cover
Contact Name
Livana PH
Contact Email
globalhealthsciencegroup@gmail.com
Phone
+6289667888978
Journal Mail Official
globalhealthsciencegroup@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. kendal,
Jawa tengah
INDONESIA
JURNAL PENELITIAN PERAWAT PROFESIONAL
ISSN : 27149757     EISSN : 27156885     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Penelitian Perawat Profesional merupakan sarana publikasi karya ilmiah bagi para peneliti kesehatan khususnya perawat profesional. Jurnal Penelitian Perawat Profesional diterbitkan oleh Global Health Science Group. Jurnal Penelitian Perawat Profesional menerbitkan artikel-artikel yang merupakan hasil penelitian dalam lingkup keperawatan yang berfokus pada (10) pilar keperawatan, meliputi: keperawatan anak; keperawatan maternitas; keperawatan medikal-bedah; keperawatan kritis; keperawatan gawat darurat; keperawatan jiwa; keperawatan komunitas; keperawatan gerontik; keperawatan keluarga; dan kepemimpinan dan manajemen keperawatan. Jurnal Penelitian Perawat Profesional diterbitkan pertama kali pada Volume 1 No 1 November 2019. Jurnal Penelitian Perawat Profesional terbit 4x dalam setahun, yaitu bulan Februari, Mei, Agustus, dan November. Artikel penelitian yang dikirimkan ke jurnal online ini akan di-peer-review setidaknya 2 (dua) reviwer. Artikel penelitian yang diterima akan tersedia online setelah proses peer-review jurnal. Bahasa yang digunakan dalam jurnal ini adalah bahasa Inggris atau Indonesia
Articles 963 Documents
Potensi Tanaman Zigzag sebagai Penyembuh Luka Milatul Fauziah; Firinda Soniya
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 2 No 1 (2020): Februari 2020, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (48.049 KB) | DOI: 10.37287/jppp.v2i1.41

Abstract

Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Luka yang tidak mendapatkan perawatan yang semestinya dapat berakibat fatal. Proses penyembuhan luka terdiri dari hemostasis, inflamasi, proliferasidanremodelling. Pengobatan alternatif dalam penyembuhan luka secara empiris dapat menggunakan daun dan batang zigzag (Pedilanthus tithymaloides (L.) Poit.). Tanaman ini mengandung sejumlah zat aktif seperti beta-sitosterol, flavonoid, fenol, 5-S-’methylthioadenosindan1,4-dihydroquinone dengan efek antioksidan yang berperan dalam proses penyembuhan luka. Selain itu, efek analgesiknya juga dapat mengurangi rasa sakit dari luka tersebut. Pedilanthus tithymaloides juga mampu menginhibisi beberapa jenis bakteri sebagai efek antimikrobial untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka. Kata kunci: luka, proses penyembuhan luka, tanaman zigzag POTENTIALS OF ZIGZAG PLANTS AS WILD HEALERS ABSTRACT Injury is the loss or damage of some body tissues. Injuries that do not get proper treatment can be fatal. The wound healing process consist of hemostasis, inflamation, proliferation, and remodelling. An alternative medicine in empirically healing wounds can use zigzag leaves and stems (Pedilanthus tithymaloides (L.) Poit.). This plant contain some active subtances such as beta-sitosterol, flavonoids, phenol, 5-S-‘methylthioadenosin and 1,4-dihydroquinone that have an antioxidant effect for a faster wound healing. Besides, this plant has an nalgetic effect that reduce of pain from the wound. Pedilanthus tithymaloides also can inhibit some kind of bacterials as its antimicrobial effect to prevent from infection of the wound. Keyword : wound, wound healing process, zigzag plants
Perbedaan Kadar Asam Urat Darah Sebelum dan Sesudah Pemberian Minuman Asam Jawa Shania Ocha Sativa; Annisa Dwi Anggreni Kusuma
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 2 No 1 (2020): Februari 2020, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (81.659 KB) | DOI: 10.37287/jppp.v2i1.43

Abstract

Asam urat merupakan hasil akhir metabolisme purin yang dapat berasal dari makanan. Prevalensi hiperurisemia (asam urat berlebih) secara stabil meningkat selama beberapa dekade terakhir. Asam jawa merupakan salah satu tanaman obat tradisional di Indonesia yang mengandung flavonoid. Flavonoid dapat menghambat kerja enzim xantin oksidase dalam proses metabolisme purin sehingga dapat menurunkan kadar asam urat darah. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian pre-experimental design yaitu pre-test post-test one group design. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober-Desember 2019 di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dan UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung. Sampel berjumlah 10 orang mahasiswa. Darah vena sampel akan diambil sebelum dan sesudah penelitian lalu diukur kadar asam uratnya dengan spektrofotmeter. Pemberian minuman asam jawa dilakukan setiap 2 kali sehari sebanyak 401 cc selama 7 hari. Data diuji normalitasnya dengan uji Shapiro-Wilk kemudian dianalisis dengan uji Paired T-Test. Hasil uji normalitas dengan uji Shapiro-Wilk menunjukan data terdistribusi normal. Kemudian hasil uji Paired T-Test menunjukan nilai p=0,008 (<0,05). Terdapat perbedaan kadar asam urat sebelum dan sesudah pemberian minuman asam jawa. Kata kunci: asam urat, flavonoid, minuman asam jawa AVERAGE DIFFERENCE OF BLOOD URIC ACID LEVEL BEFORE AND AFTER CONSUMPTION OF TAMARIND DRINKS ABSTRACT Uric acid is the final result of purine metabolism that can come from the food. The prevalence of hyperuricemia (excessive uric acid) has steadily increased over the past few decades. Tamarind is one of the traditional medicinal plants in Indonesia which contains flavonoids. Flavonoids can inhibit the work of xanthine oxidase enzyme in the purine metabolism process so that it can reduce blood uric acid levels. This type of quantitative research with pre-experimental research design is pre-test post-test one group design. The study is conducted in October-December 2019 at Medical Faculty of Lampung University and Lampung Provincial Health Laboratory. The samples are 10 students. Venous blood samples are taken before and after the intervention and uric acid levels is measured by spectrophotometer. Tamarind drinks are given every 2 times a day as much as 401 cc for 7 days. Data are tested for normality by the Shapiro-Wilk test and analyzed by Paired T-Test. The results of the normality test with the Shapiro-Wilk test shows that the data are normally distributed. Then the results of Paired T-Test shows the value of p=0.008 (<0,05). Conclusion is there is a difference of blood uric acid levels before and after the consumption of tamarind drinks. Keyword : uric acid, flavonoids, tamarind drinks
Potensi Cengkeh sebagai Pencegah Kerusakan Mata Akibat Stres Oksidatif Aulia Fasya; Hans Pratama Assidiqy
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 2 No 1 (2020): Februari 2020, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.794 KB) | DOI: 10.37287/jppp.v2i1.44

Abstract

Mata berpotensi mengalami kerusakan yang cukup tinggi karena rentan terhadap paparan radikal bebas. Radikal bebas dapat berasal dari proses metabolik tubuh dan faktor lingkungan yang dapat menginisiasi stres oksidatif. Stres oksidatif dapat menyebabkan terjadinya keruskan DNA, peroksidase lipid dan protein yang dapat mengakibatkan peradangan kronis dan disfungsi pada jaringan mata. Kerusakan pada jaringan mata yang disebabkan oleh stres oksidatif dapat diatasi dengan antioksidan, yang mana antioksidan alami dapat ditemukan dalam sayur-sayuran, buah-buahan, dan rempah. Cengkeh merupakan salah satu tanaman rempah di Indonesia yang bagian tunas, tangkai bunga dan daunnya dapat dimanfaatkan. Kandungan tinggi antioksidan pada cengkeh yaitu eugenol, flavonoid, asam hidroksibenzoat, asam hidroksisinamat serta vitamin C dan E. Antioksidan berperan dalam menghambat pembentukan katarak, melindungi mata dari bahaya kerusakan dan masalah penglihatan melalui pengikatan radikal bebas yang sangat reaktif sehingga dapat menghambat reaksi oksidasi. Tujuan literatur review untuk mengetahui potensi cengkeh sebagai pencegah kerusakan mata akibat stress oksidatif pada manusia. Menggunakan artikel penelitian yang didapat melalui proses literature searching dan buku terkait potensi cengkeh sebagai pencegah kerusakan mata akibat stres oksidatif dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2019 dengan jumlah artikel sebanyak 23 artikel. Berbagai penelitian eksperimental yang dilakukan menunjukkan bahwa cengkeh bermanfaat sebagai pencegah kerusakan mata akibat stres oksidatif. Kata kunci: antioksidan, cengkeh, stres oksidatif POTENTIAL OF CLOVES TO PREVENT VISUAL DAMAGE DUE TO OXIDATIVE STRESS ABSTRACT There is a high risk of visual damage due to free radical exposure. Free Radicals from Metabolic byproduct and other environmental factors could potentially initiate oxidative stress. Oxidative stress would cause damage towards DNA, lipid peroxidase and proteins which would cause chronic inflammation and dysfunction in eye tissues. Visual damage due to oxidative stress could be resolved using natural antioxidants found in vegetables, fruits and spices. Cloves (Syzygium aromaticum) are one of the most versatile spices in Indonesia, where the bud, the stem and the leaf could be used. Large levels of antioxidants such as eugenol, flavonoids, hydroxybenzoate acids, hydroxycinnamic acids as well as vitamin C and E are found in cloves. Antioxidants have a preventive role in cataract development, as well as protecting the eye from degeneration and visual acuity difficulties through binding with profoundly reactive free radicals, decreasing the pace of oxidation. The purpose of this review literature is to determine the potential of cloves to prevent visual damage due to oxidative stressin humans. Using research articles obtained through the process of searching literature and books related tothe potential of cloves to prevent visual damage due to oxidative stress from 2004 to 2019 with 23 articles. Various experimental studies conducted showed that cloves are useful to prevent visual damage due to oxidative stress in humans. Keyword : antioxidants, cloves, oxidative stress
Efektivitas Ekstrak Ikan Gabus sebagai Antihiperglikemik Firinda Soniya; Milatul Fauziah
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 2 No 1 (2020): Februari 2020, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (45.075 KB) | DOI: 10.37287/jppp.v2i1.45

Abstract

Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan meningkatkan kadar glukosa darah atau penderita dalam kondisi hiperglikemik. Jumlah penderita diabetes melitus di dunia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Laporan WHO pada tahun 2015 menunjukkan 422 juta orang mengalami kondisi diabetes melitus. Indonesia merupakan negara dengan penderita diabetes tertinggi ke-7 di dunia dengan prevalensi kasus pada tahun 2016 sebesar 12.2 juta orang. Ikan gabus (Channa striata) diketahui memiliki kandungan protein yang tinggi dan diketahui dapat dimanfaatkan sebagai sumber antioksidan antihiperglikemik maupun antidiabetes. Kadar protein dalam 100 gram ikan gabus dapat mencapai 25.2%. Terdapat 15 jenis asam amino yang ditemukan pada protein ikan gabus yang meliputi 9 jenis asam amino esensial berupa histidin, treonin, arginin, metionin, valin, fenialanin, leusin, isoleusin, dan lisin. Arginin bekerja dengan meningkatkan fungsi sel beta, meningkatkan pengeluaran energi dan sensitivitas insulin. Sedangkan leusin bekerja dalam transkripsi gen dan sintesis protein pada sel beta pankreas. Kandungan senyawa albumin pada ikan gabus juga dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan pada sel beta pankreas. Kata kunci: channa striata, hiperglikemik, diabetes, asam amino EFFECTIVENESS OF SNAKEHEAD FISH (Channa striata) EXTRACT AS AN ANTI-HYPERGLYCEMIC ABSTRACT Diabetes mellitus is a metabolic disease characterized by increasing blood glucose levels or hyperglycemic conditions. The number of people with diabetes mellitus in the world has increasing every year. The WHO report in 2015 showing 422 million people had diabetes mellitus. Indonesia is the 7th highest diabetes sufferer in the world with a case prevalence in 2016 of 12.2 million people. Snakehead (Channa striata) has been sources have a high protein content and is known to be used as a source of antihyperglycemic and antidiabetic antioxidants. Protein levels in 100 grams of snakehead fish can reach 25.2%. There are 15 types of amino acids found in snakehead protein which include 9 types of essential amino acids in the form of histidine, threonine, arginine, methionine, valine, phenialanine, leucine, isoleucine, and lysine. Arginine works by increasing beta cell function, increasing energy expenditure and insulin sensitivity. Whereas leucine works in gene transcription and protein synthesis in pancreatic beta cells. The content of albumin compounds in snakehead fish is also reported to have antioxidant activity on pancreatic beta cells. Keyword : channa striata, hyperglycemic, diabetes, amino acids
Pemberian Makanan Pendamping ASI Dini Meningkatkan Resiko Obesitas pada Anak Ismalia Qanit; Cahaya Carla Bangsawan
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 2 No 1 (2020): Februari 2020, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (62.467 KB) | DOI: 10.37287/jppp.v2i1.46

Abstract

Obesitas merupakan masalah kesehatan dunia yang cukup serius dengan perkiraaan jumlah anak yang mengalami obesitas sebanyak 42 juta. Obesitas diartikan sebagai penumpukan lemak berlebih yang dapat diakibatkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah pemberian makanan pendamping ASI sebelum usia 6 bulan. MP ASI pada anak sebelum usia 6 bulan dapat menyebabkan obesitas karena adanya peningkatan asupan kalori. WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan untuk "mencapai pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan yang optimal salah satu faktor penghambat pemberian ASI eksklusif adalah pemberian makanan pendamping ASI terlalu dini. Jenis dan jumlah makanan yang tidak sesuai dengan waktu pemberian selama masa bayi meningkatkan risiko obesitas dalam kehidupan. ). Penelitian yang dilakukan pada 847 anak-anak prasekolah menjelaskan bahwa di antara anak-anak yang tidak pernah disusui atau disusui kurang dari 4 bulan, dengan engenalan makanan pendamping sebelum usia 4 bulan dikaitkan dengan peningkatan enam kali lipat kemungkinan obesitas pada usia 3 tahun. pengenalan makanan padat atau makanan pendamping ASI untuk anak sebelum 6 bulan dikaitkan dengan peningkatan resiko obesitas atau kelebihan berat badan karena diketahui dapat mengakibatkan peningkatan endapan lemak sehingga meningkatkan resiko obesitas di kemudian hari
Potensi Saffron sebagai Antidiabates Raden Ayu Jihan Fakhirah Ismail; Nurma Retno Ningtyas
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 2 No 1 (2020): Februari 2020, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (66.515 KB) | DOI: 10.37287/jppp.v2i1.47

Abstract

Diabetes melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk yang tinggi memiliki risiko terjadinya masalah kesehatan yang lebih besar. Salah satu masalah kesehatan adalah meningkatnya epidemi diabetes melitus. Saffron, Crocus sativus, tanaman yang berasal dari genus Iridaceous, adalahtanaman yang dianggap sebagai salah satu tanaman herbal yang penting dalam bidang medis, kosmetik dan industri higienis lainnya.Review ini disusun dengan melakukan penulusuran sumber pustaka melalui database NCBI, Garuda, Sinta, dan Google Scholar. Hasil dari penelusuran 19 artikel yang ditemukan yaitu saffron memiliki kandungan crocin crocetin, procicin, safranalyang dapat menjadi kandidat antioksidan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kadar glukosa dalam darah. Kata kunci: Crocus sativus, diabetes melitus, glukosa, saffron POTENCY OF SAFFRON AS ANTIDIABETIC ABSTRACT Diabetes mellitusis a group of metabolic diseases characterized by hyperglycemia that occurs due to abnormal insulin secretion, insulin action or both. Indonesia as a developing country with a high population has a greater risk of health problems. One health problem is the increasing epidemic of diabetes mellitus. Saffron, Crocus sativus, a plant that belongs to the Iridaceous genus, is a plant that is considered one of the important herbal plants in the medical, cosmetic and other hygienic industries. This review was compiled by searching literature sources through NCBI, Garuda, Sprott, and Google Scholar databases. The results of 19 articles search found that saffron contains (crocin crocetin, procicin, safranal) which can be candidates for antioxidants that have a significant effect on glucose levels in the blood Keywords: crocus sativus, diabetes mellitus, glucose, saffron
Potensi Susu Kedelai sebagai Anti Hipertensi Reginda Dwi Syarpia; Karin Indah Kurniati
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 2 No 1 (2020): Februari 2020, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (52.528 KB) | DOI: 10.37287/jppp.v2i1.48

Abstract

Individu dengan hipertensi memiliki peningkatan risiko penyakit kardiovaskular aterosklerotik, karena hipertensi berkontribusi terhadap disfungsi endotel dan meningkatkan ekspresi molekul adhesi sel. Pangan fungsional mempunyai fungsi dalam peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit. Kedelai merupakan salah satu jenis pangan fungsional yang mengandung zat­zat gizi seperti isoflavon, saponin, lesitin dan fitosterol yang dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.Penelitian ini adalah studi literature review dan sumber pustaka yang digunakan melibatkan 15 pustaka yang berasal dari 4jurnal nasional dan 11 jurnal internasional.Tujuan dari literature review ini adalah untuk mengetahui pengaruh susu kedelai terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi karena susu kedelai sangat mudah didapatkan di Indonesia sehingga dapat memberikan informasi bagi masyarakat luas. Berbagai penelitian menunjukkan hasil yang cukup signifikan mengenai pengaruh susu kedelai terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Isoflavon dalam kedelai dapat mengurangi peningkatan tekanan darah melalui berbagai mekanisme misalnya percepatan produksi NO dan penghambatan inflamasi. Kata kunci: isoflavon, hipertensi, susu kedelai POTENTIAL OF SOYBEAN MILK AS ANTI-HYPERTENSION ABSTRACT Individuals with hypertension have an increased risk of atherosclerotic cardiovascular disease, because hypertension contributes to endothelial dysfunction and increases the expression of cell adhesion molecules. Functional food has a function in improving health and preventing disease. Soybean is one type of functional food that contains nutrients such as isoflavones, saponins, lecithin and phytosterols which can reduce the risk of cardiovascular disease. This research is a literature review study and literature sources used involved 15 libraries originating from 4 national journals and 11 international journals. The purpose of this review literature is to determine the effect of soy milk on reducing blood pressure in patients with hypertension because soy milk is very easy to obtain in Indonesia so that it can provide information to the wider community. Various studies have shown significant results regarding the effect of soy milk on reducing blood pressure in people with hypertension. Isoflavones in soy can reduce blood pressure increases through various mechanisms such as accelerated NO production and inhibition of inflammation. Keywords: isoflavones, hypertension, soymilk
Efektifitas Panax Ginseng terhadap Alopecia Karunia Santi; Made Merta Jaya
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 2 No 1 (2020): Februari 2020, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.168 KB) | DOI: 10.37287/jppp.v2i1.50

Abstract

Aspek fungsional rambut pada kepala tidak hanya untuk melindungi dari radiasi matahari dan paparan panas / dingin, tetapi juga untuk berkontribusi pada penampilan dan kepribadian seseorang. Kerontokan rambut progresif memiliki dampak kosmetik dan sosial. Rambut mengalami tiga tahap siklus rambut: fase anagen, catagen, dan telogen. Melalui kehilangan siklus dan pertumbuhan rambut baru, jumlah rambut tetap relatif konstan. Berbagai faktor, seperti hormon, status gizi, dan paparan radiasi, racun lingkungan, dan obat-obatan, dapat memengaruhi pertumbuhan rambut. Androgen adalah faktor terpenting yang menyebabkan alopesia androgenik. Bentuk lain dari kerontokan rambut termasuk kerontokan rambut imunogenik, yaitu alopecia areata. Meskipun sejumlah terapi, seperti finasteride dan minoxidil, adalah obat yang disetujui pencarian terhadap obat obatan alami atau tradisional tetap diperhitungkan salah satunya adalah ginseng. Sejumlah produk - produk sampo dan kondisioner memsukan bagian ginseng, telah menunjukkan pertumbuhan rambut - mempromosikan efek dalam sejumlah besar studi praklinis. Penelitian ini merupakan studi literature review.Tujuan dari tinjauan ini adalah melihat potensi ginseng dan metabolitnya pada pencegahan rambut rontok dan mekanisme yang mendasarinya. Kata kunci: alopecia, kerontokan rambut, ginseng EFFECTIVENESS OF PANAX GINSENG ON ALOPECIA ABSTRACT The functional aspect of hair on the head is not only to protect from sun radiation and heat / cold exposure, but also to contribute to one's appearance and personality. Progressive hair loss has cosmetic and social effects. Hair experiences three stages of the hair cycle: anagen, catagen, and telogen phases. Through cycle loss and new hair growth, the amount of hair remains relatively constant. Various factors, such as hormones, nutritional status, and radiation exposure, environmental toxins, and medications, can affect hair growth. Androgens are the most important factor causing androgenic alopecia. Other forms of hair loss include immunogenic hair loss, namely alopecia areata. Although a number of therapies, such as finasteride and minoxidil, are drugs that are approved by the search for natural or traditional medicines, one of which is still considered ginseng. A number of shampoo and conditioner products, which have a part of ginseng, have shown hair growth - promoting effects in a large number of preclinical studies. This study used literatur review. The purpose of this review is to look at the potential of ginseng and its metabolites in the prevention of hair loss and the underlying mechanisms. Keywords:alopecia, hair loss, ginseng
Ekstrak Kulit Nanas sebagai Antibakteri Imraatul Husniah; Agustina Fadilla Gunata
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 2 No 1 (2020): Februari 2020, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.372 KB) | DOI: 10.37287/jppp.v2i1.51

Abstract

Penggunaan antibakteri merupakan salah satu cara untuk mengatasi peyakit infeksi. Ekstrak kulit nanas mengandung banyak senyawa kimia yang berpotensi sebagai antibakteri. Senyawa antibakteri tertinggi yang terdapat pada ekstrak kulit nanas yaitu bromelin dan flavonoid. Tujuan literatur review ini adalah untuk mengetahui manfaat ekstrak kulit nanas madu sebagai antibakteri. Artikel ini menggunakan metode studi artikel review, yaitu denganmenggunakan artikel penelitian yang didapat melalui proses pencarian literatur dan buku terkait manfaat ekstrak kulit nanas sebagai antibakteri dari tahun 2009 sampai dengan 2019. Berbagai penelitian eksperimental yang dilakukan menunjukkan bahwa ekstrak kulit nanas madu bermanfaat sebagai antibakteri, baik bakteri gram positif maupun gram negatif. Senyawa kimia yang terkandung pada ekstrak kulit nanas yaitu bromelin, flavonoid, tanin, oxalat, dan pitat dengan kandungan terbesarnya yaitu bromelindan flavonoid. Ekstrak kulit nanas meiliki aktivitas antibakteri yang lebih kuat terhadap gram positif. Kata kunci: aktivitas antibakteri, bromelin, flavonoid, kulit nanas PINEAPPLE PEEL EXTRACT AS ANTIBACTERIAL ABSTRACT The antibacterial is usually used to cure the infection. Pineapple peel extract has a lot of chemical compound that has an antibacterial activity. The most antibacterial chemical compound in pineapple peel extract is bromelain and flavonoid. The puspose of this literature review is to determine the benefits of pineapple peel extract as an antibacterial. The method of this article is using article review by searchingthe articles and book related to the pineapple peel extract as antibacterialfrom 2011 to 2019. Various experimentalstudies conducted showed that pineapple peel extract has potential activity as antibacterial, included the positive and negative gram bacteria. The chemical compound in pineapple peel extract is bromelain, flavonoid, tanin, and saponin which the highest chemical compound is bromelain and flavonoid. The gram positive bacterial is more susceptible to pineapple peel extract than the gram negative bacterial. Keywords: antibacterial activity, bromelain, flavonoid, pineapple peel.
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Gaya Hidup Penderita Diabetes Mellitus Waode Azfari Azis; Laode Yusman Muriman; Sri Rahayu Burhan
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 2 No 1 (2020): Februari 2020, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (69.522 KB) | DOI: 10.37287/jppp.v2i1.52

Abstract

Diabetes Mellitus adalah suatu kondisi kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat menghasilkan cukup insulin atau tidak dapat menggunakan insulin, dan didiagnosis dengan mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan gaya hidup pada penderita diabetes mellitus yang berobat di puskesmas meome. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi sebanyak 47 orang. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik total sampling. Analisis data menggunakan uji Chi-square.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Diabetes Melitus dengan Gaya Hidup Penderita Diabetes Melitus yang Berobat di Puskesmas Meomeo.Kesimpulan penelitian ini adalah tingkat pengetahuan penderita diabetes melitus sebagian besar adalah kurang, sedangkan gaya hidup pada penderita diabetes melitus sebagian besar adalah tidak sehat, dan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan gaya hidup pada penderita diabetes mellitus. Kata kunci: diabetes mellitus, pengetahuan, gaya hidup RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE LEVELS WITH LIFESTYLE IN DIABETES MELLITUS PATIENT ABSTRACT Diabetes Mellitus is a chronic condition that occurs when the body cannot produce enough insulin or cannot use insulin, and is diagnosed by observing an increase in blood glucose levels. This study aims to determine the relationship between the level of knowledge with living style in people with diabetes mellitus who seek treatment at the health clinic in Meomeo. This type of research is quantitative using a descriptive correlation design with cross sectional approach. Total population of 47 people. The sample in this study was taken using total sampling technique. Data analysis used Chi-square test. The results of the research showed that means there is a relationship between the level of knowledge of diabetes mellitus with the lifestyle of patients with diabetes mellitus who seek treatment at the Meomeo health center. The conclusion of this study is that the level of knowledge of people with diabetes mellitus is largely lacking, while the lifestyle of people with diabetes mellitus is largely unhealthy, and there is a relationship between the level of knowledge and lifestyle in people with diabetes mellitus. Keywords: diabetes mellitus, knowledge, lifestyle

Page 3 of 97 | Total Record : 963


Filter by Year

2019 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 6 No 3 (2024): Juni 2024, Jurnal Penelitian Perawat Profesional (in press) Vol 6 No 2 (2024): April 2024, Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 6 No 1 (2024): Februari 2024, Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 5 No 4 (2023): November 2023, Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 5 No 3 (2023): Agustus 2023, Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 5 No 2 (2023): Mei 2023, Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 5 No 1 (2023): Februari 2023, Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 4 No 4 (2022): November 2022, Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 4 No 4 (2022): November 2022, Jurnal Penelitian Perawat Profesional (In Press) Vol 4 No 3 (2022): Agustus 2022, Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 4 No 2 (2022): Mei 2022, Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 4 No 1 (2022): Februari 2022, Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 3 No 4 (2021): November 2021, Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 3 No 3 (2021): Agustus 2021, Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 3 No 2 (2021): Mei 2021, Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 3 No 1 (2021): Februari 2021, Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 2 No 4 (2020): November 2020, Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 2 No 3 (2020): Agustus 2020, Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 2 No 2 (2020): Mei 2020, Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 2 No 1 (2020): Februari 2020, Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 1 No 1 (2019): November 2019, Jurnal Penelitian Perawat Profesional More Issue