cover
Contact Name
Syifania Hanifah Samara
Contact Email
jafh@fpk.unair.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jafh@fpk.unair.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Journal of Aquaculture and Fish Health
Published by Universitas Airlangga
ISSN : 23017309     EISSN : 25280864     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
The Journal of Aquaculture And Fish Health (JAFH) has an objective to publish and provide high-quality scientific contributions to the field of fisheries. These contributions came from innovative researches that encourage science and technology development in the field of fisheries and marine science on a national and international scale. This journal serves as a communication medium for researchers, academics, students, and communities.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 1 (2014): JAFH Vol. 3 No. 1 January 2014" : 6 Documents clear
PERUBAHAN HISTOPATOLOGI JARINGAN KULIT IKAN KOMET (Carassius auratus auratus) AKIBAT INFESTASI Argulus japonicus P Renita Efa Ratna Sari; Wahju Tjahjaningsih; Kismiyati Kismiyati
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 3 No. 1 (2014): JAFH Vol. 3 No. 1 January 2014
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1781.536 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v3i1.13015

Abstract

Ektoparasit merupakan salah satu penyebab menurunnya nilai jual komoditas ikan hias di Indonesia. Infestasi tingkat akut A. japonicus dapat mengakibatkan kematian dan kerugian ekonomi bagi pembudidaya. Penetrasi stylet ektoparasit Argulus dapat menyebabkan kerusakan yang cukup besar dengan memecah konsistensi jaringan dan dapat menimbulkan iritasi pada kulit ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui perubahan atau kelainan pada tingkat jaringan yang disebabkan oleh ektoparasit A. japonicus pada jaringan kulit ikan komet. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2013 di Laboratorium Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan dan Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah perubahan patologi anatomi dan perubahan histopatologi jaringan kulit ikan komet akibat infestasi A. japonicus. Skoring dilakukan untuk menentukan derajat kerusakan histopatologi jaringan kulit ikan komet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infestasi A. japonicus mengakibatkan perubahan hemoragi, erosi epitel epidermis, infiltrasi sel radang, kongesti, dan ballooning degeneration pada jaringan kulit ikan komet. Derajat infestasi ektoparasit A. japonicus berbanding lurus dengan tingkat kerusakan jaringan kulit ikan komet. Jenis kerusakan jaringan tidak menunjukkan hubungan yang linear dengan derajat infestasi A. japonicus. Diharapkan dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kemungkinan terjadinya infeksi sekunder akibat infestasi A. japonicus pada ikan. Langkah pencegahan dan pengobatan yang sesuai untuk menjaga kesehatan ikan hias secara umum agar terlihat tetap mempunyai nilai estetika.
RESPON HEMATOLOGIS IKAN KERAPU TIKUS (Cromileptes altivelis) PADA SUHU MEDIA PEMELIHARAAN YANG BERBEDA Reny Lidhia Widi Samsisko; Hari Suprapto; Setiawati Sigit
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 3 No. 1 (2014): JAFH Vol. 3 No. 1 January 2014
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1009.71 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v3i1.13018

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu media pemeliharaan yang berbeda terhadap respon hematologis ikan kerapu tikus (Cromileptes altivelis). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental yang terdiri dari tiga perlakuan yaitu, Kontrol (ikan dipelihara pada suhu ruangan 30oC), A (ikan dipelihara pada suhu 32oC) , dan B (ikan dipelihara pada suhu 34oC) dengan masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah ikan kerapu tikus (Cromileptes altivelis) yang berukuran  10-15 cm sebanyak 72 ekor, air laut, pellet, EDTA, aquades, larutan Hayem’s, dan larutan Turk’s. Ikan kerapu tikus pada perlakuan A (32oC) dan B (34oC) mengalami stres dibandingkan dengan ikan Kontrol (30oC) yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah hingga akhir pemeliharaan yaitu sebesar 80,7 mg/dL pada perlakuan A (32oC), 88 mg/dL pada perlakuan B (34oC). Nilai tertinggi total eritrosit adalah 2,86x106 sel/mm3 pada perlakuan A (32oC) dan 2,92x106 sel/mm3 pada perlakuanB (34oC); total leukosit sebesar 10,86x104 sel/mm3 pada perlakuan A (32oC) dan 10,93x104 sel/mm3 pada perlakuan B (34oC); persentase hematokrit sebesar 41,7% pada perlakuan A (32oC) dan 44% pada perlakuan B (34oC).
IDENTIFIKASI DAN DERAJAT INFESTASI Lernaea PADA IKAN MASKOKI (Carassius auratus) DI KABUPATEN TULUNGAGUNG, JAWA TIMUR Bernideta Dewi Kriswijayanti; Kismiyati Kismiyati; Kusnoto Kusnoto
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 3 No. 1 (2014): JAFH Vol. 3 No. 1 January 2014
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.435 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v3i1.12983

Abstract

Penyakit merupakan masalah yang penting yang harus diperhatikan oleh pembudidaya ikan agar tidak mengalami kerugian. Penyakit dapat muncul di suatu perairan akibat ketidakseimbangan antara lingkungan, inang, dan patogen. Salah satu penyakit yang sering menyerang ikan hias air tawar adalah lernaeosis. Lernaeosis adalah penyakit pada ikan yang disebabkan oleh serangan ektoparasit copepoda dari genus Lernaea. Ektoparasit ini dapat ditemukan pada seluruh permukaan tubuh, mulut dan insang ikan. Lernaea dapat menyebabkan iritasi pada kulit serta lesi. Ikan maskoki (Carrassius auratus) merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar tergolong dalam jenis ikan karper yang sering terserang Lernaea. Ikan maskoki (Carassius auratus) merupakan komoditas unggulan perikanan budidaya untuk jenis ikan hias air tawar di Tulungagung. Identifikasi dan derajat infestasi Lernaea yang menyerang ikan maskoki (Carassius auratus) di Tulungagung, Jawa Timur belum banyak diteliti sehingga perlu dilakukan penelitian pada tiga desa yaitu Desa Karang Rejo, Desa Ploso Kandang dan Desa Wajak dimana ketiga desa tersebut merupakan sentra budidaya di Kabupaten Tulungagung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui spesies Lernaea yang menyerang ikan maskoki (Carassius auratus) dan derajat infestasi dari serangan Lernaea pada ikan maskoki yang dibudidayakan di tiga desa yang berada di Desa Karang Rejo, Desa Ploso Kandang dan Desa Wajak, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Identifikasi Lernaea dilakukan di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya dan penggambaran spesimen dilakukan di LIPI Cibinong. Data hasil identifikasi spesies Lernaea yang menyerang ikan maskoki disajikan secara deskriptif dalam bentuk gambar untuk identifikasi Lernaea dan dalam bentuk tabel untuk derajat infestasi. Hasil penelitian yang dilakukan di Desa Karang Rejo, Desa Ploso Kandang dan Desa Wajak hanya ditemukan satu spesies saja, yaitu Lernaea cyprinacea. Derajat infestasi dari serangan Lernaea cyprinacea di tiga desa tersebut tergolong dalam infestasi ringan.
EFEK PENAMBAHAN L-KARNITIN PADA PAKAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN BENIH LOBSTER AIR TAWAR (Cherax qudricarinatus) Fandi Wahono; Agustono Agustono; Mirni Lamid
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 3 No. 1 (2014): JAFH Vol. 3 No. 1 January 2014
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.529 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v3i1.12984

Abstract

Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis tinggi, baik untuk lobster konsumsi ataupun lobster hias. Kebutuhan Lobster Air Tawar konsumsi semakin meningkat, namun produksinya masih sangat rendah sehingga harga di pasaran relatif tinggi. Pakan merupakan salah satu komponen budidaya yang sangat besar peranannya sebagai faktor penentu pertumbuhan maupun dari segi biaya produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa udang putih yang diberi pakan dengan tambahan 500 ppm L-karnitin menunjukkan pertumbuhan yang optimal. Adanya penelitian tentang L-karnitin yang mampu meningkatkan pertumbuhan udang putih maka diharapkan juga mampu meningkatkan pertumbuhan Lobster Air Tawar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan L-karnitin pada pakan terhadap pertumbuhan benih Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus). Metode penelitian ini adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian dosis L-karnitin yang berbeda pada pakan buatan menghasilkan laju pertumbuhan harian dan efisiensi pakan yang berbeda nyata (p<0,05). Pertumbuhan benih Lobster Air Tawar (Cherax quadricarinatus) terbaik pada perlakuan D sebesar 0,72 gr/hari, dan efisiensi pakan terbaik pada perlakuan D sebesar 90,68%.
IDENTIFIKASI DAN PREVALENSI CACING PADA SALURAN PENCERNAAN IKAN KEMBUNG (Rastrelliger brachysoma) DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA BRONDONG, LAMONGAN, JAWA TIMUR Muhammad Herman; Gunanti Mahasri; Sri Subekti
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 3 No. 1 (2014): JAFH Vol. 3 No. 1 January 2014
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (895.577 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v3i1.12985

Abstract

Tingginya minat masyarakat terhadap ikan laut, mengakibatkan meningkatnya permintaan terhadap ikan kembung (Rastrelliger brachysoma). Ikan kembung merupakan salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomis dan nilai gizi yang cukup tinggi. Ikan kembung tersebut didapatkan dari hasil tangkap para nelayan di wilayah pesisir laut Jawa dan sekitarnya. Akan tetapi ikan ini bisa saja terserang oleh penyakit akibat infeksi dari endoparasit yang disebabkan cacing. Penyakit yang menyerang ikan kembung kemungkinan disebabkan faktor lingkungan menurun sehingga menurunkan daya tahan tubuh, menyebabkan ikan mudah terinfeksi oleh cacing endoparasit seperti halnya Anisakis. Cacing tersebut bersifat zoonosis dan dapat menginfeksi manusia, oleh karena itu dilakukan identifikasi dan prevalensi agar manusia yang mengkonsumsi dapat mengelola ikan dengan benar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk identifikasi dan mengetahui prevalensi cacing apa saja yang menginfeksi ikan kembung (Rastrelliger brachysoma) dari hasil tangkapan nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong, Lamongan. Hasil penelitian dari identifikasi ditemukan larva Anisakis simplex stadium tiga yang menginfeksi di bagian mukosa dan bagian lumen usus ikan kembung, di wilayah Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong, Lamongan dengan total prevalensi cacing Anisakis simplex sebesar 9.6%.
PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS ENZIM PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP KANDUNGAN SERAT KASAR, BAHAN ORGANIK DAN BETN Pramono Kusuma Wardani; Muhammad Arief; Muhammad Anam Al-Arif
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol. 3 No. 1 (2014): JAFH Vol. 3 No. 1 January 2014
Publisher : Department of Aquaculture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.75 KB) | DOI: 10.20473/jafh.v3i1.12987

Abstract

Manajemen pakan merupakan salah satu unsur yang sangat menunjang suatu kegiatan usaha budidaya perikanan, sehingga pakan yang tersedia harus memadai dan memenuhi kebutuhan ikan tersebut. Ketersediaan pakan ikan yang efektif, efisien, ramah lingkungan, dan dengan harga yang terjangkau perlu diperhatikan. Nutrisi dalam pakan sangat penting karena beberapa nutrisi tersebut merupakan sumber energi bagi ikan. Nutrisi pakan dalam ransum hendaknya tersedia dalam jumlah yang cukup dan seimbang sebab keseimbangan bahan pakan dalam ransum sangat berpengaruh terhadap daya cerna. Enzim bekerja secara spesifik pada substrat yang kebanyakan terdapat di dalam bahan pakan baik berupa serat kasar yang merupakan bentuk molekul besar sehingga nantinya dapat diserap dan digunakan langsung. Enzim yang ditambahkan sebagai suplemen pada pakan untuk memecah faktor anti nutrisi yang terdapat di dalam campuran pakan, kebanyakan dari senyawa tersebut tidak mudah dicerna oleh enzim endogeneous di dalam ikan dan dapat mengganggu pencernaan normal. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi pada masyarakat, mahasiswa, dan pembudidaya ikan pada khususnya mengenai pengaruh pemberian beberapa dosis enzim pada pakan komersial terhadap kandungan serat kasar, bahan organik, dan BETN, sehingga bermanfaat bagi semua pihak khususnya terhadap bidang perikanan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan lima ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah kontrol (P0), pemberian Enzim 2,5% (P1), pemberian Enzim 5% (P2) dan pemberian Enzim 7,5% (P3) dengan masing-masing ulangan lima kali. Parameter yang diamati adalah kandungan serat kasar, bahan organik dan BETN setelah fermentasi selama 5 jam. Data tentang kandungan serat kasar, bahan organik dan BETN yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis menggunakan Uji F metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) jika terdapat perbedaan yang nyata maka dilanjutkan dengan uji Jarak Berganda Duncan (Duncan’s Multiple Range Test). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian enzim pada pakan komersial dapat menurunkan kandungan serat kasar dari sebesar 10,6487% (P0) menjadi sebesar 8,7038% (P1), dapat menurunkan kandungan BETN dari sebesar 34,4230% (P0) menjadi sebesar 34,1849% (P1), dan pada kandungan bahan organik tidak berpengaruh. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada dosis enzim 2,5% terhadap ikan uji serta dilakukan penelitian lebih lanjut dengan lama inkubasi yang berbeda pada perlakuan > 5 jam untuk mengetahui pengaruh lama inkubasi enzim pada pakan komersial terhadap kandungan serat kasar, BETN dan bahan organik.

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2014 2014


Filter By Issues
All Issue Vol. 13 No. 2 (2024): JAFH Vol. 13 No. 2 June 2024 Vol. 13 No. 1 (2024): JAFH Vol. 13 No. 1 February 2024 Vol. 12 No. 3 (2023): JAFH Vol. 12 No 3 September 2023 Vol. 12 No. 2 (2023): JAFH Vol. 12 No. 2 June 2023 Vol. 12 No. 1 (2023): JAFH Vol. 12 No. 1 February 2023 Vol. 11 No. 3 (2022): JAFH Vol. 11 No. 3 September 2022 Vol. 11 No. 2 (2022): JAFH Vol. 11 No. 2 June 2022 Vol. 11 No. 1 (2022): JAFH Vol. 11 No. 1 February 2022 Vol. 10 No. 3 (2021): JAFH Vol. 10 No. 3 September 2021 Vol. 10 No. 2 (2021): JAFH Vol. 10 No. 2 June 2021 Vol. 10 No. 1 (2021): JAFH Vol 10 No. 1 February 2021 Vol. 9 No. 3 (2020): JAFH Vol. 9 No. 3 September 2020 Vol. 9 No. 2 (2020): JAFH Vol. 9 No. 2 June 2020 Vol. 9 No. 1 (2020): JAFH Vol. 9 no. 1 February 2020 Vol. 8 No. 3 (2019): JAFH vol. 8 no. 3 September 2019 Vol. 8 No. 2 (2019): JAFH vol. 8 no. 2 Juni 2019 Vol. 8 No. 1 (2019): JAFH Vol. 8 No. 1 Februari 2019 Vol. 7 No. 3 (2018): JAFH Vol. 7 No. 3 September 2018 Vol. 7 No. 2 (2018): JAFH Vol. 7 No. 2 Juni 2018 Vol. 7 No. 1 (2018): JAFH Vol. 7 No. 1 Februari 2018 Vol. 6 No. 3 (2017): JAFH Vol. 6 No. 3 September 2017 Vol. 6 No. 2 (2017): JAFH Vol. 6 No. 2 Juni 2017 Vol. 6 No. 1 (2017): JAFH Vol. 6 No. 1 Februari 2017 Vol. 5 No. 3 (2016): JAFH Vol. 5 No. 3 September 2016 Vol. 5 No. 2 (2016): JAFH Vol. 5 No. 2 Juni 2016 Vol. 5 No. 1 (2016): JAFH Vol. 5 No. 1 Februari 2016 Vol. 3 No. 1 (2014): JAFH Vol. 3 No. 1 January 2014 Vol. 2 No. 1 (2013): JAFH Vol 2 No 1 Februari 2013 More Issue