cover
Contact Name
Pantjar Simatupang
Contact Email
jae.psekp@gmail.com
Phone
+62251-8333964
Journal Mail Official
jae.psekp@gmail.com
Editorial Address
Lt. III Gedung A. Kawasan Inovasi Pertanian Cimanggu Jl. Tentara Pelajar No. 3B, Kota Bogor 16111
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Agro Ekonomi
ISSN : 02169053     EISSN : 25411527     DOI : http://dx.doi.org/10.21082/
Core Subject : Agriculture,
Ruang lingkup dari Jurnal Agro Ekonomi adalah sosial ekonomi pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 34, No 2 (2016): Jurnal Agro Ekonomi" : 8 Documents clear
Ucapan Terima Kasih Mitra Bestari nLN, nFN
Jurnal Agro Ekonomi Vol 34, No 2 (2016): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6.834 KB) | DOI: 10.21082/jae.v34n2.2016.%p

Abstract

Peranan Koperasi terhadap Penurunan Biaya Transaksi Usaha Ternak Sapi Perah di Kabupaten Boyolali Aini, Anis Nur; Syaukat, Yusman; Rifin, Amzul
Jurnal Agro Ekonomi Vol 34, No 2 (2016): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.511 KB) | DOI: 10.21082/jae.v34n2.2016.123-133

Abstract

EnglishBoyolali Regency is the largest milk-producer in Central Java Province. There are many market institutions serving the farmers in selling their products. Interaction between the dairy-cow farmers and market institutions incurs transaction costs. The farmers’ efforts to reduce risk of milk quality deterioration and to search market institutions create transaction costs resulting in profit reduction. Objective of this study is to analyze the transaction costs paid by the dairy-cow farmers. Transaction cost was computed using an accounting approach and its determinants were evaluated using a regression method. Primary data were collected through a survey conducted in Cepogo District, Boyolaly Regency, during April-May 2016 from 104 farmer respondents.The results showed that average transaction cost was Rp47,44/liter. Total monthly transaction costs paid by the village cooperative (KUD) members were Rp31.955, consisted of searching cost (Rp1.059 or 3.31%), negotiation cost (Rp724 or 2.27%), and enforcement cost (Rp30.173 or 94.42%). Total monthly transaction costs paid by the non-KUD members were Rp48.012 per month, consisted of Rp2.825 (5.88%), Rp1.204 (2.51%), and Rp43.983 (91,61%) for searching cost, negotiation cost, and enforcement cost, respectively. Transaction cost paid by the KUD members were lower than that paid by non-KUD members. Roles of cooperative in reducing transaction costs were not determined by membership status, but by its real services as reflected in increasing the number of cows per farm, shorter distance of the cooling unit to the farms and information provision to all members.IndonesianKabupaten Boyolali merupakan penghasil susu terbesar di Provinsi Jawa Tengah. Terdapat beberapa lembaga pemasaran yang bekerja sama dengan peternak dalam penjualan susu. Upaya peternak untuk mengurangi risiko susu cepat rusak dan mencari lembaga pemasaran akan memunculkan biaya transaksi yang menurunkan pendapatan peternak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis biaya transaksi yang ditanggung peternak. Biaya transaksi dihitung dengan metode akuntansi, sementara determinan biaya transaksi ,dianalisis dengan metode regresi. Data dikumpulkan melalui survei di Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali selama bulan April hingga Mei 2016 dengan jumlah responden sebanyak 104 peternak. Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata biaya transaksi yang dikeluarkan peternak adalah Rp47,44/liter susu. Total biaya transaksi per bulan yang dikeluarkan peternak anggota Koperasi Unit Desa (KUD) adalah Rp31.955, yang terdiri dari Rp1.059 (3,31%) biaya pencarian informasi, Rp724 (2,27%) biaya negosiasi, dan Rp30.173 (94,42%) biaya pelaksanaan kontrak. Total biaya transaksi yang dikeluarkan peternak bukan anggota KUD adalah Rp48.012, yang terdiri dari Rp2.825 (5,88%) biaya pencarian informasi, Rp1.204 (2,51%) biaya negosiasi, dan Rp43.983 (91,61%) biaya pelaksanaan kontrak. Biaya transaksi yang ditanggung peternak anggota KUD lebih rendah dibanding peternak bukan anggota KUD. Peranan KUD dalam penurunan biaya transaksi tidak ditentukan oleh status keanggotaan melainkan jasa layanan riil yang tercermin dalam peningkatan jumlah ternak piaraan, penurunan jarak kandang ke pabrik pengolahan susu (cooling unit), dan penyediaan informasi bagi seluruh anggotanya.
Dampak Kebijakan Input, Output, dan Perdagangan Beras terhadap Diversifikasi Pangan Pokok Edi Setiawan; Sri Hartoyo; Bonar M. Sinaga; M. Parulian Hutagaol
Jurnal Agro Ekonomi Vol 34, No 2 (2016): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2107.292 KB) | DOI: 10.21082/jae.v34n2.2016.81-104

Abstract

EnglishAs one of the five most populous countries in the world, Indonesia has a big challenge to meet the food needs of its people. Food diversification has long been an important agenda of the national agricultural development planning program, but the achievement, however, remains disappointing. This paper aims to analyze the impacts of rice input, output and trade policy on diversification of major staple food consumption and production. This study analyzes four main staple foods, i.e. rice, maize, cassava, and wheat using national series data for the period of 1981-2013. The System of Simultaneous Equations Model consisting of 22 structural equations and 31 identity equations were estimated using a Two-Stage Least Square method. The results show that single policy instrument of reducing fertilizer and seed subsidies and increasing the government purchasing price policy increase diversification of food consumption and production. Increasing rice import tariff is not effective to improve either consumption nor production diversification, but rice import ban could improve consumption diversification. Increasing the government purchasing price is not quite effective as the compensation for the fertilizer subsidy reduction. The fertilizer subsidy reduction policy should be conducted gradually. Seed subsidy reduction combined with rice import ban is considered as an alternative to the existing policy. IndonesianSebagai salah satu dari lima negara dengan penduduk terbesar di dunia, Indonesia mempunyai tantangan cukup besar dalam pemenuhan konsumsi pangan penduduknya. Diversifikasi pangan sudah lama menjadi salah satu agenda penting dalam program nasional pembangunan pertaniani namun pencapaiannya masih jauh dari yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kebijakan input, output, dan perdagangan beras terhadap diversifikasi produksi dan konsumsi pangan pokok yaitu, beras, jagung, ubi kayu, dan terigu, untuk data tingkat nasional tahun 1981–2013. Penelitian ini menggunakan model persamaan simultan, terdiri atas 22 persamaan struktural dan 31 persamaan identitas yang diestimasi dengan metode Two Stage Least Square (2SLS). Hasilnya menunjukkan bahwa kebijakan tunggal baik pengurangan subsidi pupuk dan benih, maupun kebijakan menaikkan Harga Pembelian Pemerintah mampu meningkatkan diversifikasi produksi dan konsumsi pangan pokok. Kebijakan tarif impor beras tidak efektif untuk meningkatkan diversifikasi konsumsi dan produksi pangan pokok, tetapi kebijakan pelarangan impor dapat meningkatkan diversifikasi konsumsi pangan. Kebijakan peningkatan harga pembelian pemerintah terbukti kurang efektif sebagai kompensasi pengurangan subsidi pupuk. Kebijakan pengurangan subsidi pupuk harus diterapkan secara bertahap. Pengurangan subsidi benih yang disertai dengan pelarangan impor dapat menjadi kebijakan alternatif saat ini.
Abstrak Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris nFN nLN
Jurnal Agro Ekonomi Vol 34, No 2 (2016): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.744 KB) | DOI: 10.21082/jae.v34n2.2016.%p

Abstract

Pembandingan Efisiensi Pemasaran Bawang Merah Konsumsi dan Benih di Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah Timbul Rasoki; Anna Fariyanti; Amzul Rifin
Jurnal Agro Ekonomi Vol 34, No 2 (2016): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (162.422 KB) | DOI: 10.21082/jae.v34n2.2016.145-160

Abstract

EnglishDemand for shallot, used for consumption and seed, tends to increase. However, there are some problems of discontinuity and price fluctuation in its marketing. This research aims to analyze the supply chain of consumption and seed shallot, particularly in Brebes Regency. The research was conducted in the period of April–December 2015 using primary and secondary data. Primary data were obtained through interviews using a questionnaire from 30 farmers based on purposive sampling and 18 traders using a snowball sampling method. Data were analyzed descriptively using a supply chain approach. The results showed that supply chain of shallot for seed was managed better than thatfor consumption purposes. This situation is in line with marketing efficiency. The market of shallot for seed is more efficient than that for consumption indicated by marketing margin and farmer’s share. It is necessary that the government improvesshallot supply chain management particularly for certified high-quality shallot seed provision at affordable price.IndonesianPermintaan bawang merah baik untuk konsumsi maupun benih cenderung meningkat. Namun demikian masih terdapat kendala diskontinuitas serta fluktuasi harga dalam pemasarannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rantai pasok bawang merah untuk konsumsi dan benih, khususnya di Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Penelitian dilakukan pada bulan April–Desember 2015 menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner secara langsung dengan responden sebanyak 30 orang petani bawang merah yang dipilih secara purposive sampling serta pedagang bawang merah sebanyak 18 orang dengan metode snowball sampling. Data dianalisis secara deskriptif menggunakan pendekatan rantai pasok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rantai pasok bawang merah untuk benih lebih terkelola daripada rantai pasok bawang merah untuk konsumsi. Pasar bawang merah untuk benih lebih efisien dibandingkan dengan pasar bawang merah untuk konsumsi,yang tercermin dari indikator margin pemasaran dan farmer’s share. Diperlukan kebijakan perbaikan manajemen rantai pasokan bawang merah yang berorientasi pada penyediaan benih bermutu/bersertifikat dengan harga yang terjangkau petani.
Pengaruh Saluran Komunikasi Interpersonal terhadap Keputusan Adopsi Inovasi Pertanian Bioindustri Integrasi Seraiwangi–Ternak di Provinsi Jawa Barat nFN Rushendi; Sarwititi Sarwoprasdjo; Retno Sri Hartati Mulyandari
Jurnal Agro Ekonomi Vol 34, No 2 (2016): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.586 KB) | DOI: 10.21082/jae.v34n2.2016.135-144

Abstract

EnglishCitronella-livestock bio-industry farming system is an innovative integrated farming model consisting of citronella farming, livestock, and other farming and product processing related activities in a biomass and material circular manner. Development of this innovation is still going on, but innovation delivery to the local community is still sub-optimal. The reason is presumably due to some determinants of adoption decision including communication form, delivery method, innovation recipients, and technological innovation. The objective of the study is to analyze the level of adoption decision and the influence of interpersonal communication media. The study used survey method with descriptive quantitative approach using multinomial logistic regression. The location was selected purposively. The survey was conducted in the period of March–May 2016 from 230 farmers who were selected using cluster random sampling technique. Results indicated that technology components adopted by farmers including plant citronella, use of dung manure for organic fertilizer and household biogas, and yoghurt processing. Factors influencing innovation adoption decision are interpersonal communication media through talk, dialogue, and results show. Credibility factors of information sources influencing adoption decision are confidence level and competency of information sources from fellow farmers, existing institutions, extension workers, and staff of the experimental station.IndonesianPertanian bioindustri integrasi serai wangi-ternak merupakan model pertanian terpadu yang terdiri atas usaha tani serai wangi, peternakan, dan kegiatan usatani maupun pengolahan hasil lainnya dalam bentuk siklus biomassa dan materi. Pengembangan inovasi tersebut masih berjalan, namun penyampaian inovasi kepada masyarakat sekitar belum optimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor penentu keputusan adopsi termasuk bentuk komunikasi yang disampaikan, metode penyampaian, penerima inovasi, dan teknologi inovasi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat keputusan adopsi dan pengaruh media komunikasi interpersonal. Penelitian menggunakan metode survei melalui pendekatan kuantitatif deskriptif dengan uji regresi multinomial logistic. Lokasi penelitian dipilih secara purposive di Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupatan Bandung Barat. Penelitian dilakukan selama bulan Maret–Mei 2016 dengan jumlah responden sebanyak 230 petani yang dipilih dengan teknik cluster random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen teknologi yang diadopsi petani meliputi menanam serai wangi, pemanfaatan limbah kotoran ternak menjadi pupuk organik dan biogas rumah tangga, serta membuat yoghurt. Faktor yang memengaruhi keputusan adopsi inovasi adalah media komunikasi interpersonal melalui ceramah, dialog, dan demonstrasi hasil. Faktor kredibilitas sumber informasi yang memengaruhi keputusan adopsi adalah tingkat kepercayaan dan kompetensi sumber informasi dari sesama petani, kelembagaan yang ada, penyuluh, dan staf Kebun Percobaan.
Analisis Kepuasan Petani terhadap Penggunaan Pupuk Organik pada Tanaman Padi Gama, I Gusti Made; Oktaviani, Rina; Rifin, Amzul
Jurnal Agro Ekonomi Vol 34, No 2 (2016): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jae.v34n2.2016.105-122

Abstract

EnglishDemand for rice as Indonesian main food staple continues increasing along with the population growth. Currently, most of rice production is still supported by use of chemical fertilizers not environmentally friendly. Government through the Minister of Agriculture Regulation No. 40/2007 recommends organic fertilizer application to improve soil condition and fertility as well as to increase inorganic fertilizer efficiency. One of the organic fertilizers which has been widely applied by farmers is Beka-Pomi fertilizer, a package consisting of Beka decomposer and Pomi organic fertilizers. This research aims to analyze Beta-Pomi customers segmentation, customer satisfaction level, and the main factors affecting farmers’ satisfaction as the fertilizer users. Primary data were collected through random survey of 180 paddy farmers using the fertilizer in Central Java, West Kalimantan, and Lampung Provinces in February-June 2016. The data were analyzed using the descriptive, IPA, CHAID, and CSI methods. Results of analysis indicated that the fertilizer users were dominated by farmers of productive age group (76%), Jajar Legowo and Haston planting pattern (90%), with educational level from primary to secondary schools (91%), agriculture as side job (73%), and land tenure less than 1 hectare (61%). Most farmers satisfied with the Beka-Pomi fertilizer performance (CSI = 80.22%). The main determinants of the satisfaction were land area, planting pattern, educational level, product opinion, farmers’ activities, farmers’ interest, absence of side effects, ability to produce paddy above 10 tonnes/hectare and quick response from the officers. To increase Beka-Pomi sales, it is necessary to improve facilities and field officers’ qualities, decrease product price, and appreciate the farmers applying the fertilizer.  IndonesianKebutuhan beras sebagai makanan pokok masyarakat Indonesia akan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Sampai saat ini, sebagian besar produksi padi masih didukung oleh penggunaan pupuk kimia yang tidak ramah lingkungan. Pemerintah melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40/2007 merekomendasikan penggunaan pupuk organik untuk memperbaiki kondisi dan kesuburan tanah, sekaligus meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk anorganik. Salah satu pupuk organik/hayati yang telah beredar di kalangan petani adalah pupuk Beka-Pomi yang merupakan paket pupuk hayati (decomposer) Beka dan organik Pomi untuk tanaman padi. Penelitian bertujuan menganalisis segmentasi, tingkat kepuasan, dan faktor-faktor utama yang memengaruhi kepuasan petani sebagai konsumen pupuk. Data dikumpulkan melalui survei secara acak pada 180 petani padi yang telah menggunakan pupuk Beka-Pomi di Jawa Tengah, Kalimantan Barat, dan Lampung pada bulan Februari-Juni 2016. Analisis dilakukan dengan metode deskriptif, IPA, CHAID, dan CSI. Penelitian menunjukkan bahwa pengguna pupuk Beka-Pomi didominasi oleh petani kelompok umur produktif (76%), pola tanam Jajar Legowo dan Haston (90%), tingkat pendidikan setingkat SD─SMA (91%), pekerjaan sampingan di bidang pertanian (73%), dan luas lahan kurang dari 1 ha (61%). Petani merasa sangat puas (CSI = 80,22%) pada kinerja pupuk Beka-Pomi. Kepuasan petani dipengaruhi luas lahan, pola tanam, pendidikan, opini produk, aktivitas petani, minat petani, tidak adanya efek samping, kemampuan menghasilkan padi di atas 10 ton/ha, dan respons cepat petugas. Upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan penjualan Beka-Pomi ialah meningkatkan fasilitas dan kualitas petugas lapangan, menurunkan harga produk, dan mengapresiasi petani pengguna.
Indeks Judul, Penulis, dan Subjek nFN nLN
Jurnal Agro Ekonomi Vol 34, No 2 (2016): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jae.v34n2.2016.%p

Abstract

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2016 2016


Filter By Issues
All Issue Vol 39, No 2 (2021): Jurnal Agro Ekonomi: IN PRESS Vol 39, No 1 (2021): Jurnal Agro Ekonomi Vol 38, No 2 (2020): Jurnal Agro Ekonomi Vol 38, No 1 (2020): Jurnal Agro Ekonomi Vol 37, No 2 (2019): Jurnal Agro Ekonomi Vol 37, No 1 (2019): Jurnal Agro Ekonomi Vol 36, No 2 (2018): Jurnal Agro Ekonomi Vol 36, No 1 (2018): Jurnal Agro Ekonomi Vol 35, No 2 (2017): Jurnal Agro Ekonomi Vol 35, No 1 (2017): Jurnal Agro Ekonomi Vol 34, No 2 (2016): Jurnal Agro Ekonomi Vol 34, No 1 (2016): Jurnal Agro Ekonomi Vol 33, No 2 (2015): Jurnal Agro Ekonomi Vol 33, No 1 (2015): Jurnal Agro Ekonomi Vol 32, No 2 (2014): Jurnal Agro Ekonomi Vol 32, No 1 (2014): Jurnal Agro Ekonomi Vol 31, No 2 (2013): Jurnal Agro Ekonomi Vol 31, No 1 (2013): Jurnal Agro Ekonomi Vol 30, No 2 (2012): Jurnal Agro Ekonomi Vol 30, No 1 (2012): Jurnal Agro Ekonomi Vol 29, No 2 (2011): Jurnal Agro Ekonomi Vol 29, No 1 (2011): Jurnal Agro Ekonomi Vol 28, No 2 (2010): Jurnal Agro Ekonomi Vol 28, No 1 (2010): Jurnal Agro Ekonomi Vol 27, No 2 (2009): Jurnal Agro Ekonomi Vol 27, No 1 (2009): Jurnal Agro Ekonomi Vol 26, No 2 (2008): Jurnal Agro Ekonomi Vol 26, No 1 (2008): Jurnal Agro Ekonomi Vol 25, No 2 (2007): Jurnal Agro Ekonomi Vol 25, No 1 (2007): Jurnal Agro Ekonomi Vol 24, No 2 (2006): Jurnal Agro Ekonomi Vol 24, No 1 (2006): Jurnal Agro Ekonomi Vol 23, No 2 (2005): Jurnal Agro Ekonomi Vol 23, No 1 (2005): Jurnal Agro Ekonomi Vol 22, No 2 (2004): Jurnal Agro Ekonomi Vol 22, No 1 (2004): Jurnal Agro Ekonomi Vol 21, No 2 (2003): Jurnal Agro Ekonomi Vol 21, No 1 (2003): Jurnal Agro Ekonomi Vol 20, No 2 (2002): Jurnal Agro Ekonomi Vol 20, No 1 (2002): Jurnal Agro Ekonomi Vol 19, No 2 (2001): Jurnal Agro Ekonomi Vol 19, No 1 (2001): Jurnal Agro Ekonomi Vol 18, No 2 (1999): Jurnal Agro Ekonomi Vol 18, No 1 (1999): Jurnal Agro Ekonomi Vol 17, No 2 (1998): Jurnal Agro Ekonomi Vol 17, No 1 (1998): Jurnal Agro Ekonomi Vol 16, No 1-2 (1997): Jurnal Agro Ekonomi Vol 15, No 2 (1996): Jurnal Agro Ekonomi Vol 15, No 1 (1996): Jurnal Agro Ekonomi Vol 14, No 2 (1995): Jurnal Agro Ekonomi Vol 14, No 1 (1995): Jurnal Agro Ekonomi Vol 13, No 2 (1994): Jurnal Agro Ekonomi Vol 13, No 1 (1994): Jurnal Agro Ekonomi Vol 12, No 2 (1993): Jurnal Agro Ekonomi Vol 12, No 1 (1993): Jurnal Agro Ekonomi Vol 11, No 2 (1992): Jurnal Agro Ekonomi Vol 11, No 1 (1992): Jurnal Agro Ekonomi Vol 10, No 1-2 (1991): Jurnal Agro Ekonomi Vol 9, No 2 (1990): Jurnal Agro Ekonomi Vol 9, No 1 (1990): Jurnal Agro Ekonomi Vol 8, No 2 (1989): Jurnal Agro Ekonomi Vol 8, No 1 (1989): Jurnal Agro Ekonomi Vol 7, No 2 (1988): Jurnal Agro Ekonomi Vol 7, No 1 (1988): Jurnal Agro Ekonomi Vol 6, No 1-2 (1987): Jurnal Agro Ekonomi Vol 5, No 2 (1986): Jurnal Agro Ekonomi Vol 5, No 1 (1986): Jurnal Agro Ekonomi Vol 4, No 2 (1985): Jurnal Agro Ekonomi Vol 4, No 1 (1985): Jurnal Agro Ekonomi Vol 3, No 2 (1984): Jurnal Agro Ekonomi Vol 3, No 1 (1983): Jurnal Agro Ekonomi Vol 2, No 1 (1982): Jurnal Agro Ekonomi Vol 1, No 2 (1982): Jurnal Agro Ekonomi Vol 1, No 1 (1981): Jurnal Agro Ekonomi More Issue