cover
Contact Name
Juneris Aritonang
Contact Email
june_30ops@yahoo.co.id
Phone
-
Journal Mail Official
june_30ops@yahoo.co.id
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup
ISSN : 25284002     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Kesehatan dan Lingkungan Hidup dikelola oleh Direktorat Pascasarjana Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sari Mutiara Indonesia, merupakan salah satu wadah bagi para dosen dan mahasiswa baik dilingkungan kampus maupun di luar kampus untuk mengisi tulisan ataupun artikel hasil penelitian dan rekayasa teknologi kesehatan masyarakat,khususnya penyakit berbasis lingkungan, masyarakat dan kesehatan kerja serta memiliki bidang peminatan AKK, CARS, Kesehatan Lingkungan, Promosi Kesehatan, Kesehatan Reproduksi, Bisotatistik, Epidemiologi, K3.
Arjuna Subject : -
Articles 195 Documents
PENGARUH FAKTOR PREDISPOSING, ENABLING, REINFORCING HIGIENE DAN SANITASI PERUMAHAN TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA RANTAU PAUH KECAMATAN RANTAU KABUPATEN ACEH TAMIANGTAHUN 2014 Zuliani .; Nurmatias .; Lukman Hakim
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol 1 No 2 (2016): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (870.394 KB)

Abstract

Perilaku hidup bersih dan sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran dan hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Melalui ini setiap anggota rumah tangga diberdayakan agar tahu, mau dan mampu menolong diri sendiri dibidang kesehatan dengan mengupayakan lingkungan yang sehat, mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang dihadapi, serta memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Pengaruh Faktor Predisposing, Enabling, Reinforcing Higiene Dan Sanitasi Perumahan Terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Desa Rantau Pauh Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2014? Jenis penelitian ini adalah desain cross sectional, yang bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Faktor Predisposing, Enabling, Reinforcing Higiene Dan Sanitasi Perumahan Terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Desa Rantau Pauh Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh KK (Kepala Keluarga) yang berada di Desa Rantau Pauh Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang sebanyak 1399 KK. Sedangkan sampel diperoleh sebanyak 96 orang dengan Simple Random Sampling yaitu peneliti mengambil sampel secara random/acak. Analisis data penelitian menggunakan analisis data univariat, bivariat dan multivariat. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa berdasarkan faktor predisposing ada pengaruh yang bermakna antara pengetahuan (p = 0,000) dan sikap (p = 0,000) kepala keluarga tentang Higiene dan sanitasi perumahan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat. Berdasarkan faktor enabling yaitu ada pengaruh yang bermakna antara ketersediaan sarana Higiene dan sanitasi perumahan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (p = 0,000). Berdasarkan faktor reinforcing yaitu ada pengaruh yang bermakna antara informasi Higiene dan sanitasi perumahan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (p = 0,000). Variabel yang dominan berpengaruh terhadap perilaku hidup bersih dan sehat adalah variabel faktor predisposing pengetahuan (p value = 0,000; OR = 8,473) yang artinya bahwa pengetahuan kurang baik memiliki peluang berisiko 8,437 kali lebih tinggi untuk berperilaku hidup bersih dan sehat kurang baik, dibanding dengan berpengetahuan baik. Dengan demikian maka sangat penting ditetapkan kebijakan kesehatan tingkat kabupaten Aceh Tamiang yang menjamin tersedianya tenaga profesional, dana, sarana kesehatan yang mencukupi untuk program promosi kesehatan (advokasi, bina suasana, dan pemberdayaan masyarakat) yang diselenggarakan puskesmas, untuk peningkatan PHBS masyarakat. Kepada masyarakat juga agar berperan aktif dalam mengikuti kegiatan penyuluhan yang diselenggarakan oleh tenaga kesehatan terkait dengan perilaku hidup bersih dan sehat sehingga dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang Higiene dan sanitasi perumahan.
SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN DAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT FILARIASIS DI DESA AERAPA KECAMATAN SINUNUKAN KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2016 Erledis Simanjuntak; Rahma Yani
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol 2 No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (760.887 KB)

Abstract

Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas sanitasi lingkungan perumahan yang memadai dan tidak terdapat lingkungan yang kotor seperti pembuangan sampah berserakan, masih banyaknya genangan-genangan air tidak dibersihkan sehingga menyebabkan tempat yang potensial untuk perindukan nyamuk. Perilaku kesehatan adalah semua aktivitas yang diamati maupun yang tidak dapat diamati. Program eliminasi filariasis adalah tercapainya keadaan dimana penularan filariasis di tengah-tengah masyarakat sedemikian rendahnya sehingga penyakit ini tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sanitasi lingkungan perumahan dan perilaku masyarakat tentang penyakit filariasis di desa Aerapa Kecamatan Sinunukan Kabupaten Mandailing Natal tahun 2014. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif. Jumlah populasi penelitian ini adalah 252 KK dan sampel pada penelitian ini adalah 71 KK. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Data dianalisis secara univariat. Dengan hasil penelitian bahwa pengetahuan responden tentang filariasis mayoritas cukup yaitu 76 %, sikap responden mayoritas cukup yaitu 63%, tindakan responden mayoritas kurang yaitu 63% dan mayoritas responden memiliki sanitasi lingkungan rumah yang kurang yaitu 79%. Kesimpulan pada penelitian ini adalah tindakan masyarakat kurang dan sanitasi lingkungan perumahan masyarakat moyoritas kurang dan di sarankan agar masyarakat lebih meningkatkan dan membina lebih intensif untuk meningkatkan pengetahuan,sikap,dan tindakan pencegahan tentang penyakit filariasis dan meningkatkan kebersihan lingkungan perumahan maupun gotong royong. Dan masyarakat mau dan mampu membersihkan lingkungan rumahnya dan memakai pelindung diri untuk menghindari gigitan nyamuk.
ANALISIS KANDUNGAN FORMALDEHID PADA TAHU YANG DIJUAL DI PASAR KOTA MEDAN donal nababan; Ramadhanita Indriana; Roslenni Sitepu
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol 3 No 2 (2018): Jurnal Mutiara Kesehatan dan Lingkungan Hidup
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.602 KB)

Abstract

Tahu merupakan makanan yang menyehatkan karena kandungan proteinnya yang tinggi serta mutunya setara dengan mutu protein hewani. Selain memiliki kelebihan tahu memiliki kelemahan, yaitu kandungan airnya yang tinggi sehingga mudah rusak karena mudah ditumbuhi mikroba. Untuk memperpanjang masa simpan, kebanyakan industri tahu menembahkan pengawet. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kandungan formaldehid pada tahu yang dijual di pasar kota medan tahun 2018. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif, Sampel dalam penelitian ini adalah 32 sampel tahu cina dan tahu sumedang yang diambil dari 16 pasar di Kota Medan. Pengambilan sampel menggunakan metode purposiv sampling. Teknik analisa data dialakuakan dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan melalui Uji laboratorium dengan menggunakan Test Kit. Hasil uji kualitatif formaldehid pada tahu menunjukkan dari 32 sampel tahu cina dan tahu sumedang yang dijual di pasar kota medan terdapat 17 sampel yang positif mengandung formaldehid, 16 sampel berasal dari tahu cina yang diambil dari 16 pasar kota medan dan 1 sampel berasal dari tahu cina yang diambil dari pasar induk lau cih. Hasil uji kuantitatif formaldehid pada tahu menunjukkan dari 17 sampel tahu yang positif mengandung formaldehid diperoleh kadar dengan konsentrasi yang berbeda yaitu sampel tahu cina yang diambil dari pasar Kp. Lalang >3mgL, sampel tahu cina pasar padang bulan 1,5mg/L, sampel tahu cina pasar sei kambing 0,1mg/L, Sampel tahu cina pasar induk lau cih 0,4mg /L, sampel tahu sumedang pasar induk lau cih 0,25mg/L, sampel tahu cina pasar titi kuning 0,1mg/L, sampel tahu cina pasar timah 1,5mg/L, sampel tahu cina pasar halat 0,25mgl/L, sampel tahu cina pusat pasar 1,5mg/L , sampel tahu cina pasar glugur 0,1mg/L, sampel tahu cina pasar sambu 0,1mg/L, sampel tahu cina pasar sentosa baru 0,1mg/L, sampel tahu cina pasar aksara 0,6mg/L, sampel tahu cina pasar jawa 1,5m/L, sampel tahu cina pasar meda deli 0,1mg/L dan sampel tahu cina pasar pisang 0,8mg/L. Dinas Kesehatan dan Balai Besar pengawasan Obat dan makanan (BPOM) Kota Medan perlu meningkatkan pemantauan dan pengawasan terhadap berbagai bahan pangan khususnya tahu. Perlu dilakukan sosialisai kepada masyarakat mengenai ciri-ciri tahu yang mengandung formaldehid, sehingga masyarakat lebih berhati-hati memilih jenis bahan pangan yang mungkin mengandung zat kimia berbahaya. Perlu dilakukan sosialisasi kepada produsen dan penjual tahu mengenai bahaya penggunaan formaldehid atau bahan kimia lainnya untuk pengawetan bahan pangan . Selain itu perlu adanya tindakan tegas bagi produsen yang menggunakan bahan kimia berbahaya sebagai pengawet. Diharapkan kepada peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang sama, agar melakukan pengamatan ciri fisik terhadap sampel tahu yang diuji.
FAKTOR PRILAKU DAN LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DESA TANJUNG LENGGANG KECAMATAN BAHOROK KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2017 Laura Siregar; Tiara Rajaguguk; Mido Ester J. Sitorus
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol 3 No 2 (2018): Jurnal Mutiara Kesehatan dan Lingkungan Hidup
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (645.133 KB)

Abstract

Penyakit DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur, penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat dengan Incidence Rate dan Case Fatality Rate pada tahun 2015 jumlah penderita DBD yang dilaporkan sebanyak 129.650 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 1.071 orang (IR/Angka kesakitan= 50,75per 100.000 penduduk dan CFR/angka kematian = 0,83%). Berdasarkan catatan Profil dari Puskesmas Bahorok Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Tahun 2016 DBD merupakan salah satu penyakit endemis yang keberadaannya selalu ada dan menyebar di Desa, menurut Kepala Puskesmas Bahorok di Desa Tanjung Lenggang Kabupaten Langkat tahun 2016 ada sebanyak 822 KK yang mengalami Kasus DBD dengan jumlah kasus sebanyak 10 kasus. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain “cross sectional study” yaitu untuk melihat adanya hubungan perilaku dan lingkungan dengan kejadian DBD. Populasi dalam penelitian ini adalah 6.039 KK, sedangkan sampel dalam penelitian ini sesuai dengan hasil survei sementara sebanyak 98 orang yang menderita DBD. Penelitian dilakasanakan di Desa Tanjung Lenggang, pada bulan Mei s/d Agustus 2018. Hasil Penelitian Ada hubungan signifikan antara kebiasaan melakukan 3M dengan kejadian DBD (0,000<0,05), Ada hubungan signifikan antara kebiasaan menggunakan anti nyamuk dengan kejadian DBD (0,021<0,05), Ada hubungan signifikan antara keberadaan jentik nyamuk dengan kejadian DBD (0,000<0,05), tidak ada hubungan signifikan antara tempat penampungan air dengan kejadian DBD (0,922<0,05). Disarankan kepada masyarakat agar merubah perilakunya terutama dalam hal melaksanakan 3 M, serta membersihkan lingkungan agar jentik nyamuk tidak bersarang lagi, serta memakai anti nyamuk seperti kelambu dan memasang kawatkasa di jendela, Disarankan kepada Puskesmas dalam upaya mengendalikan kepadatan jentik dan kebisaan melakukan 3 M yang sangat berpotensi dengan kejadian DBD dapat dilakukan dengan cara mengintervensikan program intervensi DBD dan memberdayakan masyarakat salah satunya adalah dengan membinasakan antara juru pemantau jentik dan pemeliharaan ikan pemakan jentik pada TPA serta melakukan upaya peningkatan pengetahuan dan perilaku masyarakat terkait DBD.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA DI KECAMATAN NAMORAMBE KABUPATEN DELISERDANG TAHUN 2015 Netti Etalia Brahmana; Mido Ester J. Sitorus
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol 2 No 2 (2017): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (786.911 KB)

Abstract

Remaja melakukan seks pranikah karena dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yang pertama adalah faktor individu untuk mengontrol dan mempertahankan diri terhadap pengaruh-pengaruh negatif dari lingkungan masyarakat terhadap perilaku seks bebas. Hasil pemantauan bulan Januari sampai dengan Maret 2015 pada remaja dengan usia 15-18 tahun di Kecamatan Namorambe Kabupaten Deliserdang diketahui ada l0 remaja yang terpaksa berhenti sekolah karena hamil di luar nikah akibat perilaku seks bebas yang terdiri dari 3 remaja yang berumur 15 tahun, 4 remaja yang berumur 16 tahun, 2 remaja yang berumur 17 tahun dan 1 remaja yang benrmur l8 tahun. Melihat lingkungan dari 10 remaja tersebut dapat diketahui bahwa prilaku seks bebas terjadi diakibatkan karena berada di lingkungan kafe-kafe serta berada di lingkungan wanita tuna susila yang menjajakan seks kepada pria hidung belang atau sering disebut kawasan remang-remang, faktor orangtua yang menikah muda serta desakan ekonomi untuk kebutuhan keluarga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seks bebas pada remaja di Kecamatan Namorambe, Kabupaten Deli Serdang. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain cross sectional yaitu pengambilan data variabel bebas dan variabel terikat dilakukan suatu waktu atau bersamaan waktunya. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 87 remaja dan sampel penelitian merupakan total populasi sebanyak 87 responden. Hasil penelitian diperoleh (1) Ada pengaruh yang signifikan antara umur dan perilaku seks bebas pada remaja dengan nilai p-value = 0,006; (2) Ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan seks dan perilaku sels bebas pada remaja dengan nilai p-value = 0,000; (3) Ada pengaruh yang signifikan antara sikap dan perilaku seks bebas pada remaja dengan nilai p-value = 0,000; (4) Ada pengaruh yang signifikan antara peran keluarga dan perilaku seks bebas pada remaja dengan nilai p-value = 0,002; (5) Ada pengaruh yang signifikan antara lingkungan dan perilaku seks bebas pada remaja dengan nilai p-value = 0,015; (6) Ada pengaruh yang signifikan antara sumber informasi dan perilaku seks bebas pada remaja dengan nilai p-value = 0,046; (5) Mayoritas perilaku seks bebas pada remaja dengan kategori perilaku kurang sebanyak 54 responden (6l,l%) sedangkan perilaku bebas dengan kategori baik diperoleh 33 responden (37,9%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan agar perlu dilakukan langkah-langkah berupa penyuluhan bagi sekitar warga agar perilaku sels bebas dapat ditekan sebaik mungkin.
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENERAPAN SANITASI DASAR DI KELURAHAN BELAWAN I KECAMATAN MEDAN BELAWAN TAHUN 2016 Netti Etalia Brahmana; Mido Ester J. Sitorus
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol 3 No 2 (2018): Jurnal Mutiara Kesehatan dan Lingkungan Hidup
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (733.657 KB)

Abstract

Setiap tahun, sekitar 200.000 jemaah haji Indonesia diberangkatkan ke Tanah Suci Makkah dan Madinah untuk melaksanakan ritual haji dengan kondisi kesehatan yang bervariasi, ada yang sehat tanpa penyakit dan ada yang sehat dengan faktor risiko. Penyakit kronik yang diidap jamaah, terutama yang lansia, menjadi catatan penting bagi petugas kesehatan yang mendampingi, seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, penyakit paru kronik, penyakit hati dan pencernaan, penyakit tulang dan sendi, serta penyakit saraf seperti post stroke Kelompok jamaah ini disebut sebagai risiko tinggi (risti). Tujuan penelitain ini untuk diketahuinya distribusi penyakit yang di derita oleh jemaah haji di Embaksi Medan dan kecenderungannya periode tahun 2014-2015. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan menggunakan data primer yang diperoleh langsung dari dokumentasi atau laporan tahunan pelaksanaan Embarkasi atau Debarkasi Haji Tahun 2014-2015 di Embarkasi Medan pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan. Hasil penelitian diketahui bahwa berdasarkan usia >60 tahun, jenis kelamin perempuan, penyakit berdasarkan status resiko tinggi adalah penyakit sistem sirkulasi, yang di rawat di poliklinik adalah penyakit sistem sirkulasi, yang dirujuk ke rumah sakit rujukan adalah penyakit neoplasma uteri serviks, tidak ada jemaah yang wafat di embarkasi medan, penyakit saat pulang adalah penyakit sistem sirkulasi, kematian penyakit yang di derita jemaah haji adalah penyakit sistem sirkulasi, kecendrungan penyakit yang di derita jemaah haji tahun 2014-2015 adalah ada peningkatan dan penurunan angka penyakit dari tahun 2014-2015 yang selalu berubah-ubah.
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DENAI DAN PUSKESMAS TITI PAPAN KOTA MEDAN rizki Sensasi; Abdul Wahab; eva sibagariang
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol 3 No 2 (2018): Jurnal Mutiara Kesehatan dan Lingkungan Hidup
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (831.194 KB)

Abstract

Survai Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2015 melaporkan, cakupan persentase bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif secara nasional sebesar 57,08 % sehingga belum mampu mencapai target nasional yaitu 80%. Dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, UNICEF dan WHO merekomendasikan sebaiknya anak hanya diberi air susu ibu (ASI) selama paling sedikit 6 bulan. Puskesmas Medan Denai pencapaain ASI eksklusif tertinggi (68,4%) sedangkan Puskesmas Titi Papan pencapaian ASI eksklusif terendah (5,1%) dari 39 Puskesmas di Kota Medan Tahun 2017. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan tindakan pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai dan Puskesmas Titi Papan. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan cross Sectional. Populasi penelitian sebanyak 622 orang, sampel adalah ibu yang memiliki bayi 6-11 bulan. Jumlah 86 orang. Metode analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian pengetahuan mayoritas kurang, baik di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai (80,9%) maupun Puskesmas Titi Papan (94,9%), sikap moyoritas negatif, baik di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai (57,4%) maupun Puskesmas Titi Papan (61,5%), dan tindakan mayoritas tidak baik, baik di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai (85,1%) maupun Puskesmas Titi Papan (92,3%). Terdapat hubungan pengetahuan dengan tindakan pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai (p=0,000) dan Puskesmas Titi Papan (p=0,021). Terdapat hubungan sikap dengan tindakan pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Denai (p=0,012) dan Puskesmas Titi Papan (p=0,023). Diharapkan bagi ibu untuk meningkatkan pengetahuan dan menumbuhkan sikap positif ibu tentang ASI eksklusif melalui pendidikan kesehatan mengenai ASI eksklusif.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POS PEMBINAAN TERPADU PENYAKIT TIDAK MENULAR (POSBINDU PTM) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GLUGUR DARAT TAHUN 2018 maharani .; eva sibagariang; rapael ginting
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol 3 No 2 (2018): Jurnal Mutiara Kesehatan dan Lingkungan Hidup
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (805.508 KB)

Abstract

Penyakit tidak menular telah menjadi penyebab utama kematian secara global pada ini. Prevalensi PTM yang terbanyak di Indonesia adalah hipertensi sebesar 9,5%. Kedua terbanyak yaitu PPOK sebesar 3,7% dan diikuti oleh diabetes mellitus sebesar 2,1%. Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2016, distribusi Posbindu PTM untuk wilayah medan adalah sebanyak 137 posbindu yang tersebar di 39 wilayah kerja puskesmas. Puskesmas Glugur Darat merupakan puskesmas dengan jumlah posbindu sebanyak 6 Posbindu. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular di wilayah kerja Puskesmas Glugur Darat Tahun 2018. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan cross Sectional. Populasi penelitian sebanyak 1262 orang, sampel adalah masyarakat yang berusia ³ 20 tahun berjumlah 90 orang. Metode analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil uji statistik menggunakan chi-square didapatkan ada pengaruh antara pekerjaan (p=0,000) dengan pemanfaatan Posbindu PTM, ada pengaruh antara pengetahuan (p=0,000) dengan pemanfaatan Posbindu PTM, ada pengaruh antara dukungan kader (p=0,000) dengan pemanfaatan Posbindu PTM, ada pengaruh antara dukungan keluarga (p=0,000) dengan pemanfaatan Posbindu PTM, tidak terdapat pengaruh antara pendidikan (p=0,516) dan status kesehatan (p=0,010) dengan pemanfaatan Posbindu PTM. Menurut uji regresi logistik pengetahuan kurang mempunyai nilai OR=1,16 kali berisiko tidak memanfaatkan Posbindu PTM. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara pekerjaan, pengetahuan, dukungan kader, dan dukungan keluarga dengan pemanfaatan Posbindu PTM dan tidak terdapat pengaruh antara pendidikan dan status kesehatan dengan pemanfaatan Posbindu PTM. Masyrakat yang berpengetahuan kurang berisiko 1,16 kali tidak memanfaatkan Posbindu PTM
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA RUJUKAN PASIEN PESERTA KARTU INDONESIA SEHAT (KIS) DI PUSKESMAS TANAH TINGGI KECAMATAN BINJAI TIMUR KOTA BINJAI TAHUN 2018 Saprilliani .; Rapael Ginting; Ermi Girsang
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol 4 No 1 (2019): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (833.973 KB)

Abstract

Rujukan pada pasien peserta Kartu Indonesia Sehat (KIS) di Indonesia berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2016 sebanyak 65.424.687 (26%) bagi non Penerima Bantuan Iuran dan sebanyak 106.514.567 (41%) bagi Penerima Bantuan Iuran. Berdasarkan profil triwulan di Puskesmas Tanah Tinggi capaian pelayanan rujukan pasien KIS umum sebanyak 2.501 (42%) dari keseluruhan jumlah kunjungan pasien sebesar 5918 tiap bulannya pada tahun 2018. Di sebuah Puskesmas capaian pelayanan rujukan idealnya tidak lebih dari 15% sesuai standar yang ditetapkan KIS. Hal ini bertolak belakang dengan program KIS yang seharusnya mampu memaksimalkan fungsi puskesmas. Jenis penelitian ini merupakan penelitian dalam bentuk survei analitik dengan rancangan cross sectional yang bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pengaruh dari pengetahuan, sikap petugas, ketersediaan sarana dan prasarana, dan SDM petugas kesehatan dalam memberikan informasi tentang rujukan terhadap angka rujukan di Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur Tahun 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan masyarakat yang termasuk dalam kategori pasien KIS di Puskesmas Tanah Tinggi dengan sampel sebanyak 98 pasien KIS. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan dengan menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap angka rujukan adalah variabel pengetahuan (p=0,000<p=0,05), variabel ketersediaan sarana dan prasarana (p=0,001<p=0,05) dan SDM petugas kesehatan dalam memberikan informasi tentang rujukan (p=0,000<p=0,05). Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh adalah variabel sikap petugas (p=0,174>p=0,05). Disarankan Kepada kepala Puskesmas dan pegawai Puskesmas Tanah Tinggi Kecamatan Binjai Timur agar mengupayakan dan meningkatkan kompetensinya supaya pelayanan sesuai dengan standar dan mekanisme yang telah ditetapkan khususnya dibagian rujukan
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMBUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2018 Tamara Khairunnisa
Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol 4 No 1 (2019): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (738.775 KB)

Abstract

Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah utama kesehatan di masyarakat. Angka kesembuhan penderita penyakit Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas di Kabupaten Langkat masih rendah dilihat dari Indikator Nasional yang umum digunakan dalam mengukur angka kesembuhan penderita TB Paru yakni sebanyak 20 penderita (46,6%) sembuh dan 22 penderita (52,4%) tidak sembuh. Penelitian ini dilakukan di 4 Wilayah Kerja Puskesmas di Kabupaten Langkat antara lain Puskesmas Tanjung Beringin, Puskesmas Securai, Puskesmas Pangkalan Brandan dan Puskesmas Tanghkahan Durian pada bulan Agustus hingga September 2018. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh antara variabel Kepatuhan Minum Obat, Pengawas Minum Obat (PMO) dan Kunjungan Ulang terhadap Kesembuhan Penderita penyakit Tuberkulosis Paru. Penelitian yang digunakan bersifat deskriptif analitik dan menggunakan rancangan Cross Sectional dengan jumlah sampel sebanyak 42 penderita. Data dianalisis dengan menggunakan Uji Regresi Ganda (CI= 95%, α 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara variabel Kepatuhan Minum Obat dengan kesembuhan penderita TB Paru (p value = 0,000 > 0,05), terdapat pengaruh antara variabel Pengawas Minum Obat (PMO) dengan kesembuhan penderita TB Paru (p value = 0,000 > 0,05) dan terdapat pengaruh antara variabel Kunjungan Ulang dengan kesembuhan penderita TB Paru (p value = 0,000 > 0,05). Diharapkan penderita TB Paru untuk patuh mengikuti arahan dan metode selama masa pengobatan intensif dari petugas kesehatan sehingga dapat meningkatkan angka kesembuhan dari penderita penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru)

Page 7 of 20 | Total Record : 195


Filter by Year

2016 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 8 No 1 (2023): Jurnal Kesehatan dan Lingkungan Hidup Vol 7 No 2 (2022): Jurnal Kesehatan dan Lingkungan Hidup Vol 7 No 1 (2022): Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol 6 No 2 (2021): Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol 6 No 1 (2021): Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol 5 No 2 (2020): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP Vol 5 No 1 (2020): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP Vol 4 No 2 (2019): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP Vol 4 No 2 (2019): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP Vol 4 No 1 (2019): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP Vol 4 No 1 (2019): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP Vol 3 No 2 (2018): Jurnal Mutiara Kesehatan dan Lingkungan Hidup Vol 3 No 2 (2018): Jurnal Mutiara Kesehatan dan Lingkungan Hidup Vol 3 No 1 (2018): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP Vol 3 No 1 (2018): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP Vol 2 No 2 (2017): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP Vol 2 No 2 (2017): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP Vol 2 No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol 2 No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol 1 No 2 (2016): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP Vol 1 No 2 (2016): JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN HIDUP Vol 1 No 1 (2016): Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup Vol 1 No 1 (2016): Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup More Issue