cover
Contact Name
Dwi Atmoko
Contact Email
jitkbhamada@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jitkbhamada@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota tegal,
Jawa tengah
INDONESIA
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal)
ISSN : 20884435     EISSN : 23553863     DOI : -
Core Subject : Health,
Bhamada, Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan merupakan wadah atau sarana yang menerbitkan tulisan ilmiah hasil-hasil penelitian maupun non hasil penelitian di bidang: 1. ilmu-ilmu keperawatan 2. ilmu-ilmu kebidanan 3. ilmu-ilmu kesehatan reproduksi yang belum pernah diterbitkan di jurnal-jurnal ilmiah lain.
Arjuna Subject : -
Articles 198 Documents
KESEJAHTERAAN SPIRITUAL DAN TINGKAT KECEMASAN PADA WANITA DENGAN MIOMA UTERI DAN KISTA OVARIUM Ita Nur Itsna
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 7 No 2 (2016)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mioma uteri dan kista ovarium adalah tumor jinak yang paling umum dan salah satu penyebab timbulnya situasi stress atau kecemasan pada wanita usia reproduktif. Kondisi ini meningkatkan kebutuhan rohani karena spiritualitas merupakan salah satu komponen penting dalam coping terhadap stress. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kesejahteraan spiritual dan tingkat kecemasan pada wanita dengan mioma uteri dan kista ovarium. Penelitian kuantitatif ini berdesign komparasi dengan menggunakan total sampling ini, melibatkan semua wanita yang telah terdiagnosis mioma uteri sebanyak 17 orang dan kista ovarium sebanyak 15 orang selama periode pengambilan data (11 Mei-20 Juni 2015). Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner: Spiritual Health & Life Orientation Measure (SHALOM) untuk mengukur kesejahteraan spiritual dan State Anxiety Inventory (SAI) untuk mengukur kecemasan serta dianalisis dengan Mean, Weighted Mean, Spearman Rho, Yate’s Correlation, Chi-Square dan T-Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesejahteraan spiritual kedua grup dalam kategori sangat tinggi (53,12%) dan dengan kecemasan yang rendah (75%) sehingga tidak ada perbedaan dalam kesejahteraan spiritual (p= 0,728 > 0,05) dan tingkat kecemasan (p= 0,580 > 0,05) antara kedua grup responden. Penelitian lanjutan perlu dilakukan pada pasien dengan variasi jumlah, ukuran dan lokasi tumor serta dibandingkan dengan pasien kanker (keganasan)
HUBUNGAN PERILAKU KELUARGA TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) Yessy Pramita Widodo; Rizki Cintya Dewi; Lintang Dewi Saputri
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 7 No 2 (2016)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ISPA merupakan penyakit utama penyebab kematian bayi dan sering menempati urutan pertama angka kesakitan balita. Daya tahan tubuh yang berbeda pada setiap balita menyebabkan balita lebih rentan terhadap penyakit terutama ISPA. Perilaku dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit ini akan lebih efektif dilakukan oleh keluarga baik yang dilakukan oleh ibu atau keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan perilaku keluarga terhadap kejadian ISPA pada balitadi PAUD Melati 1,2,3 Desa Procot Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah orang tua balita usia 0-5 tahun yang mengalami ISPAdi PAUD Melati 1,2 dan 3. Besar sampel pada penelitian ini adalah 51 siswa yang diambil dengan teknik purposive sampling. Hasil uji Chi Square menunjukkan hasil p value 0,556 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara perilaku merokok dengan kejadian ISPA, p value 0,867 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara perilaku penggunaan bahan bakar memasak dengan kejadian ISPA, p value 0,778 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara perilaku penggunaan anti nyamuk dengan kejadian ISPA, dan p value 0,571 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara perilaku cara membuang sampah dengan kejadian ISPA. Perawat sebaiknya dapat mengoptimalkan perannya sebagai pemberi pelayanan dan memberikan konseling serta penyuluhan tentang penatalaksanaan ISPA sehingga prevalensi penyakit ISPA dapat menurun.
HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN MOTIVASI KERJA DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT PELAKSANA Tri Sumarni
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 7 No 2 (2016)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perilaku caring perawat merupakan salah satu komponen esensial dari mutu layanan rumah sakit. Hasil survei kepuasan pasien mengindikasikan kurangnya perilaku caring perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Ajibarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku caring serta faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku caring perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUD Ajibarang. Rancangan penelitian ini adalah cross-sectional menggunakan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui kuesioner terhadap 41 perawat pelaksana pada bulan Mei-Juni 2016 di ruang rawat inap kelas III RSUD Ajibarang. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat dengan uji chi square. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa sebagian besar perawat berumur 25-45 tahun (92,7%), berjenis kelamin perempuan (56,1%), memiliki pendidikan DIII Kep (80,5%), masa kerjanya <5 tahun (58,5%) serta dengan status pernikahan menikah (82,9%). Perawat pelaksana memiliki motivasi baik (53,7%) dan perilaku caring baik (58,5%). Analisis bivariat menunjukkan bahwa umur (p=0,767), jenis kelamin (p=0,105), pendidikan (p=0,800), lama kerja (p=0,540) dan status pernikahan (p=0,934) tidak berhubungan dengan perilaku caring perawat pelaksana, hanya motivasi yang berhubungan dengan perilaku caring perawat (p=0,001). Diharapkan Bidang Keperawatan RSUD Ajibarang mengadakan pelatihan terkait perilaku caring dan meningkatkan motivasi kerja perawat dengan meningkatkan budaya organisasi (reward, desain pekerjaan, kepemimpinan).
HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK DMPA (Depo Medroxyprogesterone Acetate) DENGAN PENURUNAN LIBIDO PADA AKSEPTOR KB DMPA Herlina Tri Damailia; Kuni Saadati M
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 7 No 2 (2016)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tingginya jumlah akseptor KB yang memilih menggunakan suntik DMPA dari tahun ketahun dan belum diketahuinya prevalensi penurunan libido pada pemakai kontrasepsi suntik DMPA, sehingga perlu dikaji mengenai besarnya masalah yang ditimbulkan oleh kontrasepsi suntik DMPA terhadap fungsi seksual perempuan. Penurunan libido yang tidak segera ditangani akan menyebabkan penderitanya mengalami depresi, karena penurunan libido tidak hanya berakibat pada kesejahteraan kehidupan seksual saja tetapi juga kesejahteraan hidup seorang perempuan secara keseluruhan yang pada akhirnya akan menurunkan kualitas hidup seorang perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lama pemakaian KB suntik DMPA dengan penurunan libido pada akseptor KB DMPA di Desa Gondowangi Kecamatan Sawangan Kabupaten Magelang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasinya yaitu seluruh akseptor KB suntik DMPA di Desa Gondowangi sejumlah 45 orang. Pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh pada 45 akseptor KB suntik DMPA. Hasil penelitian berdasarkan hasil uji koefisien kontingensi dengan taraf kesalahan p<α =0,05 didapatkan p value sebesar 0,02 yang menunjukkan ada hubungan lama pemakaian KB suntik DMPA dengan penurunan libido, serta didapatkan nilai r sebesar 0,418 yang berarti tingkat keeratan hubungan lama pemakaian KB suntik DMPA dengan penurunan libido cukup kuat. Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada Hubungan Lama Pemakaian KB Suntik DMPA dengan Penurunan Libido akseptor KB DMPA di Desa Gondowangi, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) Wahyu Pujiastuti
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 7 No 2 (2016)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012 menunjukan Angka Kematian Bayi sebesar 32 kematian/1.000 kelahiran hidup, 50 % kejadian kematian terjadi pada 24 jam pertama dan 75 % kematian terjadi pada minggu pertama. Adapun penyebab kematian bayi baru lahir usia 0-6 hari di Indonesia adalah gangguan pernapasan 36,9%, prematuritas 32,4%, sepsis 12%, hipotermi 6,8%, kelainan darah/ikterus 6,6% dan lain-lain. Sedangkan penyebab kematian bayi usia 28 hari adalah sepsis 20,5%, kelainan kongenital 18,1%, pneumonia 15,4%, prematuritas dan BBLR 12,8%, dan Respiratory Distress Syndrome 12,8%. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik, menggunakan pendekatan Cross-sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah yang terdaftar di Puskesmas wilayah Puskesmas Magelang Tengah pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 sebanyak 85 bayi dengan tehnik total sampling. Analisis bivariat mempergunakan uji Chi Square (x2) dan analisis multivariat mempergunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara variabel kadar Hb dengan BBLR (p value=0,040), status gizi berdasarkan LILA dengan BBLR (p value=0.038), dan paritas dengan BBLR (p value=0,33) dan terdapat dua variabel yang berpengaruh terhadap kejadian BBLR yaitu variabel kadar Hb (p value=0,011 Exp(B) : 0,207) dan variabel status gizi berdasarkan LILA (p value=0,006 Exp(B) : 5,382). Ibu hamil sebaiknya lebih memperhatikan kecukupan asupan gizi sehingga dapat tercegah terjadinya kelahiran BBLR dan mengatasai kondisi kurang energi kronis, ibu hamil perlu mengkonsumsi tablet zat besi secara rutin minimal 90 tablet selama masa kehamilannya. Bidan hendaknya lebih meningkatkan kuantitas dan kualitas edukasi kesehatan ibu hamil terutama mengenai pertumbuhan janin dalam rahim, kebutuhan asupan makanan bergizi dan konsumsi suplemen tablet zat besi.
PENGARUH METODE STIMULASI PIJAT ENDHORPINE, OKSITOSIN DAN SUGESTIF (SPEOS) TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU NIFAS Christin Hiyana TD; Novi Susiyanti
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 7 No 2 (2016)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bayi yang menyusui di hari pertama setelah lahir dapat mengurangi resiko kematian bayi baru lahir hingga 45%. Permasalahan pengeluaran ASI dini merupakan alasan para ibu untuk tidak memberikan ASI yang akan berdampak buruk untuk kehidupan bayi. Hal tersebut bisa disebabkan oleh faktor hormonal, psikologis maupun keyakinan ibu untuk memberikan ASI. Metode Stimulasi Pijat Endorphine, Oksitosin dan Sugestif merupakan alternatif cara untuk permasalahan pengeluaran ASI. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode Stimulasi Pijat Endorphine, Oksitosin dan Sugestif pada ibu nifas yang diberikan perlakuan dan yang tidak diberikan perlakuan terhadap produksi ASI di RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo. Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Purworejo. Penelitian ini menggunakan quasi eksperimen. Populasi penelitian ini adalah 40 orang ibu nifas di RSUD Dr. Tjotrowardojo Purworejo. Tehnik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan tehnik simple random sampling dan data dianalisi dengan uji Man Whitney dengan taraf kepercayaan 5%. Sampel dalam penelitian ini dibagi dalam dua kelompok yaitu intervensi dan kontrol masing-masing 20 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh metode Stimulasi Pijat Endorphin, Oksitosin dan Sugestif terhadap produksi ASI pada ibu nifas. Produksi ASI pada ibu nifas dengan perlakuan metode SPEOS dengan nilai p value 0,000 dan RR 7,750, sedangkan pada kelompok kontrol dengan perlakuan pijat oksitosin RR 5,050. Metode SPEOS dianggap lebih efektif untuk ibu nifas dalam memperlancar produksi ASI. Bidan dan perawat RSUD Dr. Tjitrowardojo diharapakan untuk menerapkan metode SPEOS pada ibu nifas untuk membantu memperlancar produksi ASI serta merupakan alternatif cara pada ibu nifas untuk masalah produksi ASI terutama pada hari-hari pertama kehidupan bayi.
HUBUNGAN SELF EFFICACY DENGAN PERILAKU MENYONTEK MAHASISWA Faisal uddin
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 7 No 2 (2016)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu permasalahan yang banyak ditemukan dalam dunia pendidikan saat ini adalah perilaku menyontek, dimana salah satu penyebab yang mendorong mahasiswa untuk melakukan perilaku menyontek adalah dikarenakan ketidakyakinan akan kemampuan mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas maupun ujian secara baik. Penilaian individu terhadap kemampuan atau kompetensinya dalam melakukan tugas dan mencapai tujuan tersebut disebut dengan istilah self efficacy. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara self efficacy dengan perilaku menyontek pada mahasiswa tingkat I D3 keperawatan di Stikes Stikes Bhamada Slawi. Sampel dari penelitian ini seluruh mahasiswa tingkat I D3 Keperawatan Stikes Bhakti Mandala Husada Slawi. Pengumpulan data menggunakan alat ukur skala self efficacy dari Bandura, sedangkan alat ukur perilaku menyontek disusun berdasarkan teori Cizek.Adapun analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan pengujian rank spearman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya korelasi negatif yang signifikan sebesar -0,647. Hal ini berarti semakin tinggi self efficacy mahasiswa maka akan semakin rendah perilaku menyonteknya. Diharapkan bagi institusi khususnya program Studi D3 Keperawatan dapat lebih memberikan kesadaran akan pentingnya keyakinan diri dalam menghadapi berbagai tugas dan ujian, dan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian sejenis dengan memperhatikan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku menyontek.
TINGKAT KECEMASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR. SOESELO SLAWI Nurhakim Yudhi Wibowo; Firman Hidayat; Deni Irawan
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 7 No 2 (2016)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dampak sakit dan hospitalisasi menyebabkan perubahan peran, emosional dan perilaku pada seseorang. Selain itu, individu mengalami keterbatasan melakukan aktivitas secara mandiri dan mengatur sendiri kebutuhannya sehingga individu membutuhkan orang lain. Pada kondisi seperti ini akan banyak dampak yang terjadi pada pasien di antara nya adalah kecemasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien yang di rawat di ruang rawat inap. Jenis penelitian dengan deskripsi analisis dengan satu variabel. Populasi pada penelitian ini adalah pasien ruang rawat inap RSUD dr Soeselo Slawi dan tehnik pengambilan sample dengan proporsional random sampling dengan jumlah 60 orang. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien mengalami kecemasan baik ringan, sedang maupun berat. Jumlah pasien yang paling banyak adalah pada kecemasan sedang dengan jumlah 24 pasien. Diharapkan bagi perawat dan Rumah sakit lebih dapat memahami kondisi pasien secara psikologis terkait dengan kecemasan dan mampu mengatasi dan memberikan solusi apabila terdapat pasien yang mengalami kecemasan.
PERBEDAAN HASIL BELAJAR PRAKTIKUM ASUHAN KEHAMILAN DENGAN METODE OSCE (Objective Structured Clinical Examination) DAN NON OSCE UNTUK MAHASISWA KEBIDANAN Ulfatul Latifah
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 7 No 2 (2016)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penilaian hasil belajar dapat memberikan umpan balik kepada institusi pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan dan kepada mahasiswa sebagai motivator untuk belajar. Program Studi kebidanan menerapkan strategi pembelajaran dengan metode ceramah, diskusi, simulasi. Metode simulasi yang digunakan untuk mengevaluasi kompetensi profesional tenaga kesehatan dikenal dengan metode OSCE pada model uji ini peserta didik akan dinilai secara komprehensif yaitu Kognitif,Psikomotor dan Afektif. Evaluasi pembelajaran ketrampilan mahasiswa Prodi Kebidanan selama ini menggunakan dengan dua teknik yaitu metode OSCE dengan membagi ketrampilan kedalam stasi- stasi yang terdiri dari 4-8 stasi ketrampilan sedangan uji ketrampilan non OSCE dilakukan penilaian secara langsung tidak membagi stasi ketrampilan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar praktikum asuhan kehamilan dengan metode OSCE dan non OSCE. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekana cros sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Prodi DIII Kebidanan Politeknik Harapan Bersama semester II sejumlah 87. Hasil penelitian ini adalah nilai rata-rata mahasiswa uji praktikum dengan metode OSCE 75,20 dan nilai rata-rata uji praktikum non OSCE 72,08. Tingkat kelulusan uji praktikum dengan metode OSCE 74,7% dan tingkat kelulusan uji praktikum non OSCE 69,7% dengan demikian terdapat perbedaan hasil belajar antara uji praktikum dengan metode OSCE dan non OSCE sebesar 5,8% dan terjadi peningkatan 3,11. Berdasarakan hasil uji analisis nilai p value : 0,046 arti nya ada perbedaan hasil belajar praktikum dengan metode OSCE dan non OSCE. Diharapkan kepada institusi pendidikan untuk menjadikan hasil penelitian ini sebagai arah pertimbangan, guna perbaikan metode OSCE ke depan
EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN METODE DEMONSTRASI DAN BOOKLET PADA SISWA KELAS VI SDN KALISAPU 04 SLAWI Ita Nur Itsna; Woro Hapsari; Arriani Indrastuti
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 9 No 1 (2018)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) merupakan salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari-jemari menggunakan air dan sabun untuk menjadi bersih dan juga merupakan salah satu upaya pencegahan penyakit. Anak sekolah merupakan kelompok umur yang mudah menerima inovasi baru dan punya keinginan kuat untuk menyampaikan pengetahuan dan informasi yang diterimanya kepada orang lain. Sekolah sebagai salah satu sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan perlu mendapatkan perhatian, mengingat usia sekolah bagi anak juga merupakan masa rawan terserang berbagai penyakit. Pemilihan metode dan media yang tepat merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran dalam pemberian pendidikan kesehatan khususnya pada anak sekolah. Penelitian kuantitatif ini berdesain Two Group Pretest-Posttest Without Control Design, menggunakan total sampling dengan melibatkan semua siswa kelas VI sebanyak 39 siswa (Kelompok 1 = 20 siswa dan Kelompok 2 = 19 siswa). Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi pelaksanaan CTPS berstandar dari WHO (2009) serta dianalisis dengan Paired t-test dan Independent t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan keterampilan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) antara sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi dan media booklet (p value = 0,057).

Page 1 of 20 | Total Record : 198