cover
Contact Name
Cicilia Widiyaningsih
Contact Email
sisilwindi@gmail.com
Phone
+6281213873428
Journal Mail Official
marsi@urindo.ac.id
Editorial Address
Grand Regency Blok B4/5, RT 006/RW 022, Padurenan, Mustika Jaya
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
ISSN : 26856298     EISSN : 26856328     DOI : https://doi.org/10.52643/marsi.v5i2
MARSI (Indonesian Hospital Administration and Management Journal) focuses on research and review of research related to hospital management that is relevant for the development of hospital management theories and practices in Indonesia and Southeast Asia. MARSI covers a variety of research approaches, namely: quantitative, qualitative and mixed methods . MARSI focus is related to various themes, topics and aspects of accounting and investment, including (but not limited to) the following topics: Hospital management Hospital Accounting Health Service Management Health Insurance Health policy Management of Puskesmas Drug Care Pharmacy Medico-Legal, and Ethics
Articles 141 Documents
Analisis Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit Bidang Farmasi Di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Anna Medika Tahun 2018 Djadjang Djadjang; Permina Helninafiawati; Dicky Dewanto Tjatur Rahardjo
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.776 KB) | DOI: 10.52643/marsi.v3i1.381

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) rumah sakit bidang farmasi yang meliputi: waktu tunggu pelayanan resep obat jadi dan obat racikan mulai dari penerimaan resep obat sampai dengan penyerahan obat kepada pasien atau keluarganya, untuk mengetahui ada tidaknya kejadian kesalahan pemberian obat, untuk mengetahui persentase kepuasan pelanggan yang tercapai, untuk mengetahui persentase kesesuaian penulisan resep dengan daftar formularium obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Anna Medika. Penelitian ini bersifat analisis data secara kualitatif dilakukan untuk menelaah input, proses pelayanan resep, sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis output yang berupa kesesuaian pelaksanaan SPM pelayanan farmasi Rumah Sakit Anna Medika dengan SPM RS Kepmenkes RI No 129 tahun 2008. Sampel yang diambil adalah sampel untuk estimasi rata-rata pada sampel acak stratifikasi sebanyak 54 resep. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata waktu tunggu resep jadi tunai 12,41 menit dan jadi jaminan 20,44 menit, racikan tunai 26,31 menit, racikan jaminan 30,95 menit, tidak ada kejadian kesalahan pemberian obat 100%, kepuasan pelanggan 87,77%, dan penulisan resep sesuai formularium yaitu 90,75%. .Kata kunci: Pelayanan Farmasi, SPM, Resep, RS Anna Medika
Analisis Waktu Tunggu Pasien BPJS Studi Kasus Pada Poli Internis Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2018 M. Toto Sugiharto; Yuli Prapancha Satar; Teguh Wiyono
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.122 KB) | DOI: 10.52643/marsi.v3i1.386

Abstract

Rumah sakit adalah institusi layanan kesehatan, di era globalisasi persaingan yang tinggi di sektor kesehatan mengharuskan rumah sakit untuk memberikan kualitas layanan satu atap di mana kebutuhan pasien harus dilayani dengan mudah, cepat, akurat, berkualitas tinggi, dan biaya terjangkau. Berdasarkan hasil survei di Rumah Sakit Haji pada 2016 dan 2017 waktu tunggu menjadi salah satu keluhan utama. Keluhan tersebut didukung oleh data kecepatan layanan rawat jalan yang belum mencapai standar, yaitu kurang dari enam puluh menit. Berdasarkan hasil penelitian di unit klinik rawat jalan Rumah Sakit Haji rata-rata waktu tunggu proses pendaftaran adalah 5,3 menit, dan 28 menit untuk persiapan file rekam medis. Penyebab tertundanya layanan registrasi karena berbagai hal seperti tidak memiliki operasi standar, kurangnya operator, operator yang kurang berpengalaman, fasilitas yang buruk, dan kendala dalam departemen kedokteran internal karena standar sudah ada tetapi masih lama, operator yang kurang perawatan dan tanggung jawab dalam bekerja, dokter sering terlambat memulai jam praktik, tugas memasukkan data di komputer tidak baik oleh perawat dan tidak adanya waktu standardisasi departemen penyakit dalam di rumah sakit akan mempersingkat waktu tunggu. pasien di rumah sakit.Kata Kunci: Waktu Tunggu, Poli Internis, Pasien BPJS
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Perawat Dalam Melaksanakan Keselamatan Pasien Terkait Pemberian Obat Di Ruang Perawatan RS PGI Cikini Tahun 2018 Bangun K Bangun K; Dewi S Dewi S; Kusumanto H Kusumanto H
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (544.945 KB) | DOI: 10.52643/marsi.v3i1.382

Abstract

Kesalahan medikasi merupakan salah satu permasalahan yang sangat serius dan mengancam keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku perawat dalam melaksanakan keselamatan pasien terkait pemberian obat di ruang perawatan RS PGI Cikini. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional yang dilaksanakan pada Mei-Juni 2018. Variabel yang diteliti adalah sifat dasar pekerjaan, interaksi manusia-sistem, lingkungan sosial/organisasi dan perilaku perawat dalam melaksanakan keselamatan pasien terkait pemberian obat.                Pada model akhir uji multivariat didapatkan bahwa perilaku perawat dalam melaksanakan keselamatan pasien terkait pemberian obat di ruang perawatan paling dominan dipengaruhi oleh lingkungan sosial/organisasi (p = 0,007; koefisien B 0,424; 95%CI 0,121-0,727). Variabel interaksi manusia-sistem didapatkan tidak bermakna pada uji multivariat meski pada uji bivariat didapatkan ada pengaruh yang bersifat positif terhadap variabel terikat. Sedangkan variabel sifat dasar pekerjaan didapatkan tidak ada pengaruhnya terhadap variabel terikat.                  Kata kunci: sifat dasar pekerjaan, interaksi manusia-sistem, lingkungan sosial/organisasi 
Evaluasi Pelayanan Instalasi Farmasi Terhadap Waktu Tunggu Obat dan Kepuasan Pelanggan Ditinjau Dari Kecepatan Pelayanan Resep Di Rumah Sakit Bhayangkara Brimob tahun 2018 Nur Ayu Fatmawati Kastella
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.986 KB) | DOI: 10.52643/marsi.v3i1.387

Abstract

Waktu tunggu adalah salah satu standar minimum layanan farmasi di rumah sakit, waktu tunggu untuk layanan obat non-ramuan adalah periode waktu bagi pasien untuk mengirimkan resep mereka untuk menerima obat non-ramuan dengan standar minimum yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan, yang adalah 30 menit, sementara menunggu layanan ramuan obat adalah masa tenggang dari saat pasien mengajukan resep sampai menerima obat ramuan yaitu ≤ 60 menit. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode analitik observasional dan desain penelitian survei cross sectional. Subjek penelitian adalah pasien yang mengunjungi instalasi farmasi Rumah Sakit BhayangkaraBrimob pada bulan Juli hingga Agustus 2018 sebanyak 100 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Waktu tunggu sebagian mempengaruhi kepuasan pasien di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bhayangkara Brimob. Hal ini ditunjukkan oleh uji t yang diperoleh dengan nilai t-hitung <-tabel (-2,477 <-1,985), maka Ho1 ditolak. Komunikasi yang efektif secara parsial mempengaruhi kepuasan pasien di Instalasi Farmasi Brimob Rumah Sakit Bhayangkara. Hal ini ditunjukkan oleh uji t yang diperoleh dengan nilai thitung> ttabel (19,821> 1,985), maka Ho2 menolak. Waktu tunggu dan komunikasi yang efektif bersama-sama mempengaruhi kepuasan pasien di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bhayangkara Brimob. Ini ditunjukkan oleh uji F hitung> F tabel (211.148> 3.090), maka Ho ditolak. Waktu tunggu sebagian mempengaruhi kepuasan pasien di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bhayangkara Brimob. Komunikasi yang efektif secara parsial mempengaruhi kepuasan pasien di Instalasi Farmasi Brimob Rumah Sakit Bhayangkara. Waktu tunggu dan komunikasi yang efektif bersama-sama memengaruhi kepuasan pasien di Instalasi Farmasi Brimob Rumah Sakit Bhayangkara.Kata Kunci: Waktu Tunggu, Kepuasan Pelanggan, dan Kecepatan Layanan Resep
Analisis Faktor- Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Informed Consent Pada Kasus Bedah Di Rumah Sakit AL Marinir Cilandak Helena Meyyulinar
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (672.435 KB) | DOI: 10.52643/marsi.v3i1.383

Abstract

Latar Belakang: Informed consent merupakan penjelasan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan, dan pernyataan bahwa pasien telah mengerti dan menyetujui tentang informasi yang disampaikan dokter. Informed consent harus diisi secara lengkap, namun masih saja ditemukan ketidaklengkapan pengisian pada lembar informed consent di beberapa item.Tujuan: Mengetahui faktor-faktor penyebab ketidaklengkapan pengisian informed consent pada kasus bedah di Rumah Sakit AL Marinir Cilandak. Metode: Deskriptif kualitatif. Hasil: Dari hasil analisis 145 informed consent di bulan Maret dan April terdapat 70 informed consent (42,8 %) yang masih belum lengkap dan terdapat 75 informed consent (51,7 %) yang sudah lengkap. Ketidaklengkapan lebih sering dijumpai pada isi informasi yaitu pada item alternatif dan risiko sebanyak 57 informed consent (39,3%). Kesimpulan: Kelengkapan pengisian lembar informed consent pasien bedah di Rumah Sakit AL Marinir Cilandak masih kurang lengkap. Faktor penyebab ketidaklengkapan informed consent antaralain adalah Pemahaman dokter yang masih kurang tentang pentingnya informed consent, keterbatasan waktu dokter, kesibukan dokter, ketergantungan dokter kepada perawat, kurangnya perhatian dokter terhadap pengisian informed consent, SOP rumah sakit yang masih belum dilaksanakan maksimal, dan belum adanya pemberlakuan punishment dan reward dirumah sakit.kata kunci :Informed consent, kasus bedah, ketidaklengkapan.  
ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN PERSONAL UNIT GAWAT DARURAT DI RUMAH SAKIT AL MARINIR CILANDAK TAHUN 2018 Agustina Ginting
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (663.05 KB) | DOI: 10.52643/marsi.v3i1.384

Abstract

Rumah sakit menyediakan layanan rawat inap, rawat jalan, layanan darurat, dan layanan pendukung lainnya. Salah satu layanan kesehatan yang disediakan di sini adalah layanan darurat. Untuk mendukung layanan di unit gawat darurat, diperlukan pelatihan yang memadai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui secara mendalam jenis pelatihan yang dilakukan oleh personel di Unit Gawat Darurat AL Cilandak AL. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yang menggambarkan situasi sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan pada saat penelitian berlangsung menggunakan teori Pengembangan Sumber Daya Manusia. Hasil penelitian dalam tesis ini adalah pelatihan pertama yang dilakukan oleh personel darurat di Rumah Sakit Laut Cilandak TNA untuk menjadi tolok ukur pertama yang akan dilakukan organisasi dalam melakukan perubahan. Para penulis menyimpulkan bahwa masih ada perawat dan dokter yang tidak memiliki pelatihan UGD dan Dokter dasar, yang masa pelatihannya telah berakhir, plus tidak ada pelatihan tambahan. Pelatihan tambahan dapat diprioritaskan sesuai dengan kasus diagnosis sebagian besar penyakit. Perlunya Agenda Pelatihan UGD lainnya untuk dimasukkan Jangan hanya pelatihan wajib pelatihan tambahan juga diperlukan, diambil dari jumlah kasus penyakit terbanyak pada tahun berjalan, sehingga pengetahuan Perawat dapat ditingkatkan keterampilannya dalam menangani pasien UGD. Kata kunci: Pelatihan, UGD, Pasien 
Rancangan Upaya Mediasi Sengketa Medis Di Rumah Sakit RK Charitas Palembang Jonathan Hendran A.A.W
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.464 KB) | DOI: 10.52643/marsi.v3i1.380

Abstract

Rumah sakit dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat, akhir-akhir ini sering dijumpai sengketa medis antara pasien dengan  rumah sakit, dokter atau tenaga kesehatan. Sengketa medis tidak selalu akibat kesalahan rumah sakit, dokter atau tenaga medis lainnya, namun bisa terjadi  karena perbedaan presepsi atas hasil akhir suatu tindakan medis. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan studi kasus yang diarahkan sebagai upaya mengetahui fenomene-fenomena tertentu yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang penyelesaian sengketa medis melalui mediasi yang dilakukan oleh rumah sakit RK Charitas.Hasil penelitian didapat bahwa selama ini rumah sakit RK Charitas melalui tim medikolegal telah menjalankan mediasi pada setiap sengketa medis yang terjadi, namun masih belum ditemukan ketetapan baku mengenai waktu penyelesaian yang tepat, alternatif alur penyelesaian yang lebih cepat atau ketentuan tentang tim medikolegal atau tim mediasiKesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa peneyelesaian sengketa medis melalui mediasi yang selama ini sudah dilakukan oleh tim medikolegal rumah sakit RK Charitas sudah cukup baik hanya perlu sedikit penambahan alternatif alur mediasi..Kata Kunci : Mediasi, Sengketa Medis, Rumah Sakit
Analisis Proses Pemetaan Perjalanan Pasien Rawat Jalan Poli Kebidanan Dan Kandungan RS.Kartini Jakarta Tahun 2018 Edo Brendo Stevano; Alih Germas; Ahdun Trigono
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 3, No 1 (2019): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.418 KB) | DOI: 10.52643/marsi.v3i1.385

Abstract

Latar Belakang: Peta perjalanan (mapping) pasien dalam menerima pelayanan kesehatan merupakan salah satu metode untuk mengidentifikasi inefisiensi pelayanan kesehatan. Peta perjalanan ini tidak hanya menjadi rujukan bagi pasien namun juga bagi pihak rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan yang efisien dan bermutu. Dalam peta perjalanan tersebut akan terlihat proses yang dialami pasien dan dapat menjadi peluang untuk inovasi dan perbaikan pelayanan kesehatan di rumah sakit.Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peta perjalanan pasien poliklinik kebidanan dan kandungan  di pelayanan rawat jalan Rumah Sakit Kartini dan mengetahui pola variasi perjalanan pasien di pelayanan rawat jalan, serta penyebab dari variasi perjalanan pasien tersebut.Metode Penelitian:  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode cross-sectional dan action research. Penelitian dilaksanakan di RS.Kartini Jakarta berlangsung Bulan Mei  sampai Juni 2018. Data primer diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan (observasi) dan melalui wawancara mendalam kepada 9 informan penelitian secara non probability dengan purposive sampling.Hasil: Variasi perjalanan di rawat jalan poli kandungan merupakan variasi tertinggi berdasarkan observasi yang dilaksanakan. Dengan tingginya jumlah pasien, tingginya variasi perjalanan pasien, serta minimnya SDM dan juga infrastruktur menyebabkan penumpukan pasien hingga terhambatnya proses pemberian pelayanan prima kepada pasien. Kesimpulan: Dengan terbentuknya peraturan-peraturan yang konsisten, jelas tujuannya dan tegas diterapkan akan memberikan manfaat bagi pasien lama dan pasien baru sehingga mereka merasakan adanya peningkatan pelayanan menjadi lebih baik,dan merasakan perbedaan yang nyata antara pelayanan dahulu dengan saat ini.Kata kunci : mappin, rawat jala, poli kebidanan
Perbedaan Tarif INA – CBG’s Dengan Tarif Riil Rumah Sakit Pada Pasien BPJS Kasus Stroke Iskemik Rawat Inap Kelas I Di RS PON Tahun 2018 siti munawaroh; wahyu Sulistiadi; Rachmad Rachmad
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 3, No 2 (2019): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.071 KB) | DOI: 10.52643/marsi.v3i2.532

Abstract

Rumah Sakit sebagai sistem rujukan dan implementasi pelaksanaan asuransi kesehatan nasional. BPJS Kesehatan membayar rumah sakit dengan sistem INA – CBG’s. Sistem pembayaran ini berpotensi menyebabkan defisit atau surplus rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis selisih Tarif INA – CBG’s dan Tarif Riil Rumah Sakit pada Pasien BPJS Kasus Stroke Iskemik di Rawat Inap Kelas I.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional retrospective pada periode Juli – Desember 2018. Total sampel yakni 110 yang dipilih secara purposive sampling. Data diuji menggunakan Kruskal Wallis, Korelasi, dan Regresi Linear.Selisih total pendapatan berdasarkan tarif INA – CBG’s dengan tarif riil rumah sakit adalah Rp. – 116.374.330,- . Terdapat hubungan yang signifikan lama rawat dan tingkat keparahan terhadap tarif. Selisih tarif berdasarkan lama rawat sebesar Rp. -125.844.628 sedangkan berdasarkan tingkat keparahan sebesar Rp. -21.786.653,-.Tarif INA – CBG’s masih belum mencukupi untuk membiayai perawatan stroke iskemik. Rumah sakit harus mampu meningkatkan pelaksanaan audit medik, utilization review, clinical pathway, dan pedoman praktik klinik secara berkala dan berkelanjutan. Kata Kunci: Stroke Iskemik, Tarif INA – CBG’s, Tarif Riil
Pengaruh Tupoksi Dan Komunikasi Efektif DPJP Terhadap Persepsi Pasien Pada Layanan Rawat Inap Kebidanan RS Annisa Cikarang Sarah Syulce Ticoalu; Sri Rahayu; Ahdun Trigono
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 1, No 1 (2017): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.567 KB) | DOI: 10.52643/marsi.v1i1.434

Abstract

DPJP adalah seorang dokter yang bertanggung jawab atas pengelolaan asuhan medis seorang pasien sesuai standar pelayanan medis yang ditetapkan. Peranan DPJP sebagai ketua tim sangat besar dan sentral dalam menjaga keselamatan pasien, karena semua proses pelayanan berawal dan ditentukan oleh DPJP. Dan keselamatan pasien merupakan prioritas utama dalam semua bentuk kegiatan di rumah sakit. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis pengaruh pelaksanaan tupoksi, dan komunikasi efektif dokter penanggung jawab pelayanan terhadap persepsi pasien pada layanan unit rawat inap kebidanan RS Annisa Cikarang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dengan sampel total populasi sebanyak 117 pasien rawat inap kebidanan di RS Annisa Cikarang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2016. Instrument penelitian ini berupa kuesioner. Analisa data dilakukan dengan bantuan komputerisasi dengan rumus simple linear regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran persepsi pasien rawat inap kebidanan terhadap pelaksanaan tupoksi DPJP masih kurang baik (56,4%) terutama dalam hal asuhan medis, sedangkan gambaran persepsi pasien rawat inap kebidanan terhadap komunikasi efektif DPJP sudah baik (54,7%).Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian yang dilaksanakan di RS Annisa Cikarang pada pasien rawat inap kebidanan tentang pengaruh tupoksi DPJP dan komunikasi efektif terhadap persepsi pasien pada layanan rawat inap kebidanan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa dari 2 variabel independen seluruhnya ada pengaruh signifikan dan bermakna antara pelaksanaan tupoksi DPJP dan komunikasi efektif terhadap persepsi pasien pada layanan rawat inap kebidanan. Kata Kunci : Tupoksi, Komunikasi Efektif, DPJP, Persepsi Pasien

Page 1 of 15 | Total Record : 141