cover
Contact Name
Ramses
Contact Email
ramses.firdaus@gmail.com
Phone
+628117553507
Journal Mail Official
jurnal.simbiosa@gmail.com
Editorial Address
Kampus Universitas Riau Kepulauan Batam Jln. Batuaji Baru No,99 Batuaji Kota Batam - Kepulauan Riau-Indonesia
Location
Kota batam,
Kepulauan riau
INDONESIA
SIMBIOSA
ehadiran jurnal SIMBIOSA sangat diharapkan untuk meningkatkan publikasi ilmiah pada bidang pembelajaran Biologi dan Sains. Fokus dan cakupan SIMBIOSA secara deteil sebagai berikur: Pendidikan Biologi, mencakup : pembelajaran Biologi untuk sekolah menengah, dan perguruan tinggi; teknologi pembelajaran Biologi; pengembangan profesionalisme guru bidang studi Pendidikan Biologi; pembelajaran Biologi inovatif dengan menerapkan berbagai pendekatan seperti pendekatan realistik, pendekatan CTL, dan sebagainya. Sain Biologi mencakup Biologi molekuler; Bio-Ekologi; Biodiversiti; Konservasi dan bidang kajian lain yang relevan dengan Biologi dalam arti luas. Jurnal ini diterbitkan dua kali dalam setahun (Juli dan Desember). Artikel yang sudah diterima dan siap dipublikasikan melalui online (early view) secara bertahap serta versi cetaknya akan diedarkan pada akhir periode penerbitan online.
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 2 (2019): JURNAL SIMBIOSA" : 9 Documents clear
Keanekaragaman, Bioekologi Ikan di Perairan Pantai Barat Pulau Rempang Kecamatan Galang Kota Batam Notowinarto Notowinarto; Lani Puspita
SIMBIOSA Vol 8, No 2 (2019): JURNAL SIMBIOSA
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/sim-bio.v8i2.2182

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan, dimulai bulan Juni hingga Oktober 2019, yang berlokasi di area perairan tangkap pantai Barat P. Rempang. Lokasi pengamatan terdiri dari  3 stasiun  antara lain:  P. Nibung (St. 1); P. Panjang Dalam (St. II); P. Panjang Luar (St. III). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keanekaragaman ikan, karakteristik taksonomi spesies ikan dan kondisi bioekologi ikan. Hasil identifikasi diperoleh bahwa ikan di perairan pantai Barat P. Rempang   tergolong ke dalam 3 ordo, 18 famili, dan 29 spesies dengan 10 jenis ikan yang dominan yakni: Bandeng, Belanak, Dingkis, Gelam, Kurisi ekor kuning, Kurisi merah, Lingkis, Lebam, Mentimun tande dan Mentimun garis kuning. Kondisi kualitas fisika-kimia perairan parameter suhu, salinitas, DO, pH, kecepatan arus, dan kecerahan relatif normal. Analisis status ekobiologi memperlihatkan 10 spesies  cenderung bernilai kecil yakni rata-rata 1 atau berkisar 0,005 – 0,215 yang  berarti bahwa pola pertumbuhan adalah allometrik (negatif) dimana pertumbuhan panjang lebih cepat dari pertumbuhan bobot tubuh. Tinjauan faktor kondisi Fulton (K) memperlihatkan kisaran nilai 17,60 – 30,46. Faktor kondisi berat relatif (Wr) tertinggi terdapat pada ikan belanak (107,81) dan terendah pada ikan bandeng (103,13), dimana kedua jenis ikan ini  masih pada rentang nilai yang berdekatan dengan nilai indikator 100 yang  berarti bahwa terdapat keseimbangan antara mangsa dan predator.
Uji Antimikroba Daging Buah (Carica pubescens) Matang Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Metode Kirby Bauer Secara In Vitro Umarudin Umarudin; Floreta Fiska Yuliarni
SIMBIOSA Vol 8, No 2 (2019): JURNAL SIMBIOSA
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/sim-bio.v8i2.2043

Abstract

Staphylococcus aureus dapat menyebabkan infeksi kulit seperti bisul atau abses dan jerawat. Pengunaan antibiotik yang tidak tepat menyebabkan munculnya S. aureus yang resisten terhadap antibiotik karena adanya perubahan genetik. Permasalahan yang disebabkan akibat penggunaan antibiotik yang tidak tepat tersebut menimbulkan upaya eksplorasi senyawa antibakteri yang lebih efektif dengan dampak yang minimal. Salah satu tanaman yang bersifat sebagai antibakteri adalah daging buah karika (Carica pubescens). Penelitian ini dilakukan secara true eksperimental. S. aureus diperoleh dari laboratorium Universitas Airlangga dan diidentifikasi berdasarkan sifat biakan, pewarnaan Gram, uji biokimiawi dan uji gula-gula. Isolat selanjutnya diuji antimikroba terhadap ekstrak daging buah C. pubescens. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri yang tumbuh, dapat memfermentasi plat mannitol salt agar, sel berbentuk bulat bergerombol, bersifat Gram +, dapat memfermentasi maltosa dan laktosa, dapat menkoagulasi plasma kelinci dan bereaksi positif terhadap uji clumping faktor dan uji Voges Proskouer. Pada penelitian ini, hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak daging buah Carica pubescens dengan konsentrasi 20%, 40%, dan 60% memiliki daya hambat terhadap Staphylococcus aureus. Daya hambat terbesar terdapat pada konsentrasi 60%. Semakin kecil konsentrasi ekstrak C. pubescens, semakin kecil daya hambatnya terhadap S. aureus.
Aplikasi Keong Mas (Pomacea canaliculata L.) sebagai Pupuk Organik Cair Pada Pertumbuhan Tanaman Melon (Cucumis melo L) Var. Japonica dan Tacapa Vivin Andriani
SIMBIOSA Vol 8, No 2 (2019): JURNAL SIMBIOSA
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/sim-bio.v8i2.1968

Abstract

Keong mas termasuk salah satu organisme yang mengganggu tanaman pada lahan persawahan. Keong mas mengandung senyawa yang dapat digunakan sebagai nutrisi tanaman antara lain asam amino triftofan, Fosfor (P), kalsim (Ca), serta kalium (K), sehingga dapat digunakan sebagai salah satu bahanpupuk organik. Melon (Cucumis melo) merupakan salah satu tanaman buah yang cukup digemari di Indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi keong mas sebagi pupuk organik cair terhadap pertumbuhan tanaman melon varietas Japonica dan Tacapa. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri 4 perlakuan 5 ulangan yang terdiridari pupuk organik cair keong mas dengan konsentrasi 0 ppm, 10 ppm, 50 ppm dan kontrol positif (IAA). Parameter yang diamati adalah panjang tanaman, jumlah daun, lebar daun, dan jumlah cabang.Data pengamatan diambil pada 35 hari setelah tanam (HST).Data yang diperoleh dianalisis statistika menggunakan analisis varian satu arah (ANOVA)  pada taraf signifikansi 0,05. Hasil analisismenunjukkan bahwa pemberian pupuk organic cair keong mas memberikan pengaruh yang signifikan (P0,05) terhadap panjang tanaman, jumlah daun, lebar daun, dan jumlah cabang pada dua varietas melon (Japonica dan tacapa). Berdasarkan hasil yang diperoleh menunjukkan perlakuan pupuk organikcair  keong mas 50ppm memberikan hasil yang baik terhadap semua parameter pada 2 varitas melon (japonica, tacapa).
Identifikasi, Keragaman dan Sebaran Caulerva sp Sebagai Komoditas Potensial Budidaya Pulau Bunguran, Natuna Tengku Said Razai; Imam Pangestiansyah Putra; Fadhliyah Idris; Try Febrianto
SIMBIOSA Vol 8, No 2 (2019): JURNAL SIMBIOSA
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/sim-bio.v8i2.2177

Abstract

Jenis angur laut Caulerpa sp saat ini menjadi komoditas ekspor sebagai produk makanan, obat-obatan, dan kosmetik. Caulerpa sp memiliki sebaran yang cukup luas terutama pada kawasan beriklim tropis. Jenis Caulerpa sp juga dijumpai hingga perairan Natuna. Kepulauan Natuna merupakan suatu wilayah di utara dari Provinsi Kepulauan Riau dengan potensi lautnya menyimpan sumberdaya yang beragam, termasuk komunitas anggur laut Caulerpa sp. Culerva sp  merupakan salah satu jenis tumbuhan laut yang memiliki nilai nutrien yang baik tertutama untuk kesehatan dan kosmetik, sehingga penelitian terkait dengan sebaran jenis dan komposisinya sebagai upaya awal untuk pengembangan budidaya perlu dilakukan. Penelitian dilaksanakan selama periode bulan Juli-September 2019. Sampling dilakukan pada 8 lokasi yang berbeda mulai dari kawasan Ranai Kota hingga Klarik. Pengambilan data jenis Caulerpa sp mengunakan metode transek garis sepanjang 100 meter kearah laut dengan kuadran ukuran 10 x 10 m, sebanyak 3 kali sampling per stasiun. Hasil penelitian ditemukan 3 spesies dari anggur laut Caulerpa sp yakni C. taxifolia, C. lentilifera, dan C. recemosa. komposisi tertinggi pada jenis C.taxifolia mencapai 53,7%. Hasil penelitian menunjukkan tingkat keanekaragaman yang rendah, keseragaman tergolong tinggi, dan dominansi yang rendah. Hanya ada beberapa stasiun dengan tingkat dominansi yang tinggi yakni stasiun 2 dan stasiun 6 masing-masing di dominasi oleh jenis C. taxifolia dan jenis C. lentilifera.
Performa Pertumbuhan dan Kelulushidupan Lobster Air Tawar Capit Merah (Cherax quadraciantus) melalui Formulasi Pemberian Pakan dengan Frekuensi yang Berbeda Partini Partini; Hadra Fi Ahlina; Syaiful Ramadhan Harahap
SIMBIOSA Vol 8, No 2 (2019): JURNAL SIMBIOSA
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/sim-bio.v8i2.2028

Abstract

Lobster air tawar capit merah Redclaw (Cherax qudricarinatus) merupakan komoditas perikanan air tawar yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai komoditas budidaya. Performa pertumbuhan dan kelulushidupan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan frekuensi pemberian pakan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui frekuensi pemberian pakan yang optimal dalam mendukung pertumbuhan dan kelulushidupan. Perlakuan yang diuji adalah variasi frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari, 3 kali sehari, dan 4 kali sehari. Lobster Redclaw yang digunakan memiliki bobot tubuh rata-rata 0,53±0,11 gram dengan panjang rata-rata 3,15±0,02 cm. Pemeliharaan dilakukan selama 90 hari dalam wadah akuarium, dengan padat tebar 20 ekor/wadah. Jenis pakan yang diberikan adalah pelet udang PF 100 ukuran 0,4–0,7 mm dengan proporsi 3% dari berat biomassa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan variasi frekuensi pemberian pakan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap performa pertumbuhan dan kelulushidupan. Nilai parameter kualitas air pada seluruh wadah selama pemeliharaan masih mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidup lobster air tawar capit merah.
Keanekaragaman Capung (Ordo: Odonata) di Kawasan Hutan Lindung Duriangkang Tanjung Piayu Batam Santiria Simatupang; Fauziah Syamsi; Rahmi Rahmi; Yarsi Efendi
SIMBIOSA Vol 8, No 2 (2019): JURNAL SIMBIOSA
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/sim-bio.v8i2.2139

Abstract

Hutan Lindung Duriangkang merupakan hutan lindung terluas di kota Batam, yang memiliki peranan penting sebagai daerah resapan air dan menjaga persediaan air bersih dalam menunjang kebutuhan masyarakat sekitar. Keberadaan capung dapat dijadikan sebagai indikator lingkungan karena dalam proses perkembangannya capung membutuhkan lingkungan yang baik untuk menunjang setiap fase kehidupannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas capung di kawasan hutan lindung Duriangkang, Tanjung Piayu Batam. Pengambilan data dengan menggunakan metode jelajah (visual day flying) di sepanjang jalur pengamatan. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan 24 jenis capung yang terdiri dari 4 Famili dengan total 429 individu. Indeks Keanekaragaman total sebesar 2,709 yang tergolong sedang. Indeks Kemerataan (E) sebesar 0.852 yang tergolong tinggi. Indeks Kekayaan Jenis sebesar 3.794 yang tergolong sedang, Indeks Dominansi total sebesar 0.090 yang tergolong kategori rendah atau tidak terdapat jenis yang mendominansi. Indeks Kesamaan Jenis yang diperoleh dari perbandingan stasiun 1-2 dan 1-3 tergolong sama (62% dan 63%) dan indeks kesamaan jenis dari stasiun 2-3 tergolong berlainan (36%) sehingga kualitas ekosistem pada kawasan Hutan Lindung Duriangkang tergolong stabil dan merata. Kehadiran capung sangat erat kaitannya dengan keberadaan badan perairan di suatu habitat, lebih menyenangi habitat terbuka dengan vegetasi semak dibandingkan hutan dengan hutan dengan tutupan tajuk yang rapat.
Struktur Komunitas Plankton di Selat Belat, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau Lani Puspita
SIMBIOSA Vol 8, No 2 (2019): JURNAL SIMBIOSA
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/sim-bio.v8i2.2042

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas fitoplankton dan zooplankton di perairan Pulau Belat, yang meliputi jumlah taxa, komposisi jenis, keanekaragaman jenis, keseragaman jenis, dan dominansi jenis. Plankton diambil di 3 lokasi di sebagian ruas Selat Belat. Pengambilan sample dilakukan 2 kali, yaitu 8 Januari 2018 dan 30 Januari 2019. Sampel yang diambil dianalisis di laboratorium Produktivitas Lingkungan Perairan IPB; analisis yang dilakukan mencakup identifikasi dan pencacahan; hasilnya kemudian diolah dengan menghitung Indeks Keanekaragaman Jenis (H’), Indeks Keseragaman Jenis (E), dan Indeks Dominansi Jenis (D). Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa Indeks H, E, dan D dari sampel fitoplankton yang diambil pada 8 Januari 2018 secara berturut-turut berkisar antara: 1.05 - 1.91, 0.54 - 0.68, dan 0.26 - 0.42; sedangkan untuk sampel zooplankton nilai indeks secara berturut-turut berkisar antara: 1.01 - 1.12, 0.47 - 0.56, dan 0.42 - 0.51. Dan nilai Indeks H, E, dan D dari sampel fitoplankton yang diambil pada 30 Januari 2019 secara berturut-turut berkisar antara: 1.50 - 2.13, 0.46 - 0.67, dan 0.22 - 0.47; sedangkan untuk sampel zooplankton nilai indeks secara berturut-turut berkisar antara: 1.35 - 1.65, 0.81- 0.85, dan 0.23 - 0.30. Nilai Indeks H yang berkisar antara 1.01 - 2.13 menunjukan bahwa kondisi perairan berada pada kondisi tercemar sedang, tercemar ringan, dan belum tercemar. Pada sampel 8 Januari 2018, fitoplankton didominasi oleh jenis-jenis dari kelas Bacillariophyceae; sedangkan zooplankton didominasi oleh jenis-jenis dari filum Protozoa. Pada sampel 30 Januari 2019, fitoplankton didominasi oleh jenis-jenis dari kelas Bacillariophyceae; sedangkan zooplankton didominasi oleh jenis-jenis dari filum Crustacea
Identifikasi Terumbu Karang Genus Favites dengan Menggunakan Metode Reef Identification Knowhow Application-Reconstructed by 3D Imagery (RIKA-R3DI) Rika Kurniawan; Dino Adrian; Awaluddin Awaluddin
SIMBIOSA Vol 8, No 2 (2019): JURNAL SIMBIOSA
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/sim-bio.v8i2.2192

Abstract

Penggunaaan metode dalam penelitian terumbu karang hingga saat ini sangat banyak digunakan, tergantung tujuan dari seorang peneliti. Metode  Reef Identification Knowhow Application-Reconstructed by 3D Imagery (RIKA-R3DI) merupakan hasil pengembangan serta modifikasi dari metode Underwater Photo Transect (UPT). Cara kerja metode ini mengidentifikasi jenis karang dengan menggunakan gambar 3 dimensi (3D), sebelumnya sampel yang merupakan video jenis karang diperoleh dilapangan dengan peralatan selam dan video bawah air. Kemudian video sampel diolah menjadi gambar 3D serta diidentifikasi didarat. Sebelumnya metoda ini digunakan pada karang Genus Acropora dan Favia. Namun saat ini peneliti menggunakan metode RIKA-R3DI dalam mengidentifikasi karang Genus Favites, dengan tujuan apakah metode ini dapat digunakan dalam mengidentifikasi karang Genus Favites. Sampel diambil pada perairan pulau Mapur Provinsi Kepulauan Riau. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa metode ini sangat efektif dan berhasil dalam mengidentifikasi karang Genus Favites sampai ke spesies. Hasil uji dan identifikasi sampel, yang telah dijadikan gambar 3D menghasilkan karang Favites abdita.
Tumbuhan Nyamplung (Chalohyllum inophyllum Linn) dan Bioaktifitasnya Emilda Emilda
SIMBIOSA Vol 8, No 2 (2019): JURNAL SIMBIOSA
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/sim-bio.v8i2.2000

Abstract

Nyamplung (Calophyllum inophyllum L) adalah tumbuhan yang tersebar luas di Indonesia, terutama ditemukan di daerah pantai berpasir. Tumbuhan dengan pohon tinggi sedang ini sudah lama digunakan masyarakat sebagai obat. Keragaman metabolit sekunder yang dikandungnya memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku obat untuk industri obat. Artikel ini ditulis berdasarkan literatur ilmiah untuk menjelaskan hubungan pemanfaatan Nyamplung (Chalohyllum inophyllum L.) dengan bioaktifitasnya sehingga pemanfaatannya sebagai obat dapat dikembangkan. Berdasarkan sejumlah penelitian tentang metabolit sekunder ditemukan senyawa terutama kelompok xanthone, kumarin, triterpenoid dan flavonoid. Senyawa ini memiliki bioaktivitas termasuk antikanker, antivirus, anti-HIV, antibakteri, antijamur, dan antiinflamasi.

Page 1 of 1 | Total Record : 9