cover
Contact Name
Efrin Firmansyah
Contact Email
efrinfirmansyah@unper.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
efrinfirmansyah@unper.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota tasikmalaya,
Jawa barat
INDONESIA
AGROSCRIPT Journal of Applied Agricultural Sciences
ISSN : 26859505     EISSN : 26859491     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
AGROSCRIPT Journal of Applied Agricultural Sciences provides a forum for researchers on related science to publish the articles. This is a scientific journal published twice a year (June and December) by LPPM of Perjuangan University of Tasikmalaya. Covered issues in agronomy and horticulture, plant biotechnology, plant microbiology, plant breeding, soil science, plant protection and soilless cultivation / hydroponic system.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 5 No 1 (2023): June" : 6 Documents clear
Pengaruh Pupuk Anorganik pada Pertumbuhan dan Hasil Sawi Pagoda (Brassica narinosa L.) Model Hydroponic Wick System Yogi Nirwanto; Nurul Risti Mutiarasari
AGROSCRIPT: Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 5 No 1 (2023): June
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/agroscript.v5i1.1214

Abstract

Sayuran menjadi produk hortikultura yang banyak diminati masyarakat. Produksi sayuran di Indonesia mengalami peningkatan, hal tersebut mengakibatkan banyak permintaan karena terjadinya peningkatan konsumsi sayuran pada masyarakat. Tanaman Sawi pagoda (Brassica narinosa) mengandung banyak nutrisi dan antioksidan sehingga apabila dikonsumsi akan berpengaruh sangat baik untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Tujuan dari penelitian guna mengetahuai pengaruh pemberian dosis pupuk anorganik terhadap tertumbuhan dan hasil sawi pagoda dengan model hydroponic wick system. Metode percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 6 perlakuan kombinasi antara konsentrasi pupuk AB Mix, pupuk NPK, pupuk daun dan diulang sebanyak 4 kali yaitu A = Pupuk AB Mix 1300 ppm + Pupuk NPK 600 ppm + Pupuk Daun 500 ppm, B = Pupuk AB Mix ; Pupuk NPK 600 ppm + Pupuk Daun 500 ppm, C = Pupuk AB Mix 1300 ppm + Pupuk NPK 700 ppm + Pupuk Daun 600 ppm, D = Pupuk AB Mix ; Pupuk NPK 700 ppm + Pupuk Daun 600 ppm, E = Pupuk AB Mix 1300 ppm + Pupuk NPK 800 ppm + Pupuk Daun 700 ppm dan F = Pupuk AB Mix ; Pupuk NPK 800 ppm + Pupuk Daun 700 ppm. Hasil percobaan menunjukan perlakuan dosis dengan larutan pupuk AB Mix, pupuk NPK, dan pupuk daun tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata, sedangkan pada jumlah daun pertanaman perlakuan terbaik terlihat pada 20 HST dosis AB Mix 1300 ppm + NPK 700 ppm + Pupuk Daun 600 ppm.
Pengaruh Invigorasi dan Pelapisan terhadap Viabilitas Benih Terong yang Mengalami Kemunduran Esty Puri Utami
AGROSCRIPT: Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 5 No 1 (2023): June
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/agroscript.v5i1.1216

Abstract

Invigorasi dan pelapisan benih merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan mutu benih melalui peningkatan permeabilitas dinding sel dan penambahan bahan pada lapisan kulit benih. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perlakuan invigorasi dan pelapisan benih terhadap viabilitas benih terong yang telah mengalami kemunduran. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari 7 perlakuan, yaitu kontrol (M0), matriconditioning dengan air (M1), matriconditioning dengan 200 ppm asam askorbat (M2), pelapisan dengan pelapis dasar (arabic gum) (M3), pelapisan dengan pelapis dasar + bakteri Pseudomonas flourescens (M4), pelapisan dengan bakteri + matriconditioning air (M5), pelapisan dengan bakteri + matriconditioning asam askorbat (M6). Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh peningkatan pertumbuhan kecambah dengan perlakuan invigorasi dan pelapisan benih dibandingkan dengan kontrol. Daya berkecambah dan indeks vigor benih dengan perlakuan M5 dan M6 secara nyata menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya, sedangkan panjang kecambah tidak dipengaruhi oleh perlakuan invigorasi dan pelapisan benih.
Pengaruh Dosis dan Jenis Aplikasi Boron terhadap Tingkat Layu Pentil (Cherelle wilt) Tanaman Kakao Endang Sri Dewi HS; Prapto Yudono; Eka Tarwaca Susila Putra; Benito Heru Purwanto; Toyip Toyip
AGROSCRIPT: Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 5 No 1 (2023): June
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/agroscript.v5i1.1219

Abstract

Cherelle wilt merupakan penyakit fisiologis pada tahap awal perkembangan buah kakao karena kegagalan perkembangan buah. Salah satu unsur yang diduga kuat menjadi penyebab adalah unsur boron yang ketersediannya sangat penting bagi tanaman karena berperan dalam perkembangan sel, metabolisme protein, asam amino, nitrat, lemak, karbohidrat, auksin dan fenol, fungsi membran, berperan dalam keberhasilan pembentukan bunga, pembuahan dan perkembangan buah. Tujuan penelitian untuk mengkaji dan meneliti tentang pengaruh boron terhadap layu pentil kakao. Penelitian dirancang menggunakan rancangan Randomized Complete Block Design (RCBD) dimana faktor A terdiri dari metode aplikasi pupuk yaitu lewat daun dan lewat tanah sedangkan faktor B adalah takaran pemberian boron yang terdiri dari tanpa pemberian pupuk , pemberian boron 1,5 g.pohon-1, 3 g. Pohon-1, 4,5 g.pohon-1 dan 6 g.pohon-1 setiap perlakuan diulang tiga kali, setiap ulangan terdiri dari 5 tanaman sehingga kombinasi perlakuan menjadi 2 x 5 x 3 x 5 = 150 tanaman. Parameter yang diamati adalah Boron total daun, viabilitas pollen, total pentil yang terbentuk, persentase pentil sehat, dan pentil layu. Hasil menunjukkan bahwa metode aplikasi pupuk boron berpengaruh terhadap layu pentil kakao. Metode aplikasi boron lewat daun dengan dosis 0, 4,5 dan 6 g.tanaman-1 memberikan nilai pentil layu yang lebih tinggi. Sedangkan metode aplikasi boron lewat daun dosis 1,5, dan 3 g.tanaman-1 serta metode aplikasi lewat tanah dosis 6 g.tanaman-1 memberikan persentase pentil sehat yang lebih tinggi. Metode aplikasi lewat daun dengan dosis 3 g.tanaman-1 adalah dosis maksimal yang mampu memberikan hasil tertinggi terhadap viabilitas pollen, jumlah buah, dan persentase pentil sehat.
Skrining Ketahanan Cekaman Salinitas Lima Varietas Kacang Hijau (Vigna radiata) Miranda Ferwita Sari; Onny Chrisna Pandu Pradana; Siti Novridha Andini
AGROSCRIPT: Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 5 No 1 (2023): June
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/agroscript.v5i1.1220

Abstract

Kacang hijau merupakan salah satu kacang-kacangan sumber vitamin (A, B1 dan C), mineral, termasuk protein, serat makanan dan sejumlah besar senyawa bioaktif. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga sebagai tanaman pangan legum terpenting setelah tanaman kedelai dan kacang tanah. Permasalahan yang ada dalam budidaya kacang hijau adalah lahan subur yang semakin berkurang tetapi permintaan akan hasil pertanian mengalami peningkatan. Salah satu cara untuk mengatasi kebutuhan kacang hijau yang tinggi adalah dengan memanfaatkan lahan marginal seperti lahan salin. Pemanfaatan area yang memiliki salinitas dapat dilakukan dengan menggunakan tanaman yang toleran salinitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh cekaman salinitas terhadap hasil produksi 5 varietas kacang hijau dan mengetahui varietas kacang hijau yang tahan terhadap cekaman salinitas. Bahan penelitian yang digunakan adalah 5 varietas kacang hijau yaitu varietas Vima 2, Vima 3, Kenari, Kutilang, Murai dan Sriti. Bahan lain yang dibutuhkan adalah NaCl yang akan dilarutkan pada 4 dosis perlakuan (0, 2, 4, 6 g.L-1). Data dari variabel pengamatan yang diamati dianalisis dengan program SAS (Statistical Analysis System), hasil analisis sidik ragam yang signifikan dilanjutkan dengan uji lanjut menggunakan uji DMRT (Duncan’s Multiple Range Test). Peningkatan dosis NaCl menyebabkan pertumbuhan kelima varietas kacang hijau mengalami penurunan. Berdasarkan variabel pengamatan daya berkecambah, jumlah polong, jumlah biji dan bobot biji, varietas yang memiliki hasil tertinggi pada dosis NaCl 9 g.L-1 adalah varietas Kenari dan Vima 3.
Pengaruh Media Tanam dan ZPT Alami terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.) Rayhan Amadius Weihan; Aboe B. Saidi; Dewi Andriani; Rismon Rismon
AGROSCRIPT: Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 5 No 1 (2023): June
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/agroscript.v5i1.1227

Abstract

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia. Indonesia terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas dan produksi kakao demi memenuhi kebutuhan kakao nasional. Pertumbuhan kakao di lapangan sangat bergantung pada masa pembibitan kakao. Penggunaan media tanam yang tepat serta aplikasi zat pengatur tumbuh (ZPT) merupakan salah satu upaya menjaga kualitas pembibitan kakao . Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan fakultas pertanian Universitas Teuku Umar pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2021. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk rancangan acak kelompok (RAK) pola faktorial 4 x 2 sebanyak 3 ulangan dengan perlakuan yang terdiri atas Media Tanam (Kontrol (M0), Arang Sekam Padi (M1), Serbuk Gergaji (M2) dan Tanah Berpasir (M3) ) dan ZPT ( Limbah Cucian Beras (Z1) dan Limbah Cucian Ikan (Z2) dengan dosis 250 ml/tanaman). Data hasil Penelitian di Uji menggunakan Uji F, jika menunjukkan pengaruh nyata, maka akan dilanjutkan dengan uji BNT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media tanam berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 40 dan 60 HST, diameter batang 40 dan 60 HST dan jumlah daun 40 dan 60 HST. Berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah daun 20 HST. Zat pengatur tumbuh berpengaruh sangat nyata terhadap diameter batang 40 HST, tinggi tanaman 40 dan 60 HST, diameter batang 20 dan 60 HST serta jumlah daun 20, 40 dan 60 HST. Berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman 20 HST. Tidak terdapat interaksi antara media tanam dan zat pengatur tumbuh terhadap semua peubah pertumbuhan bibit tanaman kakao yang diamati.
Aplikasi Agensia Hayati Trichoderma harzianum Rifai. untuk Menekan Phytophtora infestans (Mont.) Penyebab Penyakit Busuk Daun pada Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Yenny Muliani; Rubi Robana; Iis Mulyati
AGROSCRIPT: Journal of Applied Agricultural Sciences Vol 5 No 1 (2023): June
Publisher : Universitas Perjuangan Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/agroscript.v5i1.1245

Abstract

Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu tanaman yangdikembangkan di Indonesia dan dijadikan sebagai bahan pengganti makanan pokok. Salah satu masalah utama dalam budidaya tanaman kentang adalah adanya penyakit busuk daun (late blight) yang disebabkan oleh patogen Phytophthora infestans (Mont.) de Bary yang dapat menyebabkan kehilangan hasil mencapai 60–80%. Salah satu upaya pengendalian yang ramah lingkungan yaitu memanfaatkan agensia hayati seperti Trichoderma harzianum Rifai.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi T. harzianum Rifai terhadap P. infestans (Mont) pada tanaman kentang (Solanum tuberosum L.). Penelitian telah dilakukan pada bulan Juni-September 2022. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari lima perlakuan dan 5 ulangan dengan rincian perlakuan yaitu P1: kontrol (tanpa perlakuan T. harzianum Rifai), P2: T. harzianum Rifai 20 g/L air, P3: T. harzianum Rifai 25 g/Lair, P4: T. harzianum Rifai 30 g/L air, dan P5: T. harzianum Rifai 35 g/L air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi T. harzianum Rifai berpengaruh dalammenekan intensitas penyakit P. infestans (Mont) dan konsentrasi yang paling baik yaitu pada perlakuan P5: T. harzianum Rifai 35 g/L air.

Page 1 of 1 | Total Record : 6