cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi
ISSN : 16931408     EISSN : 25809830     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal SPATIAL Wahana Komunikasi dan Informasi terbit dua kali dalam setahun, bulan Maret dan September.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 17 No 1 (2017): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 17 Nomor 1, Ma" : 8 Documents clear
INTRUSI SALINITAS DIMUARA SUNGAI TALAWAAN joshian n.w. schaduw
SPATIAL: Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 17 No 1 (2017): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 17 Nomor 1, Ma
Publisher : Department Geography Education Faculty of Social Science - Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/spatial.171.06

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk menganalisa intrusi salinitas pada daerah sungai Talawaan Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. Serangkaian kegiatan penelitian untuk mengetahui intrusi salinitas kedalaman, dan debit air dari Sungai Talawaan dilakukan pada 4 stasiun pengukuran yang telah ditentukan dari muara ke arah hilir, masing-masing stasiun ditentukan satu titik yang akan dijadikan patokan dalam pengambilan sampel, yaitu bagian yang paling dalam. Pada titik tersebut akan diambil sampel air pada lapisan permukaan, tengah, dan dasar, kemudian diikuti dengan pengkuran kedalaman. Pengukuran kedalaman dan pengambilan sampel dilakukan selama 9 jam, dan diambil setiap 3 jam secara bersamaan. Sampel yang didapat kemudian diperiksa dilaboratorium untuk mengetahui nilai salinitasnya dengan menggunakan alat pengukur kualitas air (HORIBA U-10). Hasil pengukuran menunjukan bahwa nilai salinitas pada lapisan dasar lebih tinggi dibandingkan lapisan yang ada diatasnya untuk semua titik pengkuran. Salinitas cenderung menurun pada stasiun yang lebih jauh dari muara sungai, stasiun 1 memiliki salinitas yang tinggi dikarenakan jaraknya yang paling dekat dengan laut, dan stasiun 4 memiliki salinitas terendah karena jaraknya yang paling jauh laut. Debit air sungai yang dihitung pada sungai ini tergantung kecepatan arus dan luas penampang dari sungai. Berdasarkan hasil penelitian, perubahan nilai salinitas yang terjadi pada masing-masing stasiun dipengaruhi oleh pasang surut dan kedalaman. Jangkauan intrusi salinitas terjauh pada Sungai Talawaan tidak melebihi 1.466 m, karena pada daerah ini tidak terlihat adanya indikasi salinitas pada lapisan permukaan, tengah, ataupun dasar karena salinitas yang terukur pada stasiun terakhir tidak melebihi 0 PSU.
APLIKASI EKOWISATA BAHARI TERHADAP PERKEMBANGAN TERUMBU KARANG DISISI BARAT PULAU SUMATERA ahmad haerison
SPATIAL: Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 17 No 1 (2017): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 17 Nomor 1, Ma
Publisher : Department Geography Education Faculty of Social Science - Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (830.421 KB) | DOI: 10.21009/spatial.171.07

Abstract

Kabupaten Pesisir Barat yang terletak pada sepanjang pesisir barat wilayah Lampung merupakan wilayah yang berkaitan erat dengan pengembangan biota-biota laut. Perlindungan dari biota-biota laut tersebut yaitu dalam hal perlindungan terhadap ekosistem terumbu karang. Salah satu upaya dalam perlindungan ekosistem tersebut dapat berupa rehabilitasi untuk mengembalikan keberadaan dan kondisi ekosistem tersebut. Tujuan dari penelitian Terumbu Karang Kabupaten Pesisir Barat ini adalah untuk mengetahui kondisi terumbu karang yang ada di Kabupaten Pesisir Barat dan aplikasi ekowisata bahari terhadap kondisi terumbu karang yang ada. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1) Studi literatur; 2) Pengambilan data dengan menggunakan metode transek garis (LIT); 3) Analisa data. Pengambilan data dilakukan pada 3 kecamatan di Kabupaten Pesisir Barat, yaitu Kecamatan Pesisir Selatan, Kecamatan Ngambur dan Kecamatan Bengkunat. Berdasarkan hasil dari penelitian didapatkan tutpan karang hidup di Kecamatan Pesisir Selatan sebesar 33%, di Kecamatan Ngambur 45% dan Kecamatan Bengkunat sebesar 36,6%. Dari ketiga data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kondisi terumbu karang di Kabupaten Pesisir Barat masuk dalam kondisi sedang, untuk kondisi terumbu karang yang demikian sangat baik dilakukan penerapan konsep ekowisata bahari dalam proses pengembangan penggelolaan wilayah pesisir. Pengembangan potensi ekowisata bahari pada wilayah pesisir Kabupaten Pesisir Barat dilakukan bukan berdasarkan longitudinal section akan tetapi juga dikembangkan juga dengan potongan cross section.
GEOGRAFI, GEOPOLITIK, DAN GLOBALISASI: SUATU ANALISA TERHADAP TEORI SISTEM DUNIA IMMANUEL WALLERSTEIN mohammad maiwan
SPATIAL: Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 17 No 1 (2017): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 17 Nomor 1, Ma
Publisher : Department Geography Education Faculty of Social Science - Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.147 KB) | DOI: 10.21009/spatial.171.01

Abstract

World systems theory emerged in the 1970s trying to understand the failure of development in developing countries. This theory is based on the teachings of neo-Marxist and and "Annales". According to this theory, the world is driven by a single system, namely, the capitalist system. Regions of the world can be divided into three parts: Center, developed and dominant; Semi-periphery; and Periphery, dependent and underdeveloped. The relationship between the area "center" and "periphery" patterned exploitative, that marked the surplus flow to the countries of the "center". These systems form through a long transformation marked by the process of annexation (incorporation), colonization, agrarian commercialization, industrialization and proletarianization, as well as the dissemination of ideas of liberalism. The existence of capitalist system increasingly with the process of globalization. Keywords: The world system, development, socio-economic changes.
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KOMPETENSI GURU GEOGRAFI DI DKI JAKARTA samadi samadi
SPATIAL: Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 17 No 1 (2017): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 17 Nomor 1, Ma
Publisher : Department Geography Education Faculty of Social Science - Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.408 KB) | DOI: 10.21009/spatial.171.02

Abstract

Guru berperanan penting dalam pembangunan pendidikan yang diselenggarakan secara formal di sekolah. Proses dan hasil pendidikan yang berkualitas selalu terkait erat dengan kualitas sumberdaya manusia. Dalam konteks kajian terhadap pengembangan kompetensi guru pasca UKG khususnya pada guru bidang studi Geografi di jenjang sekolah menengah atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara latar belakang pendidikan dengan kompetensi guru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif non-eksperimen dimana variabel latar belakang pendidikan ditelusuri korelasinya dengan kompetensi pedagogik guru Geografi SMA di wilayah Kotamadya Jakarta Timur. Penelitian dilaksanakan di Kotamadya Jakarta Timur selama 6–28 Desember 2015. Populasi penelitian adalah seluruh guru Geografi SMA di wilayah Kotamadya Jakarta Timur yang telah menjalani tes UKG Tahun 2015. Sedangkan sampel target sebanyak 119 guru yang merupakan jumlah keseluruhan peserta tes UKG. Adapun sampel terambil yang dijadikan subyek diperoleh secara purposive sampling dan terpilih 9 responden Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan analisis korelasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil uji korelasi antara variabel latar belakang pendidikan guru dan variabel kompetensi khususnya kompetensi pedagogik memiliki nilai korelasi 0,56 atau berkorelasi kuat. Kekuatan hubungan variabel latar belakang pendidikan guru (0,133) terhadap variabel kompetensi khususnya kompetensi pedagogik para guru. Kata kunci : Latar belakang pendidikan guru, Kompetensi guru Geografi, Jakarta Timur
INTERAKSI DAN PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT BADUY DI ERA MODERN muhammad zid
SPATIAL: Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 17 No 1 (2017): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 17 Nomor 1, Ma
Publisher : Department Geography Education Faculty of Social Science - Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.346 KB) | DOI: 10.21009/spatial.171.03

Abstract

Suku Baduy adalah suatu kelompok masyarakat adat sub-etnis Sunda di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Suku ini memiliki dua wilayah, yaitu Baduy Dalam dan Baduy Luar. Kedua wilayah ini memiliki adat istiadat yang cukup ketat, salah aturan yang cukup terkenal adalah tidak diperkenankan untuk menggunakan dan memiliki teknologi, mengatur tata cara berpakaian dan tata cara hidup. Namun, pada Baduy Dalam memiliki aturan yang cukup ketat untuk menjalankannya dibandingkan dengan Baduy Luar. Seiring dengan bertambah nya pengunjung wisata budaya di Baduy membuat masyarakat Baduy semakin intensif berinteraksi dengan masyarakat luar Baduy dan hal ini akan mendorong terjadinya suatu perubahan sosial pada tatanan masyarakat Baduy. Hasil dari penelitian yang dilakukan langsung di Baduy dengan menggunakan teknik wawancara mendalam mengindikasikan bahwa telah terjadi perubahan sosial pada masyarakat Baduy, baik pada Baduy Luar ataupun Baduy Dalam, terutama perubahan tata cara berpakaian pada warga Baudy Luar dan Penggunaan Teknologi. Namun, perubahan sosial lebih besar terjadi pada masyarakat Baduy Luar. Kemudian, perubahan sosial tidak begitu terlihat pada Baduy Dalam karena hanya terjadi perubahan sosial dalam aspek penggunaan bahasa. Kata Kunci : Interaksi Sosial, Perubahan Sosial, Masyarakat Baduy
PENGARUH FILTRASI TERHADAP PADATAN TERLARUT TOTAL AIRTANAH DI PERUMAHAN TAMAN NAROGONG INDAH BEKASI warnadi warnadi; asma irma setianingsih
SPATIAL: Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 17 No 1 (2017): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 17 Nomor 1, Ma
Publisher : Department Geography Education Faculty of Social Science - Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.139 KB) | DOI: 10.21009/spatial.171.04

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :1) Jumlah Zat Padat Terlarut (Total Disolved Solid/TDS) airtanah yang digunakan untuk keperluan rumah tangga di Perumahan Taman Narogong Indah Bekasi; 2) Seberapa besar kemampuan filtrasi dapat mengurangi jumlah zat padat terlarut pada airtanah yang digunakannya untuk kebutuhan rumah tangga; 3) Apakah airtanah hasil filtrasi ini layak digunakan untuk memenuhi kebutuhannya berdasarkan standar Jumlah Zat Padat Terlarut (Total Disolved Solid/TDS). Penelitian dilakukan di Perumahan Taman Narogong Indah – Bekasi. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu deskriptif dengan pendekatan survey. Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara Standar TDS air yang layak dikonsumsi dengan TDS hasil pengukuran. Standar yang digunakan adalah dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan dari PERMENKES No. 492/Menkes/Per/IV/2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jumlah Zat Padat Terlarut (Total Disolved Solid/TDS) airtanah yang digunakan untuk keperluan rumah tangga di daerah penelitian tergolong layak berdasarkan standar air yang ditetapkan oleh Permenkes Nomor 492/ Menkes/Per/ IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Dimana dari 5 sampel airtanah yang tidak menggunakan filter, empat diantaranya dengan nilai TDS lebih rendah dari standar maksimum yang diperbolehkan dan hanya satu sampel yang tidak layak karena TDS-nya melebihi standar maksimum yang diperbolehkan. Pada sampel airtanah yang menggunakan filter, secara keseluruhan tergolong layak untuk dikonsumsi karena TDS-nya jauh lebih rendah dari standar maksimum yang diperbolehkan. Walaupun demikian, bila standarnya ditingkatkan dengan menggunakan standar WHO maka airtanah di daerah penelitian, semua sampel tidak layak untuk dikonsumsi. Kemampuan filter polyprophylena secara pasti tidak diketahui seberapa besar dapat menurunkan TDS air daerah penelitian. Namun kenyataannya pada titik sumur yang berdekatan, TDS airtanah yang menggunakan filter ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan TDS airtanah pada sumur yang tidak menggunakan filter. Artinya filter polyprophylena efektif untuk menurunkan TDS airtanah di daerah penelitian.
Penggunaan Media “Peta Buta Elektronik” Terhadap Pengetahuan Peta Buta Siswa Sekolah Dasar wulan dewi andhari; muzani muzani; asma irma setianingsih
SPATIAL: Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 17 No 1 (2017): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 17 Nomor 1, Ma
Publisher : Department Geography Education Faculty of Social Science - Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.685 KB) | DOI: 10.21009/spatial.171.05

Abstract

This research aims to find an empirical answers about the different knowledge of student’s blank map by using “Peta Buta Elektronik“ on the subjects of social science education.The research was conducted at SDIT AN-Nadwah Bekasi. The method used is an experimental method. The sampling technique is purposive sampling. With the research criteria samples which is taught by the same teacher, has taught the same material, and also has the same level of value achievement. The instrument used in this study is in the form of a multiple choice test which is pre test and post test.The results showed that there were differences between the students knowledge of blank map among the experimental class which using an “Peta Buta Elektronik“ and the controls class which did not use the “Peta Buta Elektronik“ on the natural appearance material also the social and cultural diversity. There is an increase in the average value of 15.22 in the experimental class, whereas the control group had increased by an average of 13.00. The existence of a significant difference to the knowledge of blank mapis evidenced by the t test and obtained = 2.41 and with dk/hp 58 and a significance level of 0.05 is 1.67. So > meaning that the alternative hypothesis is accepted while the null hypothesis is rejected. Based on this study it is known that there are differences inknowledge of student’s fourth grade blank map by using the “Peta Buta Elektronik“. Therefore, the teachers of social science education are able to use this “Peta Buta Elektronik“ as one of the media used in teaching and learning process, especially on the natural appearance material also the social and cultural diversity. Keywords: Media of Education, Knowledge of the Blank Map, Peta Buta Elektronik
PENGARUH VARIASI PENGGUNAAN LAHAN PADA BERBAGAI FORMASI GEOLOGI TERHADAP RESESI ALIRAN DASAR DI DAS WURYANTORO PROPINSI JAWA TENGAH Bokiraiya Latuamury; sudarmadji sudarmadji; slamet suprayogi
SPATIAL: Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 17 No 1 (2017): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 17 Nomor 1, Ma
Publisher : Department Geography Education Faculty of Social Science - Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (589.843 KB) | DOI: 10.21009/spatial.171.08

Abstract

In the environmental viewpoint, water and land characteristics are strongly influenced by some aspects such as layout, position, landscape development, natural factors and human activity impact.Spatial aspects of land and water resources are the asset of spatial-based national development. Land resources management need to consider the characteristic of both renewable and nonrenewable land resources.Hydrological characteristics is a result of interaction and interrelation of human socio-economic parameters with some watershed physical factors. Apart from that, besides land use as physical factors, there are some other factors such as morphometry, lithology, geomorphology and geology. They are all naturally come from a watershed that cannot be altered by a human (unmanageable). Some combination of watershed physical factors and the manageable factors such as land use plan, slope, and slope length will give a specific watershed response to the rainfall. Eventually, this affects the large-small of river flows behavior. Baseflow river is an essential substance for the development of water resource management strategies at watershed scale. Therefore, this study aimed to estimate baseflow river recession at various geological formation. It also influences characteristics of baseflow recession in Wuryantorosub-watershed at Wonogiri district. Simultaneous Statistical Analysis (ANOVA) and partial (t-test) analysis show that there is a significant influence on the variation of land use in diverse geological formations toward the baseflow recession, with a determination coefficient value - Adjusted R-square is 58.1%.The simultaneous analysis describes a simultaneously effect of recession baseflow coefficient with value test of the test F table > F count at a level of confidence by 5%, and a partial analysis shows that all land use variations in three geological formations significantly influence baseflow recession. Recession model of these two relations is Y = 1.426 + 0,583X1 + 0,384X2 + 0,269X3. This condition indicates that baseflow recession is influenced by some basic by a number of entire environmental attributes. Thus, there will be a sustainable synergy of baseflow recession management that maintain river pattern by the surrounding inhabitant as an alternative water supply for local communities. Keywords: Baseflow, perennial river, variations in land use, geological formations

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2017 2017


Filter By Issues
All Issue Vol 24 No 1 (2024): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 23 No 2 (2023): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 23 No 1 (2023): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 22 No 2 (2022): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 22 No 1 (2022): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 21 No 2 (2021): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 21 No 1 (2021): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 20 No 2 (2020): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 20 No 1 (2020): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 19 No 2 (2019): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 19 No 1 (2019): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 18 No 1 (2018): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 18 Nomor 1, Ma Vol 18 No 2 (2018): Spatial : Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi Vol 17 No 2 (2017): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 17 Nomor 2, Ma Vol 17 No 1 (2017): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 17 Nomor 1, Ma Vol 16 No 2 (2016): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 16 Nomor 2, Se Vol 15 No 1 (2016): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 15 Nomor 1, Ma Vol 14 No 2 (2015): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 14 Nomor 2, Se Vol 13 No 1 (2015): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 13 Nomor 1, Ma Vol 12 No 2 (2014): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 12 Nomor 2, Se Vol 12 No 2 (2013): Jurnal SPATIAL - Wahana Komunikasi dan Informasi Geografi, Volume 12 Nomor 2, Se More Issue