cover
Contact Name
Rois Leonard Arios
Contact Email
rolear72@yahoo.co.id
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jl. Raya Belimbing No. 16 A Kuranji Padang, Sumatera Barat
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA
ISSN : 25026798     EISSN : 25026798     DOI : https://doi.org/10.36424/jpsb
Core Subject : Humanities, Art,
Jurnal Penelitian Sejarah dan budaya memfokuskan pada isu sentral memuat hasil penelitian maupun kajian konseptual yang berkaitan dengan kesejarahan dan nilai budaya yang dilakukan oleh peneliti, penulis lepas, akademisi, dan pemerhati kebudayaan. Terbit 2 kali setahun (Mei dan Nopember) oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Articles 121 Documents
LAMANG DAN TRADISI MALAMANG PADA MASYARAKAT MINANGKABAU NFN Refisrul
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 3, No 02 (2017)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.65 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v3i02.2

Abstract

Lamang is a typical food of Minangkabau society made from puluik rice with container from gutters(bamboo). Making lamang become the tradition of Minangkabau society since ancient times andcommonly referred to as nightang tradition. Lamang and night traditions are interesting and need toknow more in deep relationship in Minangkabau society life. This study uses a qualitative approach todata and information that is complete and in-depth. Nighttime tradition is the expression of Minangkabausociety towards the form of biological fulfillment and their fellow social relation, both within the widercircle of relatives and society. The existence of the night tradition is stronger the bonds of kinship,solidarity and symbols between peers. That is, the food lamang (lemang), as one of traditional food,and night traditions related to the culture of its people Minangkabau culture.
KATONG SAMUA ORANG BASUDARA DALAM KARAKTER MASYARAKAT MULTI ETNIK DI KOTA AMBON Marthen M. Pattipeilohy
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1284.546 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v2i2.67

Abstract

sosial budaya, yang menekan keutuhan perilaku, kontrol sosial dan trauma atas tragedi kemanusiaan. Konsekwensi tersebut perlu di tangani secara bijak untuk kestabilan kehidupan sosial generasi selanjutnya. Untuk itu diperlukan konstruksi budaya lokal sebagai perangkat perekat yang mengacu pada sistem kontrol sosial. Masyarakat multikultur di kota Ambon mengenal istilah lokal “Katong Samua Orang Basudara” yang mengakses konsep pemikiran kehidupan kebersamaan. Inilah kalimat melayu Ambon yang artinya kita semua orang bersaudara. Konsep ini adalah sebuah cakrawala kearifan mengenai kebhinekatunggalikaan dengan kedalaman pemikiran yang tidak dapat dijangkau hanya dengan mengandalkan rasio yang terbatas, tetapi dengan hati yang luas dan lapang serta sejuta rasa yang mendalam, dalam kehidupan masyarakat majemuk. Studi Sejarah Budaya sangat penting dalam mengungkapkan peristiwa sosial budaya masyarakat kota Ambon dan Maluku pada umumnya, dimana ukiran peristiwa konflik dari abad ke abad memberikan trauma sosial tersendiri. Namun dari akhir peristiwa-peristiwa tersebut ditemukan akar penyelesaian yang tercipta dari hati nurani rakyat dengan berucap “katong samua orang basudara”. Semua suku lokal dan etnis lainnya di Indonesia dirangkul lewat ungkapan ini. Inilah temuan perangkat kehidupan yang berbasis budaya lokal di satu sisi dan perangkat ingatan kebhinekatunggalikaan serta karakter nasionalisme ke Indonesiaan yang jujur, setia,berani dan kekar sebagai pemersatu karakter bangsa.
SEMEN PADANG DAN POLITIK EKONOMI KOLONIAL Gusti Asnan
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (83.898 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v1i1.107

Abstract

This article looks at the history and development of Padang Cement Fabric in its relationship with the Dutch economic policy by the end of the 19th C. and in the beginning of the 20th C. The foundation of the oldest cement fabric in Indonesia had a close relationship with political-economic policy introduced by the Dutch colonial government, which gave many opportunities to the foreign investors to exploit its colony. Padang Cement Fabric itself only one of several fabrics, minings, and big plantations in which the investors invested their capital during the liberal era in West Sumatra. The construction of Padang Cement Fabric also represented colonial government policy in urban planning in Padang municipality. In the beginning of the 20th C., the development orientation of Padang was directed to the eastward and southward of the city. Besides that, to encourage the investors and to implement its urban planning policy, colonial government provided special supports, such as introducing regulations to reduce administrative process for investors to invest their money in this region. The government even sacrificed the native peoples in order to succeed its colonial political-economic.
BIOSKOP DI KOTA PRABUMULIH 1950 – 2000 Efrianto Efrianto
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.441 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v5i1.36

Abstract

Bioskop merupakan sarana hiburan rakyat yang populer dan dinikmati oleh masyarakat dari berbagai lapisan dan kelas ekonomi. Hal ini yang menyebabkan bioskop tumbuh dan berkembang ke berbagai daerah di Indonesia. Kota Prabumulih yang memiliki luas 421,6 Km2 dalam sejarahnya pernah memiliki 5 gedung bioskop. Hal ini jelas menggambarkan  bioskop memiliki kenangan tersendiri dalam kehidupan masyarakat di Prabumulih. Tulisan ini mencoba mengungkapkan tentang bioskop di Prabumulih dan kenangan masyarakat ketika menonton di gedung bioskop. Untuk menjawab tujuan penulisan diatas digunakan motede sejarah yang terdiri dari terdiri dari heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Untuk heuristik diperoleh melalui wawancara, observasi, dokumentasi, dan studi pustaka dengan mengunakan teknis analisis data model interaktif, setelah itu dilanjutkan kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa bioskop telah lama hadir di Prabumulih dan setiap gedung bioskop memiliki fasilitas sarana dan prasarana yang berbeda antara gedung bioskop. Perbedaan ini meninggalkan kenangan tersendiri bagai masyarakat di Prabumulih
IRIGASI TRADISIONAL SUBAK DI DESA SUMBER AGUNG KECAMATAN ARMA JAYA KABUPATEN BENGKULU UTARA PROPINSI BENGKULU Undri Undri
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (491.107 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v4i1.97

Abstract

Tulisan ini memfokuskan tentang irigasi subak di Desa Sumber Agung Kecamatan Arma Jaya Kabupaten Bengkulu Utara Propinsi Bengkulu. Persoalan subak menjadi menarik untuk dikaji jika ternyata dapattetap tumbuh di daerah yang jauh dari tempat asalnya, yakni Pulau Bali. Keberadaan subak di daerah tersebut tidak terlepas dari bermigrasinya orang Bali melalui program transmigrasi, tepatnya tanggal 17 Oktober 1963. Penelitian ini mengunakan metode penelitian sejarah. Dalam metode penelitian sejarah akan melalui empat tahapan penting yakni pertama heuristic, mencari dan menemukan sumber-sumber sejarah atau pengumpulan sumber, Kedua, kritik menilai otentik atau tidaknya sesuatu sumber dan seberapa jauh kredibilitas sumber. Ketiga, sintesis dari fakta yang diperoleh melalui kritik sumber atau disebut juga kredibilitas sumber, dan keempat, penyajian hasilnya dalam bentuk tertulis. Hasil penelitianyakni tahun 1983 kelompok subak ini dibina oleh Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Kabupaten Bengkulu Utara, sehingga nama kelompok ini dirubah menjadi KP2A (Kelompok Petani Pemakai Air), peran strategis pengaturan air dipegang oleh Ketua KP2A dan pengurusnya, sedangkan pembagian air masih dilakukan oleh Ulu-ulu. Meskipun tujuan subak di Desa Arma Agung lebih menekankan bidang ekonomi, yaitu meningkatkan produksi pertanian beserta pemasarannya, namun bukan berarti aspek-aspek yanglain seperti sosial dan agama lepas dari ruang lingkupnya. Sesungguhnya aspek agamalah yang menjiwai dan sekaligus penggerak subak itu sendiri. Hal ini karena konsep Tri Hita Karana yang menjadi dasar dari subak yang bersangkutan bersumber dari agama yang mereka anut yaitu Hindu Dharma.
POTRET NELAYAN SUNGSANG KABUPATEN BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN Efrianto A
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 3, No 02 (2017)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3086.779 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v3i02.7

Abstract

Fishermen are a community group that is always identified with people who are backward and tend tobe poor. The cause of the poverty of fishing communities is the limited ability to increase their productioncapacity and not optimally utilize and maintain their potential. This paper aims to find out how thebreeding fishermen work, describing fishing gear and profit sharing patterns applicable in the fishingcommunities of Sungsang. The type of this research is qualitative descriptive research with informantand key informant, some Sungsang fishermen, Sungsang community leaders and Banyuasin II subdistrict.This research was conducted in Sungsang Subdistrict Banyuasin II Banyuasin with data collectingtechnique that is through interview, observation, documentation, and library research by using technicalanalysis of interactive model data. Viewed from the aspect of fishing gear used by breeder fishermensociety can be stratified on various classes. While the income of fishermen depends on the pattern ofwork and their ownership of fishing gear.
SEJARAH DAN KEBUDAYAAN KERAJAAN ALAM SURAMBI SUNGAI PAGU, SOLOK SELATAN Firdaus Firdaus
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (559.613 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v1i2.88

Abstract

Menyangkut pemekaran wilayah di Indonesia pasca bergulirnya Otonomi Daerah, pada mulanya menjadi isu yang menggiurkan. Dengan pemekaran wilayah, kesejahteraan termasuk pelayanan publik, maupun kedaulatan rakyat dicita-citakan makin mudah dicapai. Akan tetapi, setelah sejumlah daerah dimekarkan, mulai bermunculan asumsi yang menyatakan keprihatinan terhadap masalah-masalah yang menyertai pemekaran tersebut. Bahkan pemekaran “nagari Minang” wilayah basis terendah dalam hirarkhi pemerintahan Minang ternyata lebih meresahkan, karena besar kemungkinan “meninggalkan bom waktu bagi anak cucu”. Oleh karenanya pemekaran juga menginginkan penggalian kembali khazanah lokal yang hilang (mambangkik batang tarandam). Penelitian ini bertujuan untuk menggali sejarah dankebudayaan Alam Surambi Sungai Pagu dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Dari studi ini, banyak butir dan norm serta filosofi sejarah dan kebudayaan masyarakat Alam Surambi Sungai Pagu ini yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai dasar dan potensi dasar sekaligus menjadi motivator dasar bagi pembangunan daerah ini.
LOKALITAS RAGAM HIAS MINANGKABAU (Studi Terhadap Tata Letak Ragam Hias Mesjid Asasi Padangpanjang) sudarman sudarman
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.208 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v2i2.72

Abstract

Perpaduan syara’ dan adat di Minangkabau tidak hanya dapat dilihat kata-kata filosofisnya (syara’ mengato adat mamakai), tapi perpaduan itu bisa di saksikan secara kongkrit dari budaya materi yang masih tegak berdiri di ranah Minangkabau. Penelitian ini dilakukan untuk melihat bentuk dan tataletak ragam hias yang ada pada bangunan sakral (mesjid Asasi Padangpanjang). Penelitian ini mempergunakan metode arkeologi Sejarah. Data-data yang bersifat tertulis maka dipergunakan tahapan-tahapan penelitian sejarah berupa heuristik,kritik, interpretasi dan historiografi. Sedangkan data-data yang bersifat artefaktual berupa ragam hias maka dipergunakan teknik penelitian arkeologi yaitu: 1). Observasi yaitu mengumpulkan data berupa penjajakan serta mengadakan survey. 2), Analisis yaitu pengolahan data yang ditemukan di lapangan 3). Eksplanasi Yaitu, penafsiran terhadap data-data arkeologi. Mamfaat penelitian ini untuk mengembangkan keilmuan terutama keilmuan arkeologi religi, bagi pemerintah bermamfaat untuk pengembangan wisata relegius
ANNA KUMARI: MAESTRO SENI TARI DAN SONGKET PALEMBANG Ajisman Ajisman
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (762.132 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v3i1.112

Abstract

Penulisan biografi Anna Kumari bertujuan untuk mengungkap dan menjelaskan pemikirannya tentang tari dan songket tradisional Palembang. Metode yang digunakan adalah metode sejarah, yaitu menjelaskan suatu persoalan berdasarkan perspektif sejarah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosok Anna Kumari adalah sebagai seorang seni pertunjukan dan koreografer terkemuka di Palembang dimana ia menciptakan tidak kurang dari 50 jenis tarian tradisional dan tarian kontemporer. Karya tariannya tidak hanya tampil di bumi Sriwijaya tapi juga mencapai panggung nasional, bahkanmancanegara. Anna Kumari juga dikenal sebagai penenun Songket Palembang yang terkenal. Usaha menenun awalnya didirikan untuk memenuhi kebutuhan tari dan kemudian pada akhirnya berkembang menjadi industri rumah tangga yang sedang berkembang. Anna Kumari telah menerima banyak penghargaan atas usahanya mempromosikan Songket Palembang, baik dari pemerintah, maupun institusi lainnya
UPACARA ‘NGABEN’ DI DESA RAMA AGUNG – BENGKULU UTARA Ernatip Ernatip
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2429.167 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v4i2.62

Abstract

Orang Bali yang berada di Desa Rama Agung - Argamakmur Bengkulu Utara mata pencaharian pokoknya adalah sebagai petani dengan lahan yang terbatas. Meskipun penghasilan dari bertani tidak tetap tetapi ada juga diantara mereka yang sanggup melaksanakan upacara ngabenperorangan. Padahal biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan ngaben mencapai puluhan juta. Menariknya ngaben perorangan karena jenazah dikremasi (dibakar). Sesungguhnya bagaimana tatacara pelaksanaan upacara ngaben perorangan itu, sehingga menghabiskan dana yang cukupbanyak. Penelitian ini untuk mendeskripsikan tatacara pelaksanaan upacara ngaben perorangan. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan tokoh masyarakat Bali yang terlibat langsung dalam pelaksanaan ngaben. Hasil penelitian menunjukan bahwa upacara ngaben melibatkan berbagai unsur. Tatacara pelaksanaan hampir sama dengan yang biasa dilakukan di daerah asal yakni Bali. Setiap tahapan upacara menyertakan aneka macam sesajen untuk persembahan, di samping peralatan lain untuk jenazah. Adapun tahapan upacara itu adalah penyelenggaraan jenazah (memandikan, mendandani/mengapani),kremasi, nyekah, ngaben, ngaroras dan pembersihan.

Page 2 of 13 | Total Record : 121