cover
Contact Name
Rois Leonard Arios
Contact Email
rolear72@yahoo.co.id
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Jl. Raya Belimbing No. 16 A Kuranji Padang, Sumatera Barat
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA
ISSN : 25026798     EISSN : 25026798     DOI : https://doi.org/10.36424/jpsb
Core Subject : Humanities, Art,
Jurnal Penelitian Sejarah dan budaya memfokuskan pada isu sentral memuat hasil penelitian maupun kajian konseptual yang berkaitan dengan kesejarahan dan nilai budaya yang dilakukan oleh peneliti, penulis lepas, akademisi, dan pemerhati kebudayaan. Terbit 2 kali setahun (Mei dan Nopember) oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Articles 121 Documents
ANGKAN-ANGKANAN, TRADISI ANGKAT PERSAUDARAAN PADA MASYARAKAT PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR (PALI) SEBAGAI STRATEGI EKONOMI DAN STRATEGI POLITIK Firdaus Marbun
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.442 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v4i1.102

Abstract

Masyarakat Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) mengenal istilah angkan-angkanan, sebuah tradisi mengangkat persaudaraan diantara warga. Pemicu angkat persaudaraan ini bisa karena perselisihan, kecelakaan atau karena nama yang sama. Persaudaraan ini diikat oleh sumpah atau janji yang sama-sama dijaga oleh kedua belah pihak. Tradisi ini telah ada sejak masa kesultanan yang dikenal dengan ‘angkat saudara’. Melalui metode deskriptif kualitatif dengan wawancara dan studi kepustakaan, penelitian ini menggali latar belakang kemunculan angkan-angkanan yang melembaga menjadi sebuah tradisi bagi masyarakat PALI. Selain itu, penelitian ini juga menggali efektifitas angkan-angkanan dalam pengelolaan kekuasaan. Penelitian ini menemukan bahwa tradisi ini merupakan bentuk konsensus antara penguasa dan masyarakat dengan mempertimbangkan sisi ekonomi dan politik. Melalui hubungan angkan-angkanan, tujuan memperluas kekuasaan serta pengamanan wilayah menjadi tercapai. Pada masa kini, angkan-angkanan menjadi tradisi yang dimodifikasi dalam bentuk yang lebih populis.
RINTISAN AWAL PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH DI SUMATERA BARAT TAHUN 1925-1939 Fandy Aprianto Rohman; Mulyati Mulyati
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.46 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v5i1.20

Abstract

Muhammadiyah pada awalnya hanya berkembang di wilayah Pulau Jawa saja, namun dalam waktu cepat dapat menyebar ke seluruh Indonesia, termasuk ke Sumatera Barat. Pada tahun 1925, Syekh Abdul Karim Amrullah membawa perserikatan ini ke Sumatera, tepatnya di Maninjau, Sungai Batang, Sumatera Barat. Dari sinilah Muhammadiyah semakin berkembang ke seluruh Sumatera. Penelitian ini menganalisis dan mendeskripsikan proses awal mula Muhammadiyah muncul di Sumatera Barat hingga usaha-usaha yang dilakukan Muhammadiyah untuk mengembangkan gagasan pembaruan. Adapun penelitian ini menggunakan teknik analisa kualitatif, yaitu analisa yang didasarkan pada hubungan sebab-akibat dari fenomena historis pada cakupan waktu dan tempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tarik Muhammadiyah di Sumatera Barat terletak pada gerakan pemurnian Islam, terutama dalam bidang pendidikan. Muhammadiyah memperbarui sistem pendidikan Islam di Sumatera Barat dengan tujuan mendidik masyarakat agar menghindari hal-hal yang bertentangan dan menyimpang dari akidah Islam. Muhamadiyah initially only developed in the island of Java, but soon it could spread throughout Indonesia, including West Sumatera. In 1925, Syekh Abdul Karim Amrullah brought this organization to sumatera, precisely in Maninjau, Sungai Batang, West Sumatera. From this, Muhammadiyah increasingly developed throughout Sumatera. This study analyzes and describes the initial process of Muhammadiyah appearing in West Sumatera until the efforts made by Muhammadiyah to develop renewal ideas. The research uses qualitative analysis techniques, namely analysis based on causal relationship of historical phenomena in the scope of time and place. The result of the study indicate that the appeal of Muhammadiyah in West Sumatera lies in the Islamic purification movement, especially in the field of education. Muhammadiyah renewed the Islamic education system in West Sumatera with the aim of educating the public to avoid things that are contrary and deviate from the Islamic faith.
MAIRIAK : Tradisi Masa Panen Padi di Minangkabau Refisrul Refisrul
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.935 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v1i2.93

Abstract

Mairiak merupakan aktifitas memisahkan bulir padi dari tangkainya dengan menggunakan kaki (manusia). Mairiak ini menjadi cara yang lazim dilakukan oleh masyarakat Minangkabau dahulunya, ketika memanen padi disawahnya dan dikerjakan secara bersama kerabat. Setiap orang berkewajiban membantu ketika salah satu keluarganya punya hajat mairiak, dan begitupun ketika dia punya hajat yang sama, keluarga itu akan ikut berpartisipasi. Hal itu menunjukkan bahwa tradisi mairiak padamasyarakat Minangkabau pada hakikatnya tidak semata-mata aktifitas bersama ketika memanen padi, tetapi juga mengandung kesetiakawanan sosial dalam masyarakat Minangkabau, karena semakin mendekatkan hubungan sosial dalam suatu kerabat dan masyarakat sekitartnya. Kajian/penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih jauh tentang keberadaan tradisi mairiak pada masyarakat Minangkabau dan fungsi sosial budaya yang dikandungnya. Kajian tentang tradisi mairiak ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif, yang biasa dilakukan dalam penelitian kebudayaan (antropologis). Pengumpulan data dan informasi dilakukan melalui studi kepustakaan (literature), wawancara(interview) dan pengamatan (observation). Dari pengkajian itu, diketahui bahwa tradisi mairiak telah mewarnai kehidupan sosial masyarakat Minangkabau sejak dahulu dan menjadi tradisi khas masyarakatMinangkabau pada masa panen padi. Pada hakikatnya, kebersamaan atau kesetiakawanan sosial itu tidak saja pada masa panen melainkan juga ketika mulai “kesawah” yang dibantu oleh kaum kerabat. Hanya saja, tradisi ini mulai ditinggalkan ketika digalakkannya modernisasi di bidang pertanian oleh pemerintah pada dekade 1980-an, bahkan sekarang tidak diketahui lagi oleh generasi muda Minangkabau. Tradisi mairiak sebagai aktifitas budaya masyarakat Minangkabau ketika masa panen padi telah menjadi kenangan masa lampau bahwa orang Minangkabau dahulu punya tradisi memanen padi yang juga menjadi wahana perkuatan hubungan social ditengah masyarakatnya. Dapat dikatakan, tradisi mairiakmerupakan cerminan adanya pertukaran sosial dalam kehidupan masyarakat Minangkabau sejak dahulu.
MODAL SOSIAL MASYARAKAT NAGARI SIJUNJUNG DALAM BATOBO KONSI Silvia Devi
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.54 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v1i2.87

Abstract

Modal social dimiliki dalam setiap kelompok masyarakat. Modal social terbentuk dari adanya nilainilai dan norma-norma yang dianut dan dipatuhi dalam suatu kelompok masyarakat yang memiliki tujan hidup yang lebih baik yang menjadi acuan dalam bersikap, bertindak dan bertingkahlaku dengandasar kepercayaan.Tujuan penelitian ini adalah melihat bagaimanat obokons isebagai salah satu organisas itradisional yang memiliki modal social bersifat gotong royong dalam masyarakat Nagari Sijunjung yang utamanya bergerak di bidang pertanian, akan tetapi berkembang tidak hanya bidang ekonomi,melainkan social dan budaya. Penelitian ini menggunakakan metode observasi, wawancara, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan tobo kons isangat efektif dan membantu dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin eksisnya tobo konsi dengan semakin banyaknya anggota dalam setiap tobo yang ada di Nagari Sijunjung.
TARI TOGA DAN PEWARISANNYA DI NAGARI SIGUNTUR KABUPATEN DHARMASRAYA Refisrul Refisrul
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 3, No 1 (2017)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (775.927 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v3i1.117

Abstract

Tari Toga adalah sebuah tari yang hanya terdapat di Nagari Siguntur Kabupaten Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat, yang telah ada semenjak zaman Kerajaan Siguntur dahulunya. Tari ini merupakan tari kerajaan dan menjadi salah satu kesenian tradisional di Minangkabau. Tetap eksisnya tari Toga hingga sekarang tidak bisa dilepaskan dari adanya pewarisan di kalangan masyarakat pengembannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan tentang pewarisan tari Toga pada masyarakat Siguntur dan faktorfaktor yang melatarbelakanginya. Metode yang digunakan dalam pengkajian ini adalah metode kualitatif melalui studi kepustakaan, wawancara dan obeservasi di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tari Toga tetap eksis karena adanya pewarisan, mulai dari zaman Kerajaan Siguntur, penjajahan Belanda, dan masa kemerdekaan yang ditandai dengan adanya upaya revitalisasi tari tari toga oleh pihak keturunan kerajaan, masyarakat dan pemerintah Dharmasraya. Sekarang, tari Toga selalu ditampilkan dalamberbagai kesempatan seperti hari ulang tahun kabupaten, penyambutan tamu, dan lainnya, dan menjadi salah satu icon budaya di Kabupaten Dharmasraya.
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DI KABUPATEN KAUR PROVINSI BENGKULU NFN Undri
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 3, No 02 (2017)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.652 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v3i02.3

Abstract

This paper focuses on the shape and influence of local wisdom of rural communities in Kaur Districtof Bengkulu Province. The communities in the area have local wisdom that still exist and have notchanged and even as a social buffer for conservation efforts and sustainability of natural resources,especially in the field of agriculture. This research uses historical research method. In historical researchmethods through four important stages: first heuristic, searching for and finding historical sources orcollecting resources, Secondly, criticism assesses whether authentic or not a source and how muchsource credibility. Third, the synthesis of facts obtained through source criticism or credibility of thesource, and fourth, the presentation of the results in written form. The result of this research is thatpeople in Kaur District of Bengkulu Province have local wisdom in agriculture called repung. Thecommunity provides land in every clan to be planted with food crops called repung. The form of localwisdom of the community in Kaur District can be divided into the first form, local wisdom in agriculture.Second, local wisdom in forest management. The influence of local wisdom in the life of the communityin the environment of society in Kaur, its influence can be divided into two that is positive and will bepreserved environmental sustainability and negative, that is environmental damage for the people ofKaur itself.
EVEN OLAHRAGA DAN KOTA SATELIT: PERKEMBANGAN JAKABARING DALAM TINJAUAN SEJARAH KOTA zusneli zubir
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 2, No 2 (2016)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1510.683 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v2i2.68

Abstract

Pada 1970-an-2011, Jakabaring telah mengalami metamorfosis dari pinggiran Kota Palembang. Di masa lalu, daerah Jakabaring dianggap sebagai wilayah marginal, masalah sosial, rawan kejahatan, kemudian berubah menjadi daerah “satelit” Kota Palembang. Ada beberapa faktor yang menyebabkandaerah ini pinggiran berkembang pesat. Pertama pengaruh event olahraga. Beberapa acara olahraga yang pernah diadakan di Jakabaring antara lain: Pekan Olahraga Nasional (PON), Asian Games dan SEA Games di 2011. In kedua, kebijakan pemerintah di Provinsi Sumatera Selatan untuk mengembangkan Jakabaring sebagai “jembatan” Ulu dan Ilir daerah.
MIGRASI ORANG BALI KE BAYUNG LENCIR Efrianto. A Efrianto. A
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 1, No 1 (2015)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (928.822 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v1i1.108

Abstract

Bali merupakan sebuah nama daerah dan suku bangsa yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan suku bangsa lain di Indonesia. Salah satu keunikan mereka adalah kebiasaan dan identitas sosial mereka terlihat sangat jelas dari bentuk dan model rumah yang mereka miliki. Orang Bali dikenal sebagai salah satu etnis yang menganut agama Hindu, sebagai penganut agama Hindu mereka miliki simbol tersendiri yang terlihat sangat jelas dari berdirinya sebuah pura di depan rumah mereka. Kondisi ini dengan sendirinya menimbulkan keunikan dan perbedaan tersendiri ketika etnis ini jauh dari daerah asal mereka di Bali. Tulisan ini inggin menjelaskan tentang bagaimana kedatangan etnis Bali di Kecamatan Banyu Lencir Kabupaten Musi Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan. Observasi lapangan menemukan data yang menarik tentang orang Bali di Banyu Lencir.
FUNGSI DAN PELESTARIAN ALAT MUSIK SUNAI DI KABUPATEN MUKOMUKO PROPINSI BENGKULU Rois Leonard Arios
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 5, No 1 (2019)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.9 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v5i1.40

Abstract

Sunai merupakan alat musik utama pengiring tari gandai. Dalam mitologi suku bangsa Pekal mengenal tokoh Malin Deman yang menciptakan sunai untuk mengiringi tari gandai yang ditarikan oleh dayang-dayang. Walaupun berasal dari suku bangsa Pekal, masyarakat Kabupaten Mukomuko yang multi etnis menjadikan alat musik sunai sebagai bagian dari kesenian mereka. Pertanyaannya adalah  bagaimana fungsi sunai bagi masyarakat dan upaya pelestariannya hingga tetap eksis. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan wawancara, pengamatan, dan studi pustaka sebagai alat pengumpul data. Hasil penelitian menggambarkan bahwa sunai menjadi pemersatu masyarakat yang beraneka ragam budaya dan menjadi milik bersama masyarakat Kabupaten Mukomuko. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya pemain sunai dan tampil mengiringi tari gandai. Pemerintah Kabupaten Mukomuko juga melakukan berbagai kegiatan agar sunai semakin dikenal oleh masyarakat.
DUNIA KESEHATAN DI KAUR 1969 - 2015 Efrianto. A Efrianto. A
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (515.356 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v4i1.98

Abstract

Kesehatan merupakan salah satu bidang yang mendapatkan perhatian lebih oleh pemerintah, mulai orde lama sampai orde reformasi. Faktor ini menyebabkan dunia kesehatan terus mengalami perkembangan terutama dilihat aspek sarana dan prasarana. Tulisan ini menjelaskan tentangperkembangan sarana dan prasarana kesehatan di Kabupaten Kaur Propinsi Bengkulu dari tahun 1969 - 2015. Untuk menjawab tujuan penulisan di atas digunakan motede sejarah yang terdiri dari terdiri dari heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Untuk heuristik diperoleh melalui wawancara,observasi, dokumentasi, dan studi pustaka dengan mengunakan teknis analisis data model interaktif, setelah itu dilanjutkan kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sarana dan prasarana kesehatan di Kaur terus mengalami perkembangan. Di sisi lain masih ada masyarakat yang menjadikan sarana kesehatan tradisional sebagai media untuk menyembuhkan diri mereka.

Page 3 of 13 | Total Record : 121