cover
Contact Name
Muhamad Agus
Contact Email
agus.muhamad0@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
agus.muhamad0@gmail.com
Editorial Address
Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan Jl. Sriwijaya No. 3 Pekalongan
Location
Kota pekalongan,
Jawa tengah
INDONESIA
PENA AKUATIKA : JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Published by Universitas Pekalongan
ISSN : 02165449     EISSN : 2301640X     DOI : 10.31941
Pena Akuatika mempublikasikan artikel-artikel yang berisi ide, gagasan, hasil penelitian, kajian pustaka di bidang ilmu perikanan dan kelautan
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 20, No 2 (2021): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN" : 8 Documents clear
IDENTIFIKASI ENDOPARASIT PADA IKAN CUPANG (Betta splendens R) DI KOTA PEKALONGAN Linayati - Linayati; Tri Yusufi Mardiana; Ishadiyanto is; Muhammad B Syakirin; Hayati Soeprapto
Pena Akuatika Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol 20, No 2 (2021): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/penaakuatika.v20i2.1513

Abstract

Abstrak Salah satu kendala dalam budidaya ikan adalah kehadiran cacing parasit pada tubuh ikan termasuk pada ikan hias jenis cupang. Namun informasi tentang keberdaaan endoparasit pada ikan hias tersebut masih terbatas. Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis cacing endoparasit  yang menginfeksi ikan cupang di Kota Pekalongan. Selain itu juga untuk mengetahui berapa tingkat prevalensi dan derjat infeksi  endoparasit tersebut. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 Desember – 15 Desember 2020. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 60 ekor adalah ikan yang menunjukan gejala sakit. Ikan dikelompokan menjadi dua kelompok berdasarkan ukuran 3.5 – 4,5 cm (Kelompok I ) dan 4,6 – 5,6 (kelompok II), masing masing sebanyak 30 ekor. Pengamatan endoparasit pada ikan cupang dilakukan di Laboratorium Biologi Universitas Pekalongan.  Dengan  hasil  yang  di  dapat  yaitu  jenis cacing Capillaria sp dengan kelompok I prevalensi 36,5 % dan kelompok II 13.33 %. Sedangkan nilai dererajat infeksinya adalah 1,93 ekor per individu ikan atau infeksi rendah. Kata kunci : Capillaria sp, Endoparasit, Ikan Cupang Abstract One of the obstacles in aquaculture  is the presence of parasitic worms in the body of fish, including betta fish. However, information about the presence of endoparasites in ornamental fish is still limited. This study aims to determine the type of endoparasitic worm that infects betta fish in Pekalongan City. In addition, to find out what the prevalence rate and infectiin disesease degree of these endoparasites is. The study was conducted on December 1st – December 15th, 2020. The number of samples used was 60 fish that showed symptoms of illness. The fish were grouped into two groups based on the size of 3.5 – 4.5 cm (Group I ) and 4.6 – 5.6 (Group II), each with 30 fish. Observation of endoparasites in betta fish was carried out at the Biology Laboratory of Pekalongan University. With the results obtained, namely the type of worm Capillaria sp with a prevalence of 36.5% in group I and 13.33% in group II. While the value of the degree of infection is 1.93 worms per individual fish or called low infection category. Key wod: Betta fish, Cappilaria sp, Endoparasite
PREDIKSI POTENSI BIOLOGIS KOMPONEN KIMIA HASIL SAMPING HIDROLISAT LEMI RAJUNGAN MENGGUNAKAN PASS ONLINE Sarrah Nadhifah Azmy; Putut Har Riyadi; Fronthea Swastawati; Slamet Suharto
Pena Akuatika Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol 20, No 2 (2021): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/penaakuatika.v20i2.1518

Abstract

AbstrakLemi adalah salah satu limbah rajungan yang berwarna kekuningan dan mengandung protein yang cukup tinggi. Salah satu pemanfaatan limbah yang potensial adalah hidrolisat protein. Enzim yang dipilih adalah enzim alcalase karena dinilai mampu menghidrolisis protein bahkan yang telah terdenaturasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui potensi biologis senyawa metabolit sekunder dari hasil samping hidrolisat lemi rajungan. Metode Gas Chromatography Mass Spectrometry (GC-MS) digunakan untuk mengetahui profil senyawa metabolit sekunder, sedangkan prediksi potensi biologis menggunakan Prediction of Activity Spectra for Biologically Active Substances (PASS) 0nline. Hasil samping hidrolisat lemi rajungan yang dianalisis dengan GC-MS menghasilkan 21 senyawa dengan kandungan terbesar adalah 4-(2-aminoethyl)-Phenol (8,12%). Berdasarkan PASS Online, sebagian besar komponen kimia tersebut mempunyai potensi biologis sebagai antibakteri (dengan nilai Pa lebih dari 0,7). Analisis potensi biologis pada hasil samping hidrolisat protein dengan PASS Online menunjukkan adanya 14 potensi dengan mayoritas sebagai phobic disorders treatment. Hal ini menjadi dasar untuk penelitian selanjutnya yaitu in vitro dan in vivo. Kata kunci: Lemi Rajungan, GC-MS, PASS Online,AbstractMustard is one of the blue swimming crab wastes which is yellowish in color and contains high protein. One of the potential waste utilizations is protein hydrolysate. The enzyme chosen was alcalase enzyme because it was considered capable of hydrolyzing even denatured proteins. This study aimed to determine the biological potential of the chemical components of the by-product of the hydrolyzate of crab mustards. The Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS) method was used to determine the profile of the chemical elements of the by-products of the crab mustard's hydrolyzate. In contrast, the prediction of biological potential used the Prediction of Activity Spectra for Biologically Active Substances (PASS) 0nline. The by-products of crab mustard's hydrolyzate analyzed using GC-MS yielded 21 compounds, with the largest content being 4-(2-aminoethyl)-Phenol (8,12%). Based on PASS Online, most of these chemical components have biological potential as antibacterial (with a Pa value of more than 0.7). Analysis of the biological potential of protein hydrolyzate by-products with PASS Online showed 14 possibilities, with the majority being phobic disorders treatment. It was the basis for further research, namely in vitro and in vivo. Keywords: Blue Swimming Crab Mustard, GC-MS, PASS Online
LAJU EKSPLOITASI IKAN KEMBUNG LELAKI (Rastrelliger kanagurta) BERDASARKAN HASIL TANGKAPAN YANG DIDARATKAN DI PPP TASIKAGUNG REMBANG Ulaika Humul Faizun; Suradi Wijaya Saputra; Wiwiet Teguh Taufani
Pena Akuatika Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol 20, No 2 (2021): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/penaakuatika.v20i2.1332

Abstract

AbstrakIkan Kembung Lelaki (Rastrelliger kanagurta) merupakan komoditas perikanan yang bernilai ekonomis penting. Adanya kegiatan penangkapan ikan Kembung Lelaki secara terus menerus menimbulkan kekhawatiran terhadap kondisi stok ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan, laju mortalitas dan tingkat eksploitasi ikan Kembung Lelaki. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus-November 2020 di PPP Tasikagung, Rembang. Pengambilan sampel menggunakan metode sistematik random sampling. Hasil penelitian diperoleh kisaran panjang ikan yang tertangkap 130-260 mmTL dan bobot 24-198 gram. Analisis panjang bobot menunjukkan ikan bersifat isometrik dengan persamaan W = 0,0000091L3,038. Analisis pertumbuhan L∞ sebesar 270 mmTL dengan koefisien pertumbuhan (K) 0,63/tahun, dan t0 -0,139. Mortalitas total (Z) 1,31/tahun, mortalitas alami (M) 0,71/tahun dan mortalitas penangkapan (F) 0,60/tahun. Tingkat eksploitasi (E) sebesar 0,45/tahun yang menunjukkan tingkat eksploitasi rendah (under fishing). Kata kunci: Ikan Kembung Lelaki, Pertumbuhan, Mortalitas, Tingkat Eksploitasi, PPP Tasikagung AbstractIndian Mackerel (Rastrelliger kanagurta)is fishery commodity that has important economic value. The existence of catching activities continuously raises concerns about the condition of fish stocks. The purposes of this research were to find out the growth, mortality and exploitation rate of Indian mackerel. The study was conducted in Agustus-November 2020 at PPP Tasikagung Rembang used sistematyc random sampling method. The results showed that the length range 130-260 mmTL and weighing 24-198 grams. Weight length analysis showed growth pattern were isometric with the equation W = 0,0000091L3,038. Growth analysis showed L∞ was 270 mmTL, growth coefficient (K) 0,63/year, and t0 -0,139/year. Total fish mortality (Z) was 1,31/year, natural mortality (M) was 0,71/year and fishing mortality (F) was 0,60/year. The level of exploitation (E) was 0,45/year, indicating the level of under fishing.Keywords: Indian Mackerel, Growth, Mortality, Explitation Rate, Fishing Port Tasikagung
PENGARUH PENAMBAHAN Saccharomyces cerevisiae PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERFORMAN BENIH IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus) Diana Rachmawati; Istiyanto Samidjan; Dewi Nurhayati
Pena Akuatika Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol 20, No 2 (2021): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/penaakuatika.v20i2.1546

Abstract

AbstrakIkan baung (Hemibagrus nemurus) merupakan salah satu ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomis penting. Permasalahan pada budidaya ikan baung yaitu laju pertumbuhan yang lambat diduga karena ikan baung kurang dapat memanfaatkan pakan secara efisien. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan suplementasi Saccharomyces cerevisiae) pada pakan buatan komersial. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh suplementasi S.cerevisiae dalam pakan buatan komersial terhadap efisiensi pemanfaatan pakan, pertumbuhan dan kelulushidupan benih ikan baung (H. nemurus). Benih ikan baung yang digunakan memiliki bobot rata-rata 1,76±0,03g/ekor. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) terdiri atas 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah suplementasi  S.cerevisiae pada pakan buatan komersial yaitu 0g/kg pakan (A); 2,5g/kg pakan (B); 5g/kg pakan (C); dan 7,5g/kg pakan (D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi  S.cerevisiae pada pakan buatan komersial berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kecernaan protein (ADCp), efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), rasio konversi pakan (FCR), protein efisiensi rasio (PER) dan laju pertumbuhan relatif (RGR), tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap tingkat konsumsi pakan (TKP) dan kelulushidupan benih ikan baung. Perlakuan B (dosis S.cerevisiae2,5g/kg pakan) merupakan dosis terbaik yang memberikan nilai tertinggi pada ADCp (75,35%), EPP (76,24%), FCR (1,34), PER (3,85) dan RGR (3,79%/hari). Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa suplementasi S.cerevisiae pada pakan komersial memebrikan pengaruh nyata pada ebebrapa parameter biologis ikan baung, dengan perlakuan B sebagai model perlakuan yang terbaik.Kata kunci : Saccharomycescerevisiae, kecernaan, pakan, pertumbuhanAbtractAsian redtail catfish (Hemibagrus nemurus) is one of the freshwater fish that has important economic value. The problem with Asian redtail catfish fish farming is the slow growth rate, presumably because Asian redtail catfish are less able to utilize feed efficiently. One solution to overcome this problem is by supplementing Saccharomyces cerevisiae in commercially feed. This study was conducted to examine the effect of supplementation of S. cerevisiae in commercially feed on the efficiency of feed utilization on growth performance and survival of Asian redtail catfish (H. nemurus) fingerlings. Asian redtail catfish  fingerlings used had an average weight of 1.76±0.03g/fish. This study used an experimental method with analysis of variance (one-way ANOVA) consisting of 4 treatments and 3 replications. Fish were fed with four dosages of supplementation with S. cerevisiae on feed, at 0 g/kg feed (A); 2.5 g/kg feed (B); 5g /kg feed (C); and 7.5g /kg feed (D). The results showed that S. cerevisiae supplementation in commercially feed had a significant effects (P<0.05) on protein digestibility (ADCp), feed utilization efficiency (EPP), feed conversion ratio (FCR), protein efficiency ratio (PER) and relative growth rate (RGR), but had no significant effects (P>0.05) on the level of total feed consumption (TKP) and survival of Asian redtail catfish fingerlings. Treatment B (S. cerevisiae 2.5g/kg feed) was the best dosage which gave the highest value for ADCp (75.35%), EPP (76.24%), FCR (1.34), PER (3.85 ) and RGR (3.79%/day).The conclusion of this study showed that supplementation of S. cerevisiae in commercial feed had a significant effect on several biological parameters of baung fish, with B treatment as the best treatment model.Keywords : Saccharomyces cerevisiae, digestibility, feed, growth
STATUS SEBARAN DAN KERAPATAN KANOPI MANGROVE DI PULAU TOBEA BESAR SULAWESI TENGGARA MENGGUNAKAN DATA SATELIT LANDSAT 8 Kiffah Kayyisah Ahmad; Kiran Aulia Putri; Alya Dina Wilujeung; Della Ayu Lestari; Willdan Aprizal Arifin
Pena Akuatika Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol 20, No 2 (2021): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/penaakuatika.v20i2.1363

Abstract

AbstrakPenelitian terapan ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis sebaran dan luasan hutan mangrove. Data yang diolah pada penelitian ini menggunakan citra satelit Landsat 8/ETM+ sehingga hasil dari penelitian ini didapati struktur jenis komunitas hutan mangrove di Pulau Tobea Besar. Proses identifikasi mangrove dilakukan melalui penggunaan band RGB 564, RGB 453 serta RGB dari band buatan yaitu RGB 53/24/2. Pengolahan digital untuk setiap data set meliputi seleksi fusi multispektral, penajaman, dan pemfilteran. Penentuan citra subset (cropping) dilakukan untuk mengakomodasikan ukuran citra sesuai dengan ukuran lokasi penelitian untuk menentukan sebaran, luasan dan perubahannya. Analisis kerapatan mangrove dilakukan dengan menggunakan formula NDVI. Berdasarkan hasil penelitian bahwa untuk kerapatan kanopi mangrove memiliki nilai yang sama yaitu mangrove dengan sebaran kanopi yang rapat, tidak adanya daerah yang memiliki daerah sebaran kanopi mangrove untuk nilai yang jarang maupun sedang.Kata kunci: Kerapatan, Landsat 8, Mangrove, Sebaran  AbstractThis applied research is a study that aims to study and analyze the distribution and extent of mangrove forests. The data processed in this study using satellite imagery landsat 8/ETM+ so that the results of this study found the structure of mangrove forest community types in Tobea Besar Island. Mangrove identification process is done through the use of RGB band 564, RGB 453 and RGB from artificial bands namely RGB 53/24/2. Digital processing for each data set includes multispectral fusion selection, sharpening, and filtering. Determination of subset imagery (cropping) is done to accommodate the size of the image according to the size of the research site to determine the spread, extent and changes. Mangrove density analysis is done using the NDVI formula. Based on the results of the study, the mangrove canopy density has the same value that is mangrove with a tight spread of canopy, the absence of areas that have mangrove canopy distribution areas for rare or moderate value.Keywords: Density, Landsat 8, Mangrove, Distribution
STRUKTUR KELIMPAHAN PLANKTON DI DAS (DAERAH ALIRAN SUNGAI) PANTAI UTARA KOTA PEKALONGAN Benny Diah Madusari; Hayati Soeprapto; Abdul Wafi; Mahardhika Nur Puspitasari
Pena Akuatika Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol 20, No 2 (2021): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/penaakuatika.v20i2.1550

Abstract

Abstrak Plankton merupakan mikroorganisme mikroskopis yang hidup di perairan sungai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur kelimpahan plankton di sepanjang daerah aliran sungai pantai utara Kota Pekalongan. Penelitian ini dilakukan di DAS sungai meduri dengan pengambilan sampel di 4 titik stasiun secara purposive sampling. Adapun parameter yang diamati adalah parameter kualitas air, kelimpahan jenis plankton, dan struktur spesies plankton. Hasil penelitian ini menunjukan jenis plankton yang teridentifikasi diantaranya adalah jenis Chlorella sp., Microcystis sp., Amphora sp., dan Oscillatoria sp. Kelimpahan plankton tettinggi terdapat pada stasiun 2 dengan kadar suhu perairan yang rendah, serta kelimpahan terendah terdapat pada stasiun 4 dengan kadar suhu perairan yang tinggi. Berikutnya jenis plankton yang dominan di 4 stasiun adalah jenis Chlorella sp., yang kemudian diikuti jenis Microcystis sp., Oscillatoria sp. dan Amphora sp., dengan rata-rata kelimpahan 5.0x104 cell/ml. sedangkan parameter kualitas air masih cukup baik dans esuai baku mutu air untuk sungai. Kesimpulan yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah Struktur kelimpahan plankton di sepanjang DAS sungai meduri didominansi oleh jenis plankton Chlorella sp., Microcystis sp., Oscillatoria sp., dan Amphora sp. dengan dinamika keragaman yang bervariasi. Katakunci:Plankton, Daerah Aliran Sungai, Oscillatoria sp., Microcystis sp.                                 Abstract Plankton are microscopic microorganisms that live in river waters. The purpose of this study was to determine the structure of the abundance of plankton along the northern coastal watershed of Pekalongan City. This research was conducted in the watershed of the river meduri by taking samples at 4 stations by purposive sampling. The parameters observed were water quality parameters, abundance of plankton species, and structure of plankton species. The results of this study indicate that the identified plankton types include Chlorella sp., Microcystis sp., Amphora sp., and Oscillatoria sp. The highest abundance of plankton is found at station 2 with low water temperature levels, and the lowest abundance is at station 4 with high water temperature levels. Next, the dominant plankton species at 4 stations were Chlorella sp., followed by Microcystis sp., Oscillatoria sp. and Amphora sp., with an average abundance of 5.0x104 cells/ml. while the water quality parameters are still quite good and in accordance with the water quality standards for rivers. The conclusion that can be drawn from the results of this study is that the structure of the abundance of plankton along the watershed of the meduri river is dominated by the plankton species Chlorella sp., Microcystis sp., Oscillatoria sp., and Amphora sp. with varying dynamics of diversity. Keywords:Plankton, Watershed, Oscillatoria sp., Microcystis sp.
ANALISIS KANDUNGAN KLOROFIL-A SEBAGAI FISHING GROUND POTENSIAL (IKAN PELAGIS KECIL) DI SEKITAR PERAIRAN DESA SUNGSANG KABUPATEN BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN Cakra Rahardjo; Willdan Aprizal Arifin; Della Ayu Lestari; Abdul Malik; Shafa Salsabilla Buchori Salsabilla Buchori
Pena Akuatika Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol 20, No 2 (2021): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/penaakuatika.v20i2.1388

Abstract

Adanya zat hijau pada tumbuhan sebagai warna yang paling menonjol yaitu warna hijau yang disebut klorofil. Klorofil memiliki fungsi sebagai salah satu parameter yang sangat menentukan produktivitas primer yang ada di laut, pengukuran klorofil sangat penting dilakukan karena kadar klorofil dalam suatu volume air laut tertentu merupakan suatu ukuran bagi biomassa tumbuhan yang terdapat pada suatu perairan tersebut. Ketersediaan nutrient dan intensitas cahaya matahari yang cukup sanagat mempengaruhi konsentrasi dari klorofil-a. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dengan pengumpulan data yaitu menggunakan metode studi literatur. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa tingginya kandungan klorofil-a di perairan sekitar Desa Sungsang berkisar antara 5,10- 6,32 mg/m3. Kandungan klorofil rata-rata sangat tinggu sekitar 5,355 mg/ m3. Perbedaan nilai konsentrasi klorofil-a dan suhu permukaan laut, dikarenakan adanya hembusan angin di pesisir pantai sehingga nutrient terangkat.
PEMANFAATAN INFUSUM DAUN DURIAN Durio zibethinus SEBAGAI BAHAN ANESTESI ALAMI PADA LOBSTER AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus) Dinda Permata Putri; Marhaendro Santoso Santoso; Taufik Budhi Pramono
Pena Akuatika Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol 20, No 2 (2021): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/penaakuatika.v20i2.1486

Abstract

Abstrak Lobster air tawar merupakan salah satu komoditas yang bernilai ekonomis tinggi di pasar nasional maupun internasional. Sebagai komoditas yang banyak diminati, perlu adanya penanganan khusus agar lobster sampaiketangan konsumen dalam keadaan hidup dan baik. Pemingsanan  merupakan salah satu kunci dalam pendistribusian lobster. Daun durian merupakan bahan alami yang dapat digunakan sebagai bahan anestesi karena mengandung senyawa saponin. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh dan konsentrasi yang baik dari  pemanfaatan infusum daun durian terhadap lama waktu pingsan, waktu sadar, dan tingkat kelangsungan hidup. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap, yang terdiri dari empat perlakuan (konsentrasi infusum daun durian 100 g/L air, 150 g/L air, 200 g/L air dan 250 g/L air) dan empat ulangan. Konsentrasi terbaik infusum daun durian sebagai bahan anestesi lobster adalah sebesar 250 g/L air. Konsentrasi tersebut menghasilkan waktu pingsan 7 menit-38 detik , waktu sadar 3 menit-2 detik dan nilai tingkat kelangsungan hidup 83.30%.Kata kunci : lobster air tawar; anestesi; infusum; daun durian; induktif; sedatif. Abstract Freshwater crayfish is one of the commodities with high economic value in national and international markets. As a commodity that is in great demand, special handling is needed so that lobsters reach consumers alive and well. Stunning is one of the keys to the distribution of crayfish. Durian leaves are natural ingredients that can be used as anesthetics because they contain saponin compounds. The purpose of this study was to determine the effect and good concentration of using durian leaf infusion on the length of time to faint, time to awaken, and survival rate. The method used in this study was a completely randomized design experimental method, which consisted of four treatments (infusion concentration of durian leaves 100 g/L water, 150 g/L water, 200 g/L water and 250 g/L water) and four replications. . The best concentration of durian leaf infusion as an anesthetic for lobster is 250 g/L of water. This concentration resulted in a fainting time of 7 minutes-38 seconds, a wake time of 3 minutes-2 seconds and a survival rate of 83.30%.Key words : freshwater lobster; anesthesia; infusion; durian leaves; inductive; sedative

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2021 2021


Filter By Issues
All Issue Vol 22, No 2 (2023): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 22, No 1 (2023): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 21, No 2 (2022): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 21, No 1 (2022): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 20, No 2 (2021): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 20, No 1 (2021): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 19, No 2 (2020): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 19, No 1 (2020): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 18, No 2 (2019): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 18, No 1 (2019): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 17, No 2 (2018): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 17, No 1 (2018): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 16, No 1 (2017): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 15, No 1 (2017): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 14, No 1 (2016): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 13, No 1 (2016): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 12, No 1 (2015): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 2, No 1 (2010): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 2, No 1 (2007): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 1, No 1 (2010): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 1, No 1 (2009): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 1, No 1 (2008): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN Vol 1, No 1 (2007): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN More Issue