cover
Contact Name
Rois Leonard Arios
Contact Email
rolear72@yahoo.co.id
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jl. Raya Belimbing No. 16 A Kuranji Padang, Sumatera Barat
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA
ISSN : 25026798     EISSN : 25026798     DOI : https://doi.org/10.36424/jpsb
Core Subject : Humanities, Art,
Jurnal Penelitian Sejarah dan budaya memfokuskan pada isu sentral memuat hasil penelitian maupun kajian konseptual yang berkaitan dengan kesejarahan dan nilai budaya yang dilakukan oleh peneliti, penulis lepas, akademisi, dan pemerhati kebudayaan. Terbit 2 kali setahun (Mei dan Nopember) oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Articles 121 Documents
SAWAHLUNTO DAN PELESTARIAN MULTIKULTURAL: SEBUAH SUMBANGSIH PEMIKIRAN UNTUK WISATA TAMBANG BERBUDAYA Zusneli Zubir
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 3, No 02 (2017)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.294 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v3i02.8

Abstract

Sawahlunto is a city which formed from coal mining activity was ever victorious in its time. More orless a century more, the oldest company in Sumatera Island was ever lived and sustain the Sawahluntocity and West Sumatra in generaly. To developing this paper, there are two questions that can be asked,what the cause so Sawahluto turned into a cultural tourism with mining city? and how to developmenttourism of Sawahlunto in side analysis of SWOT?After the year 2002, Sawahlunto has entered thepurna tambang. All open mining activities are inadequate, and the revenue of Kota Sawahlunto’sAPBD also has an effect because it depends on input from PT. Bukit Asam (Persero), Tbk-Mining UnitOmbilin (PT.BA-UPO). The government of Sawahlunto, under Mayor Amran Nur, strives to bring inforeign exchange for mining cities. The concept of a mining town into a cultured mining town wascreated, it will given income of this mining tour can be a mainstay of Sawahlunto in the future, thereare some things that need to be observed, especially with regard to SWOT analysis. If four things in theSWOT analysis that can be overcome, Pemko Sawahlunto will easily make the area as a touristdestination.
KESEPAKATAN GUNUNG MEDAN : Wahana Adaptasi dan Pembauran di Pulau Punjung dan Koto Baru Efrianto. A Efrianto. A
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.842 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v1i2.89

Abstract

Pulau Punjung dan Koto Baru merupakan nama kecamatan di Sumatera Barat yang telah berkembang dari 2 (dua) kecamatan menjadi 11 (sebelas) kecamatan. Saat ini kawasan ini telah menjadi nama sebuah kabupaten yaitu Kabupaten Dharmasraya. Perkembangan ini bisa diwujudkan karena proses adaptasi dan pembauran antara masyarakat di kawasan ini berlangsung dengan baik. Untuk menjelaskan fenomena tersebut dilakukan pendekatan kualitatif dengan wawancara dengan beberapa tokoh masyarakat Pulau Punjung dan Koto Baru baik dari unsur transmigran dan penduduk lokal kenapa adaptasi bisa berlangsung dengan baik. Pemerintah sebagai pelaksana program transmigrasi telah melakukan berbagai cara, salah satu cara yang mereka lakukan adalah melakukan pendekatan musyawarah antara pemerintah dan tokoh masyarakat. Musyawarah menghasilkan kesepakatan,kesepakatan ini merupakan sebuah wahana yang mempermudah terjadi adaptasi dan pembauran di kawasan ini. Kesepakatan ini dilaksanakan oleh pemerintah terutama dalam aspek kesamaan agama,sehingga perbedaan yang mereka miliki bisa teratasi.
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN HUTAN DI DESA TABALA JAYA KECAMATAN BANYUASIN II KABUPATEN BANYUASIN PROPINSI SUMATERA SELATAN1 Undri Undri
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.182 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v2i1.76

Abstract

Tulisan ini memfokuskan tentang kearifan lokal masyarakat dalam pengelolaan hutan di Desa Tabala Jaya Kabupaten Banyuasin II Propinsi Sumatera Selatan, mulai dari bentuk kearifan lokal masyarakat dalam pengelolaan hutan, faktor-faktor yang menentukan eksistensi kearifan lokal tetap terjaga dalam pengelolaan hutan serta pengaruh kearifan lokal dalam pengelolaan hutan di Desa Tabala Jaya Kecamatan Banyuasin II Kabupaten Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini mengunakan metode penelitian sejarah. Dalam metode penelitian sejarah melalui empat tahapan penting yakni pertama heuristic, mencari dan menemukan sumber-sumber sejarah atau pengumpulan sumber, Kedua, kritik menilai otentik atau tidaknya sesuatu sumber dan seberapa jauh kredibilitas sumber. Ketiga, sistesis dari fakta yang diperoleh melalui kritik sumber atau disebut juga kredibilitas sumber, dan terakhir dalam metode penelitian ini yakni, penyajian hasilnya dalam bentuk tertulis. Hasil kajian diperoleh bahwa salah-satu masyarakat yang masih mempertahankan kearifan lokal dalam pengelolaan hutan yakni masyarakat Desa Tabala Jaya Kecamatan Banyuasin II Kabupaten Banyuasin Propinsi SumateraSelatan. Bagi masyarakat di Desa Tabala Jaya, hutan dipandang sebagai pengikat dan penanda kolektivisme serta media untuk terus mempertahankan ikatan kekerabatan. Karenanya bagi Masyarakatdi daerah tersebut, hutan yang merupakan bagian dari ulayat tidak dipandang dan diposisikan sekedar faktor produksi belaka, tetapi juga sekaligus mengikat hubungan sosial masyarakat. Penguasaan kolektiftersebutlah membentuk ikatan kekerabatan dalam penguasaannya diantara masyarakat tersebut. Bagi masyarakat di daerah tersebut, hutan yang merupakan bagian dari ulayat tidak dipandang dan diposisikansekedar faktor produksi belaka, tetapi juga sekaligus mengikat hubungan sosial masyarakat. Penguasaan kolektif tersebutlah membentuk ikatan kekerabatan dalam penguasaannya diantara masyarakat tersebut
STRUKTUR MASYARAKAT SEMENDE DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN Efrianto. A Efrianto. A
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1686.718 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v3i1.113

Abstract

Semende merupakan nama salah satu suku bangsa di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS). Suku bangsa ini dikenal dengan adat dan budaya yang unik berbeda dengan suku lain yang ada di kawasan OKUS. Semende merupakan bagian dari suku Pasemah, namun dalam perkembangan selanjutnya mereka memilik tradisi dan aturan adat sendiri berbeda dengan suku bangsa Pasemah lainnya. Perbedaan ini berkaitan erat dengan proses pembentukan mereka menjadi sebuah suku bangsadan. struktur adat yang mereka miliki. Untuk menjelaskan hal tersebut dilakukan pendekatan kualitatif dengan mewawancarai beberapa tokoh masyarakat Semende di Muara Dua dan beberapa daerah Semende lainnya di Kabupaten OKUS. Sejarah dan struktur adat mengambarkan bahwa merekamerupakan kelompok komunal yang saling terkait dan berbeda denga rumpun Pasemah lainnya.
PENGARUH SASTRA ISLAM ARAB TERHADAP KARYA TSAMARATUL IHSÃN FI WILÃDATI SAYYIDIL INSÃN KARYA SYEKH SULAIMAN AR-RASULI Chairullah Chairullah
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2422.014 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v4i2.61

Abstract

Secara historis karya sastra Islam Melayu tidak terlepas dari pengaruh karya sastra Islam Arab, karena islamisasi di Nusantara membawa pengaruh terhadap berbagai aspek. Namun, apakah pengaruh yang diberikan oleh sastra Islam Arab membuat sastra Islam Melayu dipandang sebagai terjemahan dari karya sastra Islam Arab. Seperti sebuah karya yang berjudul Tsmaratul Ihsan yang berisikan tentang riwayat hidup Nabi, di mana jauh sebelum karya ini muncul telah banyak karya-karya Arab berbicara tentang tema yang sama, di antaranya kitab Barzanji yang digunakan oleh mayoritas masyarakat Nusantara sebelum abad ke 20. Tulisan ini merupakan suatu upaya untuk mebuktikan bahwa karya sastra melayu Islam yang lahir di Nusantara dalam bentuk syair atau nazam bukanlah saduran dan terjemahan utuh dari sastra Arab karena karya sastra melayu Islam memiliki karakteristik yang khas dan bersifat lokal dan juga diwarnai oleh kreatifitas penulisnya. Untuk melihat keotentikan karya ini akan digunakan teori interteks.
DARI PADI KE KARET : STUDI KASUS KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI TRANSMIGRAN ASAL JAWA DI DESA NUSATUNGGAL KECAMATAN OGAN KOMERING ULU (OKU) TIMUR PROVINSI SUMATERA SELATAN Seno Seno
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.572 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v1i1.104

Abstract

Pada awalnya Desa Nusa Tunggal adalah desa transmigran asal Jawa, terutama dari Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Ketika dibuka pertama tahun 1970-an, para petani bekerja sebagai petani padi tadah hujan. Hal ini dilakukan karena sampai sekarang daerah ini tidak ada saluran irigasi, sehingga tanaman padi yang cocok adalah padi gaga (tanaman padi tahan kering). Mengingat padi gaga hanya dapat ditanam satu tahun satu kali, yaitu pada musim hujan, maka lambat laun petani banyak yang beralih menanam karet. Beralihnya petani menanam karet dimulai tahun 1980-an. Mereka yang menanam karet tingkat ekonominya nampak lebih baik dibandingkan dengan petani yang masihbertahan menaman padi kering (gaga). Sampai tahun 1990-an petani karet terus bertambah seiring dengan berkurangnya petani padi tadah hujan. Pergeseran penanaman padi tadah hujan ke tanaman karet terus berlangsung semakin intensif, sehingga sampai tahun 2012 seluruh petani di Desa Nusa Tunggal sudah bertanam karet, sehingga tidak ada lagi yang menanam padi tadah hujan. Adapun alasan mereka beralih menjadi petani karet, secara ekonomi lebih menguntungkan dibandingkan menanampadi tadah hujan yang hanya ditanam setahun sekali. Jika padi gaga hanya panen sekali dalam setahun, maka tanaman karet dapat menghasilkan getah yang siap jual dalam waktu dua minggu sekali, sehingga tiap dua minggu sekali mereka dapat uang hasil penyadapan karet. Selama masa enam tahun itu petani karet dapat menanam sayur mayur di sela-sela tanaman karet dan beternak sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
PEMBERANTASAN BUTA AKSARA AL-QUR’AN PADA SUKU ANAK DALAM (SAD) (Studi Kasus di Desa Dwi Karya Bhakti Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo Provinsi Jambi) Muklisin Muklis Mukidi
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.51 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v5i1.22

Abstract

Era reformasi telah membawa perubahan-perubahan mendasar dalam berbagai bidang kehidupan termasuk bidang pendidikan. Salah satu program yang dicanankan pemerintah yaitu pemberantasan buta aksara termasuk di dalamnya aksara Al-Qur’an. Program pemberantasan buta aksara Al-Qur’an adalah rancangan yang akan dilaksanakan dalam memusnahkan atau membasmi kebutaan sistem penulisan dan cara membaca Al-Qur’an. Bagi Suku Anak Dalam di Desa Dwi Karya Bhakti yang baru masuk dan mengenal Islam, menulis dan membaca Al-Quran tentu menjadi kendala atau masalah. Bagaimana metode dalam memberantas buta aksara Al-Qur’an pada Suku Anak Dalam di Desa Dwi Karya Bhakti dan apa saja kendalanya?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode dan kendala dalam pemberantasan buta aksara Al-Qur’an pada Suku Anak Dalam di Desa Dwi Karya Bhakti. Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini bahwa pada Suku Anak Dalam khususnya dalam pemberantasan buta aksara Al-Qur’an, masih belum maksimal karena Suku Anak Dalam mayoritas baru menjadi mualaaf, dan jarak tempuh untuk belajar mengaji juga sangat jauh serta kurangnya guru untuk mengajar mengaji masih sangat minim.      
MANAJEMEN KONFLIK DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DI MIMIKA PAPUA Witrianto Witrianto
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (599.168 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v1i2.94

Abstract

Kegiatan pembangunan nasional suatu bangsa, secara teoritis merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perkembangan internasional akan menumbuhkan apa yang lazim disebut dengan global governance.Oleh karena itu, persoalan-persoalan ekonomi dan politik semakin sukar dipecahkan dalam bingkai atau pola pikir negara-bangsa (nation-state). Persoalan-persoalan ekonomi dan politik yang dihadapi oleh suatu negara bukan hanya menjadi milik atau menjadi beban tanggungan negara itu sendiri, tetapi juga menjadi bagian dari persoalan-persoalan ekonomi dan politik negara-negara lain. Persoalanpersoalan tersebut menjadi bersifat internasional atau berskala global, kendati tumbuh dan berkembangdi tingkat lokal. PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Kabupaten Mimika Papua merupakan salah satu proyek pembangunan yang tidak disetujui oleh masyarakat. Ketidaksetujuan masyarakat ini antara lain dipicu oleh dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh proyek penambangan ini dan manfaat ekonomi yang tidak terlalu dirasakan oleh penduduk asli karena proyek ini lebih menggunakan tenaga kerja dari penduduk pendatang sehingga menimbulkan rasa tidak puas di kalangan penduduk asli yangkemudian memicu terjadinya konflik antara penduduk asli dengan penduduk pendatang.
JEJAK PERADABAN MASA LALU DI KOTA PARIAMAN Efrianto. A Efrianto. A
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 2, No 1 (2016)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2660.296 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v2i1.81

Abstract

Kota Pariaman adalah sebuah daerah administrasi baru terbentuk pada tahun 2002. Namun Pariaman sebagai sebuah kawasan telah mulai didiami orang dalam waktu yang cukup lama, bahkan Pariaman merupakan sebuah identitas sosial yang memiliki cirikhas tersendiri dalam kehidupan masyarakat, baik di Sumatera Barat maupun Indonesia. Kawasan yang telah didirikan dalam waktu lama, tentu saja memiliki peninggalan sejarah dan peradaban yang tinggi, namun perubahan zaman telah menyebabkan banyak hal yang pernah ada di Pariaman mulai terlupakan. Tulisan mencoba menjelaskan dan  mengungkapkan tentang kekayaan dan sejarah masa lalu yang dimiliki oleh Pariaman. Pariaman pada masa lalu merupakan bandar dagang yang penting pada masa lampau hal ini yang mendorong kawasan ini dihuni oleh berbagai etnis. Sebagai kawasan yang dihuni oleh berbagai etnis tentu saja banyakpeninggalan sejarah. Di samping itu Pariaman dikenal sebagai pintu masuknya agama Islam ke Sumatera Barat hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa makam yang menginformasikan tentang ulama besar yang menyebarkan agama islam di Minangkabau.
NILAI BUDAYA MINANGKABAU DALAM UNGKAPAN TRADISIONAL MASYARAKAT PASAMAN BARAT Hasanadi Hasanadi
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1441.838 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v3i1.119

Abstract

Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat. Beberapa ungkapan dimaksud adalah: (1) Ungkapan Simpang Tonang tajam sabalah; (2) Ungkapan teleang kupiah Rang Mandiangin; (3) Ungkapan Talu Rancak di labuah; (4) Ungkapan barek sabalah Nak Rang Talu; (5) Ungkapan kalam basigi lakuang batinjau; (6) Ungkapan tasingguang labiah bak kanai; (7) Ungkapan nak muliya tape’i janji. Dengan menggunakan pendekatan hermeneutik disimpulkan bahwa setiap ungkapan merefleksikan pesan budaya Minangkabau, yaitu: (1) Adil proporsional; (2) Berpikir lurus komprehensif; (3) Pentingnya kesesuaian antara hati dan perbuatan; (4) Berimbang; (5) Teliti dan tuntas; (6) Stabil emosi; (7) Tepat janji; (8)Teguh pendirian; (9) Cerdas lingkungan; dan (10) Beryukur dan berekspresi.

Page 4 of 13 | Total Record : 121