cover
Contact Name
Yohanes Hendro Pranyoto
Contact Email
yohaneshenz@stkyakobus.ac.id
Phone
+6281295111706
Journal Mail Official
jumpa@stkyakobus.ac.id.
Editorial Address
Jl. Missi 2, Mandala, Merauke, Papua, Indonesia, 99616
Location
Kab. merauke,
P a p u a
INDONESIA
JUMPA (Jurnal Masalah Pastoral)
ISSN : 23553294     EISSN : 26150751     DOI : 10.60011
Jurnal Masalah Pastoral atau disingkat JUMPA adalah jurnal yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Katolik Santo Yakobus Merauke secara berkala pada bulan April dan Oktober setiap tahunnya. Jurnal ini membahas persoalan pastoral Gereja meliputi masalah: Pendidikan, Katekese, Teologi, Fenomenologi Agama, Liturgi, dan permasalahan umat lainnya.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 144 Documents
Relevansi Psikologi Lintas Budaya Dalam Memahami Kearifan Lokal Francisco Noerjanto
Jurnal Masalah Pastoral Vol 4 No 2 (2016): Jurnal Masalah Pastoral (JUMPA)
Publisher : STK St. Yakobus Merauke

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60011/jumpa.v4i2.33

Abstract

Psikologi Lintas Budaya lahir sebagai reaksi kenyataan bahwa banyak teori psikologi yang dikembangkan di negara Barat dan dianggap bersifat universal tidak dapat diterapkan di negara dengan budaya yang berbeda. Dalam perkembangan selanjutnya psikologi lintas budaya dianggap sebagai disiplin psikologi untuk mempelajari persamaan dan perbedaan dari fungsi psikologis individu di berbagai kelompok budaya dan etnik (Berry, 2002) sehingga memungkinkan para ilmuan psikologi untuk menemukan perilaku yang bersifat universal (etik) dan membedakannya dari perilaku yang bersifat khas (emik). Ada dua tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan teori psikologi lintas budaya yaitu dapat menguji apakah teori atau pengetahuan psikologi yang dikembangkan di suatu budaya dapat digeneralisasi ke konteks budaya lain, dan dapat diperoleh variasi yang lebih luas dari gejala yang diteliti sehingga para ilmuan psikologi dapat terhindar dari etnosentrisme. Etnosentrisme berarti suatu kecenderungan menggunakan kelompok sendiri sebagai ukuran dalam menilai kelompok lain, (Setiadi, 2008). Konsep etik dan emik dalam psikologi lintas budaya adalah merupakan pilihan tepat untuk memahami kearifan lokal. The field of cross-cultural psychology is the scientific study of variations in human behavior, taking into account the ways in which behavior is influenced by cultural context “ Cross-cultural psychology is the empirical study of members of various culture groups who have had different experiences that lead to predictable and significant differences in behavior. In the majority of such studies, the groups under study speak different languages and are governed by different political units” (Brislin, Lonner, & Thorndike, 1973, p. 5). Perilaku manusia sangat beragam merupakan studi psikologi lintas budaya dengan pendekatan konteks budaya setempat yang mempengaruhi perilaku individu maupun kelompok. Kita dapat menemukan nilai-nilai budaya setempat yang memiliki persamaan dan perbedaan terhadap kelompok budaya lain dalam berbagai bidang misalnya bahasa, gaya kepemimpinan, politik dan lain-lain; misalnya gaya kepemimpinan paternalistik, tutur bahasa lembut dan keras, stratifikasi sosial-ekonomi dls.
A Pilgrim-Missionary Church: Refleksi Eklesiologis Peziarahan Umat Katolik Di Jali-Gayamharjo, Yogyakarta Alb. Irawan Dwiatmaja
Jurnal Masalah Pastoral Vol 11 No 1 (2023): Jurnal Masalah Pastoral (JUMPA)
Publisher : STK St. Yakobus Merauke

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60011/jumpa.v11i1.34

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuat analisis dan sintesis awal kehidupan Gereja di masa lalu yang berpangkal pada kisah para tokoh awal jemaat di daerah Jali, Gayamharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan dengan keadaaan tertentu bertujuan untuk menginvestigasi dan mengkonstruksi imajinasi historis untuk memperoleh serta memahami wajah Gereja (tidak hanya sebagai isntitusi), melainkan seluruh dinamika gerak iman umat yang mengakar dan tumbuh secara organis.Setelah melakukan observasi lapangan dan membuat analisis eklesiologis mengenai jejak peziarahan iman dan dinamika hidup menggereja umat Katolik di Jali-Gayamharjo, penulis merumuskan tesis teologis demikian: dalam peziarahan mengikuti Yesus Kristus, Gereja Gayamharjo menghidupi semangat misionernya dengan setia, melalui keterlibatan kreatif dalam hidup menggereja dan memasyarakat. Gereja Gayamharjo lahir karena kerinduan umat yang dengan setia berziarah mengikuti Yesus. Dalam jalan kemuridan itu, Gereja Gayamharjo masih senantiasa berziarah dengan semangat misionernya, melalui keterlibatan nyata secara kreatif dalam hidup menggereja dan memasyarakat.
Kekerasan Verbal Dalam Mimbar Pewartaan: Salah Satu Faktor Determinan Partisipasi Umat Katolik Dalam Hidup Menggereja Mario Gasperz; Donatus Wea
Jurnal Masalah Pastoral Vol 11 No 1 (2023): Jurnal Masalah Pastoral (JUMPA)
Publisher : STK St. Yakobus Merauke

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60011/jumpa.v11i1.35

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menemukan bukti bahwa kekerasan verbal dalam mimbar pewartaan menjadi salah satu faktor determinan partisipasi umat katolik dalam hidup menggereja. Data primer diperoleh melalui wawancara yang dibagikan kepada 10 informan yang adalah anggota paroki yang tersebar di lima paroki di kota Merauke dan di luar kota Merauke. Hasil pengolahan data, dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, menunjukkan bahwa kekerasan verbal yang dilakukan oleh otoritas Gereja di mimbar pewartaan (ruang homili dan ruang pengumuman) menjadi salah satu faktor utama yang menentukan partisipasi umat katolik dalam berbagai aspek kehidupan menggereja. Kekerasan verbal di mimbar pewartaan berdampak secara psikologis, sosial. spiritual, kultural dan hidup berjemaat bagi umat yang menjadi korban. Dampak ini bermuara pada sikap dan keputusan yang diambil oleh para korban untuk hidup selanjutnya, yakni tidak terlibat dalam berbagai kegiatan Gereja, mengikuti perayaan liturgi hari minggu dan hari raya di paroki lain dan berpindah ke Gereja protestan atau denominasi Gereja lainnya serta menjadi penganutnya. Temuan ini menyadarkan setiap otoritas Gereja untuk menggunakan mimbar pewartaan sesuai dengan fungsinya dan menguasai kode etik (kesantunan) dalam berbahasa, khususnya di ruang publik.
Kritik Atas Fenomena Inkonsistensi Beriman Mahasiswa Manggarai Di Malang Perspektif Budaya Tanding (Roma 12:2) David Rabim
Jurnal Masalah Pastoral Vol 11 No 1 (2023): Jurnal Masalah Pastoral (JUMPA)
Publisher : STK St. Yakobus Merauke

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60011/jumpa.v11i1.36

Abstract

The focus of this research is criticism of the phenomenon of inconsistency in the faith of Manggarai students in Malang based on Romans 12:2. Two factors cause inconsistency of faith, namely the shock culture and the lack of critical function over the development of the times. Shock culture can be seen in the cultural differences between rural communities (the original culture of students) which emphasize aspects of social control and urban communities which inherit an individualistic and hedonic spirit of life. This difference also affects the way they live their faith. Faith that grows and is educated in a culture of social control does not bear fruit when living in an individualistic and hedonic culture. For this phenomenon, the author places the apostle Paul's letter to the congregation in Romans 12:2 as the lens of his criticism. Paul emphasizes two important things namely "do not be conformed to this world and change with the renewal of the mind". Students are required to revive the spirit of repentance, namely to renew themselves and reject all forms of worldly tendencies.
Fanatisme Berbasis Jejak-Jejak Historis Misionaris: Kekuatan Yang Membangkitkan Intoleransi Bertolomeus Belang; Rikardus Kristian Sarang
Jurnal Masalah Pastoral Vol 11 No 1 (2023): Jurnal Masalah Pastoral (JUMPA)
Publisher : STK St. Yakobus Merauke

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60011/jumpa.v11i1.37

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dampak fanatisme berbasis jejak-jejak misionaris sebagai kekuatan untuk membangkitkan intoleransi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitaitif dengan pendekatan deskriptf. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam yang melibatkan 14 informan utama sebagai perwakilan dari umat kaolik di paroki Wendu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umat katolik di paroki Wendu memiliki sikap fanatisme berbasis jejak-jejak historis misionaris katolik. Sikap fanatisme ini menjadi salah satu kekuatan yang dapat meningkatkan rasa sikap intolerasnsi terhadap penganut agama lain. Rasa hormat terhadap jejak-jejak historis misionaris sebenarnya membawa nilai positif bagi umat katolik di Wensu, di mana mereka tidak membenci umat beragama lain dan mempertahankan ekesistensi mereka yang sudah diwariskan oleh para misonaris katolik di masa lalu sepanjang pesisir pantai Wendu. Sikap hormat yang berlebihan akhirnya memberi ruang bertumbuhnya fanatisme yang mengganggu keharmonisan hidup dengan masyarakat yang beragama lain.
Pengembangan Belajar Mengajar Pendidikan Agama Katolik Yang Kontekstual Di Sekolah Menengah Pertama Swasta Katolik Kevikepan Ende Paulinus Tibo
Jurnal Masalah Pastoral Vol 5 No 1 (2017): Jurnal Masalah Pastoral (JUMPA)
Publisher : STK St. Yakobus Merauke

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60011/jumpa.v5i1.38

Abstract

Pendidikan agama Katolik menjadi salah satu disiplin ilmu yang wajibditerima oleh setiap umat beriman Katolik baik dari tingkat Sekolah Dasar(SD) hingga Perguruan Tinggi (PT). Dalam pencapaian pendidikan yangsesuai dengan tujuan Sistem Pendidikan Nasional dan juga tujuanpendidikan iman dalam Gereja Katolik diperlukan pengembangan belajarmengajar yang kontekstual agar benar-benar menyentuh dengankebutuhan manusia dewasa ini baik individu, keluarga, Gereja maupuntanah air. Pendekatan pendidikan secara kontekstual ini membantu pesertadidik khususnya pendidikan menengah. Karena mereka sangat mudahdipengaruhi oleh situasi sosial kemasyarakatan yang membuat merekaterjerumus dalam dunia kegelapan. Sehingga kaum remaja adalah sasaranutama dalam pembahasan ini. Dengan demikian mereka mampumengimani Kritus secara nyata melalui tindakan nyata dalam kehidupansehari-hari.
Pengembangan Media Video Pembelajaran Untuk Meningkatkan English Speaking Skill Bagi Pebelajar Di Asrama Pendidikan Satu Atap Wasur Kabupaten Merauke Steven Ronald Ahlaro
Jurnal Masalah Pastoral Vol 5 No 1 (2017): Jurnal Masalah Pastoral (JUMPA)
Publisher : STK St. Yakobus Merauke

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60011/jumpa.v5i1.39

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media video pembelajaranyang diharapkan dapat membantu meningkatkan kecakapan berbahasaInggris pebelajar di Asrama Pendidikan Satu Atap Wasur, KabupatenMerauke. Model pengembangan yang digunakan dalam peneilitian iniyakni model Analisis, Design, Development, Implementation danEvaluation (ADDIE). Untuk mengetahui kelayakan media video yangdikembangkan, maka dilakukan evaluasi terhadap aspek validitas,kepraktisan dan keefektifan media video dimaksud. Instrumen yangdigunakan untuk mengumpulkan data terkait validitas dan kepraktisanmedia yakni, angket dan lembar observasi. Teknik yang digunakan untukmengetahui keefektifan media video yang dikembangkan yakni one grouppretest posttest design. Jumlah subyek yang dilibatkan dalam penelitian inisebanyak 46 orang pebelajar (2 pebelajar sebagai subyek dalam one toone trial (uji coba perorangan), 8 pebelajar sebagai subyek dalam smallgroup trial (uji coba kelompok kecil), 16 pebelajar sebagai subyek dalamfield trial (uji coba kelompok besar) and 20 pebelajar sebagai subyekdalam pilot test). Hasil penelitian menunjukkan bahwa video yangdikembangkan telah dapat dikatakan valid, 96,7% rencana pembelajaranyang direncanakan telah dapat terlaksanakan sebagaimana direncanakan,oleh karena itu video tersebut dinilai praktis, dan signifikansi perbedaannilai antara nilai pretest dan posttest adalah 0,00 (berada di bawah 0,05),oleh karenanya video tersbut telah dapat dikatakan efektif dalammeningkatkan English Speaking Skill para pebelajar.
Peranan Media Gambar Dalam Proses Pembelajaran Agama Katolik Paustina Ngali Mahuze
Jurnal Masalah Pastoral Vol 5 No 1 (2017): Jurnal Masalah Pastoral (JUMPA)
Publisher : STK St. Yakobus Merauke

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60011/jumpa.v5i1.40

Abstract

Teknologi pembelajaran merupakan suatu bidang yang mengkaji teori danpraktek dalam desain pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, sertaevaluasi proses dan sumber belajar. Desain pengembangan bahan ajarberbasis strategi sinektik berbantuan media gambar dapat memecahkanpersoalan pembelajaran peserta didik yang kurang efektif dalammempraktekkan pengetahuan keagamaannya. Peranan media gambardalam desain pengembangan bahan ajar berbasis strategi sinektikmemperjelas pesan-pesan yang abstrak, menarik perhatian danmenimbulkan motivasi serta gairah belajar, memungkinkan peserta didikbelajar mandiri, memberikan rangsangan yang sama, menyamakanpengalaman dan persepsi yang sama bagi peserta didik dalam prosespembelajaran. Media gambar memiliki peran dalam menyalurkan pesandari Allah sehingga merangsang perhatian, minat, perasaan dan pikiranpeserta didik dengan maksud menjadi semakin beriman kepada Tuhan,dengan semikian membentuk peserta didik menjadi manusia yang berimandan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia sertamampu meningkatan spiritual.
Totemisme Dan Perkawinan Sakramental Xaverius Wonmut
Jurnal Masalah Pastoral Vol 5 No 1 (2017): Jurnal Masalah Pastoral (JUMPA)
Publisher : STK St. Yakobus Merauke

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60011/jumpa.v5i1.41

Abstract

Penghayatan totemis dan sakramen perkawinan merupakan dua bentukaktivitas manusia yang bersifat keagamaan. Totemisme adalah bentukkepercayaan pada suku-suku primitive yang terdapat di berbagai tempatdi muka bumi antara lain pada suku-suku Indian di Amerika, Aborigin diAusdtralia, Marind- Anim di Papua dan pada berbagai suku bangsalainnya di Afrika.2 Penghayatan totemis berkaitan erat dengan ikatanikatankekerabatan dalam klen-enksogam. Subjek pemujaan adalahleluhur, kerabat. Di dalam sakramen perkawinan, Allah menjadi dasarpemersatu suami-istri. Allah dihadirkan melalui cinta suasami-isteri.Ketaatan dan kesetiaan suami istri menghadirkan Allah dalam hidupmereka3. Praktek totemisme maupun sakramen perkawinan berupayamewujudkan suatu persekutuan hidup yang utuh dengan menghadirkansecara nyata citra diri leluhur mitis maupun Allah. Konsekuensi daripraktek tersebut adalah bahwa dari waktu ke waktu setiap anggota pemiliktotem yang maupun mereka yang telah menerima sakramen perkawianan(keluaga-keluarga Kristen) selalu berusaha untuk menjadi bagian darikehidupan subyek keyakinan imannya (leluhur mitis maupun Allah).Dalam totemisme, ritual-ritual pemujaan totem menjadi saranamempersatukan anggota totem dengan subyek pemujaannya sedangkandalam sakramen perkawinan, berbagai kegiatan kerohanian seperti doa,novena, ret-ret, perayaan ulang tahun, misa untuk pasutri bertujuanmenghadirkan “cinta” yakni Allah sendiri sebagai sumber rahmat Ilahiyang menghidupkan.
Berspiritualitas Katekis Menuju Konsistensi Penghayatan Panggilan Menjadi Seorang Katekis Markus Meran
Jurnal Masalah Pastoral Vol 5 No 1 (2017): Jurnal Masalah Pastoral (JUMPA)
Publisher : STK St. Yakobus Merauke

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60011/jumpa.v5i1.42

Abstract

Katekis adalah satu profesi yang digeluti dan dimiliki oleh orang khususyang membaktikan dirinya demi pendidikan iman akan Yesus karenaprofesionalismenya di bidang pendidikan dan pengajaran agama katolik.Menghayati panggilan menjadi katekis bukan suatu tahapan yang dilewatipada masa tertentu saja, tetapi dihayati seumur hidup sesuai denganpanggilan menjadi katekis. Panggilan menjadi katekis hanya mungkinbertahan, menggema, mengakar dalam diri jika dilandasi oleh spiritualitaskatekis. Katekis adalah orang yang dipanggil secara khusus untuk ikutterlibat didalam karya pewartaan iman akan Kristus. Katekis dipanggilmembela kehidupan atau pro-life. Membela kehidupan dapat diwujudkanmelalui pewartaan iman yang benar dan menghidupi nilai-nilai manusiawikristiani dengan benar dan tepat. Kita ditantang untuk mewujudkanidealisme hidup menjadi katekis. Kenyataan dunia modern saat ini denganadanya MEA (Manusia Ekonomi Asia), maka setiap orang akanberhadapan dengan dunia yang bebas tanpa kompromi. Arus komunikasidan relasi antar manusia semakin mudah, bebas dan tidak terkontrol.Orang akan hidup dengan dirinya sendiri tanpa ada yang mengawasi.Dunia zaman ini menawarkan banyak hal yang serba instan, cepat danmudah. Katekis yang tidak mengalami suasana perkembangan seperti inidikatakan jaman dulu (jadul). Kata-kata yang memprovokasi rasa, minatdan harga diri akan merasuk dalam diri dan akhirnya muncul aksi, kreasidan imajinasi untuk memenuhinya. Dengan demikian, katekis diharapkanmemiliki konsistensi dalam panggilannya serta perwujudan dirinyamenjadi pewarta firman Tuhan. Spiritualitas katekis memungkinkan terjadikonsistensi penghayatan panggilan menjadi katekis. Jati diri seorangkatekis ditantang oleh zaman namun spiritualitas dapat memperkuatketahanan diri sehingga mampu untuk menghadapi zaman.

Page 4 of 15 | Total Record : 144