cover
Contact Name
Lia Cundari
Contact Email
liacundari@ft.unsri.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal_tekim@unsri.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. ogan ilir,
Sumatera selatan
INDONESIA
Jurnal Teknik Kimia
Published by Universitas Sriwijaya
ISSN : 08530963     EISSN : 27214885     DOI : -
Jurnal Teknik Kimia merupakan publikasi tulisan ilmiah hasil riset dan pengalaman lapangan di bidang Teknik Kimia, mulai dari prinsip dasar atau fundamental sampai pada penerapan/aplikasinya di industri. Jurnal Teknik Kimia dalam versi cetak telah diterbitkan sejak tahun 1996. Jurnal Teknik Kimia juga diterbitkan dalam versi on line mulai tahun 2013. Pada versi on line dapat diakses publikasi di Jurnal Teknik Kimia sejak tahun 2008 sampai sekarang.
Arjuna Subject : -
Articles 271 Documents
PENGARUH PERLAKUAN ASAM DAN WAKTU FERMENTASI TERHADAP PEMBENTUKAN BIOETANOL DENGAN BAHAN BAKU SABUT KELAPA Faisol Asip; Bella Febrianti; Siti Gibreallah
Jurnal Teknik Kimia Vol 23 No 3 (2017): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sabut kelapa merupakan salah satu bahan limbah yang memiliki kandungan lignoselulosa yang cukup tinggi namun belum dimanfaatkan secara optimal. Pada umumnya sabut kelapa digunakan sebagai kerajinan tangan atau hanya dibuang dan dibakar begitu saja. Dengan kadar selulosa sebesar 44,4433% sabut kelapa dapat dikonversi menjadi bioetanol yang merupakan bentuk pemanfaatan yang lebih berguna dan memiliki nilai yang jauh lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asam kuat (H2SO4) dan asam lemah (CH3COOH) pada delignifikasi untuk menurunkan kadar lignin pada sabut kelapa dengan variasi konsentrasi 1, 3, 5%. Setelah itu dilakukan proses hidrolisis dengan larutan basa (KOH 5%) yang selanjutnya dilakukan proses fermentasi dengan waktu 3, 5, 7 hari menggunakan ragi Saccharomyces cerevisiae. Dari hasil penelitian yang didapat kadar lignin terendah didapatkan pada sampel H2SO4 5%, sedangkan dari hasil hidrolisis didapat kadar glukosa tertinggi didapatkan oleh sampel H2SO4 5%, dan kadar bioetanol terbesar adalah 5,7768 %v/v yang didapatkan dari sampel H2SO4 5% dengan waktu fermentasi optimal selama 5 hari.
PENGARUH MESH KARBON AKTIF DAN LAJU ALIR GAS TERHADAP PENINGKATAN METANA DALAM KUALITAS COMPRESSED NATURAL GAS Abdullah Saleh; Putri Nurul Ilmi; Ramdela
Jurnal Teknik Kimia Vol 23 No 3 (2017): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Compressed Natural Gas (CNG) merupakan bahan bakar gas berupa gas alam yang telah dikompresi pada tekanan 200-240 bar. Komponen utama dalam Compressed natural gas adalah CH4, dan gas pengotor yang ditinjau dari penelitian ini yakni N2 dan O2. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ukuran mesh karbon aktif dan laju alir gas terhadap peningkatan metana dalam kualitas Compressed natural gas. Serta mengetahui kapasitas adsorpsi menggunakan persamaan isoterm freundlich. Variasi ukuran mesh karbon aktif yaitu 10 mesh, 60 mesh, dan 120 mesh. Dan variasi laju alir gas 1 L/menit, 2 L/menit, dan 3 L/menit. Hasil analisa menunjukkan persentase metana sampel awal sebesar 77,86 %mol. Setelah dilakukan proses pemurnian didapatkan peningkatan persentase metana dan penurunan persentase nitrogen dan oksigen pada setiap penambahan mesh karbon aktif dan penurunan laju alir gas. Persentase metana tertinggi ialah 92,78 %mol pada karbon aktif 120 mesh dengan laju alir 1 L/menit. Dengan menggunakan persamaan isoterm freundlich untuk penyerapan gas nitrogen oleh karbon aktif didapatkan nilai konstanta k sebesar 0,02911mol/gram dan konstanta n sebesar 4,13223.
PENGARUH TEMPERATUR DAN KOMPOSISI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI CAMPURAN KULIT KAKAO DAN DAUN JATI DENGAN PLASTIK POLIETILEN Rosdiana Moeksin; Febrian Aquariska; Herbet Munthe
Jurnal Teknik Kimia Vol 23 No 3 (2017): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Makin terbatas dan langkanya jumlah bahan bakar fosil menimbulkan tuntutan akan pentingnya sumber energi alternatif maupun energi terbarukan. Oleh karena itu, kegiatan untuk mencari sumber bahan alternatif dan terbarukan yang dapat diperbarui, ekonomis, dan ramah lingkungan harus diwadahi untuk pengembangan sumber energi yang lebih baik. Kulit kakao merupakan limbah biomassa perkebunan bertekstur keras yang banyak berserakan dan tergeletak begitu saja di areal perkebunan dan menjadi busuk. Jati (Tectona grandis L.F) termasuk kelompok tanaman yang dapat menggugurkan daunnya selama musim kemarau. Karena sifatnya yang mudah menggugurkan daunnya tersebut, daun jati menjadi sumber biomassa yang cukup melimpah. Metode pembuatan biobriket dari campuran arang kulit kakao dan daun jati dengan penambahan plastik High Density Polyethylene (HDPE) secara garis besar melalui tahapan pembersihan, pengeringan, karbonisasi, pencampuran, dan pencetakan. Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah temperatur karbonisasi, komposisi campuran arang kulit kakao dan daun jati dengan polietilen (HDPE). Temperatur Karbonisasi yang digunakan yaitu dari temperatur 400?C, 450?C, 500?C, 550?C, dan 600?C. Sedangkan variabel komposisi yang digunakan yaitu: 100 % KKDJ : 0 % HDPE, 95 % KKDJ : 5 % HDPE, 90 % KKDJ : 10% HDPE, 85 % KKDJ : 15 % HDPE. Perekat yang digunakan yaitu larutan kanji dengan kadar 10 % dari berat total biobriket. Dari penelitian yang dilakukan didapat biobriket dengan kualitas optimal pada temperatur karbonisasi 550?C dengan penambahan plastik HDPE 15 %, dimana dihasilkan nilai kalor 7307cal/gr, kadar air lembab 4,76 %, kadar abu 4,38 %, kadar zat terbang 22,92 %, dan kadar karbon padat sebesar 67,94 %.
SINTESIS SENYAWA POLIOL MELALUI REAKSI HIDROKSILASI SENYAWA EPOKSI MINYAK JAGUNG M. Said; Mutia Shaza Fita; Ricka Ayu Sugiarti
Jurnal Teknik Kimia Vol 23 No 3 (2017): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelumas nabati menjadi solusi alternatif pengganti pelumas. Sifat ramah lingkungan dan ketersediaan bahan baku menjadi alasan pelumas nabati dijadikan solusi dalam permasalahan penggunaan pelumas dari minyak bumi. Pelumas dari minyak nabati dapat dibuat dalam proses epoksidasi, hidroksilasi dan asetilasi. Pembuatan senyawa poliol merupakan senyawa intermediate untuk produksi pelumas nabati terbentuk dari reaksi hidroksilasi senyawa epoksi minyak jagung dan metanol. Senyawa epoksi terbentuk dari reaksi epoksidasi antara minyak jagung dengan hidrogen peroksida. Pada penelitian ini, secara khusus mempelajari pengaruh temperatur dan waktu reaksi hidroksilasi dari epoksi minyak jagung terhadap nilai konversi dengan variabel temperatur 45°C, 50°C, 55°C, 60°C dan waktu reaksi 30, 60, 90, 120 menit. Berdasarkan hasil penelitian nilai konversi senyawa poliol dari senyawa epoksi minyak jagung yang paling besar pada temperatur 50°C dan waktu reaksi 120 menit yaitu 0,9871. Hasil penelitian juga menunjukkan semakin rendah nilai bilangan oksiran dan semakin tinggi nilai bilangan hidroksil senyawa poliol maka berpengaruh pada besarnya nilai konversi senyawa epoksi menjadi senyawa poliol. Konstanta kinetika reaksi hidroksilasi yang paling besar pada temperatur 50°C yaitu k? = 0,0468 mol/? menit.
KARAKTERISTIK FISIK DAN ANTIMIKROBA EDIBLE FILM DARI TEPUNG TAPIOKA DENGAN PENAMBAHAN GLISEROL DAN KUNYIT PUTIH Roosdiana Muin; Diah Anggraini; Folita Malau
Jurnal Teknik Kimia Vol 23 No 3 (2017): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Edible film didefinisikan sebagai lapisan tipis yang fungsinya untuk melapisi suatu bahan pangan yang layak untuk dimakan dan berperan menjaga ketahanan produk pangan. Kandungan pati pada tepung tapioka cukup tinggi, yaitu 69,58%, sehingga layak digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan edible film. Selain kandungan pati yang digunakan sebagai bahan baku, penambahan plasticizer juga dibutuhkan dalam pembuatan edible film yang berfungsi untuk memperbaiki sifat fisik edible film serta zat aditif sebagai sifat antimikroba. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh peningkatan volume gliserol sebagai plasticizer terhadap sifat fisik dan kunyit putih sebagai zat aditif (antimikroba). Kandungan fenol pada kunyit putih dapat memperlambat proses pembusukan pada bahan pangan. Pada penelitian ini, konsentrasi gliserol yang digunakan yaitu 1%; 1,25%; 1,5%; 1,75% (v/v larutan) dan kunyit putih dengan konsentrasi 0%; 0,4%; 0,8%; 1,2% (v/v larutan). Karakteristik fisik yang dianalisa yaitu kelarutan, ketebalan, elongitas, dan tensile strength. Analisa antimikroba diuji menggunakan metode cakram dengan bakteri E.Coli dan analisa coating terhadap buah anggur.
SINTESIS POLIOLESTER MELALUI REAKSI ASETILASI SENYAWA POLIOL MINYAK JAGUNG M. Said; Agustria; Dimitra Alitha Utama
Jurnal Teknik Kimia Vol 23 No 3 (2017): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelumas merupakan kebutuhan pokok dalam suatu industri maupun kendaraan bermotor disamping bahan bakar. Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pelumas adalah minyak nabati. Keunggulan dari minyak nabati, yaitu bersifat ramah lingkungan, dapat terurai (biodegradable), dan ketersediaannya melimpah di Indonesia. Minyak jagung merupakan contoh dari minyak nabati yang dapat dijadikan sebagai bahan baku alternatif pembuatan pelumas di masa sekarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pelumas yang dihasilkan dari bahan baku berupa minyak jagung. Proses pembuatan pelumas nabati ini memiliki 3 proses yaitu epoksidasi, hidroksilasi dan asetilasi. Proses epoksidasi dilakukan untuk mengurangi ikatan rangkap, hidroksilasi dilakukan untuk mengubah gugus oksiran dari epoksi yang bersifat tidak stabil, dan asetilasi digunakan untuk mengubah gugus OH pada minyak menjadi OR. Sintesis poliolester dihasilkan melalui proses lanjutan dari reaksi epoksidasi dan hidroksilasi, yaitu asetilasi senyawa poliol dengan bantuan asam asetat anhidrat. Kondisi operasi optimum dari reaksi epoksidasi dan hidroksilasi dengan bahan baku minyak jagung berturut-turut sebesar 60?C; 150 menit dan 50?C; 120 menit. Variabel bebas pada penelitian ini berupa Temperatur (60?C, 70?C dan 80?C) dan Waktu reaksi (15, 20, 25, 30 dan 35 menit). Hasil penelitian menunjukkan nilai konversi maksimum dari poliol menjadi poliolester berada di angka 48,96% dengan kondisi operasi temperatur dan waktu berturut-turut sebesar 60?C; 30 menit.
PEMANFAATAN LIMBAH LATEKS KARET ALAM DAN ECENG GONDOK SEBAGAI ADSORBEN CRUDE OIL SPILL Farida Ali; Riswi Zedia Maretha; Lily Diana Novitasari
Jurnal Teknik Kimia Vol 23 No 3 (2017): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Polusi dari tumpahan crude oil di laut merupakan sumber pencemaran laut yang selalu menjadi fokus perhatian dari masyarakat luas, karena akibatnya akan sangat cepat dirasakan oleh masyarakat sekitar pantai dan sangat signifikan merusak makhlssuk hidup di sekitar pantai tersebut. Penggunaan adsorben merupakan salah satu cara menanggulangi tumpahan minyak di laut. Limbah lateks karet alam dan eceng gondok dapat dimanfaatkan untuk dijadikan produk yang lebih berguna yaitu dijadikan sebagai adsorben yang dapat menyerap tumpahan minyak di laut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui volume limbah lateks optimum,waktu kontak optimum dan massa crude oil optimum yang teradsorp. Penelitian dilakukan dengan proses batch dan dilakukan dengan melakukan variasi volume limbah lateks (5,10,15,20,25) ml, waktu kontak (20,40,60,80,100) menit dan massa crude oil (3,6,9,12,15) gram. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa volume limbah lateks optimum adalah 15 ml, waktu kontak optimum 100 menit, dan analisa adalah pada massa crude oil optimum yang teradsorp adalah 12 gram.
Studi stabilitas warna biodiesel dan campuran biodiesel - minyak solar (B20) selama penyimpanan Alfid Revtan Effriandi; Siti Zahra; Baikuni Eris Prianda
Jurnal Teknik Kimia Vol 25 No 3 (2019): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jtk.v25i3.63

Abstract

Biodiesel merupakan bahan bakar terbarukan yang mulai marak digunakan diberbagai sektor. Sebelum digunakan biodiesel umumnya disimpan. Karena memiliki karakteristik khusus biodiesel mengalami perubahan sifat selama penyimpanan, salah satunya perubahan warna. Dalam penelitian ini, biodiesel yang digunakan adalah metal ester yang berbasis minyak sawit. Biodiesel disimpan selama 60 hari pada tanki berbahan gelas untuk dapat melihat perubahan warna yang terjadi. Colorimeter digunakan untuk menunjukkan perubahan warna, yang dipantau setiap 15 hari. Selain itu parameter sifat biodiesel yang juga diamati adalah angka asam dan angka peroksida. Zat aditif yang berperan sebagai antioksidan jenis Tersier Butil Hidroksi Quinolin (TBHQ) ditambahkan dalam setiap sampel biodiesel dan campuran biodiesel-minyak solar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan antioksidan pada sampel biodiesel yang disimpan diruangan yang terpapar cahaya berpengaruh signifikan terhadap perubahan warna. Penyimpanan pada kondisi suhu diatas temperatur ambient lebih mempercepat terjadinya degradasi menyebabkan terjadinya penurunan kualitas biodiesel.
Evaluasi efisiensi ammonia converter unit ammonia pada industri pupuk urea R. M. Yusuf Agustria; Al Azhar; Rizka Wulandari Putri
Jurnal Teknik Kimia Vol 25 No 3 (2019): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jtk.v25i3.64

Abstract

Ammonia Converter adalah reaktor berkatalis yang berfungsi sebagai tempat reaksi pembentukan NH3 (amoniak) dari H2 (hidrogen) dan N2 (nitrogen). Produktifitas dan efisiensi di pabrik amoniak ditentukan dari hasil ammonia converter ini. Gas hidrogen dan nitrogen didapatkan dari keluaran metanator, yang diharapkan memiliki rasio H2:N2 sebesar 3:1. Kedua gas ini direaksikan dalam ammonia converter pada suhu dan tekanan yang tinggi. Dari permasalahan yang didapat bahwa terjadi penurunan produksi NH3 pada ammonia converter selama bulan februari. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi performa amoniak konverter dan apa saja yang mempengaruhi performa tersebut. Dari hasil evaluasi didapatlah bahwa kondisi operasi pada ammonia converter ini juga akan mempengaruhi dari banyaknya amoniak yang akan dihasilkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil konversi hidrogen dan nitrogen, sekitar 15%. Dari hasil evaluasi, didapatkan bahwa produksi NH3 menurun dari data desainnya, yaitu sebesar 3498,1264 kmol/h pada bulan Februari 2018.
Perhitungan efisiensi panas steam generator dengan pemanas thermal oil pada unit energy plant industri fibreboard Linda Santia; Intan Retri Utari; Rahmatullah Rahmatullah
Jurnal Teknik Kimia Vol 25 No 3 (2019): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jtk.v25i3.65

Abstract

Steam generator (boiler) atau ketel uap adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Secara proses konversi energi, boiler memiliki fungsi untuk mengkonversi energi kimia yang tersimpan di dalam bahan bakar menjadi energi panas yang tertransfer ke fluida kerja. Steam generator didesain untuk menghasilkan steam dengan tekanan dan temperatur tertentu. Kualitas steam yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh performa kinerja dari steam generator. Permasalahan yang dihadapi pada steam generator ini adalah terjadi penuruan efisiensi panas. Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui efisiensi maksimum steam generator dan faktor apa yang mempengaruhi penurunan efisiensi melalui evaluasi neraca massa dan neraca panas. Pengurangan efisiensi panas pada steam generator dapat disebabkan karena penumpukan kerak yang terdapat didalam sepanjang tube. Efisiensi panas yang di hasilkan dari steam generator di industri Fibreboard adalah kurang lebih 92-93%.

Page 4 of 28 | Total Record : 271