cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Agrohorti Bulletin (e-Journal)
ISSN : 23373407     EISSN : 26143194     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Buletin Agrohorti merupakan jurnal on-line yang menyajikan artikel hasil penelitian, analisis kebijakan dan review yang berhubungan dengan budidaya tanaman dalam arti luas.
Arjuna Subject : -
Articles 15 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 4 (2013): Oktober 2013" : 15 Documents clear
Uji Daya Hasil Lanjutan 30 Galur Padi Tipe Baru Generasi F6 Hasil dari 7 Kombinasi Persilangan Rafiatul Rahmah; Hajrial Aswidinnoor
Buletin Agrohorti Vol. 1 No. 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.183 KB) | DOI: 10.29244/agrob.1.4.1-8

Abstract

Padi merupakan tanaman penting di Indonesia. Salah satu proses untuk menghasilkan padi varietas baru adalah dengan menguji saya hasil lanjutan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT). bahan yang digunakan adalah 30 galur padi tipe baru serta empat varietas pembanding yaitu Ciherang, Inpari 13, IPB 4S dan IR 64. Hasil menunjukkan bahwa tinggi tanaman berkisar 95-126.5 cm, jumlah gabah total per malai berkisar 114-251, persentase gabah isi berkisar 57-91% dan bobot 1000 butir berkisar 24.541-31.047 gram. Galur IPB159-F-1, IPB159-F-13 dan IPB160-F-1 memiliki potensi hasil masing-masing 8.1 ton ha-1, 7.9 ton ha-1 dan 7.8 ton ha-1.
Budidaya Padi Organik dengan Waktu Aplikasi Pupuk Kandang yang Berbeda dan Pemberian Pupuk Hayati Muchamad Hartanto; Maya Melati
Buletin Agrohorti Vol. 1 No. 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.436 KB) | DOI: 10.29244/agrob.1.4.9-17

Abstract

Percobaan dilaksanakan di Cikarawang, Dramaga, Bogor dari bulan November 2012 hingga Maret 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu yang paling tepat dalam pemberian pupuk kandang dan pemberian pupuk hayati. Percobaan ini menggunakan rancangan percobaan secara split plot dan rancangan lingkungannya adalah Rancangan Kelompok Lengkap, terdiri atas 2 faktor dan 4 ulangan. Faktor pertama, sebagai anak petak, adalah waktu aplikasi pupuk kandang ayam dengan 4 perlakuan yaitu, aplikasi pupuk kandang 10 ton/ha yang diberikan saat 2 minggu sebelum tanam, 10 ton/ha yang diberikan saat 4 minggu setelah tanam, 10 ton/ha yang diberikan saat 6 minggu setelah tanam, dan aplikasi bertahap 5 ton/ha yang diberikan saat 2 minggu sebelum tanam dan 5 ton/ha saat 4 minggu setelah tanam. Faktor ke-2, sebagai petak utama, adalah pemberian pupuk hayati dengan 2 perlakuan (dengan dan tanpa pupuk hayati). Produktivitas padi paling tinggi (5.04 ton GKG/ha) diperoleh dari perlakuan aplikasi bertahap 5 ton pupuk kandang /ha saat 2 minggu sebelum tanam dan 5 ton pupuk kandang /ha saat 4 minggu setelah tanam dengan tambahan pupuk hayati. Produktivitas tersebut tidak berbeda nyata dengan 4.72 ton GKG/ha akibat aplikasi 10 ton pupuk kandang/ha pada 2 minggu sebelum tanam, tanpa pupuk hayati.
Pertumbuhan dan Produksi Padi Varietas Jatiluhur dan IR64 pada Sistem Budidaya Gogo dan Sawah Andes Prayuda Yunanda; Ahmad Rifqi Fauzi; Ahmad Junaedi
Buletin Agrohorti Vol. 1 No. 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (685.94 KB) | DOI: 10.29244/agrob.1.4.18-25

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi dari dua varietas padi yang berbeda, yaitu IR64 sebagai varietas padi sawah dan Jatiluhur sebagai varietas padi gogo yang dibudidayakan secara sawah dan gogo. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari hingga Juni 2012 di rumah plastik Kebun Percobaan Sawah Baru, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan petak terbagi dengan tiga ulangan. Sistem budidaya yang digunakan yaitu sawah dan gogo yang ditempatkan sebagai petak utama; sedangkan varietas IR64 dan Jatiluhur ditempatkan sebagai anak petak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan sistem budidaya berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi padi. Perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan padi, namun tidak berpengaruh nyata terhadap produksi. Interaksi perlakuan sistem budidaya dan varietas secara umum berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan, namun tidak berpengaruh nyata terhadap produksi padi. Penelitian ini menunjukkan bahwa varietas padi gogo dapat ditanam secara budidaya sawah dengan hasil yang tidak berbeda dengan varietas padi sawah.
Pelapisan Benih Menggunakan Bakteri Probiotik untuk Mempertahankan Viabilitas Benih Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.) selama Penyimpanan Sarah Desmia Muchtar; Eny Widajati; . Giyanto
Buletin Agrohorti Vol. 1 No. 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.15 KB) | DOI: 10.29244/agrob.1.4.26-33

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan pelapisan benih menggunakan bakteri Bacillus subtilis, Serratia marcescens, dan Pseudomonas kelompok fluorescens terhadap viabilitas dan daya simpan benih jagung manis (Zea mays saccharataSturt.). Penelitian disusun dengan rancangan petak tersarang (Nested Design) dengan petak utama adalah periode simpan minggu ke 0, 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, dan 24 dan anak petak adalah perlakuan coating dengan bakteri Bacillus subtilis, Serratia marcescens, Pseudomonas kelompok fluorescens, dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi yang sangat nyata antara perlakuan coating benih dan periode simpan terhadap daya berkecambah, berat kering kecambah normal, kadar air, dan populasi bakteri. Perlakuan coating benih dan periode simpan menunjukkan interaksi yang nyata terhadap indeks vigor benih. Tolok ukur kecepatan tumbuh benihhanya dipengaruhi oleh faktor tunggal periode simpan. Benih yang dilapisi bakteri menghasilkan nilai berat kering kecambah normal yang nyata lebih baik daripada benih tanpa coating. Benih tanpa coating memiliki nilai daya berkecambah sebesar 56.7% pada periode simpan 24 minggu. Benih yang dilapisi bakteri Bacillus subtilis dapat mempertahankan daya berkecambah hingga 64.0% sampai periode simpan 24 minggu, sedangkan Serratia marcescens mampu mempertahankan daya berkecambah hingga 60.0% . Berdasarkan tolok ukur daya berkecambah, pelapisan benih menggunakan bakteri Bacillus subtilis dan Serratia marcescens merupakan perlakuan pelapisan benih yang potensial untuk lebih dikembangkan. Bakteri Bacillussubtilis lebih mampu bertahan hidup selama penyimpanan dibanding dengan bakteri Serratia marcescens maupun Pseudomonas fluorescens.  Populasi bakteri Bacillus subtilis sampai dengan periode simpan 24 minggu adalah 14.2 × 104 cfu g-1.
Kemampuan Benih Kedelai (Glycine max L.) untuk Mempertahankan Viabilitasnya setelah Didera dengan Etanol Nitasari Dwi Anggraeni; Faiza C Suwarno
Buletin Agrohorti Vol. 1 No. 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.939 KB) | DOI: 10.29244/agrob.1.4.34-44

Abstract

Lot benih dengan tingkat viabilitas yang berbeda 60–80% dibutuhkan dalam penelitian invigorasi untuk meningkatkan vigor benih dan hasil panen. Percobaan laboratorium dilakukan untuk menentukan metode pengusangan cepat dengan larutan etanol 96% yang dapat menghasilkan tingkat viabilitas benih kedelai (Glycine max L.) yang diinginkan dan mengetahui vigor daya simpan benih tersebut. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Institut Pertanian Bogor pada bulan November 2012 sampai Mei 2013. Benih kedelai verietas Gema, Burangrang, dan Ijen diberi perlakuan lama perendaman dalam larutan etanol 96%.  Benih yang telah diusangkan diuji viabilitasnya dengan metode UKD-dp. Benih dengan tingkat viabilitas yang diinginkan, P20 dan P40, disimpan  pada dua kondisi simpan, 27–30 0C dengan RH 61–72% dan 22–270C dengan RH 58-74%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa benih kedelai varietas Gema, Burangrang, Ijen dengan tingkat viabilitas 80% P20 dapat diperoleh dengan merendam benih didalam larutan etanol 96% berturut-turut selama 22 menit 31.8 detik, 22 menit 58.8 detik, 15 jam 19.8 menit sedangkan untuk tingkat viabilitas 60% P40 diperoleh dengan lama perendaman berturut-turut selama 99 menit 27.6 detik, 109 menit 34.2 detik, 40 jam 4.8 menit. Benih kedelai dengan tingkat viabilitas P20 dan P40 dapat mempertahankan vigor daya simpan (VDS) selama 8 minggu pada kedua kondisi simpan.
Pemanfaatan Alat Deteksi Bunyi untuk Menduga Kadar Air dan Viabilitas Benih Kedelai (Glycine max L. Merrill) Nurul Rostami Dewi; Muhamad Rahmad Suhartanto; Akhiruddin Maddu
Buletin Agrohorti Vol. 1 No. 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.449 KB) | DOI: 10.29244/agrob.1.4.45-50

Abstract

Deteksi cepat kadar air dan viabilitas benih sangat penting dalam teknologi benih. Pemanfaatan bunyi yang dihasilkan benih bila dipantulkan dengan benda lain adalah salah satu cara yang belum diteliti. Penelitian ini bertujuan mempelajari pemanfaatan alat deteksi bunyi untuk menduga kadar air dan viabilitas benih kedelai (Glycine max L. Merrill) dengan melihat frekuensi gelombang bunyi yang dihasilkan. Penelitian ini terdiri dari dua percobaan, percobaan pertama mempelajari pengaruh antara ukuran benih dan kadar air terhadap frekuensi bunyi yang dihasilkan dari pantulan benih. Percobaan kedua mempelajari pengaruh antara ukuran benih dan viabilitas terhadap frekuensi bunyi yang dihasilkan dari pantulan benih. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua faktor yaitu ukuran benih + kadar air dan ukuran benih + viabilitas. Hasil menunjukan bahwa pada percobaan pertama terdapat interaksi antara ukuran benih dan kadar air. Ukuran benih sedang memiliki korelasi yang positif antara kadar air dan ukuran benih terhadap frekuensi dan memiliki nilai korelasi (r) 0.96 yang mendekati 1 (≈1), artinya semakin tinggi kadar air maka frekuensi pantulan bunyi yang dihasilkan semakin tinggi. Percobaan kedua tidak terdapat interaksi antara ukuran benih dan viabilitas. Ukuran benih sedang memiliki nilai frekuensi tertinggi yaitu 482.36 Hz.
Controlled Deterioration Test untuk Menguji Ketahanan Benih Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) terhadap Kondisi Cekaman Kekeringan Indra Kurniawati; Endang Muniarti
Buletin Agrohorti Vol. 1 No. 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.94 KB) | DOI: 10.29244/agrob.1.4.51-57

Abstract

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor pada bulan Februari-April 2012. Percobaan pertama  bertujuan untuk menentukan toleransi benih beberapa varietas kacang hijau terhadap cekaman kekeringan menggunakan PEG 6000 dengan berbagai tingkat tekanan osmotik (0, -0.5, -1, -2 dan -3) bar. Percobaan kedua, Controlled Deterioration Test (CDT) dengan suhu 45°C, kadar air 20%, 22%, 24% dan 26% serta lama penderaan 0 jam, 24 jam, 48 jam dan 72 jam bertujuan untuk mendapatkan kondisi air benih dan lama penderaan yang efektif untuk menguji vigor lima varietas benih kacang hijau. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak  dua faktor. Percobaan  ketiga bertujuan untuk mengetahui tingkat keeratan hubungan antara hasil percobaan pertama dan percobaan kedua, sehingga dapat diketahui keefektifan metode CDT sebagai indikator dalam menguji ketahanan benih kacang hijau terhadap cekaman kekeringan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap variabel KCT dan IV diperoleh hasil bahwa PEG 6000 yang mampu menyeleksi benih yang tahan dan tidak tahan terhadap kekeringan adalah tekanan osmotik -1 bar. Hasil dari percobaan dua yaitu kondisi CDT yang dapat digunakan untuk menguji vigor benih adalah kondisi CDT (kadar air/lama penderaan) 20%/48 jam dan 22%/24 jam. Hasil analisis korelasi antara variabel-variabel pada tekanan osmotik PEG 6000 -1 bar dengan VCDT pada dua kondisi CDT (20%/48 jam dan 22%/24 jam) menunjukkan korelasi nyata pada variabel %KN (r= 0.61 dan 0.58) dan KCT (r=0.62 dan 0.59).
Penentuan Media Pengujian Viabilitas Serbuk Sari Cabai Besar dan Cabai Rawit (Capsicum annuum L.) Christian Simanjuntak; Endah Retno Palupi; Karyadi Wanafiah
Buletin Agrohorti Vol. 1 No. 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.144 KB) | DOI: 10.29244/agrob.1.4.58-64

Abstract

Sampai saat ini, belum ada media yang menunjukkan korelasi daya berkecambah serbuk sari dengan produksi dan mutu benih. Oleh karena itu, peneltian ini bertujuan untuk menentukan  media pengujian serbuk sari in vitro yang terbaik untuk cabai dan mempelajari korelasi daya berkecambah serbuk sari cabai secara in vitro dengan produksi dan mutu benih. Penelitian ini terdiri dari dua percobaan. Pertama, mencari media yang sesuai dengan daya berkecambah serbuk sari CB 005 dan CR 002. Kedua, mempelajari korelasi daya berkecambah serbuk sari pada media yang terpilih dengan produksi dan mutu benih. Hasilnya, PGM F menunjukkan nilai daya berkecambah serbuk sari yang konsisten lebih tinggi dari pada media yang lain, sehingga PGM F digunakan sebagai media dasar dalam percobaan modifikasi media. Media yang digunakan untuk pengujian serbuk sari CB 005 dan CR 002 yaitu PGM 1 dan PGM 4 (PGM F). Secara umum, daya berkecambah CB 005 tidak berbeda menggunakan PGM 1 dan PGM 4. PGM 1 memberikan nilai rata-rata daya berkecambah serbuk sari CR 002 yang lebih tinggi dari pada PGM 4. Pengujian daya berkecambah serbuk sari CB 005 dengan media PGM 1, PGM 4 (PGM F),  dan Ewid 1 tidak berkorelasi  dengan pembentukan buah, pembentukan biji, daya berkecambah benih, dan bobot 1000 butir.
Keragaan In Vitro dan In Vivo Hibrida Somatik antara Solanum melongena cv. Dourga dengan Solanum torvum Sw. Agus Joko Santoso; Ali Husni; Agus Purwito
Buletin Agrohorti Vol. 1 No. 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.092 KB) | DOI: 10.29244/agrob.1.4.65-74

Abstract

Terung adalah tanaman yang mudah terserang oleh banyak jenis penyakit. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketahanan terhadap penyakit tersebutadalah dengan mengintroduksi sifat ketahanandari kerabat liarnya melalui fusi protopas. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari keragaan in vitro dan in vivo hibrida somatik hasil fusi protoplas Solanum melongena cv. Dourga dengan Solanum torvum Sw.  Penelitian ini merupakan penelitian faktor tunggal dengan tujuh taraf klon, yaitu Solanum melongena cv. Dourga (SM), Solanum torvum Sw. (ST), dan 5 klon hibrida somatik (SMST1,  SMST2, SMST3, SMST4, and SMST5) yang disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Peubah yang diamati antara lain tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, panjang tangkai daun, jumlah akar, panjang akar, jumlah buku, warna batang, warna tangkai daun, jumlah duri pada permukaan daun, dan bentuk lobus daun. Pada kondisi in vitro, pertumbuhan Solanum torvum Sw. berbeda sangat nyata dengan kelima klon hibrida somatik. Klon SMST1, SMST2, dan SMST4 menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik  dari klon SMST3 dan SMST5. Pada kondisi in vivo, klon-klon yang diuji memiliki kekerabatan yang lebih dekat dengan Solanum torvum Sw.
Perlakuan Priming Benih untuk Mempertahankan Vigor Benih Kacang Panjang (Vigna Unguiculata) Selama Penyimpanan Esty Putri Utami; Maryati Sari; Eny Widajati
Buletin Agrohorti Vol. 1 No. 4 (2013): Oktober 2013
Publisher : Departemen Agronomi dan Hortikultura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.912 KB) | DOI: 10.29244/agrob.1.4.75-82

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh priming dalam mempertahankan vigor benih kacang panjang selama dalam penyimpanan. Perlakuan priming yang dilakukan adalah perendaman benih dalam air, KNO3, CaCl2, asam askorbat, dan pelembapan diantara kertas selama dua jam. Perlakuan priming menyebabkan peningkatan kadar air benih hingga sekitar 9%, sedangkan perlakuan pelembapan diantara kertas hanya meningkatkan kadar air 1-2 % dibanding kontrol. Setelah selesai perlakuan, benih dikeringkan kembali hingga kadar air 12-13% lalu disimpan di ruang kamar(26-30.8 °C; RH 68-77 %) dan AC (±20 °C; RH ±50%) menggunakan plastic polipropilen (tebal 0.08 mm). Perlakuan priming mampu mempertahankan indeks vigor dan kecepatan tumbuh sampai dengan 15 minggu penyimpanan baik pada penyimpanan ruang AC ataupun kamar. Perlakuan perendaman dalam air  dapat menjadi pilihan terbaik sebagai perlakuan benih sebelum simpan karena murah dan mudah dilakukan serta memberikan hasil yang baik.

Page 1 of 2 | Total Record : 15