cover
Contact Name
sajuri
Contact Email
sajuripetani@gmail.com
Phone
+6281371655508
Journal Mail Official
journal.biofarm@gmail.com
Editorial Address
Jl. Sriwijaya No.03 Pekalongan
Location
Kota pekalongan,
Jawa tengah
INDONESIA
Biofarm : Jurnal Ilmiah Pertanian
Published by Universitas Pekalongan
ISSN : 02165430     EISSN : 23016442     DOI : 10.31941
Core Subject : Agriculture,
BIOFARM Jurnal Ilmiah Pertanian merupakan jurnal ilmiah yang berisikan hasil penelitian dan kajian teoritis mengenai masalah-masalah pertanian secara luas (agrokompleks) di Indonesia diterbitkan oleh Fakultas Pertanian Universitas Pekalongan.
Articles 153 Documents
Pengaruh Panjang Entres terhadap Keberhasilan Sambung Pucuk Alpukat (Persea americana Mill) Desi Ratna Sari; Nana Ariska; Hendri Sahputra
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 19, No 2 (2023): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v19i2.3594

Abstract

Beragamnya hasil produksi dan kualitas buah alpukat dapat diperbaiki dengan metode penyambungan. Penyambungan merupakan kegiatan untuk menggabungkan dua atau lebih sifat unggul dalam satu tanaman. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh berbagai panjang entres terhadap keberhasilan penyambungan tanaman alpukat. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok dengan lima perlakuan panjang entres, yaitu 3 cm, 6 cm, 9 cm, 12 cm, dan 15 cm. Setiap perlakuan diulang sebanyak lima kali dan setiap perlakuan terdiri atas lima tanaman; sehingga jumlah totalnya sebanyak 125 tanaman. Pengamatan dilakukan pada perubahan persentase sambung hidup, jumlah tunas, panjang tunas, jumlah daun, dan diameter batang atas. Berbagai panjang entres tidak memberikan pengaruh yang nyata pada perubahan persentase sambung hidup, panjang tunas terpanjang, jumlah daun, dan diameter batang  atas tetapi  berpengaruh  nyata  pada  peubah  jumlah  tunas.  Perlakuan P5 cm memberikan hasil tertinggi untuk jumlah tunas, panjang tunas, jumlah daun dan diameter batang atas, sedangkan untuk persentase hidup perlakuan 4 cm, memberikan hasil tertinggi yaitu 100%. Perlakuan P1 cm adalah perlakuan yang memberikan pengaruh yang rendah pada persentase sambung hidup (yaitu 96%), perubahan jumlah tunas, panjang tunas, serta diameter batang atas pada berbagai umur tanaman alpukat.
Pengaruh Pemberian berbagai Jenis Pestisida Nabati terhadap Pertumbuhan dan Produksi Buah Melon di Desa Rejosari, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo Yoga Ade Nugroho; Umi Barokah
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 19, No 2 (2023): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v19i2.3530

Abstract

ABSTRAK                                                                       Budidaya melon secara hidroponik dengan sistem fertigasi menuntut produk yang ramah lingkungan. Oleh karena itu ketika ada serangan hama penyakit di pertanaman harus dikendalikan secara organik. Namun demikian hingga saat ini belum banyak ditemukan secara tepat pestisida yang cocok dalam budidaya melon secara sistem fertigasi. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai jenis pestisida nabati terhadap pertumbuhan dan produksi buah melon secara fertigasi di desa Rejosari kecamatan Kemiri kabupaten Purworejo. Penelitian ini dilaksanakan di green house desa Rejosari kecamatan Kemiri kabupaten Purworejo pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2023. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) Non Faktorial dengan perlakuan P0= Kontrol, P1= pestisida nabati bahan dasar daun sirsak, P2= pestisida nabati bahan dasar daun mimba, P3= pestisida nabati bahan dasar kunyit. Pemberian perlakuan setiap lima hari sekali ke tanaman. Adapun varietas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pertiwi, masing-masing perlakuan diulang sebanyak 4 (empat) kali dimana setiap ulangan ada 10 (sepuluh) tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pestisida nabati berpengaruh terhadap tinggi tanaman, panjang daun dan lebar daun tanaman melon dengan sistem fertigasi. Perlakuan terbaik ditunjukkan oleh pestisida berbahan dasar daun mimba di mana tinggi tanaman melon mencapai 439,75 cm, lebar daun 258,8 cm dan panjang daun 304,975 cm. Perlakuan paling rendah ditunjukkan oleh perlakuan kontrol yaitu tanpa pemberian pestisida nabati dengan tinggi tanaman 285,25 cm, panjang daun 179,6cm, lebar daun 175,2 cm. Kata kunci: melon, hidroponik, pestisida nabati, fertigasi.
Efektivitas Media Tanam Pukcapedia Terhadap Pertumbuhan Tanaman Hias Aglaonema (Aglaonema butterfly L.) Ervin Khoemeisa Ratnabella; Cartono Cartono; Ida Yayu Nurul Hizqiyah
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 19, No 2 (2023): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v19i2.3291

Abstract

Tanaman hias Aglaonema (Aglaonema butterfly L.) merupakan tanaman hias yang banyak digemari. Untuk meunjang produktivitas pertumbuhan tanaman, diperlukan media tumbuh yang berkualitas. Penelitian ini beryujuan untuk mengetahui keefektifan media tanam pukcapedia terhadap pertumbuhan tanaman Aglaonema (Aglaonema butterfly L.). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), karena kondisi perlakuan percobaan yang digunakan seluruhnya menggunakan subjek yang sama. Perlakuan yang digunakan meliputi K sebagai kontrol, berupa Tanah + pupuk anorganik merek Grow More, T1 berupa media tanam Pukcapedia + Sekam Bakar (1:1), T2 berupa media tanam Pukcapedia + Sekam Bakar (1:2), T3 berupa media tanam Pukcapedia + Sekam Bakar (1:3), T4 berupa media tanam Pukcapedia + Sekam Bakar (1:4), T5 berupa media tanam Pukcapedia + Sekam Bakar (1:5). Analisis data menggunakan sidik ragam (ANOVA) dengan signifikan 5%, jika terdapat perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji lanjut menggunakan Uji Post-Hoc Duncan pada tarif 5%. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa media tanam pukcapedia yang ditambahkan sekam bekar berpengaruh nyata terhadap parameter yang diukur. Parameter yang diukur meliputi panjang batang, jumlah daun, lebar daun, diameter batang, dan panjang akar. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan T1 dengan penggunaan media tanam pukcapedia dan sekam bakar dengan perbandingan 1:1 merupakan perbandingan efektif dalam pertumbuhan lebar daun, diameter batang utama, dan panjang akar. Faktor klimatik dengan pertumbuhan tanaman hias menunjukan adanya keterkaitan.
Uji Cendawan Lecanicillium Lecanii Terhadap Serangga Ulat Grayak (Spodoptera Frugiperda) secara In Vitro Mochammad Deddy Al David
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 19, No 2 (2023): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v19i2.3413

Abstract

Jagung merupakan tanaman pangan terpenting kedua setelah beras, mayoritas masyarakat Asia menggunakan jagung ini sebagai pakan ternak dan pengganti beras. Rata – rata produksi jagung nasional mencapai 4,89 ton/ha tentu hal ini tidak mampu mencukupi kebutuhan jagung nasional oleh karena itu adanya tambahan jagung impor, penyebab kurangnya persediaan jagung disebabkan oleh banyak hal salah satunya ialah hama Spodoptera frugiperda. S. frugiperda (Lepidoptera : Noctuidae) merupakan hama invasif yang diketahui memiliki inang utama yaitu tanaman jagung. S. frugiperda menyerang jagung pada fase vegetatif sebesar 80 % sehingga mampu menyebabkan gagal panen jika tidak dilakukan pengendalian. Pengendalian hama menggunakan cendawan entomopatogen L. lecanii yang memiliki beberapa keunggulan diantaranya ramah lingkungan dan mudah ditemukan. Cendawan ini memiliki kemampuan yang dapat menggendalikan berbagai macam hama diantaranya S. litura, WBC dan ulat kubis. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui keefektivitas cendawan entompatogen l. lecanii dalam mengendalikan S. frugiperda. Penelitian menggunakan RAL dan 6 perlakuan kerapatan spora (106 , 107 , 108 ,109 ,1010 dan 100 konidia/ml) dengan 4 ulangan. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa cendawan entomopatogen L. lecanii mampu mengendalikan populasi S. frugiperda dengan mortalitas tertinggi sebesar 33%.
Uji Mutu beberapa Jenis Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Di Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan Aceh Tengah safwani maffirah; Dewi Junita; Maulidin Fajri
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 19, No 2 (2023): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v19i2.3473

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu hasil pengujian mutu beberapa jenis bubuk kopi yang terdapat di Koperasi Baitul Qiradh Baburrayyan Aceh Tengah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan Oktober 2022 di Kabupaten Nagan Raya. Untuk Anlisis mutu bubuk kopi dilakukan di Laboratorium Analisis Pangan Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala.Peneltian ini menggunakan metode survey dengan jumlah panelis terdiri dari 100 orang parameter penelitian ini terdiri dari uji citarasa dan uji mutu kimia beberapa jenis kopi arabika yang diproduksi di KBQ babruyyan. Uji citarasa ditentukan dengan pengujian organoleptik terdiri dari warna, aroma, rasa dan tekstur sementara itu analisis mutu kimia teridiri dari analisis kadar kafein yang ditentukan dengan menggunakan spektrofotometri Panjang gelombang 275nm. “Hasil penelitian menunjukkan bahwa tedapat perbedaan nilai pengujian organoleptik berdasarkan aroma, warna, rasa dan tekstur. Jenis kopi arabika specialty, premium, longbery, dan natural, menunjukkan skor teringgi untuk parameter aroma dengan kategori sangat suka,suka,netral,tidak suka,sangat tidak sukak. Hasil pengujian mutu kimia meunjukkan bahwa kadar kafein tertinggi terdapat pada jenis kopi natural, smentara kadar kafein terendah ditunjukkan oleh kopi arabika specialty.Kata kunci : kopi arabika, Kafein,organoleptic.
Pengelolaan Pemanenan Kelapa Sawit dI Perkebunan PT. Agro Sinergi Nusantara Kebun Batee Puteh Kbupaten Aceh Barat Hendri Hendri; Muhammad Afrillah
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 19, No 2 (2023): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v19i2.3475

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman, keterampilan teknis dan manajemen pemanenan tanaman kelapa sawit. Penelitian dilaksanakan di kebun Batee Puteh dari bulan Agustus 2021 sampai Januari 2022. Pengumpulan data yang dilakukan yaitu pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer adalah informasi yang diperoleh ketika mengikuti kegiatan di lapangan, diskusi maupun wawancara dengan mandor dan asisten divisi serta melalui pengamatan langsung di kebun. Penelitian ini menunjukkan manajemen panen dan transport di kebun Batee Puteh telah dilakukan dengan baik. Proses pengelolaan pemanenan kelapa sawit meliputi persiapan panen, alat panen dan alat pelindung diri, kebutuhan tenaga panen, pelaksanaan pemanenan, kriteria matang panen, dan sistem pengangkutan.Kata Kunci: kelapa sawit, manajemen, teknik pemanenan
Efektivitas Ekstrak Daun Tembakau terhadap Mortalitas Hama Ulat Grayak pada Tanaman Hias Lili Putih Annisa Azzahra; Ida Yayu Nurul Hizqiyah; Cartono Cartono
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 19, No 2 (2023): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v19i2.3286

Abstract

Ulat merupakan konsumen di piramida ekosistem yang memakan tanaman termasuk tanaman hias. Salah satu ulat yang menyerang tanaman hias lili putih adalah ulat grayak. Pestisida kimia digunakan untuk mengendalikan hama tetapi dapat merusak lingkungan, alternatifnya digunakan pestisida nabati. Penelitian ini bermaksud untuk menguji efektivitas ekstrak daun tembakau terhadap mortalitas ulat grayak sebagai pestisida nabati serta untuk mengetahui kemampuan ekstrak daun tembakau pada konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40% dan 50% terhadap mortalitas ulat grayak  dan ekstrak daun tembakau dikatakan mampu mematikan ulat grayak apabila mencapai LC50. Penelitian ini termasuk eksperimental laboratorium pendekatan kuantitatif. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAL dengan populasi yang digunakan adalah hama 10 ulat grayak setiap perlakuan pengulangan, dengan 5 kali perlakuan dan 4 kali pengulangan seraya pengamatan langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun tembakau dapat digunakan sebagai pestisida nabati untuk mematikan ulat grayak. Ekstrak daun tembakau 50% memiliki tingkat mortalitas paling tinggi yaitu 80%, sedangkan untuk LC 50% kematian dari jumlah total sampel larva diperlukan ekstrak tembakau konsentrasi 30%. Hal ini menunjukan bahwa ekstrak daun tembakau efektif untuk membunuh larva ulat grayak.
Intensitas Serangan Penyakit Jamur Upas (Erythricium Salmonicolor B Et Br) pada Lahan Kopi Arabika Organik dan Anorganik di Kebun Petani Binaan Koperasi Usaha Tani Gayo Kabupaten Aceh Tengah nurazizah nurazizah; Irvan Subandar; Maulidil Fajri; Ichwandi Suhada
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 19, No 2 (2023): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v19i2.3597

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Intensitas Serangan Penyakit Jamur Upas (Erythricium Salmonicolor B Et Br) Pada Lahan Kopi Arabika Organik Dan Anorganik Di Kebun Petani Binaan Koperasi Usaha Tani Gayo Kabupaen Aceh Tengah. Penelitian ini dilaksanakan pada kebun kopi milik anggota petani yang bekerja sama dengan Koperasi Usaha Tani Gayo (U_Tani Gayo) yang berada di kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2022  dengan menggunakan metode survey pada lahan kopi tersebut. Alat yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah buku, pulpen dan kamera, sedangkan bahan yang digunakan adalah tanaman kopi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Persentase serangan penyakit jamur upas kopi paling tinggi terjadi pada lahan anorganik yaitu 17.00% di desa Blang gele (F-A02), sedangkan persentase paling rendah terdapat pada lahan organik yaitu 2.00% di desa Bies Mulie (F-A05). Sementara itu, untuk Intensitas serangan penyakit jamur upas paling tinggi terjadi pada lahan anorganik juga, yaitu 6.00% di desa Blang gele (F-A02) sedangkan intensitas paling rendah terjadi pada lahan organik yaitu 0.50% di Desa Bies Mulie (F-A05) . Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat serangan yang paling tinggi terjadi pada lahan anorganik di banding lahan organik. Hal tersebut menunjukkan bahwa  penggunaan bahan kimia baik pupuk buatan maupun pestisida tidak mengurangi serangan jamur upas akan tetapi tingginya serangan jamur upas lebih banyak disebabkan pemeliharaan yang kurang tepat dan tidak intensif.Kata kunci : Intensitas, kopi,, Jamur Upas, Aceh Tengah
Efektifitas Pemupukan NPK dan Penggunaan Mulsa terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai Merah Besar (Capsicum annum L.) Roswita Oesman
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 19, No 2 (2023): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v19i2.3302

Abstract

Cabai merah besar (Capsicum annum L.) merupakan salah satu bahan pangan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Saat ini permintaan pasar terhadap cabai merah terus mengalami peningkatan sedangkan produksi di dalam negeri masih rendah. Kebutuhan cabai merah besar saat ini cukup besar di Indonesia sehingga menjadikan cabai merah besar sebagai komoditi hasil pertanian yang menjanjikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemupukan NPK dan penggunaan mulsa terhadap pertumbuhan dan produksi cabai merah (Capsicum annum L.). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan tiga ulangan. Faktor I : pemberian pupuk NPK (P) yang terdiri dari tiga taraf, yaitu : P0 = 0 kg/plot, P1 = 1,5 g/plot, dan  P2 = 3,0 g/plot. Faktor II : pemberian mulsa (M) yang terdiri dari tiga taraf, yaitu : M0 = tanpa mulsa /plot, M1 = mulsa plastik/plot, dan M2 = mulsa jerami/plot. Parameter yang diamati Tinggi tanaman 2,4,6,MST (cm). Diametar Batang (mm) tanaman 2, 4 dan 6 mst juga berat buah. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa perlakuan pemupukan NPK dan penggunaan mulsa berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 2 MST tetapi tidak berpengaruh nyata pada umur 4 MST dan perlakuan penggunaan mulsa berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 6 MST. Perlakuan pemupukan NPK dan penggunaan mulsa berpengaruh nyata terhadap diameter batang pada umur 2 MST dan perlakuan penggunaan mulsa pada umur 6 MST berpengaruh nyata terhadap diameter batang. Perlakuan pemupukan NPK dan penggunaan mulsa tidak berpengaruh nyata berat buah per plot.
Evaluasi Penerapan Sistem Budidaya Padi Organik di Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang Ahmad Fauzi; Yugi R Ahadiyat
Biofarm Jurnal Ilmiah Pertanian Vol 19, No 2 (2023): BIOFARM JURNAL ILMIAH PERTANIAN
Publisher : Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/biofarm.v19i2.3425

Abstract

The organic agriculture system is a sustainable farming practice that has a promising solution for the sake of both food and the environment. Nevertheless, the adoption of organic systems in rice cultivation has been slowly developing due to some constraints for the lower yield than that of conventional systems. Rice production in the Pemalang region has mainly been cultivated in the district of Petarukan where some farmer grows in an organic system. This study was conducted to compare soil chemical properties i.e. pH, C-organic, N, P, and K in organic, conventional, and conversion systems of rice cultivation. In addition to the survey for collecting soil samples, the history of land management was investigated through farmer interviews. Soil samples were collected from each management type in 5 different locations using the composite sampling technique. The observed soil chemical parameters were statistically analyzed using one-way ANOVA and Tukey-test for further comparison. The result shows that the C-organic, pH, and N-total of three different cultivation systems were not different. On the other side, there was a difference among cultivation systems in P and K of the soil. This result indicates that there is a gap to fill to improve organic rice yield through enhancing soil organic matter.