan & etil asetat, ternyata ekstrak etanol, fraksi etil asetat & fraksi air yg menunjukkan reaksi positif. Aktivitas penangkap radikal bebas diuji dengan menentukan EC50 ekstrak etanol, fraksi etil asetat & fraksi air secara spektrofotometri uv-vis dengan pereaksi larutan DPPH 40µg/ml. Hasil menunjukkan fraksi etil asetat memiliki EC50 terkecil sebesar 56,82 µg/ml.
EFEK HEPATOPROTEKTIF REBUSAN AKAR TAPAK LIMAN PADA TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI DENGAN KARBON TETRAKLORIDA Purnasari, Santi; Azizahwati, .; Ariani, Retno
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 4, No 2 (2008)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tapak liman (Elephantopus scaber Linn) has long been known as medicinal plant, and had been proved to have hepatoprotective activity.           This work was conducted to reveal the effective dose of tapak liman’s root decoct as hepatoprotector. Twenty four rats was distributed randomly into six groups, normal or negative control, positive control, three treated groups each receiving decoct of tapak liman’s root with doses of 0.1 g/200 g bw, 0.2 g/200 g bw, and 0.4 g/200 g bb, and the sixth group was treated with Hepasil® in dose of 0.19 g/200 g bw. All groups were treated for eight days, and at the end of day-8 all groups were treated with carbon tetrachloride in dose of 0.40 mg/g bw, and then sacrificed 48 hours later. The plasma ALT were measured using Reitman-Frankle colorimetry and lipid peroxide level in plasma and hepar were measured using Placer-Cushman-Johnson colorimetry. Results showed that the best dose showing highest hepatoprotective activity was 0,4 g/200 g bb. ABSTRAK Tapak liman (Elephantopus scaber Linn) telah lama dikenal sebagai tumbuhan obat, dan telah terbukti memiliki daya hepatoprotektif. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dosis efektif dari rebusan akar tapak liman sebagai hepatoprotektor. Dua puluh empat ekor tikus dibagi secara acak dalam enam kelompok. Kelompok I kontrol normal, dan kelompok II kontrol positif. Kelompok III, IV, V, kelompok perlakuan yaitu masing-masing mendapat rebusan akar tapak liman dengan dosis 0,1 g/200 g bb, 0,2 g/200 g bb, 0,4 g/200 g bb. Kelompok VI kontrol pembanding yang diberikan obat Hepasil® dengan dosis 0,19 g/200 g bb. Tiap kelompok mendapatkan perlakuan selama 8 hari, kemudian diberi karbon tetraklorida dengan dosis 0,40 mg/g bb dan 48 jam berikutnya dibedah. Pengamatan dilakukan melalui aktivitas ALT plasma dengan metode kolorimetri Reitman-Frankle dan kadar peroksida lipid plasma serta hati dengan metode kolorimetri Placer-Cushman-Johnson. Berdasarkan pengamatan aktivitas ALT plasma dan kadar peroksida lipid plasma serta hati diketahui bahwa rebusan akar tapak liman dengan dosis 0,4 g/200 g bb memiliki efek hepatoprotektif paling baik.
EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN CENGKEH (Eugenia aromatic L.) Kumala, Shirly; Indriani, Dian
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 4, No 2 (2008)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The effect of antibacterial from ethanol  extrcat Eugenia aromatica towards Gram positive and negative bacteria have been carried out. This study using diffusion method. The results shows the concentration of the extract 10 % and 20 % that has the effect to inhibit the growth of bacteria (Staphylococcus aureus, Bacillus subtillis and  Escherichia coli , Salmonella  parathyposa.) while the 1 % concetrration has no effect.  The diameter of inhibition zone of Ampicillin  as positive control has more bigger than the extract. The statistic results show there are significant difference between the concentration extract and diameter of inhibition zone for each bacteria. ABSTRAK Telah dilakukan penelitian efek antibakteri ekstrak etanol daun cengkeh (Eugenia aromatica) dengan menggunakan penyari etanol 96% terhadap bakteri Gram positif (Staphylococcus aureus dan Bacillus snbtilis) dan bakteri Gram negatif (Escherichia coli dan Salmonella paratyphi) dengan menggunakan metode difusi agar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun cengkeh menunjukkan efek antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Salmonella paratyphi. Efek antibakteri dimulai pada konsentrasi 10%, sedangkan pada konsentrasi 1% tidak memberikan efek. Hasil penelitian menunjukkan diameter daerah hambat yang lebih kecil bila dibandingkan dengan diameter daerah hambat dari antibiotika ampisilin yang digunakan sebagai kontrol positif.. Dari analisis data dalam penelitian menggunakan perhitungan analisis statistik anova satu arah, hasil yang diperoleh menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara konsentrasi ekatrak daun cengkeh dengan diameter daerah hambat terhadap masingmasing bakteri.
PENGARUH EKSTRAK AKAR SENGGANI (Melastoma affine D.Don) TERHADAP MOTILITAS DAN JUMLAH SPERMA TIKUS Bachri, Moch. Saiful; Donatus, Imono Argo; Wahyuono, Subagus
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 4, No 2 (2008)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Spermatogenesis effect of  ethanol extract senggani root (Melastoma affine D. Don) was proved. Furthermore, the extract was fractionated with ethyl acetate and was investigated toward spermatogenesis effect to explore natural product  as male  contraception. The subject of this research were five groups of thirty two fertile male Wistar rat,. Four groups were treated with ethyl acetate fraction of senggani root in gradually 500; 250; 125; and 62,5 mg/kg body weight dose. The fifth group as negative control was treated by CMC Na 0,5 %. Every groups was treated by orally administration for twenty two days period of time, once a day. In twenty third day, the rats were killed then observed toward the motility, sperm count, and testis histopathology. Results of the research indicated that there were influence toward spermatogenesis effect from ethyl acetate fraction of senggani root, especially at sperm motility and sperm count. Decrease of sperm motility after treatment was compared with negative control group. The percentage of the sperm count decreased at 500; 250 mg/kg body weight dose from ethyl acetate fraction was 49,74 % and 48,21.This decreased probably were caused by seminiferous tubules necrotic.   ABSTRAK Pemberian ekstrak etanol akar senggani (Melastoma affine D. Don) telah terbukti dapat menyebabkan berkurangnya jumlah dan motilitas sperma tikus. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dilakukan fraksinasi ekstrak etanol akar senggani dengan etil asetat kemudian fraksi itu di uji cobakan pada tikus dengan tujuan untuk eksplorasi bahan alam yang dapat dipakai sebagai bahan kontrasepsi pria. Penelitian ini menggunakan 32 ekor tikus jantan fertil galur Wistar, umur 2,5-4 bulan dengan bobot 145-350 g dan dibagi menjadi 5 kelompok. Empat kelompok merupakan kelompok perlakuan fraksi etil asetat akar senggani dengan dosis 500; 250; 125; dan 62,5 mg/kgBB. Kelompok V merupakan kelompok kontrol negatif dengan perlakuan CMC Na 0,5 %. Semua kelompok diberi perlakuan secara per oral selama 22  hari dengan frekuensi pemberian sekali sehari. Pada hari ke-23 tikus dikorbankan dan diamati motilitas, dan jumlah atau angka sperma. Dilakukan juga pengamatan histopatologi organ testis. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pemberian fraksi etil asetat akar senggani terhadap motilitas dan jumlah (angka) sperma. Motilitas sperma menjadi berkurang pada semua dosis perlakuan jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Penurunan motilitas sperma terbesar pada dosis 250 mg/kgBB. Jumlah sperma juga mengalami penurunan untuk semua dosis perlakuan. Persentase penurunan jumlah sperma terbesar pada dosis 500 ; 250 mg/kgBB sebesar 49,74 % , dan 48,21 %. Penurunan ini kemungkinan diakibatkan oleh rusaknya tubulus seminiferus testis yang mengalami nekrosis
KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT YANG DIGUNAKAN DALAM PENGOBATAN TRADISIONAL MASYARAKAT SASAK LOMBOK BARAT Riswan, Soedarsono; Andayaningsih, Dwi
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 4, No 2 (2008)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Traditional medication have been long enough been conducted by our ancestors since long ago and hereditary endowed from generation to generation. Research of useful plant for traditional medication of Sasak society who live in West Lombok have been done. Data collected by interview with chosen informan like the figure or tribe-head, and follow some of community daily activity and also field observation. The result showed that there were not less than 25 plant species exploited to cure of diseases. Useful plant and ethnobotanical aspect will be discussed in this paper. ABSTRAK Pengobatan tradisional sudah lama dilakukan oleh nenek moyang kita sejak jaman dahulu dan diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Penelitian mengenai pemanfaatan tumbuhan untuk pengobatan tradisional suku Sasak di Lombok Barat telah dilakukan. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan informan terpilih seperti kepala adat, dukun kampung dan mengikuti sebagian aktivitas harian penduduk serta observasi lapangan. Tercatat tidak kurang dari 25 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Cara pengolahan dan aspek etnobotani lainnya akan dijelaskan dalam makalah ini.
EFEK EKSTRAK DAUN MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) TERHADAP JUMLAH PROTEIN GLUT4 PADA TIKUS PUTIH HIPERGLIKEMIK Kirtishanti, Aguslina; Budiono, Ryanto; Ratih, .; Isfandiari, Fitria
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 4, No 2 (2008)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Difficulties in finding anti-diabetics which are effective, tolerable by the patients, safe, cause people to try to find other alternative, such as taking traditional medicine like “mengkudu” [Morinda citrifolia L.]. Mengkudu fruit had been proven to be able to increase the number of protein GLUT4 at type 2 diabetic male white rat’s sceletal muscle. Fruit of mengkudu has similar chemical ingredient with its leaves. So far, however, mengkudu leaves had not been studied to increase the number of protein GLUT4 at sceletal muscle. This study use male white rats Wistar strain. Total number of white rats involved in this study were 40 rats which treated : 10 rats as negative control group [no treatment], 10 rats as positive control group and they are treated with exogen insulin 0,35 U per body weight three times daily for 10 days. The last 20 rats is divided into 2 groups with 10 rat for each group as first trial group and second trial group. The trial group are treated with exogen insulin and first trial group were given water extract of mengkudu leaves 7,5 g per body weight and second trial group were given alcohol extract of mengkudu leaves 1,8 g per body weight twice daily which were administered starting from the seventh to tenth day of exogen insulin administration. After ten days of administration, blood glucose level of all rats was measured and all rats were killed afterwards. The next step is sceletal muscle tissue processing to be painted immunohistochemistry to GLUT4. Conclusion of the result is water extract and alcohol extract of mengkudu leaves  could not increase the number of protein GLUT4 at type 2 diabetic male white rats. ABSTRAK Kesulitan mendapatkan obat antidiabetes yang efektif dan aman menyebabkan pasien mencoba obat alternatif, misalnya dengan menggunakan obat tradisional “mengkudu” (Morinda citrifolia L.). Buah mengkudu telah terbukti dapat meningkatkan jumlah protein Glut4 pada otot rangka tikus putih jantan diabetik. Buah mengkudu memiliki kandungan kimia yang hampir sama dengan daunnya. Oleh sebab itu dalam penelitian ini dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah daun mengkudu juga dapat meningkatkan jumlah protein Glut4 seperti buahnya. Dalam penelitian ini digunakan 40 tikus putih jantan strain Wistar yang dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol positif yang diberi insulin eksogen 0,35 U per berat badan tiga kali sehari selama 10 hari, kelompok perlakuan pertama yang diberi ekstrak air daun mengkudu 7,5 g per kg berat badan, dan kelompok perlakuan kedua yang diberi ekstrak alkohol daun mengkudu 1,8 g per kg berat badan dua kali sehari mulai hari ke-7 sampai hari ke-10. Kadar gula darah diukur setelah hari ke-10. Jaringan otot rangka diambil dan dilakukan pewarnaan untuk melihat protein Glut4. Dari hasil penelitian yang diperoleh disimpulkan bahwa ekstrak air dan alkohol daun mengkudu tidak dapat meningkatkan jumlah protein Glut4 pada tikus putih jantan diabetik tipe 2.
Editorial Redaksi, Tim
JFIOnline | Print ISSN 1412-1107 | e-ISSN 2355-696X Vol 4, No 2 (2008)
Publisher : Indonesian Research Gateway

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Selamat bertemu lagi Teman Sejawat sekalian. Menggali kekayaan tumbuhan obat bumi Pertiwi memang tak akan habis-habisnya. Penelitian tumbuhan obat yang dilakukan oleh Teman Sejawat para apoteker maupun saintis dari bidang ilmu terkait selalu berlimpah dari waktu ke waktu. Peminat yang haus akan informasi tentang tumbuhan obat ini pun tak kalah banyaknya. Mulai dari sesama saintis, para praktisi, para pebisnis, maupun masyarakat luas. Itu sebabnya kami pun sering menampilkan hasil-hasil penelitian tentang tumbuhan obat di jurnal kita tercinta ini. Dalam edisi ini kami sajikan 7 laporan penelitian tentang tumbuhan obat, mulai dari penelitian untuk membuktikan aktivitas biologis ekstrak tumbuhan obat sampai dengan penggalian informasi etnomedisin dari sebuah suku di Indonesia, yaitu suku Sasak di Lombok Barat. Penelitian etnomedisin merupakan salah satu cara untuk menggali potensi kekayaan tumbuhan obat di suatu daerah. Penelitian tentang hal ini banyak dilakukan tidak saja di Indonesia, namun juga di mancanegara. Penelitian etnomedisin diakui merupakan salah satu jalan pintas untuk menemukan obat baru. Dari informasi yang diperoleh dari para “pemangku” suku Sasak di Lombok Barat telah diidentifikasi tidak kurang dari 25 jenis tumbuhan obat. Beberapa hasil penelitian tentang bioaktivitas ekstrak tumbuhan obat yang disajikan dalam edisi ini mengkonfirmasi penggunaan tumbuhan obat dalam pengobatan tradisional. Misalnya herba ciplukan yang kerap digunakan secara tradisional sebagai obat diabetes melitus, ternyata memang terbukti mengandung senyawa-senyawa yang memiliki efek antidiabetik pada fraksi kloroformnya, yang setelah diidentifikasi ternyata merupakan asam-asam lemak tidak jenuh dan sebuah alkaloid Nordekstrometorfan. Laporan penelitian yang lain merupakan upaya untuk mengembangkan penggunaan tumbuhan obat tertentu, agar nilai gunanya menjadi bertambah, tidak hanya sebagaimana yang sudah dikenal selama ini. Tapak liman, misalnya, dalam pengobatan tradisional umumnya digunakan sebagai penurun panas, anti radang, peluruh seni, menghilangkan bengkak, menetralkan racun, serta mengatasi hepatitis dan sirosis. Dalam penelitian yang dilaporkan dalam jurnal edisi ini, akar tapak liman diteliti potensi  lainnya, yaitu potensinya sebagai hepatoprotektor. Inilah yang dapat kami sajikan kepada para pembaca sekalian dalam Jurnal Farmasi Indonesia Volume 4 Nomor 2 Juli 2008 ini. Selamat membaca, selamat menambah wawasan iptek kefarmasian Anda. Maju terus Farmasi Indonesia. Salam Hangat   Redaksi
PENGARUH EKSTRAK AKAR SENGGANI (Melastoma affine D.Don) TERHADAP MOTILITAS DAN JUMLAH SPERMA TIKUS Bachri, Moch. Saiful; Donatus, Imono Argo; Wahyuono, Subagus
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 4, No 2 (2008)
Publisher : Jurnal Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35617/jfi.v4i2.15

Abstract

Spermatogenesis effect of  ethanol extract senggani root (Melastoma affine D. Don) was proved. Furthermore, the extract was fractionated with ethyl acetate and was investigated toward spermatogenesis effect to explore natural product  as male  contraception. The subject of this research were five groups of thirty two fertile male Wistar rat,. Four groups were treated with ethyl acetate fraction of senggani root in gradually 500; 250; 125; and 62,5 mg/kg body weight dose. The fifth group as negative control was treated by CMC Na 0,5 %. Every groups was treated by orally administration for twenty two days period of time, once a day. In twenty third day, the rats were killed then observed toward the motility, sperm count, and testis histopathology. Results of the research indicated that there were influence toward spermatogenesis effect from ethyl acetate fraction of senggani root, especially at sperm motility and sperm count. Decrease of sperm motility after treatment was compared with negative control group. The percentage of the sperm count decreased at 500; 250 mg/kg body weight dose from ethyl acetate fraction was 49,74 % and 48,21.This decreased probably were caused by seminiferous tubules necrotic.   ABSTRAK Pemberian ekstrak etanol akar senggani (Melastoma affine D. Don) telah terbukti dapat menyebabkan berkurangnya jumlah dan motilitas sperma tikus. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dilakukan fraksinasi ekstrak etanol akar senggani dengan etil asetat kemudian fraksi itu di uji cobakan pada tikus dengan tujuan untuk eksplorasi bahan alam yang dapat dipakai sebagai bahan kontrasepsi pria. Penelitian ini menggunakan 32 ekor tikus jantan fertil galur Wistar, umur 2,5-4 bulan dengan bobot 145-350 g dan dibagi menjadi 5 kelompok. Empat kelompok merupakan kelompok perlakuan fraksi etil asetat akar senggani dengan dosis 500; 250; 125; dan 62,5 mg/kgBB. Kelompok V merupakan kelompok kontrol negatif dengan perlakuan CMC Na 0,5 %. Semua kelompok diberi perlakuan secara per oral selama 22  hari dengan frekuensi pemberian sekali sehari. Pada hari ke-23 tikus dikorbankan dan diamati motilitas, dan jumlah atau angka sperma. Dilakukan juga pengamatan histopatologi organ testis. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pemberian fraksi etil asetat akar senggani terhadap motilitas dan jumlah (angka) sperma. Motilitas sperma menjadi berkurang pada semua dosis perlakuan jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Penurunan motilitas sperma terbesar pada dosis 250 mg/kgBB. Jumlah sperma juga mengalami penurunan untuk semua dosis perlakuan. Persentase penurunan jumlah sperma terbesar pada dosis 500 ; 250 mg/kgBB sebesar 49,74 % , dan 48,21 %. Penurunan ini kemungkinan diakibatkan oleh rusaknya tubulus seminiferus testis yang mengalami nekrosis
KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT YANG DIGUNAKAN DALAM PENGOBATAN TRADISIONAL MASYARAKAT SASAK LOMBOK BARAT Riswan, Soedarsono; Andayaningsih, Dwi
Jurnal Farmasi Indonesia Vol 4, No 2 (2008)
Publisher : Jurnal Farmasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35617/jfi.v4i2.16

Abstract

Traditional medication have been long enough been conducted by our ancestors since long ago and hereditary endowed from generation to generation. Research of useful plant for traditional medication of Sasak society who live in West Lombok have been done. Data collected by interview with chosen informan like the figure or tribe-head, and follow some of community daily activity and also field observation. The result showed that there were not less than 25 plant species exploited to cure of diseases. Useful plant and ethnobotanical aspect will be discussed in this paper. ABSTRAK Pengobatan tradisional sudah lama dilakukan oleh nenek moyang kita sejak jaman dahulu dan diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Penelitian mengenai pemanfaatan tumbuhan untuk pengobatan tradisional suku Sasak di Lombok Barat telah dilakukan. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan informan terpilih seperti kepala adat, dukun kampung dan mengikuti sebagian aktivitas harian penduduk serta observasi lapangan. Tercatat tidak kurang dari 25 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Cara pengolahan dan aspek etnobotani lainnya akan dijelaskan dalam makalah ini.

Page 1 of 2 | Total Record : 15