cover
Contact Name
Jurnal Artefak
Contact Email
jurnalartefaksejarah@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalartefaksejarah@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. ciamis,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Artefak
Published by Universitas Galuh
ISSN : 23555726     EISSN : 25800027     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal ARTEPAK, diterbitkan olah Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Galuh. Jurnal ini memuat hasil penelitian atau kajian teoritis yang berkaitan dengan pengembangan dan peningkatan profesi guru IPS, kajian Sejarah Lokal & Nasional, Kebudayaan, dan Pendidikan. Diterbitkan secara berkala Dua kali dalam setahun yaitu pada Bulan April dan September.
Arjuna Subject : -
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 2 (2015): Agustus (Media Cetak)" : 11 Documents clear
DAMPAK MIGRASI DI AUSTRALIA TERHADAP SISTEM PEMERINTAHAN DAN PARTAI POLITIK Agus Budiman
Jurnal Artefak Vol 3, No 2 (2015): Agustus (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.439 KB) | DOI: 10.25157/ja.v3i2.1100

Abstract

Australia mempunyai proses perjalanan sejarah yang panjang, sejak migrasi pertama yakni sejak kedatangan bangsa aborigi yang disebut sebagai penduduk asli (native people), sampai kedatangan bangsa-bangsa eropa dan bangsa-bangsa di dunia ke daratan ini pada gelombang migrasi kedua dan ketiga. Australia menjadi pertemuan berbagai bangsa di dunia, menjadikan Australia majemuk, yang menyebabkan Australia menjadi bangsa yang harus terbuka dalam melihat perbedaan yang ada dan menjadikan masyarakat Australia sebagai masyarakat Cosmopolitan. Masyarakat Cosmopolitan sejalan dengan agenda dalam mencipakan kehidupan Australia yang demokratis baik dalam hal politik dan hubungan masyarakatnya. Dimana nilai-nilai pluralisme perlu dipupuk guna menciptakan keharmonisan dalam hubungan masyarakat dari berbagai bangsa di Australia. Kemajemukan juga bisa dilihat dari sstem pemerintahan dan lahirnya partai-partai di Australia,yang menyuarakan berbagai kepentingan baik berdasarkan kepentingan ekonomi seperti partai liberal, buruh, dan petani, atau juga partai yang mengusung kebangsaan sebagai bentuk emansipasi posisi mereka di masyarakat seperti partai dari suku aborigin yang merasa termarginalkan dalam pergaulan politik dan sosial, begitu pun partai agama, dan partai lingkungan yang menambah semarak interaksi antar golongan di Australia.Kata Kunci: Migrasi dan Stabilitas KetahananABSTRACTAustralia has a long history process, since the first migration since the arrival of the aborigi called as a native (native people), until the arrival of European nations and the nations of the world to this continent in the second and third wave of migration. Australia became the meetings of the various nations of the world, making Australia compound, which led Australia into a nation that should be open to see the differences and make the Australian public as Cosmopolitan society. Cosmopolitan society in line with the agenda in Australia mencipakan democratic life both in terms of political and community connections. Where the values of pluralism need to be cultivated in order to create harmony in the relationship people of all nationalities in Australia. Pluralism can also be seen from Sstem government and the birth of political parties in Australia, voicing the interests both based on economic interests such as the liberal party, workers, and farmers, or also the party that carries nationality as a form of emancipation of their position in society as the party of aborigines who feel marginalized in the political and social relationships, so anything religious party, and the party environment that add a lively interaction between groups in Australia.Keywords: Migration and Stability resilience
KOMUNITAS KAMPUNG PULO DI CANGKUANG KABUPATEN GARUT (PERKEMBANGAN ADAT ISTIADAT SETELAH MASUKNYA ISLAM) Dewi Ratih
Jurnal Artefak Vol 3, No 2 (2015): Agustus (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.452 KB) | DOI: 10.25157/ja.v3i2.1095

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan metode penulisan sejarah yang meliputi empat tahapan. Keempat tahapan itu adalah heoristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Masyarakat Kampung Pulo tidak diikat oleh hukum tertulis. Mereka hanya mengenal pamali sebagai istilah melanggar pantangan. Pantangan di Kampung Pulo harus dipatuhi penduduk itu sendiri maupun para wisatawan yang datang. Adat Istiadat yang populer disebut pantangan atau pamali di Kampung Pulo yang dianggap tabu seperti dalam hal berjiarah ke makam, bentuk nnnah dan upacara ritual lainnya yang dianggap tabu oleh masyarakat Kampung Pulo. Setelah masuknya Islam di Kampung Pulo yang dibawa oleh Embah Dalem Arif Muhammad, masyarakat Kampung Pulo tetap melestarikan dan menjaga adat istiadat yang tmun temumn dari nenek moyangnya, meskipun telah terjadi perubahan-perubahan esensi yang dipengaruhi oleh ajaran Islam. Kampung Pulo yang memiliki beberapa adat istiadat merupakan lcebanggaan bagi pemerintahan setempat karena merupakan salah satu kebudayaan bangsa Indonesia yang patut dilestarikan keberadaannyafKata Kunci: Kampung Pulo, Adat Istiadat dan IslamABSTRACTThis research was conducted by the method of writing history that includes four stages. The four stages are the heuristic, criticism, interpretation and historiography. Community Kampung Pulo not bound by written law. They only know pamali as violating term abstinence. Abstinence in Kampung Pulo, should follow the population it self and the tourists who come. Customs popularly called abstinence or pamali in Kampung Pulo which is considered taboo, such as in the case berjiarah to the tomb, the shape of houses and other rituals that are considered taboo by the commrmity of Kampung Pulo. Even after the advent of Islam in Kampung Pulo Dalem Grandparent brought by Mohammed Arif; the connnunity of Kampung Pulo still preserve and maintain the customs handed down from ancestors. Kampung Pulo had some customs that are the pride of the local govermnent because it is one that deserves the Indonesian culture preserved its existence.Keywords: Village Pulo, Customs and Islam
SITUS CAGAR BUDAYA SANGHYANG MAHARAJA CIPTA PERMANA PRABUDIGALUH SALAWE DUSUN TUNGGAL RAHAYU DESA CIMARAGAS KECAMATAN CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS Uung Runalan Soedarmo
Jurnal Artefak Vol 3, No 2 (2015): Agustus (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.833 KB) | DOI: 10.25157/ja.v3i2.1099

Abstract

Hasil penelitian ini secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Situs Cagar Budaya Sanghyang Maharaja Cipta Permana Prabudigaluh Salawe merupakan peninggalan sejarah Kerajaan Galuh Pangauban (Perlindungn) Gara Tengah yang diperintah oleh seorang Raja Cipta Permana (1595-1618 M) yang merupakan penguasa Galuh Pangauban islam pertama, karena sebelumnya islam belum mampu menembus pertahanan Galuh di wilayah pedalaman. Raja-raja Galuh Pangauban ini merupakan keturunan Prabu Siliwangi dari istri Inten Kedaton. Keunikan dari Situs ini yaitu teradapat peninggalan masa hindu dan masa islam seperti terdapat Batu Entog (Trimurti), Batu Panggeresan (Pangcalikan Raja), Patilasan Prabu Silihwangi, Patilasan Ulama Besar Syekh Abdul Kodir Jaelani, Patilasan Raja Cipta Permana Lengkap Dengan Patih, Para Petinggi Kerajaan, Juru Keuangan, Para Duta Besar Kerajaan, Putra Mahkota Raja, Gudang Persenjataan, serta pernah dijadikan tempat pertapaan oleh tokoh Proklamator Bangsa Indonesia. Situs Salawe merupakan salah satu bukti peninggalan sejarah Galuh Pangauban yang bercorak islam, namun terdapat pula peninggalan arkeologi masa hindhu-budha dan banyak patilasan-patilasan petinggi kerajaan Galuh lainnya serta pernah dijadikan tempat pertapaan oleh Pak Sukarno ketika Indonesia belum merdeka. situs ini perlu dilestarikan dan dirawat serta diperhatikan oleh berbagai pihak, terutama Dinas Kepurbakalaan agar generasi mendatang dapat melihat kebesaran para pendahulunya.Kata Kunci: Cagar budaya dan Sanghyang Maharaja Cipta Permana Prabudigaluh SalaweABSTRACTThe result of this research in outline can be concluded that Cagar budaya Sanghyang Maharaja Cipta Permana Prabudigaluh Salawe archeological site is an archeological remains history of Galuh Pangauban Gara Tengah Empire which commanded by Cipta Permana King (1595-1618 M), He is the first ruler of Galuh Pangabuan Islam, previously islam couldn’t able to penetrate the defense of Galuh inside. The king of Galuh Pangauban is the descent of Prabu Siliwangi from his wife Inten Kedaton. The uniqueness of this archeological site were archeological remains of hindu period and islam period, that contained like Batu entog (Trimurti), Batu panggeresan (the chair of the king), Patilasan Prabu Siliwangi, Patilasan Ulama Besar Syekh Abdul Kodir Jaelani, functionary of empire, clerk of finances, ambassadors, crown price, weaponry room, and also have used as asceticism by proclamation personage Indonesian. Salawe archeological site is one of proof of archeological remains history of Galuh Pangauban that have the design of islam, however there are also archeological remains history of Hindu-Budha period and many others archeological history that had been used as asceticism by Mr. Sukarno before the independence of Indonesia. This archeological site need to be conserved and treated by all the people as well, especially by Archeological service so that the next generation can see the greatness of their predecessor.Keywords: Cultural heritage and Sanghyang Maharaja Cipta Permana Prabudigaluh Salawe
KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA MASA ORDE LAMA DIBIDANG EKONOMI TERHADAP BISNIS ORANG CINA Yeni Wijayanti
Jurnal Artefak Vol 3, No 2 (2015): Agustus (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.995 KB) | DOI: 10.25157/ja.v3i2.1094

Abstract

Setiap periode pemerintahan selalu mempunyai kebijakan yang berbeda-beda, salah satunya kebijakan ekonomi. Seperti halnya pemerintahan masa kolonial Belanda akan berbeda dengan pemerintahan Sukarno. Tentu saja perbedaan kebijakan tersebut sekurang-kurangnya akan mempengaruhi gerak ekonomi para usahawan, tidak terkecuali pebisnis dikalangan orang Cina. Perlu adaptasi dengan pemerintahan baru yang didalamnya terdapat kebijakan baru, untuk menjalankan roda bisnisnya. Permasalahan utama yang dibahas dalam tulisan ini adalah bagaimana pengaruh kebijakan pemerintah Indonesia masa Orde Lama dibidang ekonomi terhadap bisnis orang Cina. Pemerintahan dan kebijakan yang baru sedikit banyak berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis orang Cina di Indonesia. Pada masa kolonial Belanda, orang-orang Cina mendapat tempat yang cukup strategis, sebagai perantara, penarik pajak, dan lain-lain.  Setelah merdeka, orang-orang Cina masih tetap dominan dalam bidang ekonomi hingga akhirnya ada program ekonomi yang menghambat mereka, tetapi kemudian hal ini tidak terlalu jadi masalah, yaitu sistem Benteng. Sistem ini justru melahirkan konspirasi ‘Ali-Baba’. Eksistensi pengusaha Cina dipengaruhi oleh nilai-nilai yang mereka terapkan seperti, hopeng, hong sui, dan hoki.Kata Kunci: Kebijakan, ekonomi, bisnis, dan Cina.ABSTRACTEach period of government always has a different policy, one economic policy. As well as Dutch colonial administration will vary with the Sukarno government. Of course, the policy differences at least will affect the economic activities of entrepreneurs, not least among the Chinese businessmen. Necessary adaptation to the new government in which there is a new policy, for running the business. The main issues discussed in this paper are how the Indonesian government policy in the economy during the Old Order against Chinese business. Government and the new policy is having some effect on the continuity of Chinese business in Indonesia. In the Dutch colonial period, the Chinese got a strategic place, as an intermediary, a tax collector, and others. After independence, the Chinese people is still dominant in the economic field until there is an economic program that hamper them, but then it does not really matter, namely the Fortress system. This system actually spawned conspiracy 'Ali-Baba'. Existence of Chinese entrepreneurs is influenced by the values that they apply like, close friend, hong sui, and hockey.Kata Kunci: Policy, economics, business, and China
DAMPAK PENEMUAN-PENEMUAN ILMU PENGETAHUAN TERHADAP KONSEP KETUHANAN PADA ZAMAN PENCERAHAN Uu Adkur Sutendy
Jurnal Artefak Vol 3, No 2 (2015): Agustus (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.78 KB) | DOI: 10.25157/ja.v3i2.1102

Abstract

Konsep hubungan Tuhan dengan alam mengalami perubahan yakni Tuhan menjadi “The devine Clockmaker” yang dulunya dipandang personal berganti menjadi impersonal, suatu ciri dari deisme “The God who started the machine and left it to run by it self “. Galileo mengembalikan segala sesuatu kepada pengertian matematik. Alam hendaknya diselidiki dengan menggunakan matematik. Segala kenyataan bersifat kuantitatif dan dapat diukur. Alam baginya merupakan satu-satunya sumber dari pengetahuan ilmiah, tetapi juga kitab suci merupakan sumber dari pengetahuan teologi, dalam hal ini Galileo meletakan alam dan kitab suci dalam derajat yang sama. Dengan demikian maka ide-ide tentang Tuhan berubah dari Supreme God menjadi First Cause, terlihat perubahan dari Bibilical Theology menjadi Natural Theology. Sikap zaman pencerahan terhadap agama itu memusuhi atau setidak-tidaknya mencurigai. Misalnya orang berupaya untuk mengganti agama Kristen dengan agama alamiah murni, yang isinya dikembalikan kepda Allah dan Jiwa, yang dapat dimengerti oleh akal dan beberapa peraturan bagi perubahan kesusilaan, tanpa kewajiban untuk berbakti dan menggabungkan diri dengan persekutuan gereja. Banyak keyakinan keagamaan yang merupakan hasil dari khayalan yang tidak berlaku untuk umum dan tidak ada gunanya untuk hidup. Jika demikian sesungguhnya agama itu, hanya sebagai hasil karya manusia yang disebabkan oleh rasa takutnya sendiri, terhadap tujuan hidupnya sehingga mengantarkan manusia kepada anggapan adanya banyak dewa. Pandangan ini diperkuat oleh keyakinan Home akan tidak adanya prinsip kausalitas. Akhirnya pemikiran-pemikiran para filsuf abad pencerahan terpengaruh oleh perkembangan keilmuan tersebut di atas dengan versi pandangan sendiri-sendiri.Kata Kunci: Filsafat, Pengetahuan, dan RenaissanceABSTRACTThe concept of god relationship with nature that changes God into "The devine Clockmaker" who was once viewed personal change becomes impersonal, a hallmark of deism "The god who started the machine and left it to run by it self". Galileo restore everything to mathematical understanding. Nature should be investigated by using mathematics. All reality is a quantitative and measurable. Nature for him is the only source of scientific knowledge, but also the holy book is the source of theological knowledge, in this case the Galileo put nature and scripture in the same degree. Thus, the ideas of the Supreme God of gods transformed into a First Cause, visible changes of Theology bibilical into Natural Theology. Enlightenment attitude towards religion is hostile or at least suspect. For example, people sought to replace Christianity with pure natural religion, whose contents are returned kepda God and the soul, which can be understood by reason and change some rules for decency, without obligation to serve and join the church community. Many religious beliefs that are the result of a delusion that does not apply to the public and there is no point to life. If so true that religion, just as man's work caused by her own fear, to the purpose of his life that leads man to the perceived existence of many gods. This view was reinforced by the belief Home will be the absence of the principle of causality. Eventually the thoughts of the philosophers of the Enlightenment influenced by scientific developments mentioned above with their own version of a view.Keywords: Philosophy, Science, and Renaissance
EKSISTENSI MASYARAKAT ETNIK SUNDA DI DESA CIMRUTU KECAMATAN PATIMUAN KABUPATEN CILACAP Yadi Kusmayadi
Jurnal Artefak Vol 3, No 2 (2015): Agustus (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.909 KB) | DOI: 10.25157/ja.v3i2.1098

Abstract

Secara garis besar, hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : Keberadaan gerakan DI/TII yang bersifat radikal sedikit banyak telah membuat keresahan di kalangan warga masyarakat, khususnya wilayah Kecamatan Parigi. Hal inilah yang mendorong masyarakat Sunda dari Parigi bermigrasi ke Desa Cimrutu Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap sekitar tahun 1949-1950. Akibat pembauran antara masyarakat etnik Sunda dan suku Jawa, maka terjadi akulturasi, baik dalam hal bahasa, perkawinan antar suku, kesenian, dan bentuk-bentuk rumah. Manfaat yang hendak dicapai dari hasil penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang berarti bagi perkembangan sejarah lokal dan sejarah nasional, khususnya tentang sejarah sosial dan budaya. Selain itu, hasil penelitian diharapkan pula dapat dijadikan bahan informasi bagi para peneliti lain yang tertarik untuk mengkaji permasalahan ini lebih lanjut.Kata Kunci: Etnik Sunda dan Akulturasi BudayaABSTRACTBroadly speaking, the results of this study are as follows: The existence of motion DI / TII that are radical to some extent has made anxiety among residents, especially the District of Parigi. This has encouraged the Sundanese people migrated to the village of Parigi Cimrutu Patimuan District of Cilacap circa 1949-1950. As a result of mixing between ethnic communities Sundanese and Javanese, then there acculturation, both in terms of language, intermarriage, the arts, and other forms of home. The benefits to be achieved from the results of this study are expected to provide a meaningful contribution to the development of local history and national history, especially about the social and cultural history. In addition, the research is also expected to be used as information for other researchers who are interested to study this matter further.Keywords: Ethnic Sundanese and Acculturation
HILANGNYA WATAK DEMOKRASI PASKA KHULAFA URASIDUN (KEKHALIFAHAN BANI UMAYAH) Aan Suryana
Jurnal Artefak Vol 3, No 2 (2015): Agustus (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.114 KB) | DOI: 10.25157/ja.v3i2.1093

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang berdirinya kekhalifahan Bani Umayah, proses pergantian kursi kekhalifahan masa kekhalifahan bani Umayah, dampak pergantian kursi kekhalifahan secara turun temurun. Metode yang digunakan adalah metode historis yang meliputi, heuristik (pengumpulan sumber), kritik (pengujian), interpretasi (penafsiran), dan historiografi (penulisan karya ilmiah). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan. Studi ini dilakukan melalui kegiatan pengumpulan data dengan mempelajari sumber-sumber pustaka yang dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk membahas, memahami, dan menunjang terhadap penelitian. Kekhalifahan Bani Umayah merupakan kekhalifahan yang didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan pada tahun 41H/661M. Muawiyah merupakan khalifah pertama kekhalifahan Bani Umayah, dan ia juga orang pertama yang mengangkat anaknya, Yazid sebagai khalifah penggantinya ketika ia masih hidup, dan pengangkatan secara turun temurun ini terus berlangsung sampai kekhalifahan Bani Umayah berakhir, bahkan ketika kekhalifahan Bani Umayah berdiri di Spanyol oleh Abdurrahman Addakhil cara ini masih tetap digunakan. Hal ini merupakan peristiwa baru dalam sejarah Islam, yang hasilnya menimbulkan masalah bagi kehidupan sosial dan politik masyarakat Arab. Muawiyah telah dianggap mengkhianati prinsip-prinsip demokrasi yang diajarkan oleh Islam, dan legalitas kekuasaan yang ia peroleh melalui tahkim dalam Perang Shifin adalah melalui cara yang tidak sehat, namun dapat dilupakan oleh masyarakat Arab karena keberhasilan yang diperolehnya. Pengangkatan khalifah secara turun temurun menimbulkan perpecahan dikalangan masyarakat Arab, menimbulkan pemberontakan-pemberontakan yang melemahkan kepemimpinan khalifah, serta perselisihan diantara keluarga Bani Umayah sendiri. Kata Kunci: Khulafaurrasyidun, Demokrasi, Monarchi. ABSTRACT This study aims to determine the background of the establishment of the Caliphate of the Umayyads, the turn of the caliphate caliphate seat Omayyed, the impact of the change seat of the caliphate hereditary. The method used is the historical method that includes, heuristics (collection of sources), criticism (testing), interpretation (interpretation), and historiography (writing scientific papers). Data collection techniques used in this research is the study of literature. The study was conducted through data collection activities by studying the sources of libraries that can be used as a base material to discuss, understand, and support the research. Caliphate Umayyad Caliphate was founded by Muawiyah bin Abi Sufyan in 41H / 661M. Muawiyah was the first caliph of the Caliphate of the Umayyads, and he was also the first to set up his son, Yazid as caliph successor while he is still alive, and the removal of hereditary This continues until the caliphate of the Umayyads ends, even when the Caliphate of the Umayyads established in Spain by Abdurrahman Addakhil this method is still in use. This is a new event in the history of Islam, the results of which poses a problem for social and political life of Arab society. Muawiyah had considered betraying democratic principles taught by Islam, and the legality of the powers he acquired through war Shifin is tahkim in ways that are not healthy, but it can be forgotten by the Arab community because of the success obtained. Appointment caliphate hereditary cause divisions among Arab communities, causing uprisings that undermine the leadership of the caliph, as well as the dispute between the Umayyad family itself. Keywords: Khulafaurrasyidun, democracy, monarchy
PEMANFAATAN METODE RESOURCE BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH Sri Pajriah
Jurnal Artefak Vol 3, No 2 (2015): Agustus (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.734 KB) | DOI: 10.25157/ja.v3i2.333

Abstract

ABSTRAKFokus dalam tulisan ini adalah apakah yang dimaksud dengan metode Resource Based Learning dalam pembelajaran sejarah, apa saja kelebihan dan kelemahannya, bagaimana proses pembelajaran dan pemanfaatannnya dalam pembelajaran sejarah? Tujuan tulisan ini adalah untuk mengetahui metode Resource Based Learning dalam pembelajaran sejarah, kelebihan dan kelemahan, proses pembelajaran dan pemanfaatannya dalam pembelajaran sejarah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Sedangkan lokasi penelitian ini di Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Universitas Galuh. Teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan studi pustaka, observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode tersebut dapat memberikan manfaat bagi guru dan peserta didik. Salah satu manfaat metode Resource Based Learning bagi guru yaitu dapat menumbuhkan sikap kreatif dan inovatif untuk mengembangkan metode pembelajaran sejarah serta dapat mengakomodir heterogenitas peserta didik. Sementara manfaatnya bagi peserta didik, bahwa metode Resource Based Learning dapat menumbuhkan motivasi, minat, berpikir kritis dan kreatif dalam pembelajaran sejarah. Penelitian ini merekomendasikan kepada guru untuk menjadikan metode ini sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran sejarah. Untuk kepala sekolah diharapkan mengadakan pelatihan metode Resource Based Learning kepada para guru sejarah disertai dengan melengkapi fasilitas dan sumber-sumber belajar.Kata Kunci: Model Pembelajaran dan Resource Based LearningABSTRACTThe focus in this article is what is the Resource Based Learning method of teaching history, what are the advantages and disadvantages, how the process of learning and pemanfaatannnya in history? The purpose of this paper is to determine the Resource Based Learning method of teaching history, strengths and weaknesses, learning and utilization in the teaching of history. This study used qualitative research methods. While this research sites in History Education Studies Program Faculty of Teacher Training and Education Program of the University Galuh. Data collection techniques using literature study, observation and interviews. The results of this study indicate that the method can provide benefits for teachers and learners. One of the benefits of the methods Resource Based Learning for teachers that can foster creative and innovative attitude to develop methods of teaching history and can accommodate heterogeneity of learners. While the benefits to learners, that the Resource Based Learning method can foster motivation, interest, critical and creative thinking in the teaching of history. The study recommends to teachers to make this method as an alternative in the teaching of history. For principals are expected to hold a Resource Based Learning training methods for teachers of history along with complementary facilities and learning resources.Keywords: Learning Model and Resource Based Learning
PENGARUH PERANG KEMERDEKAAN II TERHADAP PENGAKUAN KEDAULATAN RI TANGGAL 27 DECEMBER 1949 Kuswandi Kuswandi
Jurnal Artefak Vol 3, No 2 (2015): Agustus (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.564 KB) | DOI: 10.25157/ja.v3i2.1101

Abstract

Hasil penelitian menunjukan beberapa hal sebagai berikut : bahwa perang kemerdekaan II terjadi sebagai reaksi terhadap agreasi Belanda II yang bertujuan untuk menghancurkan dan meniadakan Republik Indonesia hasil Proklamasi 17 Agustus 1945. Puncak perang kemerdekaan II dilakukan melalui perang gerilya berupa serangan Umum I Maret tahun 1949. Perang kemerdekaan II mendapat dukungan dari bangsa-bangsa Asia melalui konfrensi New Delhi yang disepondori oleh India juga dari Negara-negara barat seperti Amerika Serikat dan inisiatif Amerika Serikat mendapat dukungan pihak Australia. Reaksi dari dunia dari agreasi Belanda II disalurkan melalui sidang Dewan Keamanan PBB. Sebagai pengaruh dari resolusi dari Dewan Keamanan PBB tersebut Belanda mengundang Bung Karno maupun PBB untuk segera mengadakan KMB yang diawali dengan persetujuan Roem - Royem yang bertempat di Jakarta. Demikian juga konfrensi antar Indonesia abtara pihak Republik Indonesia dengan BFO yang dilakukan dua kali amok menghadapi KMB. Sebgai reaksi dari KMB yang sangat bersejarah sesudahnya adalah pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda pads tanggal 27 Desember 1949.Kata Kunci: Perang Kemerdekaan II, Pengakuan Kedaulatan RIABSTRACTThe results showed some of the following: that the war of independence II occurred as a reaction to the Dutch agreasi II, which aims to destroy and negate the results of the Proclamation of the Republic of Indonesia 17 August 1945. The highlight of the independence war II made through guerrilla warfare in the form of general strike in March 1949. War I independence II received support from Asian nations through the New Delhi conference that disepondori by India as well as from Western countries like the United States and the United States initiative has the support the Australian side. Reaction from the world of agreasi Netherlands II channeled through the UN Security Council. As the effect of the resolution of the UN Security Council invite Bung Karno Netherlands and the United Nations to hold a Round Table Conference that begins with the approval Roem - Royem housed in Jakarta. Likewise conference between Indonesia abtara the Republic of Indonesia with BFO conducted twice amok face KMB. Sebgai reaction of KMB very historic afterward is recognition of the sovereignty of Indonesia by the Dutch pads dated December 27, 1949.Keyword: War of Independence II, recognition of sovereignty
PERADABAN YUNANI KUNO Wulan Sondarika
Jurnal Artefak Vol 3, No 2 (2015): Agustus (Media Cetak)
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.222 KB) | DOI: 10.25157/ja.v3i2.338

Abstract

Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa yunani merupakan pusat peradaban tertua di Eropa. Tingginya tingkat peradaban Yunani itu dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu keadaan alamnya, penduduknya dan lain sebagainya.Daerah Yunani terletak diujung tenggara benua Eropa. Sebagian besar kepulauan di laut Aegea dan Laut Ionia masuk wilayah Yunani. Di sebeelah utara, Yunani berbatasan dengan Albania, Yugoslavia, Bulgaria, dan Turki di daratan Eropa. Di sebelah timur, Yunani dikelilingi oleh Laut Aegea, di sebelah selatan dengan Laut Tengah, dan di sebelah barat dengan Laut Ionia. Yunani beriklim Laut Tengah yang nyaman.Bangsa Yunani merupakan pencampuran darah antara bangsa pendatang dari padang rumput sekitar Laut Kaspia dan penduduk asli yang mengusahakan pertanian. Bangsa-bangsa pendatang itu merupakan rumpun bangsa Indo-Jerman. Mereka dikenal dengan nama bangsa Hellas yang terdiri atas suku bangsa Duria, Achaea, Aeolia, dan Ionia.Pada masa kejayaan Yunani (476-338 SM) banyak dibangun kuil dengan gaya Doria. Athena  Tata pemerintahan Athena digariskan oleh Solon (549 SM). Negarawan ini melakukan beberapa pembaruan antara lain menghapus perbudakan dan memulihkan hak rakyat sipil. Jika di Sparta para warga mempunyai kewajiban untuk melayani Negara sepenuhnya, maka di Athena hak warga Negara dijamin oleh Negara. Kegiatan serta perhatian setiap warga Sparta hanya ditujukan untuk tugas-tugas pemerintahan dan pertahanan Negara, sedangkna warga Athena sangat besar perhatiannya terhadap kemajuan seni, olahraga, ilmu pengetahuan, dan filsafat.Kata Kunci: peradaban yunani kunoABSTRACTThe high level of civilization of Greece was affected by several factors, namely natural state, its inhabitants and other Greek sebagainya.Daerah located the southeastern tip of continental Europe. Most of the islands in the Aegean and Ionian Sea enter Greek territory. In sebeelah northern Greek borders with Albania, Yugoslavia, Bulgaria, and Turkey in Europe. In the east, Greece is surrounded by the Aegean Sea, to the south by the Mediterranean Sea, and on the west by the Ionian Sea. Greece temperate Mediterranean Sea nyaman.Bangsa Greece is mixing of blood among the immigrants from the pasture around the Caspian Sea and the natives who cultivate the farm. Nations settlers are clumps of the Indo-German. They are known by the name of Hellas nation consisting of ethnic Duria, Achaea, Aeolian, and Ionia.Pada heyday of Greece (476-338 BC) built many temples in the style DoriaAthena governance outlined by Solon of Athens (549 BC). These statesmen did some updates among others abolished slavery and restore the rights of civilians. If in Sparta citizens have an obligation to serve the country completely, then in Athens the rights of citizens guaranteed by the State. Activities and concern every citizen of Sparta is intended only for the duties of government and the country's defense, sedangkna Athenians had great attention to the progress of the arts, sports, science, and philosophy.Keyword: : civilization of Greece

Page 1 of 2 | Total Record : 11