cover
Contact Name
Pantjar Simatupang
Contact Email
jae.psekp@gmail.com
Phone
+62251-8333964
Journal Mail Official
jae.psekp@gmail.com
Editorial Address
Lt. III Gedung A. Kawasan Inovasi Pertanian Cimanggu Jl. Tentara Pelajar No. 3B, Kota Bogor 16111
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Agro Ekonomi
ISSN : 02169053     EISSN : 25411527     DOI : http://dx.doi.org/10.21082/
Core Subject : Agriculture,
Ruang lingkup dari Jurnal Agro Ekonomi adalah sosial ekonomi pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan
Articles 391 Documents
Analisis Daya Saing Susu Segar Dalam Negeri Pasca Krisis Ekonomi dan Dampak Kebijakan Pemerintah Terhadap Usaha Peternakan Sapi Perah di Indonesia Ilham, Nyak; Swastika, Dewa K.S.
Jurnal Agro Ekonomi Vol 19, No 1 (2001): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.289 KB) | DOI: 10.21082/jae.v19n1.2001.19-43

Abstract

EnglishEconomic crisis has positive as well as negative impacts. The positive impact is that, it caused an increase in the price of imported milk, hence increased the competitiveness of domestic fresh milk. On the other side, the crisis was also caused an increase in prices of dairy farm inputs, such as cows and feed. The question is whether these impacts provide more incentive or disincentive to farmers who mostly are smallholders and members of cooperative. There are three objectives of the study, which are: (1) to assess the economic impact on the competitiveness of small-holder dairy farm; (2) to assess the impact of increasing Rupiah exchange rate on the competitiveness of domestic fresh milk; and (3) to assess the impact of government intervention on the performance of dairy farm industry. The primary data were collected from farmers in the two provinces West Java and East Java, using two steps stratified sampling method based on topography and farm size. In addition, the secondary data were collected from sources, such as Primary Cooperatives, Secondary Cooperatives (GKSI), CBS, Directorate General of Livestock Service, and other related institutions. The data were analyzed by using Policy Analysis Matrix (PAM). The results showed that after the crisis, the domestic dairy farm industry is economically more efficient, in both high, low to medium altitudes. The DRCRs are ranged from 0,5735 to 0,6713. If interest rate fixed at 18 percent per annum, domestic fresh milk still have competitive at the exchange rate are ranged from Rp 6000,- to Rp 6500,- per US dollar. Net impact of government policy did not provide an incentive to farmers. This was indicated by the magnitud of EPC = 0, 7063, mainly due to the low price of fresh milk at IPS level compared to its border price (CIF).IndonesianKrisis ekonomi menyebabkan meningkatnya harga bahan baku susu impor, mengakibatkan meningkatkan daya saing susu segar dalam negeri (SSDN). Sisi lain, krisis ekonomi juga meningkatkan harga input usaha peternakan sapi perah, terutama pakan konsentrat dan sapi bibit. Permasalahannya adalah bagaimana dampak total tersebut terhadap daya saing SSDN yang sebagian besar merupakan produk usaha peternakan rakyat yang tergabung dalam wadah koperasi. Ada tiga tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu : (1) Menganalisis dampak krisis ekonomi terhadap daya saing usaha peternakan sapi perah rakyat; (2) menganalisis dampak menguatnya nilai tukar rupiah terhadap daya saing produk SSDN dengan produk impor; dan (3) Menganalisis dampak kebijakan pemerintah terhadap usaha tersebut. Data primer yang digunakan pada penelitian ini dikumpulkan dari peternak pada daerah sentra produksi utama, yaitu Jawa Barat dan Jawa Timur dengan metode stratifikasi dua tahap, yaitu topografi lokasi dan skala pemilikan sapi laktasi. Data sekunder diperoleh dari koperasi primer susu, GKSI, BPS, Direktorat Jenderal Peternakan dan instansi terkait lainnya. Analisis data dilakukan dengan metoda matriks analisis kebijakan atau Policy Analysis Matrix (PAM). Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan adanya krisis ekonomi, daya saing produk SSDN menjadi sangat efisien dengan nilai DRCR antara 0,5735-0,6713. Jika suku bunga bank tetap pada kondisi 18 persen per tahun, produk SSDN akan tetap memiliki daya saing jika nilai tukar rupiah berada antara Rp 6.000,- - Rp 6.500,- per dolar AS. Dampak bersih kebijakan pemerintah dan distorsi pasar yang ada memberikan disinsentif bagi peternak sapi perah untuk berproduksi, hal ini diindikasikan oleh nilai rataan EPC sebesar 0,7063, terutama dalam menentukan harga SSDN di tingkat IPS yang jauh lebih murah dari harga CIF.
Analisa Finansial Pendirian Pabrik Pengolahan Kopi Hadi, Prajogo Utomo
Jurnal Agro Ekonomi Vol 5, No 1 (1986): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.397 KB) | DOI: 10.21082/jae.v5n1.1986.18-29

Abstract

IndonesianMau tidak mau, ekspor kopi Indonesia harus ditingkatkan karena ia merupakan salah satu komoditi ekspor non-migas penting. Tetapi mutunya masih rendah, sehingga harganya di pasar dunia masih rendah. Membuka kesempatan bagi pengusaha swasta untuk menanamkan modalnya di bidang pengolahan kopi adalah salah satu kemungkinan untuk mengatasi masalah mutu kopi Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kelayakan finansial investasi di bidang pengolahan kopi oleh swasta berbentuk Perseroan Terbatas berdasarkan kriteria NPV dan IRR. Hasil analisa menunjukkan bahwa investasi tersebut di daerah kopi Boja, Jawa Tengah adalah menguntungkan dengan NPV sebesar Rp. 124,9 juta dan IRR 27,1% dengan umur proyek 10 tahun. Namun proyek ini sangat sensitif terhadap perubahan harga kopi dan tersedianya bahan baku kopi.
Pengaruh Penyuluhan Terhadap Keputusan Petani dalam Adopsi Inovasi Teknologi Usahatani Terpadu Indraningsih, Kurnia Suci
Jurnal Agro Ekonomi Vol 29, No 1 (2011): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.721 KB) | DOI: 10.21082/jae.v29n1.2011.1-24

Abstract

EnglishMarginal land in Indonesia is potential for agribusiness development, but it has not been well managed.  At present, 17.1 million hectares or 22.8 percent of dry-land areas are cultivated for agriculture.  Objectives of this research were to analyze the factors affecting: (1) perceptions of farmers towards extension, (2) farmers' perceptions on innovation characteristics, and (3) farmers’ decision in adopting the technology. The research used an explanatory survey method. Units of analysis were individuals, and the sample farmers were the respondents. The population in this study was all farmers in the villages of the districts of Talaga (Cianjur Regency) and Jatiwangi (Garut Regency). Number of samples was determined using Slovin’s formula with total samples of 302 respondents. Sampling method of this research employed that of stratified random. Data were collected from December 2008 to March 2009. Analyses of the data consisted of: (1) descriptive data analysis, i.e. frequency distribution and Odds ratio, and (2) inferential data analysis, i.e. Pearson correlation, multiple regression, and path analysis. Results of the study showed that: (1) Factors influencing the perception of adopting-farmers toward extension were mobility, intelligence, and risk-taking levels, and cooperation, while those for non-adopting farmers were purchasing power, cooperation, exposure to the media, and availability of financial facilities; (2) Factors influencing the perception of adopting- farmers’ on innovation characteristics were income level, land use, attitude toward change, competence and role of extension agents, while those for non-adopting farmers were intelligence, risk-taking, cosmopolite levels, inputs availability, and marketing facilities;  (3) Factors affecting farmers’ decisions to adopt technology for adopting- farmers were relative advantage, compatibility of technology, and their perceptions on media influence/interpersonal information, while those for non-adopting farmers were conformity and complexity of technology, and their perceptions on media influence/ interpersonal information.indonesianIndonesia memiliki potensi lahan pertanian marjinal untuk pengembangan agribisnis,  namun belum dimanfaatkan dan dikelola dengan baik. Saat ini 17,1 juta hektar atau 22,8 persen dari lahan kering tersebut dibudidayakan untuk pertanian.  Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengkaji persepsi petani terhadap penyuluhan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan persepsi tersebut; (2) mengkaji persepsi petani terhadap ciri-ciri inovasi teknologi usahatani terpadu yang diperkenalkan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan persepsi tersebut; dan (3) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam mengadopsi teknologi. Penelitian menggunakan metode survei yang bersifat eksplanasi. Unit analisis adalah individu, petani responden penelitian.  Populasi dalam penelitian adalah semua petani yang berada di Desa Talaga, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur dan Desa Jatiwangi, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut. Penentuan jumlah sampel petani menggunakan rumus Slovin sebanyak 302 petani responden.  Pengambilan sampel petani menggunakan teknik sampel acak stratifikasi (stratified random sampling), dengan stratifikasi petani adopter dan petani nonadopter.   Pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember 2008 sampai Maret 2009. Analisis data dalam penelitian ini mencakup (1) analisis deskriptif: distribusi frekuensi dan rasio Odds, serta (2) analisis inferensial: korelasi Pearson, regresi ganda, dan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan (1) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi petani adopter terhadap penyuluhan adalah mobilitas, intelegensi, tingkat keberanian berisiko, serta kerja sama, sedangkan petani nonadopter adalah daya beli, kerja sama, keterdedahan terhadap media, dan ketersediaan fasilitas keuangan; (2) faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi petani adopter terhadap karakteristik inovasi adalah tingkat pendapatan, luas lahan, sikap terhadap perubahan, kompetensi dan peran penyuluh, dan pada petani nonadopter adalah intelegensi, keberanian berisiko, kekosmopolitan, ketersediaan input, ketersediaan sarana pemasaran, (3) faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani adopter untuk mengadopsi teknologi adalah manfaat langsung dari teknologi berupa keuntungan relatif, kesesuaian teknologi, serta persepsi petani terhadap pengaruh media/informasi interpersonal, pada petani nonadopter adalah kesesuaian dan kerumitan teknologi serta persepsi petani terhadap pengaruh media/informasi interpersonal sebagai penyampai teknologi yang komunikatif bagi petani.
Dampak Konversi Jagung Sebagai Etanol di Pasar Dunia terhadap Ketersediaan Jagung di Indonesia Triana Dewi Hapsari; M. Muslich M.; Nuhfil Hanani AR; Rini Dwi Astuti
Jurnal Agro Ekonomi Vol 27, No 2 (2009): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.055 KB) | DOI: 10.21082/jae.v27n2.2009.193-211

Abstract

EnglishRecently, the conversion of corn to etanol (biofuel) in international market is currently exist and has an impact on the availability of corn in Indonesia. This study aims at: (1) the analysis of behavior of domestic and international market of corn, (2) the effect analysis of corn conversion to ethanol at international market on corn availability in Indonesia, and (3) the formulation of policies to increase domestic corn availability. Using time series data of 1983-2006 and econometric model of simultaneous equations estimated by employing the 2SLS procedure, the study found that: (1) there is a linkage between domestic and international market of corn through import price variable, (2) corn conversion to ethanol decrease the domestic availability of corn but increase the production share of corn availability in Indonesia, and (3) fertilizer subsidy and import tariff policy would increase corn production to allow thye increase of corn domestic production share on corn availability. IndonesianAkhir-akhir ini di pasar dunia terjadi konversi jagung menjadi bahan bakar nabati (etanol) yang berdampak pada perdagangan jagung dunia dan ketersediaan jagung di Indonesia. Penelitian ini bertujuan (1) menganalisis perilaku pasar domestik dan pasar dunia jagung, (2) menganalisis dampak konversi jagung menjadi etanol terhadap ketersediaan jagung di Indonesia, dan (3) menyusun kebijakan untuk meningkatkan ketersediaan jagung di Indonesia. Dengan menggunakan data time series 1983-2006 dan model ekonometrik simultan yang diduga dengan prosedur 2SLS, dapat diketahui bahwa (1) terdapat keterkaitan perilaku antara pasar domestik dan pasar dunia melalui peubah harga impor jagung, (2) konversi jagung menjadi etanol di pasar dunia menurunkan ketersediaan jagung di Indonesia tetapi meningkatkan pangsa produksi domestik terhadap ketersediaan jagung, dan (3) kebijakan subsidi pupuk dan tarif impor mampu mendorong peningkatan produksi, sehingga  pangsa produksi domestik tehadap ketersediaan jagung meningkat.
Analisis Keunggulan Komparatif Komoditas Kopi Hendayana, Rachmat; Hutabarat, Budiman; Santoso, Budi
Jurnal Agro Ekonomi Vol 12, No 1 (1993): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1697.956 KB) | DOI: 10.21082/jae.v12n1.1993.9-28

Abstract

The share of Indonesian export in world coffee trade in the last five year (1986 to 1990) has grown at slow rate of 1.2 percent per annum. Ever since coffee export quota was frozen in 1989, Indonesian revenue from coffee trade has tended to decline as competition from other countries evolves. The paper investigates the competitive strength of Indonesian coffee produced by state-owned plantation (BUMN), private-owned plantation (PBS), and small-scale farmers (SSF). By applying Domestic Resources Cost Ratio (DRCR) it was concluded that: First, up until production stage, coffee farming by BUMN and PBS result in economic profits which are less than financial profits, while SSF incurs losses. Second, the first two types are relatively efficient in utilizing domestic resources with the values of DRCR at 0.68 and 0.75 respectively; meaning that the systems have comparative advantage in producing coffee bean, while SSF is not efficient with DRCR at 1.07. However, if ivestigation is done through processing stage, the analysis shows that both types are not efficient and, therefore, not competitive. DRCRs for both are 1.24 and 1.56, respectively. Third, it appears that price is the most important factor in determining the feasibility of cofee farming relatif to the price of production inputs such as fertilizer and labour wage. Fourth, in order to improve coffee processing in BUMN and PBS, some effort to deregulate industrial sector that produces machines, and other equipments that are needed in coffee processing activities, and in order to improve small-scale farms performance, extention effort to enhance agronomical and technological skill of farmers needs to be continued.
Indeks Penulis JAE Vol. 01 -06 nLN, nFN
Jurnal Agro Ekonomi Vol 6, No 1-2 (1987): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.88 KB)

Abstract

Kelayakan Finansial Pengembangan Usaha Tani dalam Suatu Wilayah Lingkar Tambang Emas di Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara Iswandi, R. Marsuki; Baco, La; Yunus, Lukman; Alwi, La Ode
Jurnal Agro Ekonomi Vol 35, No 1 (2017): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.406 KB) | DOI: 10.21082/jae.v35n1.2017.67-75

Abstract

EnglishGold mining have positive contribution to the regional economic growth, but cause negative impacts to farmers in the mining ring area. The purpose of this study is to evaluate financial feasibility of farming and to identify the best farming practices within a gold mining ring area in Bombana District of Southeast Sulawesi Province. Data were collected through personal interviews with farmers and focused group discussion using the word cafe format. The respondents consist of purposively selected 90 farmers and 37 resource persons representing stakeholders. Financial feasibility was analyzed using the B/C ratio and the farming best practices were selected using the Multi Criteria Decision Making (MCDM) analysis through the Preference Ranking Organization for Enrichment Evaluation (PROMETHEE). The study shows that there are three types of land in the mining ring area, namely, land that is not mined, land that has not been mined, and land that has been mined. All crops cultivated by farmers are financially feasible. The PROMETHEE analysis shows that the non-mined land should be developed for plantation crops, the land that has not been mined is best for food crop farmings; and the mined land is best utilized for forestry crops.IndonesianPertambangan emas dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah, namun juga berdampak negatif terhadap petani di wilayah lingkar tambang. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kelayakan finansial usaha tani dan mengidentifikasi usaha tani apakah yang sebaiknya dilakukan di wilayah lingkar tambang emas. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Lingkar Tambang Emas Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan petani wakil usaha tani setiap tanaman dan focused group discussion dengan format word cafe. Responden terdiri dari 90 orang masyarakat petani yang dipilih secara sengaja dan 37 orang narasumber wakil pemangku kepentingan. Analisis kelayakan finansial dilakukan dengan metode rasio penerimaan terhadap biaya, sedangkan pemilihan alternatif usaha tani dilakukan dengan analisis Multi Criteria Decision Making (MCDM) melalui Preference Ranking Organization for Enrichment Evaluation (PROMETHEE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam wilayah lingkar tambang terdapat tiga jenis lahan, yakni lahan yang tidak ditambang, lahan yang belum ditambang, dan lahan yang sudah ditambang. Semua jenis tanaman yang diusahakan petani layak diusahakan secara finansial. Hasil analisis PROMETHEE mendapatkan bahwa lahan yang tidak ditambang sebaiknya dikembangkan usaha tani tanaman perkebunan; lahan yang belum ditambang pilihan utamanya untuk usaha tani tanaman pangan; dan lahan yang sudah ditambang sebaiknya dimanfaatkan untuk usaha tani tanaman kehutanan.
AFTA and its Implication to the Export Demand of Indonesian Palm Oil Ernawati, nFN; Fatimah, nFN; Arshad, Moh.; Shamsudin, Mad Nasir; Mohamed, Zainal A.
Jurnal Agro Ekonomi Vol 24, No 2 (2006): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (82.406 KB) | DOI: 10.21082/jae.v24n2.2006.115-132

Abstract

IndonesianMakalah ini mengkaji dampak perubahan kebijakan liberalisasi perdagangan (penurunan pajak ekspor dan tarif impor) terhadap permintaan ekspor minyak sawit Indonesia. Kajian ini menggunakan Error Correction Model. Pertama dilakukan simulasi model secara parsial dengan menurunkan pajak ekspor dan tarif impor berturut-turut 10, 30, 50 dan 100 persen. Simulasi berikutnya adalah menurunkan pajak ekspor dan tarif impor secara simultan berturut-turut 10, 30, 50 dan 100 persen. Hasil kajian menunjukkan liberalisasi perdagangan mengakibatkan harga minyak sawit dalam negeri meningkat dan harga pasar dunia menurun. Akibat penurunan pajak ekspor menyebabkan volume ekspor ke India, China, Eropa dan sisa negara dunia meningkat masing-masing 0,38; 3,77; 0,67; dan 4,63 persen. Pengurangan tarif impor menyebabkan volume ekspor ke negara tujuan yang sama meningkat masing-masing 0,25; 2,67; 0,49;, dan 2,96 persen. Sementara penurunan pajak ekspor dan tarif impor secara bersamaan mengakibatkan volume ekspor meningkat masing-masing 0,64; 6,23; 1,11; dan 7,35 persen.EnglishThis paper examines the impacts of trade liberalization policy changes (reduction in export duty and import tariff) on the export demand of the Indonesian palm oil. The study utilised an error correction model. The model is simulated by decreasing the export duty and import tariff individually by 10, 30, 50 and 100 percent. To see the combine effect both in export duty and import tariff were simultaneously reduced by 10, 30, 50, and 100 percent. The findings indicate that trade liberalization due to increase domestic price and reduce in world price.  Due to the reduction in export duty, the quantity exported to India, China, Europe, and ROW increased by 0.38, 3.77, 0.67 and 4.63 percent respectively. Reduction on import tariff on the exported-quantity to India, China, Europe, and rest of the world increased by 0.25, 2.67, 0.49, and 2.96 percent respectively. And export duty and import tariff reduction by 10 percent increased export to India, China, Europe, and ROW by 0.64,6.23, 1.12, and 7.35 percent, respectively.
Strategi Pengembangan Rantai Pasok Kentang Berkelanjutan di Kabupaten Magetan Hidayati, Arum; Irianto, Heru; Kusnandar, nFN
Jurnal Agro Ekonomi Vol 36, No 2 (2018): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (736.91 KB) | DOI: 10.21082/jae.v36n2.2018.163-182

Abstract

EnglishThe accelerating demand growth as reflected by significant increase of potato consumption per capita indicates high potential of potato development in Indonesia. Potato production in Magetan Regency in recent years, however, has been fluctuating, perhaps due to some weaknesses in its supply chains. The objective of this study, therefore, is to formulate a sustainable supply chain development strategy for potato in Magetan Regency. The study was conducted using the Sustainable Supply Chain Management perspective and the Analytical Network Process. The study was conducted in 2016. The results show that development of sustainable supply chain is the key for accelerating and stabilization of potato production growth. Although the economic dimension is the highest priority, the social and environmental dimensions are almost equally important as well. While varietal and technological choice should be based on the highest profit, it nevertheless should also be socially acceptable and environmentally friendly, such as the Granola variety in Magetan Regency. The priority actors are farmers, government, and traders (collectors and wholesalers). The priority strategic action programs are increasing potato farming product quality and productivity, increasing potato value added, and empowering of farmers and farmers’ groups.Keywords:  IndonesianAkselerasi pertumbuhan permintaan yang dicerminkan oleh peningkatan nyata konsumsi per kapita mengindikasikan bahwa kentang berpotensi besar untuk dikembangkan di Indonesia. Namun demikian, produksi kentang di Kabupaten Magetan dalam beberapa tahun terakhir ternyata berfluktuasi yang ditengarai akibat dari beberapa kelamahan pada rantai pasok. Sejalan dengan itu, penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan kinerja rantai pasok berkelanjutan untuk kentang di Kabupaten Magetan. Penelitian dilakukan dengan perspektif Sustainable Supply Chain Management dan metode analisis the Analytical Network Process. Penelitian dilakukan pada 2016. Penelitian menunjukkan bahwa pengembangan rantai pasok berkelanjutan adalah kunci untuk akselerasi dan stabilisasi produksi. Dimensi ekonomi merupakan prioritas utama, namun dimensi sosial dan lingkungan hampir sama pentingnya. Pemilihan varietas atau teknologi didasarkan pada keuntungan terbesar, namun juga diterima secara sosial dan ramah lingkungan, seperti varietas Granola di Kabupaten Magetan. Aktor terpenting ialah petani, pemerintah, dan pedagang (pengumpul dan pedagang besar). Program aksi strategis diprioritaskan pada peningkatan kualitas dan produktivitas usaha tani, peningkatan nilai tambah kentang, serta pemberdayaan petani dan kelompok tani.
Tinjauan Buku "Penyuluhan Pertanian: Kembali ke Dasar" Syahyuti, nFN
Jurnal Agro Ekonomi Vol 18, No 1 (1999): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.912 KB)

Abstract

Page 5 of 40 | Total Record : 391


Filter by Year

1981 2021


Filter By Issues
All Issue Vol 39, No 2 (2021): Jurnal Agro Ekonomi: IN PRESS Vol 39, No 1 (2021): Jurnal Agro Ekonomi Vol 38, No 2 (2020): Jurnal Agro Ekonomi Vol 38, No 1 (2020): Jurnal Agro Ekonomi Vol 37, No 2 (2019): Jurnal Agro Ekonomi Vol 37, No 1 (2019): Jurnal Agro Ekonomi Vol 36, No 2 (2018): Jurnal Agro Ekonomi Vol 36, No 1 (2018): Jurnal Agro Ekonomi Vol 35, No 2 (2017): Jurnal Agro Ekonomi Vol 35, No 1 (2017): Jurnal Agro Ekonomi Vol 34, No 2 (2016): Jurnal Agro Ekonomi Vol 34, No 1 (2016): Jurnal Agro Ekonomi Vol 33, No 2 (2015): Jurnal Agro Ekonomi Vol 33, No 1 (2015): Jurnal Agro Ekonomi Vol 32, No 2 (2014): Jurnal Agro Ekonomi Vol 32, No 1 (2014): Jurnal Agro Ekonomi Vol 31, No 2 (2013): Jurnal Agro Ekonomi Vol 31, No 1 (2013): Jurnal Agro Ekonomi Vol 30, No 2 (2012): Jurnal Agro Ekonomi Vol 30, No 1 (2012): Jurnal Agro Ekonomi Vol 29, No 2 (2011): Jurnal Agro Ekonomi Vol 29, No 1 (2011): Jurnal Agro Ekonomi Vol 28, No 2 (2010): Jurnal Agro Ekonomi Vol 28, No 1 (2010): Jurnal Agro Ekonomi Vol 27, No 2 (2009): Jurnal Agro Ekonomi Vol 27, No 1 (2009): Jurnal Agro Ekonomi Vol 26, No 2 (2008): Jurnal Agro Ekonomi Vol 26, No 1 (2008): Jurnal Agro Ekonomi Vol 25, No 2 (2007): Jurnal Agro Ekonomi Vol 25, No 1 (2007): Jurnal Agro Ekonomi Vol 24, No 2 (2006): Jurnal Agro Ekonomi Vol 24, No 1 (2006): Jurnal Agro Ekonomi Vol 23, No 2 (2005): Jurnal Agro Ekonomi Vol 23, No 1 (2005): Jurnal Agro Ekonomi Vol 22, No 2 (2004): Jurnal Agro Ekonomi Vol 22, No 1 (2004): Jurnal Agro Ekonomi Vol 21, No 2 (2003): Jurnal Agro Ekonomi Vol 21, No 1 (2003): Jurnal Agro Ekonomi Vol 20, No 2 (2002): Jurnal Agro Ekonomi Vol 20, No 1 (2002): Jurnal Agro Ekonomi Vol 19, No 2 (2001): Jurnal Agro Ekonomi Vol 19, No 1 (2001): Jurnal Agro Ekonomi Vol 18, No 2 (1999): Jurnal Agro Ekonomi Vol 18, No 1 (1999): Jurnal Agro Ekonomi Vol 17, No 2 (1998): Jurnal Agro Ekonomi Vol 17, No 1 (1998): Jurnal Agro Ekonomi Vol 16, No 1-2 (1997): Jurnal Agro Ekonomi Vol 15, No 2 (1996): Jurnal Agro Ekonomi Vol 15, No 1 (1996): Jurnal Agro Ekonomi Vol 14, No 2 (1995): Jurnal Agro Ekonomi Vol 14, No 1 (1995): Jurnal Agro Ekonomi Vol 13, No 2 (1994): Jurnal Agro Ekonomi Vol 13, No 1 (1994): Jurnal Agro Ekonomi Vol 12, No 2 (1993): Jurnal Agro Ekonomi Vol 12, No 1 (1993): Jurnal Agro Ekonomi Vol 11, No 2 (1992): Jurnal Agro Ekonomi Vol 11, No 1 (1992): Jurnal Agro Ekonomi Vol 10, No 1-2 (1991): Jurnal Agro Ekonomi Vol 9, No 2 (1990): Jurnal Agro Ekonomi Vol 9, No 1 (1990): Jurnal Agro Ekonomi Vol 8, No 2 (1989): Jurnal Agro Ekonomi Vol 8, No 1 (1989): Jurnal Agro Ekonomi Vol 7, No 2 (1988): Jurnal Agro Ekonomi Vol 7, No 1 (1988): Jurnal Agro Ekonomi Vol 6, No 1-2 (1987): Jurnal Agro Ekonomi Vol 5, No 2 (1986): Jurnal Agro Ekonomi Vol 5, No 1 (1986): Jurnal Agro Ekonomi Vol 4, No 2 (1985): Jurnal Agro Ekonomi Vol 4, No 1 (1985): Jurnal Agro Ekonomi Vol 3, No 2 (1984): Jurnal Agro Ekonomi Vol 3, No 1 (1983): Jurnal Agro Ekonomi Vol 2, No 1 (1982): Jurnal Agro Ekonomi Vol 1, No 2 (1982): Jurnal Agro Ekonomi Vol 1, No 1 (1981): Jurnal Agro Ekonomi More Issue