cover
Contact Name
Annik Megawati
Contact Email
annikmegawati33@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.farmasi.cendekiautama@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. kudus,
Jawa tengah
INDONESIA
Cendekia Journal of Pharmacy
ISSN : 25992163     EISSN : 25992155     DOI : -
Core Subject : Health,
Cendekia Journal of Pharmacy published by the Program Studi Farmasi STIKES Cendekia Utama Kudus with registered number ISSN 2599-2163 (Print) and for ISSN (Online) is 2599-2155. This journal is published twice a year, in November and May.
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 2 (2021): Cendekia Journal of Pharmacy" : 12 Documents clear
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT DAN AIR RANTING BUAH PARIJOTO (Medinilla speciosa Blume) DENGAN PEREDAMAN RADIKAL BEBAS DPPH Endra Pujiastuti; Ricka Islamiyati
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 5, No 2 (2021): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v5i2.143

Abstract

Radikal bebas adalah molekul yang tidak mempunyai pasangan elektron di kulit bagian luar menyebabkan bersifat sangat reaktif. Oksidasi akibat radikal bebas dapat dicegah dan dihambat oleh substansi yaitu antioksidan. Antioksidan dapat menghambat kerusakan sel akibat radikal bebas. Antioksidan alami didapatkan dari tanaman atau buah-buahan. Indonesia memiliki daerah hutan tropis yang sangat besar, tetapi sebagian besar dari spesies hayati hutan tropis belum dimanfaatkan sepenuhnya. Salah satu kearifan lokal yang digunakan masyarakat Desa Colo kecamatan Dawe Kabupaten Kudus yaitu menggunakan tanaman parijoto (Medinilla speciosa Blume). Tanaman parijoto mengandung saponin, flavonoid dan tanin pada ranting buahnya. Senyawa flavonoid memiliki kemampuan mencegah kerusakan pada sel ? pancreas, sehingga merupakan salah satu fungsi dari antioksida. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antioksidan fraksi etil asetat dan air ranting buah parijoto (Medinilla speciosa Blume) dengan peredaman radikal bebas DPPH. Hasil dari penelitian didapatkan nilai IC50 pada fraksi etil asetat sebesar 257,25 ppm sedangkan fraksi air ranting parijoto sebesar 338,17 ppm yang termasuk golongan antioksidan yang lemah. Sedangkan IC50 pembanding kuersetin sebesar 6,09 ppm yang mempunyai aktivitas antioksidan sangat kuat.
Back Matter Cendekia Journal of Pharmacy Vol. 5 No. 2 Tahun 2021 Susan Primadevi
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 5, No 2 (2021): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v5i2.173

Abstract

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PENETAPAN KADAR FLAVONOID TOTAL EKSTRAK TEMU MANGGA ( CURCUMA MANGGA VALETON & ZIJP ) DENGAN VARIASI KONSENTRASI PELARUT Dwi Susiloningrum; Dessy Erliani Mugita Sari
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 5, No 2 (2021): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v5i2.148

Abstract

Rimpang temu mangga (Curcuma mangga Valeton Zijp) merupakan tanaman dari keluarga Zingiberaceae. Tanaman ini memiliki kandungan metabolit sekunder antara lain flavonoid, kurkumin, saponin, minyak atsiri, terpenoid dan polifenol. Flavonoid merupakan salah satu metabolit sekunder yang berperan dalam aktivitas antioksidan. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan kadar flavonoid dari rimpang temu mangga dengan variasi konsentrasi pelarut. Proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan metode UAE (Ultrasound Assisted Extraction) menggunakan variasi pelarut konsentrasi 50%, 70%, 96%. Penentuan kadar flavonoid dan pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri Uv-vis. Hasil penentuan kadar flavonoid ekstrak rimpang temu manggadilakukan menggunakan larutan baku kuersetin dengan  seri konsentrasi 40 ppm, 60 ppm, 80 ppm, 100 ppm, 120 ppm  pada panjang gelombang 400 – 500 nm. Kadar flavonoid tertinggi terdapat pada ekstrak etanol 70%, 50%, 96%. Kadar flavonoid ekstrak rimpang temu mangga yang dihasilkan berturut turut 9,99%, 10,19%, 10,22%. Aktivitas antioksidan ditunjukan dengan IC50 ekstrak etanol 50%, 70%, 96% dengan total IC50 berturut turut 95,05 ppm; 88,51 ppm; dan 75,06 ppm. 
SINTETIS HAND WASH ECO GREEN SEBAGAI ANTISEPTIK DARI EKSTRAK ETANOL DAUN PARIJOTO (MEDINILLA SPECIOSA, BLUME) Fian Nada Muluuchah; Aditiya Putri Suryani; Muhammad Zaenuri; Triyas Septiana Fatmawati
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 5, No 2 (2021): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v5i2.146

Abstract

Parijoto (Medinilla speciosa, Blume) merupakan tanaman yang tumbuh subur di lereng, bukit dan di dalam hutan Gunung Muria Kudus, Jawa tengah. Selain buah tanaman parijoto juga mempunyai daun yang banyak manfaat salah satunya sebagai antibakteri. Kandungan bahan aktif dari parijoto yaitu flavonoid, saponin dan tanin. Produk sabun cuci tangan antiseptik banyak beredar di Indonesia. Banyak produk sabun antiseptik yang menggunakan bahan aktif kimia sintesis tetapi memiliki beberapa efek samping. Untuk itu senyawa antibakteri yang terdapat dalam daun parijoto dapat dimanfaatkan sebagai alternatif senyawa antibakteri sabun cuci tangan antiseptik yang ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan ekstrak etanol daun parijoto pada sintesis Hand Wash Eco Green sebagai antiseptik sekaligus mengetahui konsentrasi optimal ekstrak etanol daun parijoto untuk menghambat pertumbuhan bakteri. Ekstrak etanol daun parijoto diperoleh dengan metode maserasi. Uji aktivitas antibakteri ekstrak dilakukan dengan metode difusi cakram. Uji stabilitas fisika kimia dilakukan dengan metode cycling test. Zona hambat ektrak etanol daun parijoto terhadap bakteri S. aureus yang optimal adalah 8,45 mm dan terhadap E. Coli adalah 6,98 mm. Ekstrak etanol daun parijoto dapat diformulasikan menjadi hand wash pada konsentrasi 3%. Uji Stabilitas menunjukkan bahwa perubahan organoletis, uji pH, uji daya busa dan Uji bobot jenis masih dalam nilai yang dipersyaratkan. Formulasi hand wash ekstrak etanol daun parijoto mempunyai aktivitas antibakteri terhadap S. aureus dan E. Coli.
THE EFFECTIVENESS TEST OF CIPLUKAN (Physalis angulate L.) LEAF EXTRACT ON WOUND HEALING IN MALE RABBIT (Oryctolagus cuniculus) WISTAR STRAIN Baiq Mahmudah; Recta Olivia Umboro; Fitri Apriliany
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 5, No 2 (2021): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v5i2.122

Abstract

  An incision wound is a wound that occurs because of a sharp incision on the skin. This wound can occur in the dermis and epidermis of the skin with a depth 0,3cm, and length of 1,5cm. If not handle properly, the cut can develop into an infected wound. Ciplukan leaves (Physialis angulata L.) contain tannins compounds. Tanin compound can accelerate wound healing with cellular mechanism. The purpose of this study is to determine the ability of ciplukan leaves extract as an alternative medicine in healing the incisions.This study is an experimental study using a completely randomized design wich using 3 treatment groups of male rabbit (Oryctolagus cuniculus) consisted of: 1st group  negative control (vaselin flava), 2nd group positive control (povidone iodine), 3rd group ciplukan leaves extract test with 3 different concentrations (15%, 30%, 45%). Wound healing was observed for 20 days.The results of the analysis using One-way ANOVA, Kruskal Wallis obtained a value of p?0.05, showed the extract of ciplukan leaves is effective in healing incisions . The healing ability equivalent to positive control with a healing time of 13 days was shown at a concentration of 45%. 
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus epidermidis DAN Propionibacterium acnes Lilis Sugiarti; Jihaan Maila Shofa
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 5, No 2 (2021): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v5i2.159

Abstract

Jerawat atau acne vulgaris merupakan penyakit kulit yang sering timbul serta dapat mengganggu para remaja. Pengobatan jerawat yang umumnya digunakan yaitu antibiotik seperti ampicillin, klindamisin dan lain-lain. Oleh karena itu, diperlukan alternatif lain sebagai pengobatan jerawat dengan memanfaatkan bahan alam yaitu tanaman mengkudu (Morinda citrifolia L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dan Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) ekstrak etanol daun parijoto terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dan Propionobacterium acnes serta untuk mengetahui adanya korelasi antara aktivitas antibakteri dan konsentrasi ekstrak etanol. Metode yang dilakukan yaitu pengolahan sampel sampai diperoleh serbuk dan diekstraksi menggunakan metode maserasi serta diujikan pada bakteri dengan metode difusi cakram. Hasil yang didapatkan di analisis dengan menggunakan uji One Way Anova, korelasi dan regresi linear, sedangkan perbedaan daya hambat antara dua bakteri menggunakan uji Independent Samples T- Test. Hasil uji One Way Anova menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan nilai signifikasi 0,05. Uji korelasi menunjukkan hubungan yang sangat kuat dengan nilai Asymp Sig (2-tailed) 0,05 dengan pengaruh konsentrasi ekstrak terhadap diameter zona hambat Staphylococcus epidermidis sebesar 93,33% dan sebesar 98,19% pada Propionibacterium acnes. Konsentrasi ekstrak etanol daun mengkudu lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis daripada Propionibacterium acnes. Ekstrak Etanol Daun Mengkudu memiliki potensi sebagai antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes. Ekstrak etanol lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis daripada Propionibacterium acnes.
EFEK SITOTOKSIK EKSTRAK DAN FRAKSI HERBA KEMANGI (Ocimum basilicum L) PADA SEL KANKER SERVIKS HELA Ghani Nurfiana Fadma Sari; Mamik Ponco Rahayu; Hilda Khairunnisa; Desi Ratna
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 5, No 2 (2021): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v5i2.155

Abstract

Di Indonesia kanker serviks merupakan salah satu kanker penyebab kematian wanita setelah kanker payudara. Herba kemangi (Ocimum basilicum L) banyak digunakan sebagai alternatif pengobatan kanker. Tujuan: mengetahui efek sitotoksik dari herba kemangi terhadap sel HeLa dan sel Vero. Metode: ekstraksi herba kemangi dilakukan dengan maserasi kemudian difraksinasi menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat dan air. Ekstrak dan fraksi diuji efek sitotoksiknya menggunakan metode MTT dengan seri konsentrasi 500; 250; 125; 62,5; 31,25; 15,625 µg/mL. Cisplastin digunakan sebagai kontrol positif dan kontrol sel sebagai kontrol negatif. Hasil: aktivitas sitotoksik ekstrak, fraksi n-heksan, etil asetat dan air herba kemangi terhadap sel HeLa menunjukkan nilai IC50 berturut-turut yaitu (156,27; 120,55; 170,17; 186,62) µg/ml dengan indeks selektivitas lebih dari 3 untuk ekstrak dan ketiga fraksi. Kesimpulan: ekstrak dan fraksi herba kemangi memiliki efek sebagai agen kemopreventif terhadap sel kanker serviks.
Formulasi Dan Evaluasi Fisik Sediaan Suspensi Kombinasi Ekstrak Biji Pepaya (Carica Papaya L.) Dan Umbi Rumput Teki (Cyperus Rotundus L.) Dengan Variasi Konsentrasi Suspending Agent Pga (Pulvis Gummi Arabici) Dan Cmc-Na (Carboxymethylcellulosum Natrium) Hasty Martha Wijaya; Rifda Naufa Lina
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 5, No 2 (2021): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v5i2.160

Abstract

Suspension preparations are made because some of the active substances have a solubility that is practically insoluble in water, but is required in liquid form. Among the medicinal plants that are practically insoluble in water are papaya seeds (Carica papaya L.) and teki grass tubers (Cyperus rotundus L.), so they are made in the form of a suspension to produce stable preparations. Papaya seeds and teki grass tubers are plants that have pharmacological activities as antibacterial, laxative and pancreatic lipase inhibitors. In the suspension formulation of extracts of papaya seeds and teki grass tubers, a combination of suspending agents PGA (pulvis gummi arabici) and CMC-Na (Carboxymethylcellulosum Sodium) was used. PGA at a concentration of less than 10% has a low viscosity so that it can accelerate sedimentation, so PGA is combined with CMC-Na which is a suspending agent that can increase viscosity and can increase suspension stability. The purpose of the study was to determine the effect of the combination of suspending agents PGA and CMC-Na on the physical properties of extracts of papaya seeds and nut grass tubers and to determine what concentration could provide the best physical quality among the four formulas made. Evaluation of physical stability was carried out for 4 weeks after the preparation was made which included organoleptic, homogeneity, pH, density, viscosity, sedimentation volume and redispersion. From the research results, it is known that the concentration of PGA and CMC-Na carboxymethylcellulose affect the physical stability of the suspension
ANALISIS EFEKTIFITAS BIAYA KOMBINASI ANTIDIABETIK ORAL PADA PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELITUS TIPE 2 Aji Tetuko; Diesty Anita Nugraheni
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 5, No 2 (2021): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v5i2.156

Abstract

Pembuatan keputusan dalam kebijakan farmasi di rumah sakit didukung oleh ilmu farmakoekonomi, antara lain keputusan terapi pasien yang cost effective, kebijakan formularium, kebijakan obat, dan alokasi sumber daya farmasi. American Diabetes Association (ADA) menyebutkan jumlah pasien DM yang tidak mencapai target terapi dengan monoterapi antidiabetika oral jumlahnya cukup banyak. Penggunaan akarbose atau metformin pada pasien NIDDM {Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus) efektif digunakan sebagai kombinasi dengan sulfonilurea yang tidak terkendali dengan monoterapi sulfonilurea. Penelitian bertujuan untuk menganalisis efektivitas-biaya penggunaan kombinasi metformin-gliklazid dibandingkan akarbose-gliklazid pada pasien diabetes melitus tipe 2 rawat jalan di rumah sakit. Penelitian menggunakan rancangan cross sectional dengan metode deskriptif non-eksperimental. Kriteria inklusi subyek penelitian adalah pasien DM tipe 2 rawat jalan di RS, yang telah menggunakan minimal tiga bulan terapi kombinasi metformin-gliklazid atau akarbose-gliklazid. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling selama 1 bulan. Subyek penelitian yang menggunakan kombinasi metformin-gliklazid dan akarbose-gliklazid masing-masing berjumlah 50 dan 27 pasien. Evaluasi ekonomi dilakukan dengan metode cost effectiveness analysis (CEA) dengan menggunakan Average Cost Effectiveness Ratio (ACER) dan analisis sensitivitas. Efektivitas diukur menggunakan persentase kadar glukosa darah puasa (GDP) dan glukosa darah post prandial (GDPP) yang mencapai target terapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok metformin-gliklazid dapat mencapai target terapi lebih besar dibandingkan akarbose-gliklazid. Menggunakan perspektif rumah sakit, jumlah biaya medik langsung pasien DM tipe 2 rawat jalan untuk kelompok metformin-gliklazid dan akarbose-gliklazid masing-masing sebesar  Rp90.878,84 ± 65.246,5 dan Rp217.309,73 ± 87.198,66. Simpulan penelitian adalah pasien rawat jalan rumah sakit dengan diabetes melitus type 2 menunjukkan penggunaan kombinasi metformin-gliklazid lebih cost-effective dibandingkan akarbose-gliklazid.
LEVEL OF KNOWLEDGE ABOUT STORAGE AND DISPOSAL OF MEDICINE AT HOME IN THE COMMUNITY OF BANJARBARU CITY, SOUTH KALIMANTAN Okta Muthia Sari; Khoerul Anwar; Indah Pebriani Putri
Cendekia Journal of Pharmacy Vol 5, No 2 (2021): Cendekia Journal of Pharmacy
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/cjp.v5i2.141

Abstract

In Indonesia, the percentage of household-scale drug storage is quite large. People keep drugs for self-medication. Drugs should not be stored carelessly because it will affect the stability of the drug. In addition, the improper disposal of drugs still occurs in the community. Improper disposal of drugs can harm the environment. It is important for the public to have the correct knowledge regarding drugs in order to avoid the adverse health effects of themselves and the environment. The purpose of this study was to describe the level of knowledge of the people of Banjarbaru City about the storage and disposal of drugs at home. This research is descriptive analytic cross sectional approach with sampling technique using quota sampling. The population of this research is the entire community of Banjarbaru City, South Kalimantan. The sample size used in this study based on the Lemeshow sample calculation formula was 247 respondents. The data was taken with a validated questionnaire. The data obtained were analyzed using percentages. A total of 247 respondents met the inclusion criteria. The results showed that the majority of them were 38-47 years old, had high school and college education and worked as housewives. The level of knowledge of the people of Banjarbaru City about storing medicines at home is 39.2% less knowledge, 44.5% sufficient knowledge and 16.1% good knowledge. The level of knowledge of the people of Banjarbaru City about disposing of drugs at home is 52.6% with poor knowledge, 40.5% sufficient knowledge and 6.8% good knowledge. The knowledge of the people of Banjarbaru City about storing drugs at home is included in the sufficient level (44.5%). While the knowledge of the people of Banjarbaru City about the disposal of drugs at home is included in the level of less (52.6%).

Page 1 of 2 | Total Record : 12