cover
Contact Name
abdul wahid
Contact Email
jurnalpendidikanmultikultural@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalpendidikanmultikultural@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Pendidikan Multikultural
ISSN : 25494317     EISSN : 2686083X     DOI : -
Core Subject : Religion, Education,
Jurnal Pendidikan Multikultural ini diharapkan membuka wawasan dan kemudian mengembangkannya di masa-masa mendatang.
Arjuna Subject : -
Articles 60 Documents
MASIFIKASI PENDIDIKAN JIHAD ANTI KORUPSI UNTUK PESERTA DIDIK PEREMPUAN INDONESIA Susani Triwahyuningsih
Jurnal Ijtihad Vol 3, No 2 (2019): AGUSTUS
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/multikultural.v3i2.4757

Abstract

Ada kondisi atau praktik salah yang terbaca di masyarakat, bahwa yang berperan dalam membentuk atau mempengaruhi perkembangan psikologis dan tingkat berfikir para peserta didik, sehingga  mereka ini tidak bermoral dan bahkan ilegal dalam menunjukkan perilakunya, termasuk menjadi bibit-bibit koruptor, adalah orang tua atau keluarganya. Atas dasar kondisi demikian,  logis jika ide masifikasi jihad dalam membentuk peserta didik perempuan menjadi anti korupsi, harus melibatkan dukungan dari orang tua atau keluarganya supaya dalam perkembangan kepribadiannya, mereka tidak terbentuk menjadi sosok yang menyimpang, khususnya ketika sudah dewasa.Kata kunci: korupsi, peserta didik, masifikasi, gerakan                     There are conditions or practices that are misread in the community, those who play a role in forming or influencing the psychological development and thinking level of students, so that they are immoral and even illegal in showing their behavior, including becoming corrupt, are parents or their families. On the basis of such conditions, it is logical that the idea of masification jihad in forming female students to be anti-corruption must involve the support of parents or families so that in their personality development, they are not formed into deviant figures, especially when they are adults.Keywords: corruption, students, masification, movement 
PEMBELAJARAN NILAI MULTIKULTURAL DALAM BUDAYA MADRASAH DI MIN I KOTA MALANG Fita Mustafida; Yaqub Cikusin
Jurnal Ijtihad Vol 3, No 1 (2019): FEBRUARI
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.703 KB) | DOI: 10.33474/multikultural.v3i1.2550

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan menginterpretasi terhadap konsep dan implementasi proses pembelajaran nilai multikultural dalam budaya madrasah di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) I Kota Malang. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif  dengan jenis etnografi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipan, wawancara mendalam, dan analisis dokumen. Sementara tehnik analisis data mengacu pada model Spredly. Yakni melalui; a) analisis domain, b) taksonomi, c) komponensial dan d) analisis tema budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran nilai dan sikap multikultural di MIN I Kota Malang dilakukan melalui pembiasaan, dan program kegiatan yang terintegrasi dalam budaya madrasah yakni budaya beriman, berakhlak mulia dan berprestasi.Kata kunci: pembelajaran, nilai multikultural, budaya madrasah      The purpose of this study was to describe, analyze, and interpret the concepts and implementation of the process of learning multicultural values in madrasah culture in Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) I Malang City. The approach used is qualitative with ethnographic types. Data collection is done through participant observation, in-depth interviews, and document analysis. While the data analysis technique refers to the Spredly model. Namely through; a) domain analysis, b) taxonomy, c) components and d) analysis of cultural themes. The results showed that the learning process of multicultural values and attitudes in MIN I Malang City was carried out through habituation, and an integrated program of activities in the culture of the madrasa namely a culture of faith, noble character and achievement.Keywords: learning, multicultural value, madrasah culture
DARI BENCANA ALAM, MENEGAKKAN HAK PERIKEMANUSIAAN DALAM KEBINEKAAN (Perspektif HAM dan Islam) dwi ari kurniawati
Jurnal Ijtihad Vol 3, No 1 (2019): FEBRUARI
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (327.903 KB) | DOI: 10.33474/multikultural.v3i1.2555

Abstract

Di negara atau bangsa manapun di muka bumi, bisa dipastikan pernah diuji dengan bencana alam. Indonesia merupakan salah stau Negara yang sering menghadapi masalah bencana alam. Keragaman atau kebinekaan manusia  Indonesia merupakan  realitas kekayaan tersendiri bangsa ini, sehingga ketika terjadi bencana alam, bisa disebut kalau subyek yang menjadi korban juga beragam. Kondisi demikian seharusnya menuntut setiap subyek kehidupan bermasyarakat dan bernegara untuk menjalankan kewajiban kemanusiaannya tanpa membedakan asal-usul etnis, agama, budaya, politik dan lain sebagainya. Semua warga masyarakat mempunyai kewajiban untuk memanusiakan semuanya.Kata kunci: kemanusiaan, hak, Islam, bencana alam                          In any country or nation on earth, we can be sure that we have been tested with natural disasters. Indonesia is one of the countries that often face natural disasters. The diversity or diversity of Indonesian people is the reality of the nation's own wealth, so that when natural disasters occur, it can be said that the subjects who are victims also vary. Such conditions should demand every subject of community and state life to carry out their humanitarian obligations without distinguishing the origin of ethnicity, religion, culture, politics and so forth. All citizens have an obligation to humanize all of them.Keywords: humanity, rights, Islam, natural disasters
PENGUATAN PENDIDIKAN ETIKA ISLAM SEBAGAI PROTEKSI EKOLOGIS Muzamil Muzamil
Jurnal Ijtihad Vol 3, No 2 (2019): AGUSTUS
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.99 KB) | DOI: 10.33474/multikultural.v3i2.4758

Abstract

Tidak sedikit manusia atau bangsa ini yang sudah melakukan tindakan atau menunjukkan perbuatan yang merugikan lingkungan hidupnya. Sumberdaya ekologis dirusaknya sendiri, padahal dalam doktrin edukatif yang mengajarkan etika proteksi ekologis, setiap subyek manusia di muka bumi ini wajib mendidik atau membentukn karakternya yang berbasis perlindungan ekologis, dan bukannya menciptakan banyak dan beragam pola penghancurannya. Penghancuran sumberdaya ekologis identic dengan menghancurkan peradaban.Kata kunci: ekologis, kerusakan, manusia, etika, Islam                     Not a few people or this nation who have done an action or show actions that harm the environment. Ecological resources are destroyed by themselves, whereas in the educational doctrine that teaches the ethics of ecological protection, every human subject on earth must educate or form his character based on ecological protection, and not create many and diverse patterns of destruction. Ecological resources destruction is identic by destroying civilization.Keywords: ecological, damage, human, ethics, Islam
PENDIDIKN FUTURISTIK SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PESERTA DIDIK Muzamil Muzamil
Jurnal Ijtihad Vol 4, No 1 (2020): FEBRUARI
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/multikultural.v4i1.6718

Abstract

Setiap peserta didik merupakan sumberdaya manusia yang diidealisasikan menjadi sumber kekuatan strategis bangsa sekarang maupun masa mendatang. Konstruksi hidup berbangsa dan bernegara ditentukan oleh kualitas peserta didik yang terbentuk dengan baik dan benar melalui suatu proses pembelajaran. Dari proses pembelajaran ini akan bisa diharapkan atau dihasilkan pendidikan yang berorientasi futuristic, yakni pendidikan yang memberikan pola berfikir dan beraktifitas demi masa depannya. Proses pembelajaran berbasis multikultural merupakan salah satu model yang bisa digunakan oleh dunia pendidikan.Kata kunci: pendidikan, futuristik, pembelajaran, proses, multikultural  Each student is a human resource that is idealized as a source of national and present strategic strength. The construction of national and state life is determined by the quality of students formed properly and correctly through a learning process. From this learning process, it can be expected or produced futuristic oriented education, namely education that provides thinking patterns and activities for the future. The multicultural-based learning process is one model that can be used by the educational world. Keywords: education, futuristic, learning, process, multicultural 
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS MULTIKULTURAL DALAM MEMBANGUN KERUKUNAN BERAGAMA PESERTA DIDIK Asrul Anan
Jurnal Ijtihad Vol 4, No 1 (2020): FEBRUARI
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/multikultural.v4i1.6702

Abstract

Nilai-Nilai Multikultural di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tosari dan Sekolah Menengah Atas SPI memiliki nilai yang sama, walaupun terletak pada basis lingkungan yang berbeda. Adapun nilai tersebut meliputi; keimanan, ketaqwaan, keikhlasan, syukur, sabar, demokrasi, keadilan, kesetaraan, inklusif, kemanusiaan, taaruf, tasamuh, ta‟wun, tawazun, kekeluargaan, cinta tanah air dan nasionalisme. Proses Internalisasi Nilai-Nilai Multikultural Dalam Membangun Kerukunan Beragama Peserta didik sama-sama melalui: (a) moral knowing (b) moral feeling, (c) moral action, dan (d) moral transenden. Model internalisasi nilai di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Tosari dalam bentuk sinergitas lingkungan masyarakat dengan lingkungan sekolah yang sangat kuat sehingga mampu membentuk karakter siswa dalam membangun kerukunan beragama peserta didik.  Sedangkan model internalisasi di Sekolah Menengah Atas SPI Batu dilakukan melalui sinergi kegiatan dan program yang ada di (1) asrama, (2) kelas, (3) lingkungan sekolah, (4) transformer center, dan (5) spiritual garden, yang dibiasakan secara integrative melalui metode penilaian PAKSA.Kata kunci: implementasi, berbasis multikultural, kerukunan beragama       The multicultural values in the 1 Tosari High school and high school good morning Indonesia have the same value, although it is located on different environmental bases. The value includes; Faith, obedience, steadfast, sincerity, gratitude, patience, democracy, justice, equality, inclusive, humanity, Taaruf, Tasamuh, taawun, Tawazun, family, love of homeland and nationalism. The internalization process of multicultural values in building a religious harmony of learners through: (a) moral knowing (b) moral feeling, (c) moral action, and (d) the moral transcendent. The Model internalization of value in the state Senior High School 1 Tosari in the form of synergity of the community with a very strong school environment that is able to form the character of students in building a harmony of religious learners.  While the internalization model in the SPI Batu High School is conducted through synergies of activities and programs that exist in (1) dormitories, (2) classes, (3) school environment, (4) transformer Center, and (5) spiritual garden, which is familiarize by integrative Through the PAKSA assessment method. Keywords: implementation, multicultural based, religious harmony 
MENJAGA KERAGAMAN EKONOMI RAKYAT DI TENGAH PANDEMI COVID-10 (Suatu kajian Islam untuk Bangsa Indonesia) Fauzan Fauzan
Jurnal Ijtihad Vol 4, No 1 (2020): FEBRUARI
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/multikultural.v4i1.6719

Abstract

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang beragam, pluralistik, atau multikulturalistik. Kondisi masyarakat ini disebut oleh banyak pakar sebagai wujud kekayaan yang tidak ternilai. Kondisi ini sedang diuji oleh virus Corona atau Covid-19. Pandemi Covid-19 ini membuat banyak pihak dihadapkan pada kekhawatiran, yang diantaranya sebagian  memilih jalan sendiri-sendiri untuk menghadapinya, dan bukan jalan kesatuan dalam keragaman. Ketakutan inilah yang tidak dibenarkan dalam ajaran Islam. Islam memerintahkan mereka untuk bersatu atau saling membantu antara satu dengan lainnya. Covid-19 tidak bisa dihadapi sendirian, melainkan membutuhkan kekuatan kebersamaan.Kata kunci: keragaman, Islam, masyarakat, kesatuan, kebersamaan Indonesian society is a diverse, pluralistic, or multiculturalistic society. This condition of society is referred to by many experts as a form of invaluable wealth. This condition is being tested by Corona or Covid-19 viruses. The Covid-19 pandemic made many parties confronted with concerns, some of which chose their own path to deal with it, and not the path of unity in diversity. This fear is not justified in Islamic teachings. Islam commands them to unite or help one another. Covid-19 can not be faced alone, but requires the strength of togetherness.Keywords: diversity, Islam, society, unity, togetherness
PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN MULTIKULTURAL MELALUI PENDIDIKAN DIVERSITAS Muhammad Hifdil Islam; Maskuri Maskuri
Jurnal Ijtihad Vol 4, No 1 (2020): FEBRUARI
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/multikultural.v4i1.6714

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk  menjelaskan, menganalisa dan menginterpretasi tentang (1) dimensi dimensi pendidikan diversitas yang berhubungan dengan pembentukan kepribadian multikultural santri di SMP Plus dan MA Plus Pesantren Al Mashduqiah (2) Cara atau strategi yang digunakan dalam pembentukan kepribadian melalui  pendidikan diversitas di SMP Plus dan MA Plus Pesantren Al Mashduqiah, dan (3) Model pendekatan pendidikan diversitas dalam pembentukan kepribadian multikultural di SMP Plus dan MA Plus Pesantren Al Mashduqiah.  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis single case embedded. Pendekatan dengan jenis single case embedded dipilih karena kasus dalam penelitian yang ada  adalah kasus yang unik dibanding lembaga yang ada di Kabupaten Probolinggo.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi diversitas yang ada di SMP Plus Al-Mashduqiah adalah (a) gender (jenis kelamin) (b) sosio ekonomi (c) bahasa (d) asal daerah. (2) Dimensi diversitas yang ada di MA Plus Al-Mashduqiah adalah (a) gender (b) sosial ekonomi (c) bahasa (d) lokasi geografis atau letak asal daerah.Kata kunci: dimensi, diversitas, kepribadian, multikultural, pembentukan This research was conducted to explain, analyze and interpret about (1) dimensions of diversity education dimensions related to the formation of students' multicultural personality in SMP Plus and MA Plus Pesantren Al Mashduqiah (2) Ways or strategies used in the formation of personality through diversity education in SMP Plus and MA Plus Pesantren Al Mashduqiah, and (3) Models of diversity education approaches in the formation of multicultural personality in SMP Plus and MA Plus Pesantren Al Mashduqiah. This study uses a qualitative approach with a single case embedded type. The single case embedded approach was chosen because the case in the existing research is a unique case compared to the existing institutions in Probolinggo District. The results showed that the dimensions of diversity in SMP Plus Al-Mashduqiah were (a) gender (sex) (b) socio-economic (c) language (d) of regional origin. (2) Dimensions of diversity in MA Plus Al-Mashduqiah are (a) gender (b) socioeconomic (c) language (d) geographical location or location of origin.Keywords: dimensions, diversity, personality, multiculturalism, formation
PESANTREN MENEMBUS BATAS (Studi Kapital Spiritual-Multikultural Pesantren Al-Qodir dalam Membentuk Santri Multikulturalis ) Sauqi Futaqi
Jurnal Ijtihad Vol 4, No 1 (2020): FEBRUARI
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/multikultural.v4i1.6715

Abstract

 Penelitian ini mengkaji tentang kapital spiritual pesantren yang digunakan sebagai basis utama dalam membentuk santri multikulturalis. Dengan adanya kapital ini, pesantren Al-Qodir mampu menembus sekat-sekat kultural dan agama, sehingga memungkinkan pesantren bisa terbuka untuk semua golongan. Melalui studi fenomonologi dengan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, penelitian ini  bertujuan untuk menemukan kapital spiritual dan pendayagunaannya dalam membangun kesadaran multikultural. Dari hasil penelitian, ada beberapa temuan penting: 1) spiritualitas Kiai memungkinkan terjadinya keterbukaan pesantren; 2) adanya integrasi spiritual dan multikultural yang melahirkan pandangan bahwa multikulturalisme sebagai spiritualitas; 3) 2) nilai-nilai spiritual merupakan nilai pembentuk nilai-nilai multikultural; 4) adanya pemahaman akan tujuan beragama sebagai kebertuhanan dan kemanusiaan; 5) kapital spiritual-multikultural tersebut menjadi basis utama dalam membentuk santri multikulturalis. Kata kunci: kapital, spiritual-multikultural, nilai spiritual-multikultural, santri multikulturalis    This study examines the spiritual capital of pesantren which is used as the main basis in forming multiculturalist santri. With this capital, the Al-Qodir pesantren is able to penetrate cultural and religious barriers, thus allowing pesantren to be open to all groups. Through phenomonology studies by collecting data through observation, interviews, and documentation, this research aims to find spiritual capital and its utilization in building multicultural awareness. From the results of the study, there are several important findings: 1) Kiai's spirituality enables the opening of pesantren; 2) the existence of spiritual and multicultural integration which gave birth to the view that multiculturalism as spirituality; 3) 2) spiritual values are the values forming multicultural values; 4) there is an understanding of the purpose of religion as Godliness and humanity; 5) the spiritual-multicultural capital becomes the main base in forming multiculturalist santri. Keywords: multicultural spiritual-capital, spiritual-multicultural value, santri multiculturalist
Internalisasi Toleransi pada Lembaga Pendidikan (Studi Kasus di SMKN 1 Grogol Kediri) Mohammad Irmawan Jauhari
Jurnal Ijtihad Vol 4, No 1 (2020): FEBRUARI
Publisher : Universitas Islam Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/multikultural.v4i1.6716

Abstract

Penelitian tentang internalisasi toleransi pada lembaga pendidikan penting dilakukan sebagai salah satu cara deradikalisasi kaum muda dan membuat mereka lebih toleran terhadap sesama. Internalisasi toleransi jika dilihat dari taksonomi Bloom memberikan gambaran di wilayah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil penelitian menyebutkan, domain kognitif siswa SMKN 1 Grogol Kediri terkait materi toleransi, mereka memiliki basic kognitif yang baik dikarenakan proses pembelajaran yang baik dan memiliki bekal pengalaman bertoleransi dalam lingkungan yang majemuk. Domain afektif, para guru memberikan pengakuan terhadap siswa akan rasa nyaman pada minoritas, sehingga semua murid dengan latar belakang yang berbeda (horisontal dan vertikal) bisa berkembang menjadi lebih baik. Domain psikomotorik mengedepankan adanya pembiasaan dan keteladanan. Siswa SMKN 1 Grogol Kediri dibiasakan untuk bertoleransi, menghargai perbedaan, dan mendapatkan keteladanan dari para gurunya. Baik ketika bergaul dengan sesama maupun dengan orang lain. Sebagai rekomendasi penelitian yang akan datang, bullying merupakan persoalan tersendiri. Di satu sisi ia jelas sikap anti toleran, namun di sisi lain, ia adalah bentuk pergaulan para siswa.Kata kunci: internalisasi, toleransi, afektif, perbedaan                      Research on internalizing tolerance in educational institutions is important as one way to de-radicalize young people and make them more tolerant of others. Internalization of tolerance when viewed from Bloom's taxonomy provides an overview in the cognitive, affective, and psychomotor areas. The results of the study mentioned, the cognitive domain of students at SMK 1 Grogol Kediri related to tolerance material, they have a good cognitive basis because of a good learning process and have a stock of tolerant experiences in a plural environment. In the affective domain, teachers give recognition to students about being comfortable with the minority, so that all students with different backgrounds (horizontal and vertical) can develop better. The psychomotor domain emphasizes habit and exemplification. Students of SMK 1 Grogol Kediri are accustomed to tolerating, respecting differences, and getting an example from their teachers. Good when hanging out with others and with others. As a recommendation for future research, bullying is a problem in itself. On the one hand he is clearly anti-tolerant, but on the other hand, he is a form of association of students. internalization, tolerance, affective, differenceKeywords: internalization, tolerance, affective, difference