cover
Contact Name
Harry Noviardi
Contact Email
harry.noviardi@gmail.com
Phone
+622518323819
Journal Mail Official
lppm@sttif.ac.id
Editorial Address
Jl. Kumbang No.23, Bogor, Jawa Barat, 16151
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal)
ISSN : 25026011     EISSN : 26864487     DOI : https://doi.org/10.47219/ath
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Farmamedika dikelola oleh Lembag Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor. Frekuensi penerbitan jurnal sebanyak 2 kali dalam satu tahun pada bulan Juni dan Desember. Kategori tulisan berupa hasil penelitian dari peneliti maupun akademisi dalam bidang Kimia Bahan Alam, Analisis Farmasi, Farmakologi dan Toksikologi, Kimia Medicinal, Biologi Molekular dan Bioteknologi, Farmakoterapi, Farmasi Klinis, Farmasetika dan Teknologi Farmasi, Biologi Farmasi, Manajemen Farmasi, Farmakoekonomi.
Articles 94 Documents
IDENTIFIKASI SENYAWA PADA BATANG KROKOT (Portulaca oleracea L.) DAN POTENSINYA SEBAGAI AKTIVATOR SUPEROKSIDA DISMUTASE IN SILICO Cika Hilda Fransiski; Djarot Sasongko Hami Seno; Mega Safithri
Jurnal Farmamedika (Pharmamedika Journal) Vol 8 No 1 (2023): Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47219/ath.v8i1.197

Abstract

Superoksida dismutase (SOD) merupakan enzim yang berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh. Antioksidan dapat menangkal radikal bebas yang ada dalam tubuh. Krokot merupakan bahan alternatif yang telah terbukti memiliki sifat antioksidan, namun belum diketahui apakah batang krokot dapat meningkatkan aktivitas SOD dan jenis senyawa yang berperan dalam meningkatkan aktivitas tersebut. Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi batang krokot terhadap aktivitas SOD dan jenis senyawa pada batang krokot yang berperan dalam meningkatkan aktivitas tersebut melalui penambatan molekuler terhadap reseptor SOD PDB ID 1CB4. Penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi senyawa pada batang krokot menggunakan LC-MS/MS QTOF, kemudian memprediksi bioavailabilitas dan toksisitasnya, dan dilanjutkan dengan penambatan molekuler. Hasil penambatan molekuler diidentifikasi melalui parameter energi bebas Gibbs (∆G), konstanta disosiasi (Kd), dan residu yang berikatan antara reseptor dengan ligan. Xanthosine memiliki potensi terbaik dalam meningkatkan aktivitas SOD dengan nilai (∆G) sebesar -7.00 kkal/mol dan Kd sebesar 7.37 µM. Selain itu, hasil identifikasi residu yang berikatan antara reseptor dengan ligan menunjukkan bahwa xanthosine terikat pada situs aktivator alosterik enzim. Simpulan penelitian ini adalah batang krokot dapat menjadi aktivator superoksida dismutase secara in silico.
SIMULASI IN SILICO SENYAWA AKTIF DAUN JAMBU MAWAR (Syzygium jambos L. Alston) SEBAGAI OBAT ANTIINFLAMASI Deden Winda Suwandi; Nindi Wahyuni; Selvira Anandia Intan M
Jurnal Farmamedika (Pharmamedika Journal) Vol 8 No 1 (2023): Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47219/ath.v8i1.205

Abstract

Inflamasi merupakan salah satu respon imun bawaan yang berperan dalam sistem pertahanan terhadap senyawa asing. Dalam penelitian terdahulu telah diketahui bahwa ekstrak daun jambu mawar memiliki aktivitas antiinflamasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui senyawa kandidat dari daun jambu mawar yang memiliki aktivitas antiinflamasi melalui interaksi terhadap reseptor TNF-α dan enzim iNOS. Penelitian ini menggunakan metode in silico yaitu penambatan molekul untuk memprediksi afinitas senyawa-senyawa daun jambu mawar terhadap iNOS dengan kode: 1NSI dan TNF-α dengan kode: 3EWJ. Hasil penambatan molekul menunjukkan senyawa methyl (4R,9R,10R,15R)-4-(cyanomethyl)-4,9,10–trimethyl-3-[2-methyl-1-oxo-1-(1,3-thiazol-2-ylamino)propan-2-yl]-15-prop-1-en-2-yl-2,3,5,6,7,8,11,12,14,15,16,17-dodecahydro-1H-cyclopenta[a]phenanthrene-13-carboxylate memiliki afinitas lebih baik dari ligan alaminya dengan nilai ΔG -13,65 kkal/mol pada residu asam amino GLY346 dan LEU348 reseptor TNF-α, dan menunjukkan senyawa alpha-Tocopherol-beta-D-mannoside memiliki afinitas terbaik dengan nilai ΔG -10,53 kkal/mol pada residu asam amino TRP372 reseptor enzim iNOS. Dapat disimpulkan bahwa kedua senyawa ini merupakan kandidat yang paling potensial sebagai antiinflamasi.
PERBANDINGAN PENGGUNAAN OBAT ANTIBIOTIK DI INSTALASI RAWAT INAP DAN RAWAT JALAN RSUD DR. ADJIDARMO LEBAK TAHUN 2021 Yusransyah Yusransyah; Siti Rhopi’ah; Ai Yeni Herlinawati; Abdillah Mursyid; Baha Udin
Jurnal Farmamedika (Pharmamedika Journal) Vol 8 No 1 (2023): Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47219/ath.v8i1.211

Abstract

Antibiotik merupakan salah satu golongan obat yang sampai saat ini menjadi pilihan utama yang digunakan pada pasien rawat jalan dan rawat inap yang mengalami infeksi bakteri di rumah sakit. Hal tersebut dapat mempengaruhi kuantitas antibiotik yang digunakan di setiap rumah sakit yang mengalami peningkatan tiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan melakukan evaluasi penggunaan obat antbiotik dengan metode ATC/DDD dan DU 90% di instalasi rawat inap dan rawat jalan RSUD Dr. Adjidarmo Lebak. Metode deskriptif digunakan pada penelitian ini dengan melakukan pengumpulan data pasien rawat inap dan rawat jalan secara retrospektif menggunakan sistem informasi manajemen rumah sakit RSUD Dr. Adjidarmo Lebak. Data yang dikumpulkan terkait dengan setiap jenis antibioik yang digunakan yang meliputi nama obat, kekuatan dosis, bentuk sediaan, jumlah obat, hargaobat dan total harga obat. Data dianalisis menggunakan Microsoft Excel dan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis antibiotik tertinggi yang digunakan di RSUD Dr. Adjidarmo Lebak selama tahun 2021, yaitu metronidazole dan cefixime pada pasien rawat inap, isoniazid, rifampisin dan cefixime pada pasien rawat jalan. Jenis antibiotik yang masuk ke dalam segmen DU 90%, yaitu metronidazole dan cefixime pada instalasi rawat inap dan isoniazid, cefixime dan rifampisin pada instalasi rawat jalan.Biaya tertinggi penggunaan antibiotik pada instalasi rawat inap yaitu azithromycin dan metronidazole, sedangkan pada instalasirawat jalan yaitu cefixime.
HUBUNGAN TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETES ORAL PADA PASIEN DM TIPE 2 TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH DI POLIKLINIK RAWAT JALAN RS MULIA PAJAJARAN BOGOR Binar Nursanti; Aditiya Wibiksana; Kiki Astrianti
Jurnal Farmamedika (Pharmamedika Journal) Vol 8 No 1 (2023): Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47219/ath.v8i1.213

Abstract

Penyakit diabetes melitus, juga dikenal sebagai "the great imitator", merupakan kondisi yang mempengaruhi organ tubuh dan dapat menimbulkan berbagai gejala. Diabetes Melitus tipe 2 adalah jenis diabetes yang paling umum terjadi, dan prevalensinya terus meningkat rerutama di negara-negara yang sedang berkembang dan mengalami proses industrialisasi. Tingkat kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat antidiabetes dapat membantu mengurangi risiko komplikasi, karena hal ini membantu mengontrol kadar glukosa dalam tubuh. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi profil sosiodemografi penderita diabetes melitus tipe 2 yang menggunakan antidiabetes oral dan tingkat kepatuhan mereka dalam mengonsumsi obat oral sebagai bagian dari terapi mereka. Pendekatan digunakan dalam penelitian ini adalah observasional cross-sectional dengan Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data primer dalam penelitian ini yaitu kepatuhan MMAS-8 yang telah divalidasi secara prospektif. Dari 76 responden, survei menunjukkan bahwa 43 responden (56,58%) adalah wanita, 36 responden (47,37%) berusia 56-65 tahun, 36 responden (47,37%) memiliki pendidikan SMA terakhir, dan 31 responden (40,79%) adalah ibu rumah tangga. Hasil dari kuesioner MMAS-8 menunjukkan bahwa dari 76 responden, 41 responden (53,95%) Sebanyak 46 responden (60,53%) menunjukkan tingkat kepatuhan yang tinggi, 33 responden (43,42%) menunjukkan tingkat kepatuhan sedang, dan hanya 2 responden (2,63%) menunjukkan tingkat kepatuhan yang rendah. Penelitian ini menekankan pentingnya kepatuhan dalam mengonsumsi obat antidiabetes sebagai bagian dari terapi diabetes melitus tipe 2.

Page 10 of 10 | Total Record : 94