cover
Contact Name
Ronasari Mahaji Putri
Contact Email
putrirona@gmail.com
Phone
+6282132872259
Journal Mail Official
putrirona@gmail.com
Editorial Address
Jl. Telaga Warna Tlogomas Malang Telp. 0341 565500 fax 0341 655522
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia)
ISSN : -     EISSN : 25483463     DOI : http://dx.doi.org/10.33366/japi.v4i1.1154
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) ISSN 2548-3463 (online) adalah jurnal peer-review yang menerbitkan artikel tentang pengabdian masyarakat.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2017)" : 12 Documents clear
UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI MAKANAN RINGAN LADU DENGAN MENGGUNAKAN INOVASI TEKNOLOGI DI DESA BANJAREJO DUSUN LAJU KECAMATAN NGANTANG Ahmad Mukoffi; Agustinus Soemardi Soebagio
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.063 KB) | DOI: 10.33366/japi.v2i1.601

Abstract

Upaya untuk meningkatkan pendapatan usaha Mikro Makanan Ringan "LADU" Desa Banjarejo Dusun Laju Kecamatan Ngantang melalui inovasi teknologi oven pengeringan guna meningkatkan kapasitas produksi sehingga diharapkan dapat mengatasi ketergantungan terhadap pengeringan secara tradisional (Sinar Matahari). Dengan menggunakan alat yang modern memberikan kemudahan proses pengeringan yang dapat dilakukan kapan saja baik musim penghujan maupun kemarau. Menggunakan alat modern juga dapat mengeringkan adonan ladu dengan kapasitas besar. Pada proses pembuatan makanan ringan ladu ada proses pengeringan adalah dimana pengeringan merupakan cara untuk menghilangkan atau mengurangi kadar air dari suatu bahan beras ketan dengan metode penguapan melalui penggunaan energi panas dari alat pengering yang digunakan UKM Ladu Bu Siwa dan Ladu Mak Yah. Pengemasan ladu secara tradisional yang di lakukan Mitra mengalami permasalahan yang disebabkan oleh mudahnya ruangan kemasan terisi angin yang berdampak pada daya tahan produk ladu selama pemasaran. Proses pengemasan merupakan cara yang dilakukan Mitra dengan pembungkusan atau pewadahan pada ladu agar dapat terhindar dari angin, kotoran dan kerusakan.
TEKNIK PENGENDALIAN PENYAKIT ANTRAKNOSE (PATEK) DI SENTRA TANAMAN CABAI (Capsicum annuum L) MENGGUNAKAN PENDEKATAN PHT I Made Indra Agastya; Reza Prakoso Dwi Julianto; Amir Hamzah
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.05 KB) | DOI: 10.33366/japi.v2i1.597

Abstract

Buah cabai merah (Capsicum annuum L) di Indonesia merupakan komoditi yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Desa Ngantru, Kecamatan Ngantang merupakan sentra tanaman cabai, namun beberapa tahun terakhir produksi cabai mengalami penurunan. Penurunan produksi sebagian besar dipengaruhi oleh hama, penyakit tanaman dan gulma atau yang biasa disebut Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Penurunan produksi diperparah dengan penggunaan pestisida yang tidak bijaksana. Hasil diskusi dengan petani teridentifikasi penyebab menurunnya produtifitas tanaman cabai yaitu serangan penyakit antraknose. Dalam penanggulangannya kami mengusulkan menggunakan teknik PHT dengan memperhatikan pemanfaatan agens biologis, pola tanam dan sanitasi lahan yang dapat diterima dengan baik oleh Kelompok tani.
PEMANFAATAN AMPAS TAHU UNTUK OLAHAN PANGAN DARI LIMBAH PENGOLAHAN INDUSTRI TAHU DI KELURAHAN TUNGGULWULUNG KOTA MALANG Wirawan Wirawan; Gatut Suliana; Taufik Iskandar
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.686 KB) | DOI: 10.33366/japi.v2i1.605

Abstract

UKM Pengolahan Bapak Agus bertempat tinggal di Desa Tunggulwulung Kecamatan Lowokwaru Kota Malang merupakan UKM yang sudah berproduksi dalam pengolahan tahu lebih dari 20 tahun. Selama ini hanya menghasilkan tahu putih dan tahu gembos. Sedangkan UKM tricah telah memproduksi olahan pangan dari bahan baku kedelai seperti susu kedelai, lumpiah tahu dan kue kering. Keuntungan yang tidak terlalu besar menyebabkan UKM ini tidak berkembang sejak pertama kali berdiri. Pemasaran tahu hanya berkisar di pasar sekitar seperti pasar Merjosari dan sekarang meluas ke daerah karangploso Kabupaten Malang. Industri Tahu yang dijalankan di area perkotaan yang padat penduduk. Industri tahu menghasilkan limbah cair dan padat, seringkali menimbulkan bau yang tidak sedap terutama limbah padat dan seringkali mendapatkan keluhan dari warga. Limbah padat yang dihasilkan dijual dengan harga yang relatif rendah yaitu Rp. 20.000 / karung atau kapasitas 40 Kg. Selama ini pemanfaatan ampas tahu hanya di gunakan untuk campuran pakan maupun tempe bongkrek. Solusi yang ditawarkan atas semua permasalah yang dihadapi oleh kedua Mitra/UKM akan disesuaikan dengan tujuan yaitu : adanya keberpihakan yang ditujukan langsung kepada masyarakat melalui fasilitasi peralatan proses produksi untuk olahan pangan dan tepung serta memberikan ketrampilan kepada UKM dan kelompok warga dalam mengolah limbah / hasil samping dari ampas tahu menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomi yang lebih besar. Bentuk Kegiatan yang akan dikerjakan adalah 1) Fasilitasi alat penggiling pengolahan ampas tahu menjadi tepung, 2) Fasilitasi alat pengolahan dari tepung ampas tahu menjadi produk olahan pangan seperti nungget ampas, lumpia dan kerupuk, 3) Pelatihan dan pendampingan kepada UKM tentang proses produksi roti dan kerupuk, 4) Pelatihan manajemen usaha, pemasaran dan kemasan.
ANALISIS TEKNOLOGI MESIN PENGOLAH DAN NILAI TAMBAH KERIPIK SALAK PONDOH PADA KELOMPOK SRIKANDI KELURAHAN SUMBERGONDO KECAMATAN BUMIAJI KOTA BATU Eri Yusnita Arvianti; Cahyo Sasmito; Karunia Setyowati
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.071 KB) | DOI: 10.33366/japi.v2i1.593

Abstract

Pengolahan buah salak pondoh dapat meningkatkan nilai jual dan pendapatan produsen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknologi pengolahan keripik salak dan menganalisis nilai tambah keripik salak pada kelompok Srikandi kelurahan Sumbergondo Malang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus, responden yang dipilih adalah kelompok Srikandi yang merupakan gabungan ibu rumah tangga pengrajin keripik salak. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis nilai tambah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknologi pengolah keripik salak yang bagus dan menghasilkan keripik salak yang berkualitas bernilai jual tinggi di kelompok Srikandi adalah melalui mesin penggoreng vacuum frying (mesin penggoreng hampa udara). Nilai tambah keripik salak pondoh adalah sebesar Rp 861/Kg.
POTENSI EKONOMI PRODUK ABON DAN DENDENG NAB-ATI Rikawanto Eko Muljawan; Untung Sugiarti
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (750.584 KB) | DOI: 10.33366/japi.v2i1.598

Abstract

Program hibah skim Ipteks bagi Masyarakat (IbM), dengan sasaran para ex WTS yang berada di wilayah Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang dapat memberikan inovasi produk olahan menjadi makanan alternatif yaitu dendeng/abon nabati dengan me-manfaatkan bahan-bahan sisa tidak terjual, bahan limbah pertanian maupun bahan setempat yang berlimpah misalnya jantung pisang, jamur tiram, buah nangka muda, atau buah jambu monyet, dsb. Inovasi produk yang ditawarkan. Dengan inovasi produk olahan menjadi makanan alternatif diharapkan mereka mampu memanfaatkan bahan nabati sebagai pengganti daging untuk sebagian masyarakat yang harus men-gurangi konsumsi daging, selain itu juga meningkatkan usaha yang mampu menerobos pasar kuliner baik di wilayah Malang Raya (kota Malang, kabupaten Malang dan kota Batu) yang pada akhirnya mampu menghidupi keluarganya dan keluarga orang lain dari produk yang dihasilkan. Dari hasil praktek produk tiga perlakuan bahwa harga pem-belian bahan baku abon jantung pisang paling rendah tetapi mampu memberikan margin terbesar yaitu 187,8% sedang abon daging sapi dengan harga bahan tertinggi memberikan margin terendah yaitu 76%, kombinasi abon dari jantung pisang dan daging memberikan margin cukup besar yaitu 103,9% dibanding abon daging sapi. Dengan hasilngan tersebut maka produk abon jantung pisang dengan daging dari segi nilai gizi maupun daya beli sangat memungkin untuk dipasarkan (marketable).
PEMBUATAN PAKAN KONSENTRAT DAN DIVERSIFIKASI PRODUK OLAHAN KELINCI DI DUSUN KAGRENGAN DESA NGIJO KECAMATAN KARANGPLOSO KABUPATEN MALANG Eko Marhaeniyanto; Ariani Trisna Murti; Sri Susanti
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.217 KB) | DOI: 10.33366/japi.v2i1.612

Abstract

Upaya dalam meningkatkan produktivitas ternak kelinci adalah melalui ketersediaan pakan yang murah dan berkualitas. Pembuatan pakan konsentrat berbasis bahan lokal menjadi solusi yang perlu diupayakan. Ketersediaan pakan konsentrat secara mandiri mendorong peningkatan produktivitas kelinci dan akan menjamin keberlanjutan usaha karena biaya produksi semakin efisien. Upaya meningkatkan produksi dan omset penjualan perlu didukung dengan perbaikan manajemen dan sarana pendukung produksi. Kegiatan pendampingan dilakukan untuk meningkatkan produksi baik kuantitas dan kualitas, meningkatkan pemahaman dan ketrampilan mitra, meningkatkan omset penjualan dari masing masing mitra, meningkatkan ketentraman/kesehatan masyarakat, menghasilkan produk pakan konsentrat dan makanan olahan berbasis produk kelinci serta dibukukan dalam Buku Praktis Peternakan “ Pembuatan Pakan Konsentrat dan Produk Olahan Berbasis Kelinci”. Kegiatan pada Mitra 1. (Asosiasi Peternak Kelinci Mandiri) difokuskan pada produksi pakan konsentrat kelinci. Peralatan yang digunakan berupa mesin chopper, penepung, oven dan dilengkapi mesin pencetak pellet dengan kapasitas produksi 75-100 kg/jam dari tim IbM. Kegiatan pada Mitra 2. (Kelompok Wanita Hemara) diprioritaskan untuk meningkatkan ketrampilan dan kapasitas produksi. Tim melakukan pelatihan dan pendampingan dalam diversifikasi produk olahan kelinci (krupuk rambak, nugget, bakso), perbaikan manajemen proses pengolahan untuk peningkatan produksi dan pemasaran produk. Dukungan peralatan dari Tim IbM berupa alat penggiling daging, panci presto, pedal sealer dan mesin penepung tulang. Melalui program IbM ini, diproduksi pakan konsentrat kelinci yang murah dan berkualitas, berbagai pangan olahan berbasis kelinci, meningkatkan kapasitas dan efisiensi produksi, penyusunan SOP dan pendampingan implementasinya, serta penetapan standar hygiene dan sanitasi sesuai dengan Standard sanitation operating procedure.
PENINGKATAN KEMANDIRIAN PETANI MELALUI PRODUKSI BENIH JAGUNG MANDIRI Sri Umi Lestari; Reza Prakoso Dwi Julianto; Astri Sumiati
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.383 KB) | DOI: 10.33366/japi.v2i1.594

Abstract

Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis dan berperan penting dalam perekonomian nasional dan kelangsungan hidup masyarakat. Selama ini petani dihadapkan oleh permasalahan dalam penyediaan benih yang bermutu. Benih jagung di pasaran pada saat ini harganya semakin meningkat, sehingga menyebabkan kesulitan bagi petani untuk melakukan kegiatan pertaniannya. Perlu adanya suatu upaya untuk membantu permasalahan tersebut salah satunya melalui kegiatan pemuliaan tanaman dengan tujuan untuk perakitan varietas unggul baru terutama untuk perakitan benih jagung. Hasil dari kegiatan ini adalah Pengenalan dan pembelajaran kegiatan pemuliaan tanaman kepada petani diharapkan dapat membantu petani menyelesaikan masalah terutama dalam penyediaan benih unggul.; Kegiatan pemuliaan tanaman dilakukan melalui beberapa tahap pelaksanaan antara lain pemilihan induk jantan dan betina, isolasi tanaman, dan persilangan tanaman. Persilangan tanaman dilakukan dengan cara konvensional yaitu dengan cara menjatuhkan serbuk sari pada bunga jantan kepada putik bunga betina.; Penanaman yang dilakukan dengan tujuan untuk kegiatan pemuliaan tanaman dilakukan dengan menggunakan jarak tanam yang lebih besar yaitu 100 x 30 cm, satu benih satu lubang.; Penanaman varietas yang sama di tanam dalam baris yang sama sehingga mempermudah dalam melakukan persilangan dan melakukan identifikasi tanaman
PENINGKATAN PRODUKSI ULAT HONGKONG DI PETERNAK RAKYAT DESA PATIHAN , BLITAR MELALUI TEKNOLOGI MODIFIKASI RUANG MENGGUNAKAN EXHOUST DAN TERMOMETER DIGITAL OTOMATIS Farida Kusuma Astuti; Ahmad Iskandar; Eka Fitasari
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (412.518 KB) | DOI: 10.33366/japi.v2i1.599

Abstract

Ulat hongkong (Tenebrio molitor L) merupakan bagian dari “aneka ternak” yang sangat mudah diterapkan bagi ibu rumah tangga baik sebagai mata pencaharaian utama maupun sampingan. Ulat hongkong merupakan komoditas yang digunakan sebagai makanan burung, ikan, reptile, pangan, dan sebagai bahan baku kosmetik. Dalam masa hidupnya, ulat hongkong melewati beberapa siklus yaitu telur, larva, kepompong (pupa), dan kepik / serangga. Bagi peternak ulat hongkong, 4 tahapan siklus ini harus dilakukan sendiri karena tidak ada pasar yang hanya menjual bibit berupa ulat muda maupun kepiknya saja. Kelembaban dan suhu merupakan masalah yang seringkali dialami oleh peternak ulat hongkong karena sangat berpengaruh pada siklus produksi terutama perubahan ulat dewasa menjadi kepik. Suhu dan kelembaban yang yang terlalu panas atau terlalu rendah akan menyebabkan pembentukan kepik dari ulat dewasa menjadi tidak serempak sehingga ulat yang lambat berkembang akan mengalami kematian akibat diinjak-injak atau dimakan oleh ulat yang sudah berubah menjadi kepik. Untuk mengatasi hal ini solusi yang dilakukan adalah (1) identifikasi masalah pokok yang mempengaruhi perkawinan ulat hongkong (2) Penjelasan mengenai siklus hidup ulat hongkong dan factor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya (3) Penerapan teknologi modifikasi ruangan perkawinan ulat hongkong melalui pemasangan exhaust dan pemasangan thermometer digital yang secara otomatis menyala sendiri sesuai suhu ideal ruangan perkawinan ulat (4) Pendampingan dan pelayanan konsultasi dilakukan selama seluruh kegiatan pengabdian yaitu 8 bulan penuh, yang meliputi terhadap semua kegiatan dan praktek hingga mengetahui dampak dari teknologi yang ditransfer bagi tingkat kematian kepik dan peningkatan produksi. Dari hasil pelaksanaan pengabdian masyarakat ini disimpulkan bahwa penerapan teknologi melalui modifikasi ruangan menggunakan exhaust dan thermometer digital otomatis dapat menurunkan tingkat kematian kepik ulat hongkong sebesar 20%, peningkatan kuantitas ulat hongkong sebesar 16,7 % dan peningkatan pendapatan sebesar 70,9%.
STUDI TEKNOLOGI PAKAN PADA USAHA TERNAK PUYUH PETELUR Riyanto Djoko; Eka Fitasari
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.019 KB) | DOI: 10.33366/japi.v2i1.613

Abstract

Studi teknologi pakan ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan bantuan kepada peternak agar dapat meningkatkan keuntungan usaha ternak puyuh, sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Bantuan yang diberikan berupa mesin pembuat pelet, agar peternak mampu membuat pakan sendiri dengan komposisi campuran bahan pakan yang kandungan nutrisi dan bentuknya sesuai dengan kebutuhan ternak puyuh. Dengan kemampuan membuat pakan sendiri, diharapkan akan dapat mengurangi biaya pengeluaran untuk pembelian makan. Untuk lebih mendukung keberhasilan usaha ternak puyuh yang dilakukan diberikan juga bantuan sangkar dan bibit puyuh. Metode pelaksanaan dilakukan melalui beberapa tahapan, yakni : a) Menginventarisasi jenis bahan pakan ternak terutama puyuh yang tersedia di daerah. Dari jenis bahan pakan yang diketemukan kemudian ditelusuri kandungan nutrisinya melalui penelusuran pustaka. Kalau tidak diketemukan, untuk mengetahui kandungan nutrisi bahan pakan maka perlu dilakukan analisa laboratorium. b). Jenis bahan pakan yang terpilih kemudian disusun komposisinya berdasarkan kandungan nutrisinya, sehingga diperoleh komposisi ransum yang sesuai dengan kebutuhan pakan puyuh petelur. c) Ransum pakan yang berasal dari campuran beberapa jenis bahan pakan diolah dalam mesin pembuat pelet, sehingga ketika keluar dari mesin sudah berbentuk pelet dan pakan ini siap diberikan sebagai pakan puyuh. Hasil dari kegiatan ini adalah : a) Peternak mampu menysusun pakan ternak puyuh dalam bentuk pelet, sehingga disukai oleh puyuh. b) Peternak mampu memanfaatkan bahan pakan yang tersedia di masing-masing daerah, sehingga dapat menekan biaya pengeluaran untuk pakan, karena bahan pakan yang tersedia di daerah harganya relatif lebih murah. c) Peternak mampu menyusun komposisi pakan puyuh sendiri berdasarkan kandungan nutrisi dari bahan pakan yang tersedia di daerah. d) Pemanfaatan sangkar dengan model telur diambil di dalam sangkar diantara kerumunan puyuh menyebabkan puyuh tidak mudah stres. Dan pemakaian tempat minum model Nipple P1 Artupic dapat memenuhi kebutuhan minum puyuh dengan baik.
PENINGKATAN PENDAPATAN ANGGOTA PKK MELALUI USAHA PEMBUATAN YOGHURT DI DESA WISATA MULYOREJO KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG Lorine Tantalu; Pramono Sasongko; Rozana Rozana
JAPI (Jurnal Akses Pengabdian Indonesia) Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.781 KB) | DOI: 10.33366/japi.v2i1.595

Abstract

Desa Mulyorejo merupakan salah satu penghasil susu terbesar di area Kabupaten Malang. Komoditas tersebut menjadi daya tarik tersendiri yang mendasari desa tersebut dinobatkan menjadi Desa Wisata. Selama ini, susu pasca panen diperjual belikan melalui koperasi untuk diteruskan ke Industri Pengolah Susu. Dampaknya adalah ketika beberapa susu tidak layak jual, susu tersebut akan dikembalikan kepada pihak koperasi dan disebut susu afkir. Tidak jarang susu afkir tersebut langsung dibuang karena masyarakat belum mengetahui proses pengolahan dan penyimpanan susu afkir dan kelayakan susu afkir tersebut. pelatihan kali ini bertujuan untuk mengenalkan, memberikan penyuluhan dan pelatihan mengenai pengolahan susu sederhana siap konsumsi utamanya pada anggota PKK. Harapannya adalah dapat menjadi lapangan kerja baru yang mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pengolahan susu segar maupun susu afkir, adanya diversifikasi produk susu dan menghasilkan produk andalan yang dapat menarik wisatawan domestic maupun mancanegara melalui produk olahan susu siap konsumsi baik susu maupun yoghurt aneka rasa.

Page 1 of 2 | Total Record : 12