cover
Contact Name
Mieke
Contact Email
mieke@esaunggul.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
inohim.ueu@esaunggul.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM)
Published by Universitas Esa Unggul
ISSN : 23548932     EISSN : 26559129     DOI : -
Core Subject : Health,
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) is a scientific publication devoted to disseminate all information contributing to the understanding and development of Health Information management, Health Informatics and Health Information Management System.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 11, No 1 (2023): INOHIM" : 10 Documents clear
Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja Berdasarkan Beban Kerja dengan Metode Workload Indicator Staffing Need (WISN) Unit Rekam Medis Rumah Sakit Tk.III Dr.R. Soeharsono Arief Budiman; Soraya Soraya; Ahmad Rasyid Ridho Ramadhan
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 11, No 1 (2023): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/inohim.v11i1.490

Abstract

AbstractThe planning for the need for medical records at the Tk.III Hospital Dr R Soeharsono has not been well structured, so the current staff does not meet their needs. This study aims to analyze the need for medical recorders and working time in the medical record work unit Tk.III Dr R Soeharono Hospital in 2021. The study was conducted descriptively with a cross-sectional design using the Workload Indicator Staffing Need method. WISN). Primary data were collected through interviews and observations, and also collected some secondary data from Tk.III Hospital Dr R Soeharsono. Available working days at Tk.III Dr.R Soeharsono Hospital in 2021 are 229 days, while the available working time is 1912.15 hours or 114,729 minutes. The medical records unit has 20 workers, but only one has a medical record education background. The standard leeway obtained from morning, afternoon, and meetings is 0.092297152. the workforce needs based on the workload indicator staffing need(WISN) method is 11.40861491 or 12 people.Keywords: hospital, medical records, WISN, labourAbstrakPerencanaan kebutuhan tenaga rekam medis di Rumah Sakit Tk.III Dr R Soeharsono belum terstruktur dengan baik, sehingga tenaga yang saat ini ada belum sesuai dengan kebutuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan tenaga kerja perekam medis serta waktu kerja di divisi kerja rekam medis di RS Tk.III Dr R Soeharono pada tahun 2021. Penelitian dilakukan secara deskriptif dengan desain potong lintang (cross-sectional) menggunakan metode Workload Indicator Staffing Need (WISN). Dilakukan pengumpulan data primer melalui wawancara dan observasi serta dilakukan pula pengumpulan beberapa data sekunder dari RS Tk.III Dr R Soeharsono. Hari kerja tersedia di RS Tk.III Dr.R Soeharsono tahun 2021 adalah 229 hari, sedangkan waktu kerja yang tesedia adalah 1912,15 jam atau 114.729 menit. Unit rekam medisnya memiliki 20 orang pekerja, tetapi hanya seorang saja yang berlatar belakang pendidikan rekam medis. Standar kelonggaran yang didapat dari apel pagi, apel pulang dan rapat adalah 0,092. kebutuhan tenaga kerja berdasarkan metode workload indicator staffing need (WISN) adalah 11,409 atau 12 orang.Kata Kunci : rumah sakit, rekam medis, WISN, tenaga kerja
Analisis Teks Pemberitaan Telemedicine di Indonesia: Pendekatan Sentimen, NER, Topic Modeling, dan Social Network dalam Memahami Isu dan Persepsi Satria Bagus Panuntun; Dewi Krismawati; Setia Pramana; Erni Tri Astuti
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 11, No 1 (2023): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/inohim.v11i1.500

Abstract

AbstractTelemedicine is becoming an increasingly relevant phenomenon in the health sector in Indonesia, especially with the emergence of the COVID-19 Pandemic. This study examines text analysis of telemedicine news coverage during the COVID-19 pandemic in Indonesia using sentiment analysis, Named Entity Recognition (NER), topic modeling, and Social Network Analysis (SNA). This research aims to gain an in-depth understanding of issues, public perceptions, social networks, and topics related to the use of telemedicine in dealing with a pandemic. This study provides a comprehensive understanding of telemedicine coverage during the COVID-19 pandemic in Indonesia by combining four methods. The findings of this research can provide valuable insights for stakeholders in optimizing the use of telemedicine, understanding public perceptions, and building effective collaborations in handling pandemics.Keywords: telemedicine, sentiment analysis, Named Entity Recognition (NER), topic modeling, social network analysis, COVID-19 AbstrakTelemedicine menjadi fenomena yang semakin relevan dalam sektor kesehatan di Indonesia, terutama dengan munculnya Pandemi COVID-19. Penelitian ini mengkaji analisis teks pemberitaan telemedicine selama pandemi COVID-19 di Indonesia dengan menggunakan analisis sentimen, Named Entity Recognition (NER), Topic Modeling, dan Social Network Analysis (SNA). Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang isu-isu, persepsi masyarakat, jaringan sosial, dan topik-topik yang terkait dengan pemanfaatan telemedicine dalam menghadapi masalah kesehatan di masa pandemi. Penggunaan gabungan empat metode analisis agar dapat menyajikan pemahaman yang komprehensif tentang pemberitaan telemedicine selama pandemi COVID-19 di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan adanya kecenderungan sentimen positif dan netral terhadap telemedicine dan keberadaannya sangat membantu masalah kesehatan di masa Pandemi COVID-19. Selain itu pejabat pemerintah adalah nama yang paling sering muncul dalam pemberitaan telemedicine  yang memiliki makna peranan sentral pemerintah dalam masalah kesehatan sangat dibutuhkan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan berharga bagi para pemangku kepentingan dalam mengoptimalkan pemanfaatan telemedicine, memahami persepsi masyarakat, dan membangun kolaborasi yang efektif dalam penanganan pandemi.Kata Kunci: telemedicine, analisis sentimen, Named Entity Recognition (NER), social network analysis, topic modelling, COVID-19
Optimalisasi Layanan Rawat Jalan: Desain User Interface Aplikasi Pendaftaran Online Berbasis Mobile Muhammad Miftah Fajar; Laili Rahmatul Ilmi; Imaniar Sevtiyani; Budhi Wicaksono; Dwi Mardiyanti
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 11, No 1 (2023): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/inohim.v11i1.494

Abstract

AbstractBased on focus group discussions with the user, Nurhidayah Hospital has online registration by website, but all patients are unfamiliar. Utilizing technology and information systems in the health sector can improve performance and patient satisfaction. Based on FGD result, the researcher can measure the user needed to design a user interface for a mobile-based registration application. One indicator is the speed of patient registration. Online patient registration is growing very fast, one of which is a mobile-based registration application. One of the processes is UI (user interface). This study aims to design a UI for mobile-based online registration. This research method is Research and Development (R&D). Data collection is divided into primary and secondary data. Primary data was taken using an interview guide to 3 informants. Then secondary data was obtained by observing the website using an observation checklist. The primary data obtained were processed and presented in a descriptive narrative. Observational data is used by researchers to design a mobile-based UI using the Figma application. The results of this study are UI design consists of seven phases, beginnings with interviews and observations to obtain user needs, the next stage is planning and design, the next stage is user testing, researchers are asked to add a shortcut feature in one of the menus to make it easier for users to use the application. The conclusion of this study is a mobile-based UI design in the form of a prototype that can provide convenience in online registration to minimize queues.Keywords: user interface, online registration, outpatient, mobile-based AbstrakBerdasarkan hasil wawancara dan observasi di RS Nur Hidayah Bantul telah menyediakan pendaftaran online melalui website resmi, namun pemanfaatan oleh pasien belum optimal. Pendaftaran online memberikan kemudahan kepada pasien untuk meminimalisir proses antrian, namun tidak menutup kemungkinan belum berjalan optimal karena pasien belum terlalu paham akan alur dan prosedurnya, sehingga pasien masih mendaftar secara langsung atau melalui telepon. Pendaftaran pasien secara online perkembangannya pesat, salah satunya aplikasi pendaftaran berbasis mobile. Tahapan dalam merancang pendaftaran online adalah dengan mendesain antar muka atau user interface (UI). Penelitian ini bertujuan untuk mendesain UI pada pendaftaran online berbasis mobile. Metode penelitian yang dipilih adalah Research and Development (R&D) dengan pendekatan study kasus.. Subjek pada penelitian ini adalah petugas pendaftaran, kepala rekam medis dan kepala IT. Objek pada penelitian berupa studi dokumen SOP pendaftaran pasien, panduan pendaftaran online pada website, dan server. Metode pengambilan datanya menggunakan Focused Group Discussion (FGD) dengan pedoman FGD, studi dokumen menggunakan panduan observasi. Hasil FGD diolah secara contenct analysys dan disajikan dalam bentuk narasi deskriptif. Hasilnya adalah pada tahapan UI terdiri dari analsisis kebutuhan dengan FGD dan observasi, perencanaan dan perancangan, uji coba kepada user. Hasil uji pertama user kurang setuju dengan tampilan awal dari aspek tampilan awal dan pemilihan warna, sehingga ada tahapan perbaikan serta penyempuraan UI. Produk akhirnya adalah UI pendaftaran online bentuk prototype sesuai dengan keinginan pasien. Kesimpulan penelitian ini adalah desain UI berbasis mobile dalam bentuk prototype yang dapat memberikan kemudahan dalam pendaftaran online sehingga meminimalisir antrian.Kata kunci: user interface, pendaftaran online, rawat jalan; mobile
Evaluasi Penyelenggaraan Rekam Medis dalam Pemenuhan Standar Akreditasi di Puskesmas Kedaung Barat Kabupaten Tangerang Nungky Nurkasih Kendrastuti; Muhammad Fahmi Nursyabani
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 11, No 1 (2023): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/inohim.v11i1.508

Abstract

Abstract Implementation of medical record services based on accreditation standards would improve the quality and safety of patients at Public Health Center . Public Health Center accreditation must be carried out so that the optimization of its functions could run optimally, both in terms of service performance and the resources used. Objectives clicking this study was to evaluate the implementation of medical records service in meeting the standard 8.4 at chapter IV accreditation standard at Kedaung Barat Public Health Center, Tangerang District. This standard had 4 criterias and 13 assessment elements. This research was a quantitative research with descriptive methods. The population of this study were all medical record files that were available at the time of the study. The data source is primary adn secondary data with a total sample of 30 taken by simple random sampling. The results of the study were 3 elements of assessment that were fully achieved (23.1%), 3 elements of assessment were partially achieved (23.1%) and 7 elements of assessment that were not achieved (53.8%). The total score obtained was 45 out of 130 (34.6%). Conclusion: the implementation of medical records based on the accreditation standard of 8.4 in Kedaung Public Health Cente has only been partially fulfilled, and needs to be improved until 100% fulfillmentKeyword: Medical Records, Public Health Center, Accreditation StandardsAbstrakPelayanan rekam medis berdasarkan standar akreditasi akan meningkatkan mutu dan keselamatan pasien di puskesmas. Akreditasi puskesmas wajib dijalankan agar optimalisasi fungsi puskesmas dapat berjalan secara optimal, baik dari kinerja pelayanan maupuan sumber daya yang digunakan. Tujuan penelitian ini adalah melakukan evaluasi penyelenggaraan rekam medis berdasarkan standar akreditasi bab IV standar 8.4 di Puskesmas Kedaung Barat Kabupaten Tangerang. Standar ini memiliki 4 kriteria dan 13 elemen penilaian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh berkas rekam medis yang ada saat waktu penelitian. Sumber data merupakan data primer dan sekunder dengan jumlah sampel 30 yang diambil dengan cara simple random sampling. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 3 elemen penliaian yang tercapai penuh (23,1%), 3 elemen penilaian tercapai sebagian (23,1%) dan 7 elemen penilaian yang tidak tercapai (53,8%). Total skor yang didapat adalah 45 dari 130 (34,6%). Kesimpulan: penyelenggaraan rekam medis berdasarkan standar akreditasi 8.4 di Puskesmas Kedaung baru terpenuhi sebagian, dan perlu ditingkatkan lagi agar terpenuhi 100%.Kata Kunci: Rekam medis, Puskesmas, Standar akreditasi
Minat Mahasiswa Menggunakan Halodoc Selama Pandemi Covid-19 Nauri Anggita Temesvari; Angelia Dyah Sukmarini; Melani Nurbaiti Hasanah
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 11, No 1 (2023): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/inohim.v11i1.400

Abstract

AbstractTechnology was widely used by people during the COVID-19 period, including searching for health-related information. Halodoc's presence at this time was a technological breakthrough that provided various features useful in pursuing public health, among other applications. The pandemic has made students must be familiar with technology in online learning systems. However, students did not optimally use the technology for health-related during the pandemic. This study aimed to assess the relationship between students' perceptions of security, trust, ease of use, and usefulness with interest in using Halodoc during the COVID-19 pandemic. This study used a cross-sectional design, and the data was collected using Google Forms. The number of samples obtained was 100 students. The chi-square test was used to find the relationship between perceptions of security, trust, ease of use, and usability with interest in Halodoc during the COVID-19 pandemic. Among 100 students, 93% stated interest in using Halodoc, 83% stated Halodoc was very safe, 87% stated they believed Halodoc, 90% stated Halodoc was easy to use, and 91% said Halodoc was useful. Perceptions of trust (p-value 0.005) and usefulness (p-value 0.015) were significantly related to students' interest in using Halodoc during the COVID-19 pandemic. Perceptions of security (p-value 0.340) and convenience (p-value 0.144) were not significantly related to students' interest in using Halodoc during the pandemic. Perceptions related to trust and usefulness were factors that determined students' interest in using Halodoc during the pandemic.Keyword: Halodoc, interests, students, technology, COVID-19 AbstrakPenggunaan teknologi semakin pesat selama COVID-19 dalam berbagai hal termasuk dalam pencarian informasi terkait kesehatan. Halodoc hadir sebagai teknologi dengan berbagai fitur yang dapat berguna dalam pencarian kesehatan bagi masyarakat diantara aplikasi lainnya pada masa pandemi. Teknologi pada periode ini secara intensif digunakan mahasiswa dalam pembelajaran dengan sistem e-learning. Namun penggunaan aplikasi kesehatan belum optimal digunakan mahasiswa selama pandemi COVID-19. Penelitian ini menilai hubungan antara persepsi mahasiswa tentang keamanan, kepercayaan, kemudahan penggunaan, dan kebermanfaatan dengan minat menggunakan Halodoc selama pandemi COVID-19. Desain potong lintang digunakan dalam penelitian. Jumlah sampel didapatkan 100 mahasiswa. Uji chi-square digunakan untuk menguji keterkaitan persepsi keamanan, kepercayaan, kemudahan penggunaan, dan kebermanfaatan dengan minat menggunakan Halodoc selama pandemi COVID-19. Dari 100 mahasiswa, 93% menyatakan minat dalam menggunakan Halodoc, 83% menyatakan Halodoc sangat aman, 87% menyatakan percaya dengan Halodoc, 90% menyatakan Halodoc mudah digunakan, dan 91% menyatakan Halodoc bermanfaat. Persepsi kepercayaan (p-value 0,005) serta kebermanfaatan (p-value 0,015) signifikan terkait dengan minat mahasiswa menggunakan Halodoc selama pandemi COVID-19. Persepsi persepsi keamanan (p-value 0,340) dan kemudahan (p-value 0,144) tidak signifikan terkait dengan minat mahasiswa menggunakan Halodoc selama pandemi COVID-19. Persepsi terkait kepercayaan dan kebermanfaatan menjadi faktor yang menentukan minat mahasiswa menggunakan Halodoc selama periode COVID-19.Kata Kunci: Halodoc, minat, mahasiswa, teknologi, COVID-19 
Analisis Kesiapan Pengembangan Rekam Medis Elektronik Menggunakan DOQ-IT di RS “X” Yogyakarta Kori Puspita Ningsih; Suryo Nugroho Markus; Ngatoiatu Rahmani; Ida Nursanti
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 11, No 1 (2023): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/inohim.v11i1.496

Abstract

AbstractMedical records are a vital part of the evidence for recording patient examinations. Several middle and high-income countries have implemented Electronic Medical Records (RME) to support patient health documentation. The development of RME in Indonesia has been regulated in the Minister of Health Regulation 24 of 2022. Hospital "X" Yogyakarta is starting to develop RME but has not yet developed a strategic plan for developing RME. Without a clear plan, developing RME at Hospital "X" Yogyakarta seems patchy. Therefore, in developing RME, it is necessary to analyze the hospital's readiness first. This research uses analytical observational research with a mixed-method data collection approach. This study uses an adequate instrument to analyze healthcare facilities' readiness to implement EHR using the DOQ-IT approach. The analysis of RME development readiness results from human resources, leadership, organizational culture, and infrastructure components at the "X" Hospital Yogyakarta. Analysis of the scores of the four components of 76.48 with an average value of 2.64. The assessment results show that RS "X" Yogyakarta is ready to develop RME. The readiness to develop RME is strong at RS "X" Yogyakarta, supported by strengths in organizational work culture, leadership and infrastructure, but also weaknesses in human resources. Therefore, RS "X" Yogyakarta needs to provide training and increase motivation so that human resources are far ready for RME development.Keywords: readiness, DOQ-IT, EMR AbstrakRekam medis merupakan bagian vital dalam bukti pencatatan pemeriksaan pasien. Beberapa negara berpenghasilan menengah dan tinggi, telah menerapkan Rekam Medis Elektronik (RME) untuk mendukung dokumentasi kesehatan pasien. Pengembangan RME di Indonesia telah diatur pada Permenkes 24 Tahun 2022. RS “X” Yoyakarta muai mengembangkan RME, namun belum menyusun rencana srategi pengembangan RME. Dalam pengembangan RME diperlukan perencanaan yang matang, sehingga rumah sakit bisa menilai sejauh mana kesiapan untuk memulai tahap pengembangan RME. RS “X” Yogyakarta sudah mengembangkan RME, namun masih terkesan tambal sulam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesiapan pengembangan RME menggunakan pendekatan DOQ-IT. Penelitian ini menggunakan observational analitik. dengan pendekatan pengumpulan data mixed methode. Pada penelitian ini menggunakan instrumen yang efektif untuk menganalisis kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan dalam melaksanakan EHR menggunakan pendekatan DOQ-IT. Hasil analisis kesiapan pengembangan RME dari komponen sumberdaya manusia, kepemimpinan, budaya organisasi, dan infrastruktur di RS “X” Yogyakarta. Analisis skor dari keempat komponen sebesar 76,48 dengan rata-rata nilai sebesar 2,64. Dari hasil penilaian tersebut menunjukkan RS “X” Yogyakarta cukup siap dalam mengembangkan RME. Kesiapan pengembangan RME kuat di RS “X” Yogyakarta   didukung dengan adanya kekuatan di budaya kerja orgnanisasi, kepemimpinan dan infrastruktur, akan tetapi juga memiliki kelemahan di SDM. Oleh karena itu RS “X” Yogyakarta perlu memberikan pelatihan dan meningkatkan motivasi supaya SDM menjadi jauh siap dalam pengembangan RME.Kata Kunci: kesiapan, DOQ-IT, rekam medis elektronik 
Implementasi Manajemen Informasi Rekam Medis Berdasarkan Standar 8.4 Akreditasi Puskesmas di Puskesmas T Kota Tasikmalaya Anisa Isnaini; Ida Sugiarti
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 11, No 1 (2023): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/inohim.v11i1.409

Abstract

AbstractMinister of Health Regulation, 2015 number 46 of Primary Health Care Accreditation, is about recognizing independent institutions as administers accreditation by the Ministry of Health, held every three years after filling up the standards. Based on a preliminary study, T Primary Health Care had the first accreditation with the result of the 2017 Basic Status. Currently, T Public Health Center hasn't been re-accredited due to the impact of the Covid-19 pandemic. Medical record management is carried out by medical recorders in the special room, which is stored on shelves and boxes. There is a family medical record folder that still applies to personal medical records. T Primary Health Care stated that they had complete regulation because every two years routinely evaluated regulations and procedures, especially in the Management of medical records. The purpose of this study was to determine the alignment of the implementation of Medical Records Information Management (MIRM) in 8.4 Public Health Center Accreditation Standard for re-accreditation readiness by developing the quality of health services at T Primary Health Care in 2022. This research method used a case study approach with qualitative analysis. Result Research Organizing medical records in 8.4 standards of Medical Records Information Management (MIRM), T Public Health Center has tried to qualify the criteria. These include the available regulation and procedures related to the Management of Medical Records that are complete but haven't yet been ratified. As with each criterion, there are still discrepancies and obstacles in implementation. So the implementation of 8.4 standard Public Heath Center Accreditation is still not entirely by the regulations that have been made.Keywords: primary health care, primary health care accreditation, medical record managementAbstrakPeraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 tahun 2015 menjelaskan Akreditasi Puskesmas merupakan pengakuan lembaga independen penyelenggara akreditasi ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, setelah memenuhi standar yang diselenggarakan setiap 3 tahun. Berdasarkan studi pendahuluan Puskesmas T pernah melakukan akreditasi yang pertama dengan hasil status akreditasi dasar tahun 2017. Saat ini Puskesmas belum dilakukan re-akreditasi karena dampak pandemi Covid-19. Pengelolaan rekam medis dilakukan oleh Perekam Medis di ruang penyimpanan rekam medis yang disimpan pada rak dan kardus, memiliki map family folder tetapi masih menerapkan personal medical record. Puskesmas menyatakan regulasi telah lengkap, karena rutin melakukan evaluasi setiap dua tahun terkait Surat Keputusan (SK) dan Standar Prosedur Operasional (SPO) khususnya dalam pengelolaan rekam medis. Tujuan dilakukan penelitian untuk mengetahui pengelolaan keselarasan implementasi Manajemen Informasi Rekam Medis dalam standar 8.4 Akreditasi Puskesmas dalam kesiapan re-akreditasi sebagai upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di UPT Puskesmas T Tahun 2022. Penelitian digunakan dengan metode kualitatif pendekatan studi kasus. Hasil penelitian dalam penyelenggaraan rekam medis pada standar 8.4 Manajemen Informasi Rekam Medis, Puskesmas T telah berupaya memenuhi kriteria dalam standar tersebut. Diantaranya SK dan SPO terkait dengan pengelolaan rekam medis yang tersedia cukup lengkap, namun belum dilakukan pengesahan. Sebagaimana setiap kriteria masih terdapat ketidaksesuaian dan hambatan dalam pelaksanaanya. Sehingga implementasi dalam standar 8.4 Akreditasi puskesmas masih belum seluruhnya sesuai dengan regulasi yang telah dibuat.Kata Kunci: puskesmas, akreditasi puskesmas, pengelolaan rekam medis 
Ketepatan Kode Diagnosis Chronic Kidney Disease Dalam Mendukung Kelancaran Klaim BPJS Di Rumah Sakit Warsi Maryati; Indriyati Oktaviano Rahayuningrum; Hestiana Hestiana
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 11, No 1 (2023): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/inohim.v11i1.497

Abstract

AbstractAn accurate diagnosis code is crucial to support the smooth submission of health service fee claims. In Indonesia, kidney disease is ranked as the second largest financing from BPJS. The preliminary study results show that of the 30% of claims submitted by patients with chronic kidney disease (CKD) that were not approved, 10% of them were due to inaccurate diagnosis codes. This study aimed to prove the relationship between the accuracy of the CKD diagnosis code and the approval of BPJS claims. This research is a quantitative study with a cross-sectional study design. A sample of 97 CKD patient claim files was taken at a hospital in Surakarta. There are two variables: the accuracy of the diagnosis code and the approval of BPJS claims. Researchers used observation guidelines and ICD-10 to analyze the accuracy of the diagnosis code and observe the reasons for returning BPJS claims. Analysis of the relationship between the two variables using the Fisher Exact test. The results showed 93 (95.9%) valid CKD diagnosis codes and 4 (4.1%) inaccurate codes. Claim files were approved by 79 (81.5%) and not approved by 18 (18.5%). The analysis showed that the accuracy of the CKD diagnosis code had a significant relationship with the approval of BPJS claims (b=6.643; 95% CI=4.099-10.765; p=0.001). An Accurate CKD diagnosis code that is accurate has a 6.643 times greater chance of increasing claim approval than one that is inaccurate. Hospitals should try to improve the accuracy of the diagnosis code through regular training, monitoring and evaluation to minimize the occurrence of claims return.Keyword: code, diagnosis, claim, accuracy, CKD AbstrakKode diagnosis yang akurat sangat penting untuk mendukung kelancaran pengajuan klaim biaya pelayanan kesehatan. Di Indonesia, penyakit ginjal menduduki ranking kedua pembiayaan terbesar dari BPJS. Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa dari 30% pengajuan klaim pasien dengan chronic kidney disesase (CKD) yang tidak disetujui, 10% diantaranya disebabkan karena ketidakakuratan kode diagnosis. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan hubungan antara keakuratan kode diagnosis CKD dengan persetujuan klaim BPJS. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan sampel sebanyak 97 dokumen klaim pasien CKD. Terdapat dua variabel yaitu keakruratan kode diagnosis dan persetujuan kliam BPJS. Peneliti menggunakan pedoman observasi dan ICD-10 untuk menganalisis keakuratan kode diagnosis serta mengamati penyebab pengembalian klaim BPJS. Analisis hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dengan menggunakan uji Fisher Exact. Hasil penelitian didapatkan kode diagnosis CKD yang akurat sebanyak 93 (95,9%) dan tidak akurat sebanyak 4 (4,1%). Berkas klaim yang disetujui sebanyak 79 (81,5%) dan tidak disetujui sebanyak 18 (18,5%). Hasil analisis menunjukkan bahwa keakuratan kode diagnosis CKD memiliki hubungan yang signifikan dengan persetujuan klaim BPJS (b=6,643; 95% CI=4,099-10,765; p=0,001). Setiap kode diagnosis CKD yang akurat memiliki peluang sebesar 6,643 kali lebih besar dalam meningkatkan persetujuan klaim dibandingkan yang tidak akurat. Rumah sakit sebaiknya melakukan upaya peningkatan keakuratan kode diagnosis melalui pelatihan, pengawasan dan evaluasi secara berkala sehingga meminimalisir terjadinya pengembalian klaim.Kata Kunci: kode, diagnosis, klaim, kekauratan, CKD 
Analisis Perbedaan Kelengkapan Pengisian Asesmen Medis Gawat Darurat Elektronik dengan Manual pada Diagnosis Skizofrenia Tak Terinci di RSJD Surakarta Ratna Komala Sari; Sri Sugiarsi; Sri Mulyono
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 11, No 1 (2023): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/inohim.v11i1.472

Abstract

AbstractBased on the preliminary survey at RSJD Surakarta from 10 electronic emergency medical assessments, the lowest completeness was on the item verification date, 70%. In contrast, the manual item for patient history and psychiatric examination was 80%, and the doctor's name item was 90%. This study aimed to determine the differences in the completeness of filling out electronic emergency medical assessments with manuals on an unspecified diagnosis of schizophrenia at RSJD Surakarta. This type of research is comparative. The research design uses a retrospective approach. The population of all electronic and manual emergency medical assessment forms for the diagnosis of schizophrenia is not detailed in the third quarter of 2021 and 2019. The sample size is 62, taken using a simple random sampling technique. The method of collecting data is by observation and unstructured interviews. The instrument uses an observation sheet and unstructured interview guidelines. Analysis of the data used is Mann Whitney test. The results of the complete identification of electronic and manual emergency medical assessments were 100%. The completeness of the important electronic emergency medical assessment reports was 77.42%, while the manual was 61.29%. The completeness of the electronic emergency medical assessment authentication is 100%, while the manual is 90.32%. Based on the results of the study, it is recommended that medical record officers coordinate with the SIMRS section when the verification date has not been filled in, the server cannot be saved, provide socialization about the importance of writing vital signs to determine the patient's health condition and improve the completeness of the medical record.Keywords: analysis, completeness, electronic emergency medical assessment filling by manualAbstrakBerdasarkan survey pendahuluan di RSJD Surakarta dari 10 asesmen medis gawat darurat elektronik kelengkapan terendah pada tanggal verifikasi 70% sedangkan manual pada riwayat pasien dan pemeriksaan psikiatri 80%, serta nama dokter 90%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kelengkapan pengisian asesmen medis gawat darurat elektronik dengan manual pada diagnosis skizofrenia tak terinci. Jenis penelitian yaitu komparatif. Populasinya adalah seluruh formulir asesmen medis gawat darurat elektronik dan manual pada diagnosis skizofrenia tak terinci triwulan III tahun 2021 dan 2019. Besar sampel adalah 62, diambil dengan teknik simple random sampling. Cara pengumpulan data melalui observasi dan wawancara tidak terstruktur. Uji mann whitney digunakan untuk menganalisis perbedaan kelengkapan formulir elektronik dan manual.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa identifikasi asesmen medis gawat darurat elekronik dan manual lengkap 100%. Laporan penting asesmen medis gawat darurat elektronik; lengkap sebanyak 77,42%, sedangkan manual 61,29%. Autentifikasi asesmen medis gawat darurat elektronik lengkap 100%, sedangkan manual 90,32%. Terdapat perbedaan kelengkapan formulir elektronik dengan yang manual pada nilai p=0.033(<0.05).Kata Kunci: analisis, kelengkapan, pengisian asesmen medis gawat darurat elektronik dengan manual
Implementasi Rekam Medis Elektronik di Klinik Kidz Dental Care Sella Yossiant; Hosizah Hosizah
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 11, No 1 (2023): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/inohim.v11i1.498

Abstract

AbstractThe development of increasingly advanced information technology in various fields has become common in today's digital era. The health sector is no exception. One of the developments in information technology is using information systems in health services in electronic medical records. Electronic medical records are expected to be able to provide benefits in overall health services. However, until now, the application of electronic medical records is still assisted by paper due to limited development costs and users. This study aimed to determine the implementation of electronic medical records in pediatric dental clinics per the five components of electronic medical records: hardware, software, policies, users, and processes. The method used for implementing RME is descriptive, with data collection obtained from observations, interviews, and document review. RME was implemented for one month at the pediatric dental clinic by involving the clinic director, clinic manager, IT officer, dentist, registration officer, and two nurses. The RME application has been integrated with medical support applications. It can be implemented in pediatric dental clinics as patient registration, medical record documentation, patient visit lists, payments, stock of goods and medicines, and clinical reports. However, this system is not entirely electronic, and there are still some manual services such as making drug prescriptions, informed consent, and signing the approval for visits.Keywords: implementation, electronic medical records, electronic medical records, dental clinicsAbstrakPerkembangan teknologi informasi yang semakin maju di berbagai bidang menjadi hal yang biasa terjadi pada era digital saat ini. Tidak terkecuali pada bidang kesehatan, salah satu perkembangan teknologi informasi adalah penggunaan sistem informasi dalam layanan kesehatan yang berbentuk rekam medis elektronik. Rekam medis elektronik diharapkan mampu memberikan manfaat dalam pelayanan kesehatan secara keseluruhan, namun sampai saat ini penerapan rekam medis elektronik masih dibantu dengan kertas karena keterbatasan biaya pengembangan maupun pengguna. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui implementasi rekam medis elektronik di klinik gigi anak sesuai dengan kelima komponen dalam rekam medis elektronik yaitu perangkat keras, perangkat lunak, kebijakan, pengguna, dan proses. Metode yang digunakan untuk implementasi RME adalah metode deskriptif dengan pengumpulan data didapatkan dari hasil observasi, wawancara, dan telaah dokumen. Implementasi RME dilakukan selama 1 bulan di klinik gigi anak dengan melibatkan direktur klinik, manajer klinik, 1 orang petugas IT, 1 orang dokter gigi, 1 orang petugas pendaftaran, dan 2 orang perawat. Aplikasi RME sudah terintegrasi dengan aplikasi penunjang medis dan dapat diimplementasikan di klinik gigi anak sebagai pendaftaran pasien, dokumentasi rekam medis, daftar kunjungan pasien, pembayaran, stok barang dan obat-obatan, serta laporan klinik. Namun, sistem ini belum seluruhnya menggunakan elektronik dan masih terdapat beberapa pelayanan yang manual seperti pembuatan resep obat, informed consent, serta tanda tangan persetujuan kunjungan.Kata kunci : implementasi, rekam medis elektronik, rekam medis elektronik, klinik gigi

Page 1 of 1 | Total Record : 10