cover
Contact Name
Pantjar Simatupang
Contact Email
jae.psekp@gmail.com
Phone
+62251-8333964
Journal Mail Official
jae.psekp@gmail.com
Editorial Address
Lt. III Gedung A. Kawasan Inovasi Pertanian Cimanggu Jl. Tentara Pelajar No. 3B, Kota Bogor 16111
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Agro Ekonomi
ISSN : 02169053     EISSN : 25411527     DOI : http://dx.doi.org/10.21082/
Core Subject : Agriculture,
Ruang lingkup dari Jurnal Agro Ekonomi adalah sosial ekonomi pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 37, No 2 (2019): Jurnal Agro Ekonomi" : 9 Documents clear
Dampak Penggunaan Combine Harvester terhadap Kehilangan Hasil Panen Padi di Provinsi Banten Amrullah, Eka Rastiyanto; Pullaila, Ani
Jurnal Agro Ekonomi Vol 37, No 2 (2019): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (745.558 KB) | DOI: 10.21082/jae.v37n2.2019.113-122

Abstract

EnglishCombined Harvester (CH) aid is part of the Indonesian government policy instrument for accelerating rice production and increasing farmers’ income. In addition to reducing harvesting cost and time, CH may also reduce harvest loss. This study intends to quantify rice yield loss reduction if CH is used for harvesting. The study was conducted in Banten Province in 2014 using primary data collected from 119 CH user farmers and 116 non-user farmers selected purposively. Preliminary analysis was conducted using regression which was estimated with the Ordinary Least Square (OLS) method. Since OLS estimated regression is prone to sample selection bias, subsequent analysis is conducted using the Propensity Score Matching (PSM) estimator with a logistic regression. The PSM analysis support the regression analysis that CH reduces harvest loss. Based on the Stratification Matching, it was found that the CH reduces harvest loss by up to 200.39 kg per hectare or around 3.52% of total yield. It is recommended that the Government facilitates provision of technical assistance and training for CH operator farmers or farmers’ groups particularly the first users aid recipients. The harvest reduction advantage is an additional reason for supporting feasibility of CH scaling out policy in Indonesia.IndonesianBantuan combined harvester (CH) padi adalah salah satu instrumen kebijakan pemerintah Indonesia untuk mendorong peningkatan produksi dan pendapatan petani padi. Walau manfaat utamanya adalah untuk menghemat ongkos dan mempercepat panen, CH juga dapat mengurangi kehilangan panen. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung kuantitas pengurangan kehilangan hasil usaha tani padi jika panen dilakukan dengan CH. Penelitian dilakukan menggunakan data primer dari 119 petani pengguna dan 116 petani nonpengguna CH yang dipilih sengaja di Provinsi Banten pada tahun 2014. Analisis awal dilakukan dengan regresi yang diduga dengan kwadrat terkecil biasa (OLS). Untuk mengatasi potensi bias sampel pada analisis regresi OLS, selanjutnya digunakan penduga Propensity Score Matching (PSM) dengan mempergunakan regresi logistik. Hasil analisis PSM memverifikasi efek positif penggunaan CH terhadap kehilangan hasil berdasarkan analisis regresi OLS. Berdasarkan Stratification Matching didapatkan bahwa penggunan CH dapat menekan kehilangan hasil sebesar 200,39 kg per hektare atau sekitar 3,52% dari total hasil. Disarankan agar pemerintah memfasilitasi pendampingan dan pelatihan teknis kepada petani atau kelompok tani operator, utamanya pengguna pertama penerima bantuan. Manfaat mengurangi kehilangan panen memperkuat kelayakan kebijakan perluasan penggunaan CH di Indonesia.
Technical Efficiency and Income Level of Sugarcane Farming in Pati Regency Dwi Retno Mulyanti; nFN Jamhari
Jurnal Agro Ekonomi Vol 37, No 2 (2019): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (773.516 KB) | DOI: 10.21082/jae.v37n2.2019.95-112

Abstract

IndonesianDefisit produksi gula dalam negeri antara lain disebabkan oleh rendahnya produktivitas usaha tani tebu. Peningkatan efisiensi teknis dapat menjadi solusi untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi teknis usaha tani tebu dengan metode MLE stochastic frontier production function. Data primer diperoleh dari 61 contoh yang dipilih secara acak dari populasi petani tebu di pabrik gula Pakis Baru dan Trangkil di Kabupaten Pati pada April-Mei  2018.  Analisis menunjukkan bahwa efisiensi teknis dan pendapatan usaha tani tebu dengan sistem benih baru lebih tinggi daripada dengan sistem kepras. Penggunaan pupuk kimia sudah berlebihan. Keanggotaan kelompok tani berdampak signifikan dalam meningkatkan inefisiensi pada sistem benih baru, sedangkan keanggotaan dalam koperasi berpengaruh signifikan dalam menurunkan inefisiensi pada sistem benih baru. Jumlah anggota keluarga berpengaruh signifikan dalam mengurangi inefisiensi teknis sistem kepras.  Efisiensi teknis dan pendapatan usaha tani tebu dapat ditingkatkan melalui optimasi penggunaan sarana produksi dengan mematuhi rekomendasi pabrik mitra dan pemerintah, khususnya penggunaan pupuk sesuai dosis rekomendasi dan penggantian ratun yang sudah berumur tiga tahun dengan benih baru bermutu tinggi sesuai agroekosistem spesifik lokasi. Untuk itu, penyediaan layanan penyuluhan yang efektif merupakan syarat keharusan. EnglishDomestic sugar production deficit is partly caused low productivity of sugarcane farming. Improving technical efficiency may increase farm productivity and income. The study aims to analyze the sugarcane farming technical efficiency by using the stochastic frontier production function. The primary data were obtained from 61 randomly selected samples of sugarcane farmers population of the Pakis Baru and Trangkil sugar factories in Pati Regency in April-May 2018. The study shows that the sugarcane farming technical efficiency and income of the new sugarcane seed system is higher than the ratoon system. Chemical fertilizers have been over used.  Farmer group membership significantly increases inefficiency of the new sugarcane seed system, while the cooperative membership significantly decreases inefficiency of the new sugarcane seed system. Family member significantly decreases technical inefficiency of the ratoon system. Technical efficiency and farmers’ income can be improved by allocating production inputs in efficient manner based on the recommendations of partner Sugar Factory and Government, of in particular, fertilizer utilizations according to the recommended dosages and replacement of the already three years ratoon seeds with new high-quality seeds in accordance with the local agroecosystem condition. To this end, provision of an effective extension service is imperative.
Efisiensi Teknis Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah di Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah Restie Novitaningrum; Suprapti Supardi; Sri Marwanti
Jurnal Agro Ekonomi Vol 37, No 2 (2019): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (614.404 KB) | DOI: 10.21082/jae.v37n2.2019.123-140

Abstract

EnglishA way to increase rice productivity and production is to increase efficiency by technological innovation. Integrated Crop Management (ICM) is an approach to improve the efficiency of rice farming by integration of technological components that are applied according to local specific condition. This study aims to analyze technical efficiency and inefficiency of integrated crop management implementation in rice farming. The study was conducted in Jaten Subdistrict, Karanganyar Regency, Central Java Province, in 2017. Primary data was collected from samples of 51 farmers that implemented the ICM and 42 farmers that did not use ICM. Data were analyzed using stochastic frontier production function that was estimated with the Maximum Likelihood Estimation method. The results show that rice farms have been technically efficient in general. The technical efficiency of ICM adopters in the range of 71,41-98,14% with average 94,04%, higher than those of non ICM adopters in the range of 68,50-96,96% with average 91,72%. There is a room for increasing efficiency. Formal education and ICM adoption increase technical efficiency. Farmer's ability to implement PTT can be improved through extension and training programs.IndonesianSalah satu cara untuk meningkatkan produktivitas dan produksi padi adalah dengan meningkatkan efisiensi melalui inovasi teknologi. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) merupakan sebuah pendekatan untuk meningkatkan efisiensi usaha tani padi dengan integrasi komponen-komponen teknologi yang diterapkan sesuai spesifik lokasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi dan sumber inefisiensi teknis pada penerapan PTT usaha tani padi sawah. Penelitian dilakukan di Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, pada 2017. Data primer dikumpulkan dari 51 petani yang menerapkan PTT dan 42 petani yang tidak menerapkan PTT. Analisis data menggunakan fungsi produksi stokastik frontier yang diduga dengan metode Maximum Likelihood Estimation (MLE). Hasil analisis menunjukkan bahwa usaha tani padi sawah umumnya sudah efisien secara teknis.  Nilai efisiensi teknis usaha tani dengan penerapan PTT berkisar 71,41-98,14% dengan rata-rata 94,04%, lebih tinggi daripada usaha tani tanpa penerapan PTT yang formal berkisar 68,50-96,96% dengan rata-rata 91,72%. Masih ada peluang untuk meningkatkan efisiensi teknis. Pendidikan dan penerapan PTT berpengaruh positif terhadap efisiensi teknis. Kemampuan petani dalam menerapkan PTT dapat ditingkatkan melalui program penyuluhan dan pelatihan.
Dampak Pengembangan Biofuels terhadap Volatilitas Harga Beberapa Komoditas Pangan di Pasar Dunia Sholihah, Fathimah; Kusnadi, Nunung
Jurnal Agro Ekonomi Vol 37, No 2 (2019): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jae.v37n2.2019.157-170

Abstract

EnglishAgricultural product based biofuels are the connecting points of the linkages between the global agricultural commodity,  energy, and  financial markets. Since the global energy markets and financial markets are volatile in nature, rapid expansion of biofuels industry results in increasing volatility of agricultural commodity prices, particularly food prices. The aims of this research is to review price volatility of some food commodities (wheat, corn and soybean) in in the world markets and to analyze the impact of global biofuels development on the price volatility. The price volatility is analyzed using the ARIMA and ARCH GARCH methods. The results show that prices of food commodities have been more volatile since the United States of America imposed the Renewable Fuel Standard Mandate-2 policy in 2007. The Corn and soybean price volatilities are higher than rice and wheat. The stronger are their linkages with biofuels development, the higher are their price volatilities. Increasing food price volatility and level should be considered as challenges and opportunities for accelerating food production growth through technological innovation and land expansion toward the achievement food self-sufficiency such that the national food security system is resilient against global market disturbances.IndonesianBiofuels berbahan baku hasil pertanian menjadi komoditas penghubung antara pasar komoditas pertanian dengan pasar energi, dan selanjutnya dengan pasar finansial dunia. Oleh karena pasar energi dan pasar finansial dunia rentan gejolak maka pengembangan biofuel secara besar-besaran berdampak pada peningkatan volatilitas harga komoditas pertanian, utamanya komoditas pangan pokok. Penelitian bertujuan untuk meninjau volatilitas harga jagung, gandum, beras dan kedelai di pasar dunia  serta untuk menganalisis dampak pengembangan biofuels terhadap volatilitas harga tersebut. Analisis volatilitas harga dilakukan dengan metode ARIMA dan ARCH GARCH. Penelitian menunjukkan bahwa harga komoditas pangan lebih volatil setelah Amerika Serikat menerapkan kebijakan Renewable Fuels Standard Mandate-2 tahun 2007. Volatilitas harga jagung dan kedelai lebih tinggi daripada beras dan gandum. Semakin besar keterkaitan komoditas dengan pengembangan biofuels maka semakin besar pula volatilitas harga komoditas tersebut. Peningkatan volatilitas dan level harga tersebut dapat dipandang sebagai tantangan dan peluang untuk memacu peningkatan produksi pangan melalui pengembangan teknologi dan ekstensifikasi lahan pertanian guna meningkatkan kemandirian pangan  sehingga sistem ketahanan pangan nasional lebih tahan menghadapi gejolak pasar global.
Dampak Kebijakan Domestik terhadap Ketersediaan Jagung untuk Bahan Baku Industri Pengolahan di Indonesia Veralianta Br Sebayang; Bonar Marulitua Sinaga; nFN Harianto; I Ketut Kariyasa
Jurnal Agro Ekonomi Vol 37, No 2 (2019): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jae.v37n2.2019.141-155

Abstract

EnglishMaize is a strategic commodity for Indonesia. In line with the consumption pattern, the domestic demand for maize has changed from previously dominated by household consumption to presently dominated by raw material for feed and food processing industries. The maize demand of the processing industry increases rapidly, outpaced   domestic production growth, that makes Indonesia must import maize in an increasing amount. This study aims to determine the impact of government policy on maize production which is the input of the maize processing industry. The analysis was conducted using an econometric simultaneous equation system model which was estimated with the two stages least squares technique using time series data of 1985-2017. The results show that the maize harvest area is negatively related with labor wage and urea price, and is positively related with the maize farm price. Maize productivity is positively related with quantity of urea fertilizer and hybrid seeds. but negatively related with composite seeds. The scenario of subsidizing urea prices and hybrid seed, raising import tariffs can increase the availability maize for processing industries as indicated by increasing domestic production and decreasing maize imports.IndonesianJagung termasuk komoditas strategis untuk Indonesia. Seiring dengan perubahan pola konsumsi, permintaan jagung dalam negeri berubah dari sebelumnya didominasi oleh konsumsi rumah tangga menjadi kini didominasi oleh bahan baku industri pengolahan pakan dan pangan.  Kebutuhan jagung untuk bahan baku industri pengolahan meningkat pesat, bahkan melampaui peningkatan produksi jagung dalam negeri, sehingga Indonesia terpaksa mengimpor jagung dalam jumlah yang terus meningkat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dampak kebijakan pemerintah terhadap produksi jagung yang menjadi input industri pengolahan jagung. Metode analisis yang digunakan ialah model ekonometrika sistem persamaan simultan yang diduga dengan teknik two stages least squares memakai data deret waktu 1985-2017. Hasil analisis menunjukkan bahwa luas areal panen jagung berhubungan negatif dengan upah buruh tani dan harga pupuk urea, sebaliknya, berhubungan positif terhadap harga jagung di tingkat petani. Produktivitas jagung berhubungan positif dengan volume penggunaan pupuk urea dan benih hibrida, namun berhubungan negatif dengan benih komposit. Skenario kebijakan subsidi harga pupuk urea, subsidi harga benih hibrida, dan kenaikan tarif impor dapat meningkatkan ketersediaan bahan baku industri pengolahan dan peternak mandiri sebagaimana ditunjukkan oleh kenaikan produksi dalam negeri dan penurunan impor jagung.
Cover dan Pengantar nLn, nFN
Jurnal Agro Ekonomi Vol 37, No 2 (2019): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jae.v37n2.2019.%p

Abstract

Abstrak Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris nLn, nFN
Jurnal Agro Ekonomi Vol 37, No 2 (2019): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jae.v37n2.2019.%p

Abstract

Indeks Judul, Penulis, dan Subjek nFN nLn
Jurnal Agro Ekonomi Vol 37, No 2 (2019): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jae.v37n2.2019.%p

Abstract

Ucapan Terima Kasih Mitra Bestari nFN nLn
Jurnal Agro Ekonomi Vol 37, No 2 (2019): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jae.v37n2.2019.%p

Abstract

Page 1 of 1 | Total Record : 9


Filter by Year

2019 2019


Filter By Issues
All Issue Vol 39, No 2 (2021): Jurnal Agro Ekonomi: IN PRESS Vol 39, No 1 (2021): Jurnal Agro Ekonomi Vol 38, No 2 (2020): Jurnal Agro Ekonomi Vol 38, No 1 (2020): Jurnal Agro Ekonomi Vol 37, No 2 (2019): Jurnal Agro Ekonomi Vol 37, No 1 (2019): Jurnal Agro Ekonomi Vol 36, No 2 (2018): Jurnal Agro Ekonomi Vol 36, No 1 (2018): Jurnal Agro Ekonomi Vol 35, No 2 (2017): Jurnal Agro Ekonomi Vol 35, No 1 (2017): Jurnal Agro Ekonomi Vol 34, No 2 (2016): Jurnal Agro Ekonomi Vol 34, No 1 (2016): Jurnal Agro Ekonomi Vol 33, No 2 (2015): Jurnal Agro Ekonomi Vol 33, No 1 (2015): Jurnal Agro Ekonomi Vol 32, No 2 (2014): Jurnal Agro Ekonomi Vol 32, No 1 (2014): Jurnal Agro Ekonomi Vol 31, No 2 (2013): Jurnal Agro Ekonomi Vol 31, No 1 (2013): Jurnal Agro Ekonomi Vol 30, No 2 (2012): Jurnal Agro Ekonomi Vol 30, No 1 (2012): Jurnal Agro Ekonomi Vol 29, No 2 (2011): Jurnal Agro Ekonomi Vol 29, No 1 (2011): Jurnal Agro Ekonomi Vol 28, No 2 (2010): Jurnal Agro Ekonomi Vol 28, No 1 (2010): Jurnal Agro Ekonomi Vol 27, No 2 (2009): Jurnal Agro Ekonomi Vol 27, No 1 (2009): Jurnal Agro Ekonomi Vol 26, No 2 (2008): Jurnal Agro Ekonomi Vol 26, No 1 (2008): Jurnal Agro Ekonomi Vol 25, No 2 (2007): Jurnal Agro Ekonomi Vol 25, No 1 (2007): Jurnal Agro Ekonomi Vol 24, No 2 (2006): Jurnal Agro Ekonomi Vol 24, No 1 (2006): Jurnal Agro Ekonomi Vol 23, No 2 (2005): Jurnal Agro Ekonomi Vol 23, No 1 (2005): Jurnal Agro Ekonomi Vol 22, No 2 (2004): Jurnal Agro Ekonomi Vol 22, No 1 (2004): Jurnal Agro Ekonomi Vol 21, No 2 (2003): Jurnal Agro Ekonomi Vol 21, No 1 (2003): Jurnal Agro Ekonomi Vol 20, No 2 (2002): Jurnal Agro Ekonomi Vol 20, No 1 (2002): Jurnal Agro Ekonomi Vol 19, No 2 (2001): Jurnal Agro Ekonomi Vol 19, No 1 (2001): Jurnal Agro Ekonomi Vol 18, No 2 (1999): Jurnal Agro Ekonomi Vol 18, No 1 (1999): Jurnal Agro Ekonomi Vol 17, No 2 (1998): Jurnal Agro Ekonomi Vol 17, No 1 (1998): Jurnal Agro Ekonomi Vol 16, No 1-2 (1997): Jurnal Agro Ekonomi Vol 15, No 2 (1996): Jurnal Agro Ekonomi Vol 15, No 1 (1996): Jurnal Agro Ekonomi Vol 14, No 2 (1995): Jurnal Agro Ekonomi Vol 14, No 1 (1995): Jurnal Agro Ekonomi Vol 13, No 2 (1994): Jurnal Agro Ekonomi Vol 13, No 1 (1994): Jurnal Agro Ekonomi Vol 12, No 2 (1993): Jurnal Agro Ekonomi Vol 12, No 1 (1993): Jurnal Agro Ekonomi Vol 11, No 2 (1992): Jurnal Agro Ekonomi Vol 11, No 1 (1992): Jurnal Agro Ekonomi Vol 10, No 1-2 (1991): Jurnal Agro Ekonomi Vol 9, No 2 (1990): Jurnal Agro Ekonomi Vol 9, No 1 (1990): Jurnal Agro Ekonomi Vol 8, No 2 (1989): Jurnal Agro Ekonomi Vol 8, No 1 (1989): Jurnal Agro Ekonomi Vol 7, No 2 (1988): Jurnal Agro Ekonomi Vol 7, No 1 (1988): Jurnal Agro Ekonomi Vol 6, No 1-2 (1987): Jurnal Agro Ekonomi Vol 5, No 2 (1986): Jurnal Agro Ekonomi Vol 5, No 1 (1986): Jurnal Agro Ekonomi Vol 4, No 2 (1985): Jurnal Agro Ekonomi Vol 4, No 1 (1985): Jurnal Agro Ekonomi Vol 3, No 2 (1984): Jurnal Agro Ekonomi Vol 3, No 1 (1983): Jurnal Agro Ekonomi Vol 2, No 1 (1982): Jurnal Agro Ekonomi Vol 1, No 2 (1982): Jurnal Agro Ekonomi Vol 1, No 1 (1981): Jurnal Agro Ekonomi More Issue