cover
Contact Name
Jurnal Artefak
Contact Email
jurnalartefaksejarah@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalartefaksejarah@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. ciamis,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Artefak
Published by Universitas Galuh
ISSN : 23555726     EISSN : 25800027     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal ARTEPAK, diterbitkan olah Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Galuh. Jurnal ini memuat hasil penelitian atau kajian teoritis yang berkaitan dengan pengembangan dan peningkatan profesi guru IPS, kajian Sejarah Lokal & Nasional, Kebudayaan, dan Pendidikan. Diterbitkan secara berkala Dua kali dalam setahun yaitu pada Bulan April dan September.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 2 (2017): September" : 10 Documents clear
PERANAN BADAN PENYELIDIK USAHA-USAHA PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA (BPUPKI) 1945 DALAM PROSES MENUJU KEMERDEKAAN INDONESIA Nana Setialaksana
Jurnal Artefak Vol 4, No 2 (2017): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (518.955 KB) | DOI: 10.25157/ja.v4i2.904

Abstract

Tujuan pembentukan BPUPKI oleh pemerintah Jepang, yaitu hanya menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan namun kenyataan sebenarnya ialah “Merancang Undang Undang Dasar Indonesia yang merdeka dan berdaulat”. Kiranya dapat dipahami bahwa BPUPKI yang mewakili seluruh bangsa Indonesia benar-benar mengambil nasibnya ditangan sendiri untuk menentukan persiapan kemerdekaannya, artinya tidak menurut saja kepada ketentuan Juridis formil dan keinginan kolonialis Jepang. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah suatu penelitian yang bersifat mejelajah. Karena yang diteliti adalah suatu masalah yang terjadi di masa lampau, penulis mempergunakan metode penelitian historis.. Metode penelitian historis adalah suatu metode untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektifitas, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasikan, mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.The aim of Japan Government to establish the BPUPKI is not only to investigate the efforts of liberating Indonesia, but also “To Arrange an Independent Indonesia’s Constitution”. It is realized that BPUPKI which are represent the whole of Indonesian as the determinant in preparing Indonesia’s liberation. It means, they should decided it by themselves not according to Japan Colonialist’s desire or formal juridical decision. The research tends to exploration research since the object of the research is an issue which is happened in past time and historical research is used as the method of the research. Historical research method is a method to arrange the past time reconstruction systematically and objectively by collecting, evaluating, verifying, and synthesize the evidences to obtain a clear fact and a strong conclusion.
PEMIKIRAN MOHAMMAD NATSIR TENTANG HUBUNGAN AGAMA DAN NEGARA SERTA POLEMIKNYA DENGAN SOEKARNO Sri Pajriah
Jurnal Artefak Vol 4, No 2 (2017): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.756 KB) | DOI: 10.25157/ja.v4i2.910

Abstract

Tulisan ini berjudul “Pemikiran Mohammdad Natsir Tentang Hubungan Agama dan Negara serta Polemiknya dengan Soekarno”. Tulisan ini berawal dari keinginan sebagian umat Islam era sekarang untuk menjadikan Islam sebagai dasar negara mempunyai landasan historis yang cukup panjang sejak awal kemerdekaan tahun 1945. Mohammad Natsir  merupakan salah satu tokoh Islam Indonesia yang paling awal menyuarakan secara terbuka bahwa Islam layak untuk dijadikan dasar negara. Adapun tujuan tulisan ini pertama, untuk memaparkan pemikiran Mohammad Natsir tentang hubungan antara agama (Islam) dan negara serta bagaimana ia menyanggah argumentasi pemikiran Soekarno yang menganut paham pemisahan agama dan negara. Kedua, latar belakang kehidupan Mohammad Natsir serta setting sosial politik yang mempengaruhi pola pikir Mohammad Natsir mengenai hubungan agama dan negara. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode sejarah. Metode ini mencakup empat tahapan kegiatan, yaitu heuristik (pencarian dan pengumpulan sumber tertulis), kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil tulisan ini menunjukkan bahwa Mohammad Natsir menganut paham kesatuan agama dan negara yang merupakan lawan dari sekularisasi. Dalam melaksanakan hukum Islam perintahnya cukup jelas baik dalam Al-Qur`an maupun hadis. Negara bagi Natsir bukan tujuan, tetapi sebatas alat untuk melaksanakan hukum Islam yang merupakan keharusan bagi setiap penganut Islam sebagai konsekwensi dari keimanannya dan syahadatnya.
PEWARISAN NILAI-NILAI HISTORIS DAN KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT KAMPUNG ADAT DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH Dede Wahyu Firdaus
Jurnal Artefak Vol 4, No 2 (2017): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.434 KB) | DOI: 10.25157/ja.v4i2.906

Abstract

Pada masa sekarang ini pendidikan modern yang lebih mengarah pada rasionalitas seringkali mengabaikan ilmu dari pengetahuan-pengetahuan lokal yang kaya akan nilai-nilai budaya. Sehingga akan menjadi sebuah permasalahan jika kita tidak dapat mengenal jati diri bangsa kita sendiri. Bagaimana kita dapat memiliki sebuah identitas nasional jika tidak mengenal akar budaya leluhur kita. Rendahnya pengetahuan akan keberadaan komunitas adat merupakan sebuah hal yang perlu diperhatikan oleh berbagai pihak. Selain itu perlu adanya sebuah kebijakan baru yang tidak hanya melindungi komunitas adat tersebut, tetapi mengenalkan nilai-nilai ajaran luhur yang dimiliki oleh komunitas-komunitas adat di Indonesia terhadap kaum muda di Indonesia. Untuk itu, dalam mengatasi berbagai gejala seperti di atas, sebenarnya dapat dipahami bersama dengan pendekatan budaya, yaitu pendekatan melalui pewarisan nilai-nilai historis dan kearifan lokal. Metode yang digunakan dalam studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Pewarisan nilai-nilai historis dan kearifan lokal masyarakat kampung adat Kuta dalam pembelajaran sejarah ini dilakukan melalui proses penerapan model pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran yang bisa digunakan agar hasil belajar bisa optimal dalam rangka pewarisan nilai sejarah lokal adalah dengan menggunakan Contextual Teaching and Learning (CTL). Model Pembelajaran ini merupakan suatu sistem pengajaran yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademis dan konteks dari kehidupan sehari-hari siswa.Today, modern education that leads to rationality often ignores the knowledge of local knowledge that is rich in cultural values. So it will be a problem if we can not recognize our own national identity. How can we have a national identity if we do not know the roots of our ancestral cultures. The low knowledge of the existence of indigenous communities is a matter of concern to the various parties. In addition, there is a need for a new policy that not only protects the indigenous community, but introduces the noble teachings of indigenous communities in Indonesia to young people in Indonesia. Therefore, in overcoming the various symptoms as above, it can be understood in conjunction with the cultural approach, namely the approach through the inheritance of historical values and local wisdom. The method used in this study used a qualitative approach with ethnographic methods. The inheritance of the historical values and the local wisdom of the indigenous villagers of Kuta in the study of history is done through the process of applying contextual learning model. Learning model that can be used for learning outcomes can be optimal in order to inherit the value of local history is to use Contextual Teaching and Learning (CTL). This learning model is a teaching system that generates meaning by linking the academic content and the context of the student's daily life.
PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN KARTU KWARTET PINTAR SEJARAH (KKPS) DALAM UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS X IPA 7 SMA NEGERI 1 SURAKARTA SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2017/2018 sasmita sasmita
Jurnal Artefak Vol 4, No 2 (2017): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.009 KB) | DOI: 10.25157/ja.v4i2.905

Abstract

Tujuan Penelitian ini adalah: 1) untuk meningkatkan keaktifan semua siswa dalam proses belajar mengajar di dalam kelas X IPA 7 SMA N 1 Surakarta; 2) untuk meningkatkan hasil belajar semua siswa sehingga akan membawa dampak pada indek prestasi sekolah; 3) untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar semua siswa di SMA Negeri 1 Surakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian tindakan kelas menggunakan Kartu Kwartet Pintar Sejarah. Hasil analisis dari tindakan kelas menggunakan Kartu Kwartet Pintar Sejarah adalah aktifitas belajar siswa dan hasil belajar siswa selalu meningkat pada tiap siklus. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa: 1) strategi pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dilakukan guru dalam menyampaikan materi kepada siswa. Strategi pembelajaran menggunakan Kartu Kwartet Pintar Sejarah yang sudah dilakukan menunjukkan hasil adanya peningkatan pada aktifitas belajar dan hasil belajar siswa; 2) Hasil penelitian ini juga berimplikasi pada perubahan paradigma pembelajaran berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa. melalui pembelajarn menggunakan Kartu Kwartet Pintar Sejarah terbukti bahwa siswa lebih aktif, baik dari aspek visual, lisan, mendengarkan, menulis, dan emosional. Selain penggunaan Kartu Kwartet Pintar Sejarah juga mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut tampak pada meningkatnya rata-rata kelas dan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar.The purpose of this research are: 1) to improve the activity of all students in teaching and learning process in class X IPA 7 SMA N 1 Surakarta; 2) to improve the learning outcomes of all students so that it will have an impact on the school achievement index; 3) to improve the activity and learning outcomes of all students in SMA Negeri 1 Surakarta. The method used in this research is classroom action research using Smart History Quartet Card. The analysis of class actions using Smart Quartet Card History is the student's learning activity and student learning outcomes are always increasing in each cycle. The implication of this research is that 1) learning strategy is very important thing done by teacher in delivering material to student. Learning strategy using Smart Quartet Card History that has been done shows the result of the increase in learning activities and student learning outcomes; 2) The results of this study also have implications for the paradigm shift of learning centered on teachers to be student-centered. through learners using Smart Quartet Card History proves that students are more active, both from the visual aspect, oral, listening, writing, and emotional. In addition to the use of Smart Quartet Card History is also able to improve student learning outcomes. This is evident in the increase in the average class and the number of students who achieve mastery learning.
SIKAP SOSIAL ANGGOTA ORGANISASI PERGERAKAN BOEDI OETOMO: SUATU TINJAUAN HISTORIS Winahyu Adha Yuniyati; Leo Agung Sutimin; Warto Warto
Jurnal Artefak Vol 4, No 2 (2017): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.324 KB) | DOI: 10.25157/ja.v4i2.894

Abstract

Pergerakan nasional di Indonesia terlaksana pada tahun 1908. Terdapat beberapa organisasi yang didirikan pada masa ini bergerak dibidang sosial. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis sikap sosial anggota organisasi Boedi Oetomo selama masa pergerakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah historis, dengan analisis data menggunakan studi kepustakaan. Boedi Oetomo merupakan organisasi pertama yang didirikan pada masa pergerakan nasional di Indonesia. Organisasi ini bergerak di bidang sosial, sebagai akhibat dari tindakan kolonialisme Belanda di Indonesia. Pelaksana organisasi ini adalah kaum terpelajar yang mempunyai sikap sosial yang baik. Dari penelusuran studi pustaka, ditemukan delapan sikap sosial baik yang terdapat pada setiap anggota organisasi Boedi Oetomo yaitu jujur, diisiplin, tanggung jawab, gotong-royong, emansipasi, percaya diri, patuh nilai dan norma, serta sopan santun. Hal ini patut dicontoh, karena generasi saat ini banyak yang tidak mempunyai sikap sosial baik terhadap sesama, sikap individual dan mementingkan kepentingan pribadi sebagai salah satu prioritas kehidupan. Pelaku organisasi Boedi Oetomo saja dapat melaksnakan sikap sosial baik, mengapa kita sebagai penerus bangsa tidak dapat melanjutkan perjuangan pergerakan nasional salah satunya dengan penerapan sikap sosial baik.Indonesia’s National Revolution begun in 1908. There were several organization that was build then that moved in social field. The purpose of this research is to analyze the social attitude of Boedi Oetomo’s member throughout the Revolution. Method that was used in this research was historical with data analyzation from literature studies. Boedi Oetome is the first organization that was founded in the National Revolution era. This organization moved in social field, as the result of Dutch’s colonialism in Indonesia. The member of this organization was the educated that have good attitudes. From the analyzation of literarure studies it can be seen that every member of Boedi Oetome had eight main good social attitudes which is honesty, discipline, responsible, emancipation, confidence, great team work, obeyed the rules and norms, and politeness. Those attitudes are great examples because now there are many people that don’t have good social attitudes toward others, individualistic and putting their own needs before others are their main priorities. Even the member of Boedi Oetomo could have good attitudes, why can’t we, as the hope of this country continue the fight of National Revolution by applying good social attitudes.
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA (Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa SMAN 1 Baregbeg) Aan Suryana
Jurnal Artefak Vol 4, No 2 (2017): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.141 KB) | DOI: 10.25157/ja.v4i2.907

Abstract

Penelitian Tindakan ini bertujuan untuk: mengetahui bagaimanakah implementasi model pembelajaran Cooperative Script dalam pembelajaran sejarah untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar sejarah siswa kelas XI SMAN 1 Baregbeg. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dari hasil penelitian tindakan kelas (PTK) berupa perlakuan (treatment) dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Script dengan subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS I SMAN 1 Baregbeg. Data penelitian diperoleh dari pengamatan kegiatan pembelajaran, informan (siswa, guru, dan kepala sekolah), dokumen, dan foto kegiatan. Melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, observing,dan reflecting dimana hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan yang dicapai oleh siswa yaitu, pada siklus I untuk sikap motivasi belajar  memperoleh rata-rata 70,00, dan siklus II meningkat menjadi 81,00. Sedangkan peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari rata-rata hasil hasil test siswa yakni pada siklus I: 68,5, kemudian meningkat menjadi 76,00. Untuk KKM Sejarah kelas XI IPS 1 SMAN 1 Baregbeg adalah 75 dengan persentase ketuntasan klasikal minimal yang ditentukan 75%. Sedangkan persentase Ketuntasan Klasikal Minimal untuk skala sikap motivasi adalah 80%. Setelah pemberian perlakuan (treatment) selama dua siklus.
Pendidikan Karakter Berbasais Sastra Sejarah dalam Puisi Aku Tidak Bisa Menulis Puisi Lagi Karya Subagio Sastrowardoyo sugeng supriyono
Jurnal Artefak Vol 4, No 2 (2017): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.579 KB) | DOI: 10.25157/ja.v4i2.835

Abstract

Puisi sebagai karya sastra merupakan wujud budaya manusia yang sarat akan nilai-nilai kehidupan, maka sangat relevan dalam pembentukan karakter. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan nilai-nilai karakter dalam puisi Aku Tidak Bisa Menulis Puisi Lagi karya Subagio Sastrowardoyo. Bentuk penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan analisis contens.  Data penelitian ini berupa dokumen teks puisi karya Subagio Sastrowardoyo dengan judul Aku Tak Bisa Menulis Puisi Lagi. Teknik analisis data menggunakan teknik simak dan catat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan stilistika. Dari penelitian yang telah dilakukan ditemukan hasil bahwa, terdapat lima nilai karakter dalam puisi Aku Tidak Bisa Menulis Puisi Lagi karya Subagio Sastrowardoyo.Kata Kunci: puisi, karakter, stilistika
SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI PRIANGAN 1900-1942 Yadi Kusmayadi
Jurnal Artefak Vol 4, No 2 (2017): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.374 KB) | DOI: 10.25157/ja.v4i2.908

Abstract

Kebijakan pemerintah kolonial di Hindia Belanda (Indonesia) ketika memasuki awal abad ke-20 berubah. Diawali dengan kebijakan konservatif (kebijakan pemerintah kolonial sebelum tahun 1870, kemudian beralih ke kebijakan liberal (dengan menerapkan sistem politik pintu terbuka), dan terakhir kebijakan etis. Kebijakan politik etis ini didasari karena balas jasa dari hutang budi tanah jajahan Hindia Belanda yang telah membantu Negara induk (Belanda) secara ekonomi. Kebijakan pemerintah kolonial sebelumnya (politik etis) dinilai sangat merugikan penduduk pribumi, eksploitasi tanah dan tenaga diberlakukan ketika pemerintah kolonial masih menerapkan sistem konservatif atau tanam paksa (cultuurestelsel). Awal abad ke-20 tepatnya tahun 1902, Hindia Belanda resmi menerapkan sistem politik etis dengan memperbaharui tiga poin penting untuk kemajuan penduduk pribumi, tiga poin tersebut adalah: 1. Pendidikan, 2. Irigasi (perbaikan dalam sistem pertanian), 3. Emigrasi (perbaikan dalam masalah pemerataan penduduk). Semangat politik etis atau politik balas jasa oleh pemerintah kolonial di Hindia Belanda akhirnya melahirkan penduduk pribumi yang berpendidikan. Melalui Pendidikan, penduduk pribumi akhirnya mengetahui hal-hal yang dipelajari oleh orang-orang Belanda. Lebih jauhnya para penduduk pribumi yang berfikiran kritis akhirnya melahirkan satu kelas sosial baru di Hindia Belanda yang mengingkan sebuah kemerdekaan. Pentingnya perkembangan sejarah pendidikan pada masa politik etis ini menjadi sebuah dasar dari perubahan tatanan sosial di Hindia Belanda. Lahirnya kelas intelektual pribumi membuat perjuangan menuju kemerdekaan tidak lagi menggunakan segala bentuk kekerasan, angkat senjata dan peperangan. Perjuangan intelektual pribumi akhirnya berubah kedalam bidang politik dan pendidikan.
KONTRIBUSI USMAN JANATIN DALAM KONFRONTASI INDONESIA-MALAYSIA, 1962-1966 Arif Saefudin
Jurnal Artefak Vol 4, No 2 (2017): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.373 KB) | DOI: 10.25157/ja.v4i2.903

Abstract

Tujuan dalam penelitian ini mencakup beberapa pertanyaan penelitian yang harus dijawab, yaitu menjelaskan biografi singkat Usman Janatin (2) konfrontasi antara Indonesia-Malaysia; (3) dan kontribusi Usman Janatin dalam konfrontasi. Metode dalam penulisan sejarah ini menggunakan metode peneltian sejarah. Menurut Kuntowijoyo, peneltian yang dilakukan ketika menggunakan metode sejarah ada 5 tahap, yaitu (1) pemilihan topik; (2) heuristik atau pengumpulan sumber; (3) verifikasi atau kritik sejarah, keabsahan sumber; (4) interpretasi; dan (5) historiografi atau penulisan. Hasil dalam penelitian ini adalah kehidupan Janatin dari kecil hingga menjadi anggota Korps Komando Angkatan Laut (KKO-AL). Konfrontasi Indonesia dan Malaysia diakibatkan karena rencana Inggris yang akan membentuk Sebuah Gabungan wilayah jajahanya menjadi Federasi Malaysia. Presiden Sukarno menolak keras pembentukan Federasi Malaysia yang dianggap sebagai proyek Neo-kolonialisme oleh Inggris. Hal ini membuat Presiden Sukarno mengeluarkan Dwi Komando Rakyat (Dwikora). Janatin bersama rekan-rekannya berhasil melakukan infiltrasi dan sabotase ke MacDonaal House di Singapura, yang saat itu masih menjadi bagian dari Federasi Malaysia. Namun, aksi Janatin terhenti ketika ia tertangkap. Dengan proses yang panjang, akhirnya Janatin divonis hukuman mati dengna cara digantung. Setelah eksekusi berlangsung, Presiden Soeharto menetapkan Janatin sebagai Pahlawan Nasional dengan SK Presiden RI No. 050/TK/1968 tertanggal 17 Oktober 1968.The research objective includes several research questions that must be answered, namely explaining the brief biography of Usman Janatin (2) confrontation between Indonesia-Malaysia; (3) and agreed to Usman Janatin in the confrontation. The method in this historical discussion uses historical research methods. According to Kuntowijoyo, the research that was compiled using the historical method was drunk, namely (1) topic selection; (2) heuristics or source collection; (3) historical verification or criticism, source validity; (4) interpretation; and (5) historiography or approved. The results in this study are the story of Janatin from childhood to become a member of the Navy Command Corps (KKO-AL). The confrontation between Indonesia and Malaysia was acquired because of the British plan to form its Joint Regional Zone to become the Federation of Malaysia. President Sukarno strongly rejected the formation of the Malaysian Federation which considered the Neo-colonial project by the British. This made President Soekarno issue the Dwi Komando Rakyat (Dwikora). Janatin and his colleagues managed to infiltrate and sabotage MacDonaal House in Singapore, which is currently still part of the Malaysian Federation. However, the action of Janatin stopped the compilation he was arrested. With a long process, Janatin was finally sentenced to death by hanging. After the execution went on, President Soeharto established Janatin as a National Hero with Decree of the President of the Republic of Indonesia No. 050 / TK / 1968 dated October 17, 1968.
ANALISIS POTENSI DESA DITINJAU DARI SOSIAL BUDAYA KESENIAN TRADISIONAL RONGGENG GUNUNG DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT PRASEJAHTERA (Studi kasus di desa Ciulu Kec. Banjarsari Kab. Ciamis Jawa Barat) Dewi Ratih; Wulan Sondarika
Jurnal Artefak Vol 4, No 2 (2017): September
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.505 KB) | DOI: 10.25157/ja.v4i2.909

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi sosial budaya kesenian tradisional Ronggeng Gunung terhadap pendapatan masyarakat prasejahtera. Populasi penelitian adalah pemerintahan Desa Ciulu dan pelaku kesenian ronggeng gunung Bi Raspi dan kawan-kawan. Hasil dari penelitian ini diantaranya adalah; potensi sosial budaya kesenian tradisional Ronggeng Gunung di Desa Ciulu Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis kurang memberikan dampak baik terhadap perekonomian masyarakat terutama bagi pelaku Ronggeng Gunung itu sendiri karena tidak adanya perhatian dari pihak pemerintah.

Page 1 of 1 | Total Record : 10