cover
Contact Name
Dwi Priyanto
Contact Email
balaba_banjarnegara@yahoo.com
Phone
+62286-594972
Journal Mail Official
balaba_banjarnegara@yahoo.com
Editorial Address
Sekretariat BALABA Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Jalan Selamanik No 16 A Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia 53415
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
BALABA (JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA)
ISSN : 18580882     EISSN : 23389982     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
BALABA is a journal aims to be a peer-reviewed platform and an authoritative source of information. We published research article and literature review focused on vector borne disease such as malaria, DHF, filaria, chikungunya, leptospirosis, etc.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Volume 11 Nomor 1 Juni 2015" : 8 Documents clear
ANALISIS RISIKO DENGUE BERBASIS MAYA INDEX PADA RUMAH PENDERITA DBD DI KOTA BANJAR TAHUN 2012 Pandji Wibawa Dhewantara; Arda Dinata
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 11 Nomor 1 Juni 2015
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.186 KB) | DOI: 10.22435/blb.v11i1.857

Abstract

Salah satu faktor risiko kejadian DBD di antaranya adalah ketersediaan kontainer tempat perkembangbiakan vektor. Tahun2012 dilakukan survei observasional analitik dengan pendekatan potong lintang pada 100 rumah penderita DBD di KotaBanjar. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat risiko penularan DBD melalui pendekatan analisis Maya Index. Data yang dikumpulkan meliputi jenis, jumlah kontainer, dan jumlah kontainer mengandung larva Aedes sp. Kontainer yangditemukan dikategorikan menjadi Controllable Container dan Disposable Container untuk mengetahui Breeding Risk Index(BRI) dan Hygene Risk Index (HRI). Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui proporsi jumlah dan jenis kontainer.Maya index diperoleh dari hasil pengkategorian rasio BRI dan HRI. Container Index dan Breteau Index dihitung untukmengetahui kepadatan larva. Hasil pengamatan ditemukan sebanyak 915 kontainer yang terdiri dari jenis controllablecontainers (93%) dan disposable containers (7%). Jenis kontainer yang dominan adalah tempayan tanah liat (15,52%), bakair (14,35%), pot bunga (48,47%), dan penampung air pada dispenser (7%). Larva Aedes sp. banyak ditemukan pada bak air(48,57%) dan penampung air pada dispenser (22,86%). Sementara, botol bekas (35,3%) dan kaleng bekas (26,1%)merupakan jenis disposable container yang paling banyak ditemukan. Analisis menunjukkan sebagian besar rumahberkategori BRI tinggi (93%) dan HRI rendah (92%). Berdasarkan Maya Index, rumah penderita termasuk dalam kategoririsiko sedang (97%) dengan CI dan BI masing-masing sebesar 3,85% dan 35. Studi ini menyimpulkan bahwa sebagian besarrumah penderita masih memiliki potensi penularan infeksi virus Dengue.
GAMBARAN PEMAKAIAN INSEKTISIDA RUMAH TANGGA DI DAERAH ENDEMIS DBD KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2013 Sunaryo Sunaryo; Puji Astuti; Dyah Widiastuti
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 11 Nomor 1 Juni 2015
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.86 KB) | DOI: 10.22435/blb.v11i1.864

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan di Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa Tengah. Angkakesakitan DBD per 100.000 penduduk di Kabupaten Grobogan dari tahun 2011-2013 semakin meningkat. Penggunaaninsektisida sebagai upaya pengendalian vektor paling banyak dilakukan oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan insektisida rumah tangga di Kabupaten Grobogan. Metode yang digunakan adalah surveidan wawancara dengan kuesioner. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar masyarakat menggunakan insektisida rumahtangga (86,33%) dengan intensitas penggunaan paling banyak sehari sekali (85,4%) dengan lama penggunaan lebih dari 5tahun (74,51%). Kandungan bahan aktif insektisida yang digunakan merupakan golongan sintetik piretroid. Hal inimerupakan salah satu faktor pendukung terjadinya kerentanan Ae. aegypti terhadap insektisida yang digunakan olehprogram.
GAMBARAN UPAYA PENCARIAN PENGOBATAN PENDERITA DBD DI KOTA SUKABUMI TAHUN 2012 Rohmansyah Wahyu Nurindra; Roy Nusa Rahagus Edo Santya; Heni Prasetyowati
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 11 Nomor 1 Juni 2015
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.744 KB) | DOI: 10.22435/blb.v11i1.865

Abstract

Upaya dan kecepatan pencarian pengobatan akan mempengaruhi proses penularan virus Dengue. Individu yang mengalamiviremia akan menjadi sumber virus bagi Aedes spp. Lama waktu ketidaktahuan individu dalam kondisi viremia memperbesarpeluang menjadi sumber infeksi bagi lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi upaya pencarian pengobatan penderita infeksi virus Dengue di Kota Sukabumi. Penelitian observasional dengan desain cross sectional.Sampel penelitian sebanyak 125 penderita yang didiagnosa Demam Dengue (DD), Demam Berdarah Dengue (DBD), danDengue Shock Syndrome (DSS). Wawancara dilakukan kepada penderita di rumah sakit untuk memperoleh data upayapengobatan dan dukungan lingkungan terhadap upaya pengobatan. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 83,2% penderitalangsung berobat ke RS, 9,7% berobat ke dokter praktek, 1,2% berobat ke puskesmas dan 5,3 % melakukan swamedikasi.Upaya lain yang dilakukan responden untuk mempercepat kesembuhan dengan mengkonsumsi jus (46,74%). Kesimpulandari penelitian ini, sebagian besar (94,1%) upaya pencarian pengobatan pada penderita infeksi virus Dengue di KotaSukabumi sudah tepat. Sementara upaya swamedikasi sebaiknya tetap disertai dengan upaya pengobatan ke fasilitaspengobatan modern milik pemerintah ataupun swasta.
PREFERENSI OVIPOSISI NYAMUK Aedes Aegypti TERHADAP EKSTRAK DAUN YANG BERPOTENSI SEBAGAI ATRAKTAN Sara Gustia Wibowo; Endang Puji Astuti
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 11 Nomor 1 Juni 2015
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.305 KB) | DOI: 10.22435/blb.v11i1.867

Abstract

Aedes aegypti merupakan vektor pembawa virus Dengue yang menyebabkan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).Pengendalian secara alami menggunakan bahan nabati merupakan alternatif pengendalian yang ramah lingkungan. Salahsatu pengendalian secara alami adalah memodifikasi ovitrap dengan penambahan zat aktif nabati sebagai atraktan untuk menarik nyamuk bertelur dan dapat menjadi ovisida dan larvasida. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui preferensibertelurnya nyamuk Ae. aegypti pada ovitrap dengan ekstrak daun mimba (Azadirachta indica), kecubung (Datura metel),zodia (Evodia suavolens) dan jenu (Derris elliptica). Jenis penelitian eksperimen dengan rancangan acak lengkap. Keempatjenis ekstrak daun tersebut diisiikan pada ovitrap, dimasukan ke dalam kandang yang berisi 30 ekor Ae. aegypti dengankondisi kenyang darah. Pengamatan dilakukan setiap hari sampai hari ke-3. Hasil uji preferensi berbagai jenis ekstrak inimenunjukkan ovitrap yang berisi ekstrak daun jenu (D. elliptica) lebih banyak ditemukan telur Ae. aegypti dibandingkandengan kontrol maupun ovitrap dengan ekstrak daun lainnya. Persentase telur pada kontainer dengan ekstrak jenu adalah44,2%, sedangkan yang terkecil ekstrak zodia (E. suaveolans) 9,2%. Hasil uji Anova menunjukkan bahwa perlakuan antarkelompok berbeda nyata (p=0,000). Tanaman jenu (D. elliptica) mempunyai potensi sebagai atraktan terhadap nyamuk Ae.aegypti dalam proses oviposisi.
PENGARUH VARIASI WARNA LAMPU PADA ALAT PEREKAT LALAT TERHADAP JUMLAH LALAT RUMAH (Musca Domestica) YANG TERPERANGKAP Robertus Dita Prasetya; Yamtana Yamtana
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 11 Nomor 1 Juni 2015
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (117.963 KB) | DOI: 10.22435/blb.v11i1.869

Abstract

Lalat mempunyai peran penting dalam kesehatan masyarakat, terutama dalam permasalahan sampah. Spesies lalat yangmampu berkembangbiak dengan cepat adalah lalat rumah Musca domestica. Lalat mempunyai sistem penglihatan yangsangat baik, dapat mengenal dan membedakan jenis warna. Letak tempat pemotongan ayam Sayap Mekar berdekatan dengan pemukiman penduduk, kondisinya terbuka dan kurang bersih. Kepadatan lalat di tempat tersebut tinggi. Tujuanpenelitian mengetahui pengaruh variasi warna lampu pada alat perekat lalat terhadap jumlah lalat rumah yang terperangkap,dan warna lampu yang paling efektif untuk memerangkap lalat rumah. Penelitian eksperimen semu dengan desain post testonly with control group. Lokasi penelitian di tempat pemotongan ayam Desa Margoagung, Kecamatan Seyegan, KabupatenSleman. Variabel bebas adalah variasi warna lampu pada alat perekat lalat, variabel terikatnya jumlah lalat yangterperangkap. Analisis data secara deskriptif dan analitik menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dan one-way ANOVAdengan taraf signifikan 0,05 dilanjutkan uji Post Hoc Test. Jumlah lalat terperangkap lebih banyak pada perangkap denganpenambahan lampu warna biru rata-rata sebanyak 30 ekor. Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh variasi warna lampubiru, ungu dan hijau pada alat perekat lalat terhadap jumlah lalat yang terperangkap (p= 0,000). Kesimpulan hasil penelitianini yaitu alat perekat lalat dengan lampu biru paling efektif untuk memerangkap lalat.
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KABUPATEN KEEROM PROVINSI PAPUA TAHUN 2011-2014 Semuel Sandy; Iman HS Sasto
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 11 Nomor 1 Juni 2015
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.552 KB) | DOI: 10.22435/blb.v11i1.870

Abstract

Kejadian Luar Biasa (KLB) demam berdarah Dengue di Papua pernah dilaporkan pada tahun 1993, 1994 dan 2001. DiKabupaten Keerom sudah ditemukan kasus DBD walaupun jumlahnya sedikit.Tujuan penulisan artikel ini untukmemberikan gambaran mengenai situasi DBD di Kabupaten Keerom periode 2011-2014 sehingga dapat digunakan menjadi data dasar program pengendalian DBD. Artikel ini menggunakan hasil kajian data sekunder DBD dari Dinas KesehatanKabupaten Keerom dan Balai Metereologi dan Geofisika (BMG) Jayapura, kemudian dilakukan analisis secara deskriptifuntuk menilai kecendrungan kasus DBD periode tahun 2011-2014. Angka insidensi (IR) cenderung meningkat dari 15.99 per100.000 penduduk tahun 2011 menjadi 19.30 per 100.000 penduduk pada tahun 2012, 28.97 per 100.000 penduduk padatahun 2013 dan 34.44 per 100.000 penduduk pada tahun 2014. DBD periode 2011-2014 lebih banyak ditemukan pada laki-laki(31 kasus) dibandingkan perempuan (20 kasus), sedangkan kelompok umur yang paling banyak terkena demam berdarah adalah kelompok usia 5-14 tahun. DBD di Kabupaten Keerom mengalami peningkatan seiring dengan perkembangan mobilitas penduduk, pembukaan lahan pemukiman dan juga adanya pengaruh perubahan iklim global.
GAMBARAN RABIES DI KABUPATEN ENDE, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2006-2014 Ira Indriaty P.B Sopi; Fridolina Mau
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 11 Nomor 1 Juni 2015
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.294 KB) | DOI: 10.22435/blb.v11i1.871

Abstract

Kabupaten Ende daerah tertular rabies sejak pertama kali dilaporkan pada tahun 1999. Kajian ini menggunakan hasilpenelitian tahun 2008 dan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Ende tahun 2009 sampai 2014. Kajian ini dapat memberikangambaran kasus rabies dan sebagai data dasar situasi daerah endemik rabies di Kabupaten Ende tahun 2006 sampai 2014.Data yang dikumpulkan pada hasil penelitian dan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Ende berupa data kasus gigitan, vaksinasi dan sampel positif rabies sejak tahun 2006 sampai dengan Oktober 2014. Kasus gigitan Hewan Penular Rabies(HPR) paling banyak tahun 2011 dan 2012 berjumlah 1051 kasus, perbulan terbanyak pada Bulan Juli 2007 berjumlah 95kasus. Vaksinasi Anti Rabies (VAR) terbanyak tahun 2011 dan 2012 dengan jumlah 1051 kasus. Sampel positif rabies tinggipada tahun 2010, dan positif rabies cenderung meningkat pada tahun 2014 berjumlah 8 kasus. Vaksinasi Anti Rabies (VAR) pada manusia diberikan pada setiap orang yang digigit hewan atau yang terpapar dan yang berisiko tinggi terpapar virusrabies. Perlu penyuluhan kepada masyarakat mengenai pemeliharaan anjing yang tidak diliarkan dan pemberian vaksinasipada manusia dan hewan peliharaan.
MALARIA DI DESA SOKOAGUNG, KECAMATAN BAGELEN, KABUPATEN PURWOREJO: KARAKTERISTIK DAN FAKTOR RISIKO Zumrotus Sholichah; Bondan Fajar Wahyudi; Adil Ustiawan
BALABA: JURNAL LITBANG PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG BANJARNEGARA Volume 11 Nomor 1 Juni 2015
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Banjarnegara Badan Litbangkes Kemenkes RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.114 KB) | DOI: 10.22435/blb.v11i1.872

Abstract

Pada bulan Agustus-Oktober 2014 terjadi peningkatan kasus malaria di Desa Sokoagung Kecamatan Bagelen KabupatenPurworejo. Oleh sebab itu dilakukan penelitian yang bertujuan menggambarkan karakteristik kasus malaria (berdasarkandata sekunder kasus malaria) dan mengidentifikasi faktor risiko penularan malaria di desa tersebut. Penelitian dilakukan dengan rancangan cross sectional pada November 2014. Kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data sekunder kasusmalaria, Mass Blood Survey (MBS) dan wawancara. Data dianalisis secara deskriptif. Malaria ditemukan pada laki-laki (50orang; 49%) dan perempuan (52 orang; 51%) terutama pada golongan umur 5-14 tahun (23 orang; 22,5%) dan 15-24 tahun(24 orang; 23,5%). Jenis Plasmodium yang dominan adalah Plasmodium vivax. Faktor risiko penularan adalah terpapargigitan nyamuk yaitu MCK di luar rumah, mengambil nira kelapa dan pertemuan warga. Faktor risiko lainnya adalah riwayatkontak penderita demam meliputi keluar rumah malam hari tidak menggunakan APD, melakukan perjalanan dikebun/pekarangan, keberadaan anggota keluarga serumah yang sakit dan di tempat kerja ada yang sakit. Faktor risikolingkungan meliputi sekitar rumah banyak semak bernyamuk, aliran air di sekitar rumah, kolam di sekitar rumah dan adanyaaliran air di sekitar tempat kerja.

Page 1 of 1 | Total Record : 8