cover
Contact Name
Rois Leonard Arios
Contact Email
rolear72@yahoo.co.id
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jl. Raya Belimbing No. 16 A Kuranji Padang, Sumatera Barat
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA
ISSN : 25026798     EISSN : 25026798     DOI : https://doi.org/10.36424/jpsb
Core Subject : Humanities, Art,
Jurnal Penelitian Sejarah dan budaya memfokuskan pada isu sentral memuat hasil penelitian maupun kajian konseptual yang berkaitan dengan kesejarahan dan nilai budaya yang dilakukan oleh peneliti, penulis lepas, akademisi, dan pemerhati kebudayaan. Terbit 2 kali setahun (Mei dan Nopember) oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Articles 121 Documents
PEMANFAATAN PERIKANAN DI NAGARI AIR BANGIS DALAM KAITANNYA DENGAN PASAL 23 AYAT 2 HURUF F UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 Yulisman Yulisman
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.341 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v2i1.83

Abstract

ini terletak di tepi pantai, bagian barat nagari ini dihiasi oleh 9 pulau pulau kecil yakni Pulau Panjang, Pulau Telur, Pulau Pangkal, Pulau Tamiang, Pulau Harimau, Pulau Pigago, Pulau Unggeh, Pulau Terbakar, dan Pulau Ikan. Sumber daya alam yang dimiliki oleh Kenagarian Air Bangis sangat besardalam hubungannya dengan Undang Undang Nomor 1 Tahun 2014 terutama dengan pasal 23 ayat 2 huruf f. Sumber daya hayati meliputi ikan, terumbu karang, padang lamun, mangrove dan biota laut lain; sumber daya nonhayati meliputi pasir, air laut, mineral dasar laut. Sumber daya buatan meliputiinfrastruktur laut yang terkait dengan kelautan dan perikanan, dan jasa-jasa lingkungan berupa keindahan alam. Sumber daya tersebut sebagian telah dimanfaatkan oleh masyarakat Air Bangis dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sumber daya Pesisir dan Pulau pulau kecil yang paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Kenagarian Air Bangis adalah sumber daya hayati yang ada kaitannya dengan ikan.
ADAPTASI MASYARAKAT DI TUAPEJAT KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI PROPINSI SUMATERA BARAT Silvia Devi
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 3, No 02 (2017)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.946 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v3i02.6

Abstract

Mentawai is an area consisting of several islands. However, there is one island that was initially notoccupied by the Mentawai people. It was Sipora located exactly in Tuapejat. The island was originallyonly used as a stopover for people who cross the island. However, as the region expands and thensearches for the capital region of the Regency, Sipora Island is chosen as a strategic location for theMentawai people who are on another island. In the past, Mentawai was still part of Pariaman Regency.Then this region became one of the transmigration areas of the population both from West Sumatraitself and from the island of Java. Because of the first entry of transmigration, as well as the existenceof Mentawai people from other islands, they mixed together with a variety of customs and habits.Therefore this paper examines the forms of community adaptation in Tuapejat, Mentawai, West SumatraProvince. This paper uses qualitative approach. The data are collected through interview andobservation. The result of the research shows that there is good adaptation ability among the people inMentawai with the newcomers. The first proces of adaptation is done from the family environment. Theadoption of value is first done in the family before family members interact in the wider environmentsuch as the community. Religious and cultural differences are common in Tuapejat society, especiallyfor Mentawai people. Religious and cultural differences are not a problem among them because theygive priority to mutual respect and value for each difference.
AJARAN-AJARAN HUKUM PADA PERMAINAN TRADISIONAL (Studi Kasus di Desa Lubuk Tua Kecamatan Muara Kelingi Kabupaten Musi Rawas) Yulisman Yulisman
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.817 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v2i2.71

Abstract

Lubuk Tua adalah sebuah desa yang terletak di jalur lalu lintas Lubuk Linggau-Palembang. Kehidupan masyarakatnya terdiri dari petani karet, petani sawah dan berkebun. Masyarakat pendatang di desa ini sangat sedikit sekali karena peluang kerja sangat kecil. Hal ini pula yang membuat budaya di desa inilebih murni dari daerah lain di Kabupaten Musi Rawas. Permainan tradisional masih bisa dilihat di lapangan terbuka dan di sungai-sungai yang dimainkan oleh anak-anak pada waktu luang, terutama pulang sekolah. Tanpa disadari ternyata permainan tradisional tersebut telah mengajarkan anak untukbelajar taat hukum dari aturan-aturan yang ada pada permainan tradisional tersebut
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PEDESAAN DI SIMANCUANG KABUPATEN SOLOK SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT Undri Undri
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.413 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v1i1.111

Abstract

Kajian ini memusatkan perhatian pada kajian bentuk kearifan lokal dalam masyarakat pedesaan di Simancuang Nagari Alam Pauh Duo Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan Provinsi Sumatera Barat. Secara metodologi, penelitian ini mengunakan metode penelitian sejarah. Hasil kajian diperoleh bahwa bentuk kearifan lokal pada masyarakat Simancuang dapat dibagi dua yakni (1) pada persawahan dan (2) hutan. Sebagian besar warga desa yang berdiri sejak tahun 1974 ini berprofesi sebagai petani padi dan masih mempertahankan cara menanam padi tradisional sehingga jumlah pupuk dan pembasmi hama berbahan kimia yang digunakan jauh lebih sedikit. Kemudian dalam bidang kehutanan, berdasarkan surat keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.573/Menhut-II/2011 tanggal 03 Oktober 2011 tentang Penetapan Kawasan Hutan Lindung sebagai areal kerja Hutan Desa/Nagari Simancuang Alam PauhDuo seluas + 650 (enam ratus limapuluh) hektar di Kecamatan Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan Propinsi Sumatera Barat, dan ini merupakan dasar hukum berdirinya Hutan Nagari Simancuang Nagari Alam Pauh Duo Kabupaten Solok Selatan yang selanjutnya mendapatkan izin pengelolaan Hutan Nagari berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Barat Nomor: 522-43-2012 tanggal 19 Januari 2012 tentang Pemberian Hak Pengelolaan Hutan Nagari pada Kawasan Hutan Lindung seluas + 650 hektar kepada Lembaga Pengelola Hutan Nagari (LPHN) Simancuang.
SENI DENDANG BENGKULU SELATAN Hasanadi Hasanadi
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2431.45 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v4i2.63

Abstract

Tulisan ini mengetengahkan pembahasan tentang sastra lisan Seni Dendang masyarakat Kabupaten Bengkulu Selatan Provinsi Bengkulu. Tulisan ini diramu ulang berdasarkan laporan penelitian yang bersifat kualitatif. Data penelitian dikumpulkan melalui studi kepustakaan, wawancara dan observasi lapangan serta dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis konten (kontent analiysis. Hasil analisis menunjukkan bahwa aspek sejarah dan sosial budayaSeni Dendang serta beberapa aspek pertunjukan Seni Dendang, seperti alat pertunjukan, waktu dan suasana pertunjukan, interaksi antara penampil dengan khalayak, teks, dan tari, merefleksikan nilai budaya masyarakat Bengkulu Selatan. Sebagai bagian dari kearifan lokal masyarakat Bengkulu Selatan, beberapa nilai budaya yang berhasil dijelaskan adalah, nilai seni, nilai pendidikan, nilai pengorbanan, serta nilai agama dan kepercayaan.
BAUNDI DALAM ATURAN ADAT SALINGKA NAGARI PANDAI SIKEK Yulisman Yulisman
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.335 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v4i1.101

Abstract

Tulisan ini menjelaskan tentang baundi dalam aturan adat salingka Nagari di Pandai Sikek. Seorang perempuan yang belum menikah untuk mendapatkan seorang suami yang syah dan bertanggungjawab melalui sebuah proses perjodohan. Laki laki yang Permasalahannya perjodohan yang dilakukan di Nagari Pandai Sikek berbeda dengan perjodohan di Nagari Minangkabau lainnya yang disebut dengan Baundi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah laki laki yang akan dijodohkan dengan perempuan tersebut lebih dari satu orang, bagaimana kalau yang bersangkutan tidak memilih satupun dari laki laki yang ditawarkan tersebut. Atau yang bersakutan punya teman dekat. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif melalui pendekatan analisa terhadap narasumber di Nagari Pandai Sikek. Hasil dari penelitian ini adalah Peran seorang mamak dan kerabat keluarga lainnya sangat dominan. Perempuan mempunyai hak untuk memilih seorang laki laki yang terbaik sebagai pendamping hidupnya. Teman dekat dari perempuan tersebut dibolehkan mengikuti undian. Belum pernah terjadi seorang perempuan tidakmemilih satu orang dari sekian laki laki yang ditawarkan.
ISLAMISASI DI KAWASAN LAUT SULAWESI PADA ABAD KE-19 Muhammad Nur Ichsan Azis
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.675 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v5i1.14

Abstract

Islamisasi yang terjadi di Nusantara pada abad ke-19  tidak terlepas dari peran dan pengaruh para pedagang sekaligus ulama dari Timur Tengah yang membawa ajaran Islam. Proses Islamisasi dan konversi agama membutuhkan waktu dan proses panjang, hingga sampai  diterima oleh masyarakat setempat. Penerimaan ajaran Islam dilakukan melalui beberapa saluran, terutama dalam jaringan perdagangan. Kawasan Laut Sulawesi, sebagai entrepot, merupakan salah satu jalur Islamisasi karena perkembangan perdagangan rempah-rempah  di Maluku sebagai wilayah penghasil rempah-rempah.Tulisan ini bertujuan mengungkap proses Islamisasi di sekitar Kawasan Laut Sulawesi pada abad XIX.Tulisan ini merupakan tulisan sejarah, dengan menggunakan metode sejarah; heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi yang bersifat analisis-kualitatif dan mampu menunjukkan satu rangkaian proses Islamisasi yang terjadi di Nusantara sekitar abad XIX. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa pengaruh Islam diawali dari proses perdagangan, di kawasan Laut Sulawesi, bagi pedagang yang menghubungkan ke Maluku sebagai satu pola Islamisasi, sehingga di masa berikutnya komunitas Muslim mampu menciptakan Moslemen clave di Semenanjung Laut Sulawesi.
PERANAN SELAT BANGKA SEBAGAI PINTU GERBANG DUNIA MARITIM KOTA PALEMBANG zusneli zubir
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.028 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v1i2.92

Abstract

In this paper there are several objectives tobe assessed, first described acondition of a water, in the Bangka Strait which then become the main reference maritime gate of a city, in this case thecity of  that existinthese waters as the main maritime gate way cities described his past through literature references. Second, analyze and synthesize the role of awater, with all the Bangka Strait role as the main door ofthe maritime world by looking at Palembang important role between the time from time to time any authority in the city Palembang. Third, formulate how the waters of the Strait of Bangka controlled and controlled from a region that is in the hinter land city of Palembang so that it looks the main interest will mastery of these waters as the world’s main maritime gate way Palembang becomes central. This paper is astudy of the history of the study of the past, particularly the Bangka Strait as a maritime gateway city of Palembang.As the study of history, the method usedis the historical method, which includes stages in historical method, consists of four stages, namely heuristic, criticism, interpretation and historiography. Based on the study italthough far from the ocean, the city of Palembang in every time and a power that stood there, unable to control the oceans as a maritime powerby empowering the Bangka Straitas the main maritime gate way. The ability to control this can be attributed to the excellent Palembang can utilize the natural conditions that lie Bangka Strait that separates mainland Sumatra island to the mainland island of Bangka very well and right. Bangka Strait referenced and compass every ship that goes from the sea and out to sea. Further more, any ruler in Palembang able to build to build the maritime world in Palembang by making the Bangka Straitas the main gate way to connectinter-city trade, both from China and India in his past, as well as Batavia and Singapore in the next period.The rulers in Palembangwith elegant able to perform the control of politically appropriate and correct over the world which originated from the vast ocean waters of the Strait of Bangka.The control followed by the utilization of natural resources in the region into an economic power but also the power of culture tomake theBangka Strait to become a gate way to the city of Palembang, so the Bangka Strait role as the main gate way to maximum.
TOLERANSI ANTARUMAT BERAGAMA DALAM PANDANGAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ANDALAS PADANG Witrianto Witrianto
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.495 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v2i1.79

Abstract

Toleransi dan kerukunan antar umat beragama bagaikan dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan satu sama lain. Kerukunan berdampak pada toleransi; atau sebaliknya toleransi menghasilkan kerukunan;keduanya menyangkut hubungan antar sesama manusia.Toleransi antar umat beragama tercermin pada tindakan-tindakan atau perbuatan yang menunjukkan umat saling menghargai, menghormati, menolong,mengasihi, dan lain-lain. Termasuk di dalamnya menghormati agama dan iman orang lain; menghormati ibadah yang dijalankan oleh orang lain; tidak merusak tempat ibadah; tidak menghina ajaran agama orang lain; serta memberi kesempatan kepada pemeluk agama menjalankan ibadahnya.Kebebasan beragama, menjadikan seseorang mampu meniadakan diskriminasi berdasarkan agama; pelanggaran terhadap hak untuk beragama; paksaan yang akan mengganggu kebebasan seseorang untuk mempunyai agama atau kepercayaan. Termasuk dalam pergaulan sosial setiap hari, yang menunjukkan saling pengertian, toleransi, persahabatan dengan semua orang, perdamaian dan persaudaraan universal, menghargai kebebasan, kepercayaan dan kepercayaan dari yang lain dan kesadaran penuh bahwa agama diberikan untuk melayani para pengikut-pengikutnya.
PROSES ADAT PERKAWINAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MUKOMUKO PROPINSI BENGKULU Rismadona Rismadona
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (793.134 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v3i1.116

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan tentang proses adat perkawinan masyarakat di Kabupaten Mukomuko Propinsi Bengkulu, mulai dari proses awal sampai akhir, serta bagaimana perubahan yang terjadi pada proses adat perkawinan itu sendiri. Hal ini berkaitan dengan persoalan bahwa masyarakat Mukomuko yang memiliki adat perkawinan tidak bisa dilepaskan dari perubahan-perubahan dalam proses adat perkawinan akibat perkembangan zaman. Hal ini terlihat pada perubahan dalam pemakaian warna baju, yakni memakai baju kurung, biasanya warnanya putih, namun sekarang ada yang biru muda dan pada dasarnya masih tetap berbaju kurung. Penelitian ini menggunakan metode deskripsikualitatif, yang berupaya menggali tentang adat istiadat dan perubahan yang terjadi pada adat perkawinan masyarakat Mukomuko. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa secara umum adat perkawinan Mukomuko terdiri dari acara (berasan), bertunang atau terang tando, persiapan pernikahan, khatam Al Quran, pelaksanaan pernikahan, mandi bungo (bunga) bagi keluarga raja-raja, dan manjalang mertua. Tradisi tersebut tidak mengalami perubahan secara subtansi namun terjadi pada pakaian yang biasa dipakai tanpa mengubah bentuk selain warna dalam acara prosesi perkawinan tersebut

Page 1 of 13 | Total Record : 121