cover
Contact Name
Abdul Syatar
Contact Email
mazahibunapmh@gmail.com
Phone
+6285340255385
Journal Mail Official
mazahibunapmh@gmail.com
Editorial Address
l. Sultan Alauddin No.63, Romangpolong, Kec. Somba Opu, Kabupaten Gowa
Location
Kab. gowa,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Mazahibuna: Jurnal Perbandingan Mazhab
ISSN : 26856905     EISSN : 26857812     DOI : -
Core Subject : Religion,
Mazahibuna: Jurnal Perbandingan Mazhab merupakan jurnal ilmiah yang mempublikasikan karya-karya tulis terkait dengan kajian perbandingan hukum, baik itu antara hukum Islam dan hukum positif, ketokohan mazhab, maupun pemikiran hukum Islam kekinian.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 9 Documents
Search results for , issue "VOLUME 2 ISSUE 1, JUNE 2020" : 9 Documents clear
Diskursus Cadar dalam Memaknai Pandemi Covid-19; Suatu Kajian Syariat dan Fungsi Medis Adriana Mustafa; Nurul Mujahidah
Mazahibuna: Jurnal Perbandingan Mazhab VOLUME 2 ISSUE 1, JUNE 2020
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/mh.v2i1.14285

Abstract

 Since the outbreak of disease in Indonesia is Corona virus, the Indonesian government issued several policies and provisions on the procedure of living a life during the pandemic. One of the most common things to do is the implementation of a clean and healthy lifestyle as well as using masks. The emergence of policies to always use masks raises thoughts or opinions that can lead to the friction of understanding for the society, especially Muslims. The opinion is the assumption of some people who believe that the use of veil as an obligation for women of Muslimah more obedient to the recommendation of the Government is not appealed by the command of God to use the veil. Until finally the virus appears and requires that each person use a mask judged as a blow for those who do not run the order of use of the veil. However, such thinking does not have to arise and propagate in people's lives, because the use of the veil itself has a different opinion, both among modern scholars and classical scholars. Therefore, both obliging and not requiring the veil is expected to continue to carry out the recommendations and policies issued by the Government, especially the use of masks during pandemic as it is today.
Social Distancing dalam Saf Salat Berjamaah; Perbandingan Ulama dalam Mazhab Agus Nasir
Mazahibuna: Jurnal Perbandingan Mazhab VOLUME 2 ISSUE 1, JUNE 2020
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/mh.v2i1.14281

Abstract

This article outlines the views of scholars about the rules of safari in congregation while maintaining distance. The approach used is normative by trying to expose normative arguments from the view of ulama. The results show that in relation to the social distancing safty law in congregational prayers, the prayers remain valid and are allowed to do as an effort to break the chain of the spread of the corona virus. And part of our endeavors to Allah Almighty. and of course worship continues to be increased, prayer never interrupts, and our conviction persists that God will immediately raise this plague. Keywords: Social Distancing; Congregational Prayers.
Khalwat Perspektif Hukum Islam; Studi Kasus Tanjung Layar Putih Makassar Irfan Irfan
Mazahibuna: Jurnal Perbandingan Mazhab VOLUME 2 ISSUE 1, JUNE 2020
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/mh.v2i1.14293

Abstract

 Artikel ini mengemukakan tentang Khalwat dalam Persfektif Hukum Islam yang mengambil sampel di Tanjung Layar Putih Makassar. Penelitian ini tergolong penelitian lapangan kualitatif (Field Research) dengan cara observasi interview atau wawancara, dan dokumentasi. Adapun sumber data penelitian ini adalah Pegawai Kantor Lurah Tanjung Merdeka, Ibu Rt 01 Kelurahan Tanjung Merdeka, Ketua Rt 01 Kelurahan Tanjung Layar Putih Makassar, Pengelola Tanjung Layar Putih dan beberapa pengunjung yang datang ke Tanjung Layar Putih. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengumpulan data dengan wawancara analisis data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Tanjung Layar Putih Makassar yang pada awalnya merupakan suatu tempat wisata, namun kemudian seiring berjalannya waktu berubah fungsi sebagai salah satu tempat berduaan antara lawan jenis dan adanya gubuk liar yang di sewakan lalu mengarah pada perbuatan zina atau yang biasa disebut dengan sebutan Khalwat. Dengan tempat yang jauh dari keramaian dan berada di pesisir pantai. Berdasarkan penelitian ini, diharapkan peran orang tua secara aktif untuk kemudian lebih meningkatkan kewaspadaan dan juga perhatian khusus terhadap anak dengan cara mendidik. Pendidikan merupakan salah satu alat untuk kemudian membentuk karakter generasi muda, terlebih lagi mengarahkan generasi muda pada hal-hal yang positif. Dan lebih memperhatikan tempat wisata agar di pergunakan sebagaimanya mestinya. Kata Kunci : Khalwat; Hukum Islam.
Problematika Pemaknaan Teks Syariat dan Dinamika Maslahat Kemanusiaan Zulhasari Mustafa
Mazahibuna: Jurnal Perbandingan Mazhab VOLUME 2 ISSUE 1, JUNE 2020
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/mh.v2i1.14282

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan ruang interpretasi teks syariat di bawah otoritas ilahi, menemukan daya dukung teks syariat terhadap implementasi kemaslahatan manusia, dan menemukan kesinambungan antara konsep kemaslahatan, teks syariat, dan realitas kemaslahatan manusia. Penelitian dijalankan melalui library research, metode penelitian kualitatif, dan pendekatan doktriner. Data-data kualitatif dihimpun dari literatur-literatur yang membahas teks syariat dan kemaslahatan. Data diolah dan dianalisis mulai dari tahap identifikasi sampai tahap penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teks syariat meliputi aspek transenden dan historis. Otoritas ilahi dalam teks syariat tidak mengabaikan dimensi kemanusiaan. Kehadiran rasulullah saw. sebagai raḥmatan lil ‘ālamīn tertuang dalam teks syariat. Aspek kerahmatan terwujud apabila kemaslahatan terealisasi dan kemudaratan dihilangkan. Kemaslahatan manusia selalu jadi pertimbangan dalam setiap legislasi hukum dari teks syariat. Dengan demikian, pemaknaan terhadap teks syariat tidak dapat mengabaikan aspek kemaslahatan manusia. Penentuan maslahat kemanusiaan tidak dapat pula secara sewenang-wenang dilakukan sehingga spirit teks syariat diabaikan. Ruang dialogis harus selalu terbuka antara dinamika maslahat kemanusiaan dengan makna-makna yang diraih dari teks syariat.Kata kunci: Teks Syariat; Tujuan Syariat, Kemaslahatan; Otoritas Ilahi; Hak Hamba . AbstractThe research aimed to describe the interpretation space of Shari'a texts under divine authority, to find support of Shari'a texts on the implementation of human benefit, and to find continuity between the concepts of benefit, Shari'a texts, and the reality of human benefit. Research was carried out through library research, qualitative research methods, and doctrinal approaches. Qualitative data collected from the literature that discussed the text of the Shari'a and benefit. Data was processed and analyzed starting from the identification stage until the conclusion stage. The results showed that the Shari'a text covers transcendent and historical aspects. The divine authority in the Shari'a text does not neglect the human dimension. The presence of rasulullah saw., as raḥmatan lil ‘ālamīn is contained in the Shari'a text. The grace aspect is realized when the benefit is realized and the harm is removed. The benefit of humans is always a consideration in every legal legislation of the Shari'a text. Thus, the meaning of the Shari'a text cannot ignore the aspect of human benefit. The determination of the benefits of humanity cannot also be arbitrarily carried out so that the spirit of the Shari'a text is ignored. Dialogue space must always be open between the dynamics of the benefit of humanity and the meanings achieved from the Shari'a text.Key words: Teks Syariat, Tujuan Syariat, Kemaslahatn, Otoritas Ilahi, Hak Hamba 
Pemahaman Masyarakat terhadap Kedudukan Sunrang di Kecamatan Pallangga Kab. Gowa; Studi Perbandingan Hukum Adat dan Hukum Islam Abdul Rahman Qayyum; Rini Ekasari
Mazahibuna: Jurnal Perbandingan Mazhab VOLUME 2 ISSUE 1, JUNE 2020
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/mh.v2i1.14294

Abstract

 Artikel ini mengemukakan kedudukan sunrang yang diminta kembali pada saat terjadi perceraian. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pallangga, Gowa. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa, masyarakat Kecamatan Pallangga, mengenal  sunrang sama dengan mahar dalam hukum Islam yaitu  syarat yang harus dipenuhi oleh calon mempelai laki-laki untuk diberikan kepada calon  mempelai perempuan dengan jumlah dan jenis sunrang ditentukan oleh keluarga dari pihak calon mempelai perempuan dan disetujui oleh pihak dari keluarga calon mempelai laki-laki. Apabila sunrang tersebut telah  diberikan  oleh calon mempelai laki-laki kepada calon mempelai perempuan pada saat akad nikah  maka sunrang tersebut sudah menjadi hak mutlak dari isteri. Artinya sudah tidak ada lagi hak dari suami atas sunrang  itu, artinya sunrang tersebut tidak boleh di ganggu gugat. Menurut hukum adat yang ada di Pallangga ketika suami isteri bercerai lalu si suami meminta sunrang/maharnya kembali maka itu tidak di perbolehkan apabila sepasang suami isteri tersebut sudah mempunyai anak. Lain halnya ketika bercerai lalu belum bercampur maka pihak perempuan wajib mengembalikan seluruh sunrang yang diberikan oleh laki-laki pada saat akad nikah, kerena hal tersebut merugikan pihak dari  laki-laki. Menurut pandangan hukum Islam apabila terjadi perceraian dan belum bercampur maka mahar itu bisa diambil kembali tetapi hanya sebagian atau separuhnya saja kecuali perempuan memaafkan atau mengikhlaskannya maka seluruh mahar tersebut itu boleh diambil oleh pihak laki-laki. Begitupun sebaliknya ketika laki-laki memafaatkan/mengikhlaskan maharnya maka seluruh mahar tesebut adalah milik dari perempuan.Kata Kunci: Sunrang; Hukum Islam; Hukum Adat.
Analisis Hukum Islam terhadap Penerapan Kampung Keluarga Berencana (KB); Studi Kasus di Desa Inrello Kecamatan Keera Kabupaten Wajo Siti Aisyah; Sarina Sarina
Mazahibuna: Jurnal Perbandingan Mazhab VOLUME 2 ISSUE 1, JUNE 2020
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/mh.v2i1.14283

Abstract

 The author’s background raised the title of this thesis to fine out the suitability of the theory and the reality contained in the community against the implementation of the KB Village in Inrello Village Keera District Wajo Regency. The type or research method used is a qualitative research method. Qualitative research has three main keys, namely taking facts based on understanding the subject, observing in detail and in depth, and trying to find new theoretical results that are far from existing theories. Qualitative research or better known as field research starts from observation, then conducts interviews with the community, to obtain accurate data. The results showed that: 1). Lack of education is a trigger factor so that people do not understand the purpose of the implementation of the Village of KB in Inrello Village Keera District Wajo Regency. 2). KB Village Inrello Village has had a positive impact in terms of community welfare both in the economic and educational fields. 3). The implementation of the KB Village in Inrello Village is in accordance with Islamic law, where the KB Village is solely for the good and welfare of the community, it’s just that there are still many people who do not understand because they do not see the Qur,anic foundation and often ignore government programs because they maintain their opinions which is considered the most correct.Keywords: Community Understanding, KB Village, Islamic Law.
Melampaui Batas (Noodewwr Exces) dalam Membela Diri; Studi Perbandingan Antara Hukum Pidana Islam dan Hukum Positif Islamul Haq; Wahidin Wahidin; Saidah Saidah
Mazahibuna: Jurnal Perbandingan Mazhab VOLUME 2 ISSUE 1, JUNE 2020
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/mh.v2i1.14295

Abstract

One form of action that gets criminal abolition is an action taken by someone in order to defend themselves from an emergency threat, but the act of self-defense sometimes exceeds the proper limit. This study aims to find out how the comparison between Islamic criminal law and positive law towards actions that exceed the limits (noodweer exces) in self-defense. This research is a qualitative research study using library research. According to the results of this study, it was found that the defense carried out beyond the limit (Noodweer exces), in positive law as stipulated in KUHP 49 paragraph 2, when self-defense that exceeds the limit carried out under conditions of "shaking of the soul", then this can be used as a justification or forgiveness that can eliminate the crime. In contrast to Islamic criminal law, a person must be held responsible for acts of defense that go beyond limits under any circumstances.Keywords: Self-Defense; Noodweer Exces; Positive Law.
Jaminan Fidusia dalam Transaksi Perbankan; Studi Komparatif Hukum Positif dan Hukum Islam Muhammad Sabir; Rifka Tunnisa
Mazahibuna: Jurnal Perbandingan Mazhab VOLUME 2 ISSUE 1, JUNE 2020
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/mh.v2i1.14284

Abstract

 Penerapan Hukum Jaminan Fidusia dalam transaksi perbankan. Produk-produk transaksi perbankan hampir seluruhnya menerapkan jaminan. transaksi perbankan di lembaga keuangan konvensional berbasiskan utang-piutang sehingga penerapan jaminan fidusia dapat diterapkan. Akan tetapi, transaksi perbankan di keuangan syariah tidak seluruhnya berbasis utangpiutang, namun juga ada yang berbasis modal kerja dan jasa. Pada dua transaksi perbankan terakhir tidak ditemukan adanya utang-piutang secara prinsip sehingga penerapan jaminan fidusia tidak kompatibel dengan model transaksi perbankan tersebut. Jaminan surat (al-rahn al-tasjili) adalah bentuk jaminan yang dikenalkan dalam Islam yang memiliki kemiripan dengan jaminan fidusia meskipun tidak sama persis.   Kata Kunci: Jaminan Fidusia, Hukum Positif, Hukum Islam AbstractApplication of the Fiduciary Guarantee Law in banking transactions. Banking transaction products almost all implement collateral. Banking transactions in conventional financial institutions are based on debts so that the application of fiduciary guarantees can be applied. However, banking transactions in Islamic finance are not entirely based on debt, but there are also those based on working capital and services. In the last two banking transactions there were no principal debts found so that the application of fiduciary collateral was not compatible with the banking transaction model. A letter guarantee (al-rahn al-tasjili) is a form of guarantee introduced in Islam that has similarities to a fiduciary guarantee even though it is not exactly the same. Keywords: Fiduciary Guarantee, Positive Law, Islamic Law
الإسلام و المرأة محمد سعد عبد الخالق جاد الله; Abdul Syatar; Baso Pallawagau
Mazahibuna: Jurnal Perbandingan Mazhab VOLUME 2 ISSUE 1, JUNE 2020
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/mh.v2i1.14280

Abstract

 Tulisan ini menguraikan tentang penghormatan dan penghargaan Islam terhadap perempuan sejak dari buaian hingga ke liang lahat dalam segala aspek kehidupan di dunia ini. Oleh karena itu, pertanyaan yang ditawarkan dalam penelitian ini adalah bagaimana kedudukan perempuan sebelum Islam?. Jenis penelitian artikel ini yaitu deskriktif dengan pendekatan kemanusian, sosial dan historis yang disajikan dengan penjelasan dari literatur kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan sebelum Islam kurang menemukan hak-haknya, tidak ada penghormatan serta tidak memiliki nilai. Islam datang dengan membawa pedoman aturan dan syariat yang memberikan segala hak perempuan dalam kehidupannya. Adapun kesamaran yang terdapat pada perempuan banyak sekali ditemukan seperti kematangan akal kurang dibandingkan dengan pria, penciptaannya dari tulang rusuk, anggapan bahwa mayoritas penghuni neraka dari kalangan perempuan dan seterusnya, tetapi harus dipahami secara baik dan sehat. Perempuan memiliki hak sejak dini dalam lingkungan keluarga. Oleh karena itu, perempuan hendaknya menggunakan hak-haknya untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam dirinya secara baik dan benar                                                                                                                         .Kata Kunci: Islam dan Perempuan; Penghormatan Perempuan; Kekurangan Perempuanالملخصهذه المقالة تتحدث عن تكريم الإسلام للمرأة من المهد إلى اللهد في جميع أنحاء العالم ولذلك كانت الأسئلة المطروحة في هذه المقالة هي كيف مكانة المرأة قبل الإسلام؟ ما هي الشبهات حول موضوع تكريم الإسلام للمرأة. نوع البحث المستخدم في هذه المقالة هو البحث الوصفي النوعي باستخدام النهج الإنساني والاجتماعي والتاريخي، وجمع البيانا بطريقة مكتبية. نتيجة البحث تجيب عن هذه الأسئلة وهي أن المرأة قبل الإسلام منفية الحقوق، لا كرامة لها و لا قيمة. فقد جاء الإسلام بقوانين وشرائع تعطي للمرأة حقها في الحياة. وأن الشبهات حول موضوع تكريم المرأة كثيرة كنقص عقلها وخلقها من ضلع أعوج وأكثرها أهل النار وغير ذلك لابد أن نفهمها بفهم سليم. والمستفاد من هذا البحث بأن للمرأة حقوقا منذ طفولتها في الأسرة والمجتمع، فعليها أخذ هذه الحقوق. الفهم السليم يبعد الإنسان عن الشبهات حول تكريم المرأة وإعطاء حقوقها.كلمة افتتاحية: الإسلام المرأة تكريم المرأة شبهات

Page 1 of 1 | Total Record : 9