cover
Contact Name
Daniel Fajar Panuntun
Contact Email
niel398@gmail.com
Phone
+6285747332374
Journal Mail Official
jurnalkinaa@gmail.com
Editorial Address
Kantor IAKN Toraja, Jalan Poros Makale-Makassar KM 11,5, Lembang Bungtu Tangti, Kecamatan Mengkendek, Kab. Tana Toraja, Prov. Sulawesi Selatan.
Location
Kab. tana toraja,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Kinaa: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat
ISSN : 27228819     EISSN : 27228827     DOI : https://doi.org/10.34307
KINAA merupakan istilah dari bahasa Toraja yang menunjukan suatu sifat kebijaksanaan. Kinaa merupakan salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin sehingga dapat menunjukan kepemimpinan yang baik, benar, dan berpengaruh. Jurnal Kinaa adalah Jurnal Jurusan Kepemimpinan Kristen IAKN Toraja. Jurnal ini akan membahas mengenai beragai artikel ilmilah mengenai kepemimpinan Kristen dan laporan ilmiah suatu kegiatan pemberdayaan, berdasarkan hal tersebut fokus jurnal ini membahas mengenai Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat Jurnal ini memiliki fokus dan scope pada bidang artikel ilmiah yang berkaitan dengan Kepemimpinan Kristen dan juga laporan kegiatan pengabdian kepada warga Jemaat. Spesifikasi ranah kepemimpinan Kristen dan pengabdian kepada warga jemaat meliputi Kajian teks biblika PL atau PB mengenai Kepemimpinan Kristen Kajian histori mengenai Kepemimpinan Kristen Kajian Praktika mengenai Kepemimpinan Kristen Kajian-kajian sistematis yang dapat mengekpos ataupun menambahkan teori ataupun praktika mengenai kepemimpinan Kristen Laporan kegiatan yang ditulis secara sistematis berdasarkan aspek-aspek karya ilmiah mengenai pelayanan dan pemberdayaan jemaat
Articles 38 Documents
Kaderisasi Pemimpin melalui Pemuridan Kontekstual sebagai Jawaban dari Krisis Keteladanan Kepemimpinan Daniel Fajar Panuntun; Eunike Paramita
KINAA: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat Vol. 1 No. 1 (2020): Kinaa: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat. Vol 1, No 1, Juni 2
Publisher : IAKN TORAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/kinaa.v1i1.1

Abstract

ABSTRAK Indonesia memiliki suatu keuntungan besar pada tahun 2015-2035 dengan besarnya presentase usia penduduknya yang memasuki masa produktif dalam bekerja. Generasi tersebut siap untuk menjadi pemimpin-pempin pada bagiannya masing-masing. Malangnya, pada era ini minim sekali pemimpin yang dapat diteladani sehingga proses kaderiasi kepemimpinan memiliki tantangan besar. Pemuridan Kontekstual merupakan salah satu wadah perkumpulan orang percaya yang diharapkan dapat digunakan sebgai wadah dalam mengatasi krisis keteladanan kepemimpinan terkait proses kaderisai pemimpin. Tulisan ini bertujuan untuk mengungkap kaderisasi pemimpin melalui pemuridan kontekstual sebagai jawaban dari krisis keteladanan kepemimpinan. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini dengan jenis penelitian sosial secara deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan studi literature. Penelitian ini mengungkap pentingnya Pemuridan Kontekstual terhadap proses kaderisasi kepempimpinan berdasarkan tantangan krisis keteladanan kepemimpinan pada generasi calon pemimpin. Hasil tersebut dideskripsikan dengan empat butir dekripsi terkait Keteladanan dalam proses kaderisasi pemimpin melalui KTBK. Kata kunci : Pemuridan, KTBK, Pemimpin, Kristen, Millenial ABSTRACT Indonesia has a significant advantage in 2015-2035 with a large percentage of the age of the population entering the productive period at work. The generation is ready to become leaders in their respective groups. Unfortunately, in this era, very few leaders can be emulated so that the leadership cadre process has a big challenge. Contextual Discipleship is one of the containers of believers' associations which is expected to be used as a forum in overcoming the exemplary leadership crisis related to the leader cadre process. This paper aims to uncover the regeneration of leaders through contextual discipleship in response to the crisis of leadership example. A qualitative approach was used in this study with descriptive social research. The data collecting techniques are using interview techniques and literature studies. This study reveals the importance of Contextual Discipleship in the process of leadership regeneration based on the challenges of the exemplary leadership crisis in the generation of prospective leaders. These results are described in terms of four decryption items related to the Model in the process of regenerating leaders through the KTBK. Keyword: Discipleship, KTBK, Leaders, Christians, Millennials
Makna Kepemimpinan Daud dalam Perjanjian Lama Steven Tubagus
KINAA: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat Vol. 1 No. 1 (2020): Kinaa: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat. Vol 1, No 1, Juni 2
Publisher : IAKN TORAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/kinaa.v1i1.3

Abstract

Abstract. The leadership crisis is felt based on a lack of trust in leaders. Based on this, leadership contributions from the Scriptures need to be contributed—the Meaning of David's Leadership in the Old Testament. The purpose of this paper is to describe the meaning of David's leadership, according to the Old Testament textually. The method used is qualitative, using the study of literature that is the Bible and reference books. The results of the study are that David's Leadership is an example and role model for everyone because it leads people to believe in God so that their goals are achieved. The meaning of David's leadership in the old covenant is: first, leadership that pleases God and knowing God's will. Second, David's Unchanging Leadership.  Third, Attitudes towards God: wholeheartedly cling to Him. Fourth, leaders who can be accountable for all decisions.   Keywords: Meaning, David, Leadership, Old Testament.   Abstrak: Krisis kepemimpinan dirasakan berdasarkan kurangnya kepercayan kepada pemimpin. Berdasarkan hal tersebut perlu sumbangsih kepempimpinan dari Kitab Suci. Makna Kepemimpinan Daud dalam Perjanjian Lama. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mendeksripsikan makna kepemipinan Daud menurut Perjanjian lama secara tekstual. Metode yang digunakan kualitatif, dengan memakai studi literatur yaitu Alkitab dan buku-buku refrensi. Hasil penelitian yaitu Kepemimpinan Daud menjadi contoh dan teladan untuk semua orang karena membawa orang-orang untuk percaya kepada Allah sehingga tujuannya tercapai. Makna kepemimpinan Daud dalam perjanjian lama yaitu: pertama, Kepemimpinan yang berkenan kepada Allah yaitu mengetahui kehendak Allah. Kedua, Kepemimpinan Daud Yang Tidak Berubah. Ketiga, Sikap terhadap Allah: sepenuh Hati berpaut kepada-Nya. Keempat, Pemimpin yang dapat mempertanggungjawabkan semua keputusannya.
Karakter Pemimpin Persekutuan Mahasiswa Kristen Surakarta Berdasarkan Teladan Paulus Dalam Kitab Kisah Para Rasul 20: 17-38 Efi Nurwindayani
KINAA: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat Vol. 1 No. 1 (2020): Kinaa: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat. Vol 1, No 1, Juni 2
Publisher : IAKN TORAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/kinaa.v1i1.4

Abstract

Abstract: The focus of this paper is to discuss the Character of the Leader of the Surakarta Christian Student Association (PMKS) based on Paul's Example in the Book of Acts 20: 17-38. This research aims to first, explore and discover Paul's character as the servant of Christ found in Acts 20: 17-38. Second, explaining the Leader in PMKS, and third, PMKS Character Based on Paul's Example in the Book of Acts 20: 17-38. The method used is a qualitative approach with a literature study and hermeneutic methods with narrative analysis methods. Through this research, the writer found that the characteristics that need to be possessed by PMKS leaders are humility and commitment not to resign from the call of service, obedience to the leadership of the Holy Spirit and loyalty to the end, integrity and responsibility, and love to give for service work and service partners.   Keywords: Character, Leader, Surakarta Christian Student Fellowship, Paulus   Abstrak: Fokus tulisan ini adalah membahas tentang Karakter Pemimpin Persekutuan Mahasiswa Kristen Surakarta (PMKS) Berdasarkan Teladan Paulus dalam Kitab Kisah Para Rasul 20: 17-38. Penelitian ini bertujuan untuk pertama, menggali dan menemukan karakter Paulus sebagai pelayan Kristus yang terdapat di Kisah Para Rasul 20: 17-38. Kedua, menjelaskan tentang Pemimpin dalam PMKS, dan ketiga, Karakter PMKS Berdasarkan Teladan Paulus dalam Kitab Kisah Para Rasul 20: 17-38. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur dan hermeneutik dengan metode analisis naratif.  Melalui penelitian ini penulis menemukan karakter yang perlu dimiliki pemimpin PMKS adalah kerendahan hati dan komitmen tidak mengundurkan diri dari tugas panggilan pelayanan, ketaatan pada pimpinan Roh Kudus dan kesetiaan sampai akhir, berintegritas dan bertanggung jawab dan suka memberi bagi pekerjaan pelayanan maupun rekan sepelayanan.
Keterampilan Kepala Sekolah Sebagai Manajer dalam Perspektif Kepemimpinan Alkitabiah I Putu Ayub Darmawan; Ruat Diana
KINAA: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat Vol. 1 No. 1 (2020): Kinaa: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat. Vol 1, No 1, Juni 2
Publisher : IAKN TORAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/kinaa.v1i1.5

Abstract

Abstract: Skills are part of the competencies that must continue to be built by leaders, including principals. To be a good leader, values are needed in order to be able to hold onto. Christian leadership values ​​based on the Bible need to be presented to enrich the scientific treasures of Christian education. The author conducted a library research to discuss the topic of principals' skills in the perspective of Christian leadership. In carrying out their duties as leaders, principals need to have conceptual skills as seen in the example of leaders in the Bible. Then the principal must also have human skills because based on the value of Christianity, a Christian leader does not carry out his leadership with an iron fist but rather pay attention to human values. Managerial skills are also an important component in the principal's function as a manager. These skills are basic skills that must also be possessed starting from planning, organizing, moving, and controlling.   Keywords: Skill, Function, Principal, Manager, Christian Leadership   Abstrak: Keterampilan merupakan bagian dari kompetensi yang terus harus dibangun oleh pemimpin, termasuk kepala sekolah. Untuk menjadi pemimpin yang baik diperlukan nilai-nilai yang dianut agar dapat menjadi pegangan. Nilai-nilai kepemimpinan Kristen yang berlandaskan Alkitab perlu disajikan untuk memperkaya khazanah keilmuan pendidikan Kristen. Penulis melakukan penelitian pustaka untuk membahas topik keterampilan kepala sekolah dalam perspektif kepemimpinan Kristen. Dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin, kepala sekolah perlu memiliki keterampilan konseptual sebagaimana tampak dalam contoh pemimpin dalam Alkitab. Kemudian kepala sekolah juga harus memiliki keterampilan manusiawi karena berdasarkan nilai kekristenan, seorang pemimpin Kristen tidak menjalankan kepemimpinannya dengan tangan besi melainkan memperhatikan nilai kemanusiaan. Keterampilan manajerial juga merupakan komponen penting dalam  fungsi kepala sekolah sebagai manajer. Keterampilan ini adalah keterampilan dasar yang juga harus dimiliki mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengerakan, dan pengawasan.   Kata kunci: Keterampilan, Fungsi, Kepala Sekolah, Manajer, Kepemimpinan Kristen
Karakter Kepemimpinan Kaleb Bagi Nilai Anti Korupsi Aparatur Sipil Negara Alfrida Lembang
KINAA: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat Vol. 1 No. 1 (2020): Kinaa: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat. Vol 1, No 1, Juni 2
Publisher : IAKN TORAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/kinaa.v1i1.6

Abstract

Abstract: Indonesia is a vast country committed to undertaking efforts to eradicate corruption in order to create advanced Indonesia. The profession of the State Civil Apparatus is a part of Indonesia's profession and vulnerable to corruption. The country already has an Anti-Corruption module for ASN. The module can be developed by adding values ​​to the characteristics of Caleb leadership so that it is expected to be effective for eradicating corruption in the context of Christian ASN. The purpose of this study is to uncover the leadership character values ​​of Caleb to later integrate it with the anti-corruption values ​​of the State civil apparatus. This study uses a qualitative approach to the type of grounded theory research. This paper produces Caleb characteristic values ​​for ASN anti-corruption values. These values ​​consist of: first, a Christian ASN must have a value of faith in God. Second, a Christian ASN must live according to the fear of God. Third, a Christian ASN must have the correct ethical values ​​to live up to nine anti-corruption values.   Keywords: State Civil Apparatus, Anti Corruption, Caleb, Leadership.   Abstrak: Indonesia merupakan Negara besar berkomitmen melakukan usaha-usaha pemberantasan Korupsi demi terciptanya Indonesia Maju. Profesi Aparatur Sipil Negara merupakan bagian dari profesi yang ada di Indonesia dan rentan untuk melakukan tindakan korupsi. Negara telah memiliki modul Anti Korupsi untuk ASN. Modul tersebut dapat dikembangkan dengan menambah nilai-nilai karakteristik kepemimpinan kaleb sehingga diharapkan efektif bagi pemberantasan korupsi dalam konteks ASN Kristiani. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap nilai-nilai karakter kepemimpinan dari kaleb  untuk kemudian memadukannya dengan nilai-nilai anti korupsi aparatur sipil Negara. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian  grounded theory. Tulisan ini menghasilkan nilai-nilai karakteristik kaleb bagi nilai anti korupsi ASN. Nilai-nilai tersebut terdiri atas: pertama, Seorang ASN kristiani harus memiliki nilai iman kepada Allah. Kedua, seorang ASN kristiani harus hidup berdasarkan rasa takut akan Allah. Ketiga, Seorang ASN Kristiani harus memiliki nilai sikap nilai nalar etis   yang benar untuk dapat menghidupi sembilan nilai anti korupsi.   Kata Kunci:  Aparatur Sipil Negara, Anti Korupsi, Kaleb, Kepemimpinan.
Aspek-Aspek Penting Dari Kepemimpinan Dan Kepelayanan Kristen Dalam Aspek Spiritual Dan Sosial Abialtar Pappalan
KINAA: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat Vol. 1 No. 2 (2020): Kinaa: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat. Vol 1, No 2, Desemb
Publisher : IAKN TORAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/kinaa.v1i2.9

Abstract

Abstract: The problem examined in this paper is the fact that there are still Christian leaders and servants who are trapped in service practices that are not based on the meaning of Christian ministry and leadership according to the word of God. The influence of the leadership of the secular world has not been responded well through social action that departs from Christian spiritual action. Likewise, the theological-ethical actions of Christian leaders and servants have not been implemented properly in certain situations such as the Covid-19 pandemic. Therefore the research question in this paper is what important aspects should Christian servants or leaders address in their leadership and ministry tasks today? The type of research used in this paper is qualitative. The data collection method is literature study as a source of descriptive data related to Christian leadership and ministry to find important aspects that Christian servants and leaders must prioritize. The findings obtained in this study are aspects of spirituality and social action that Christian leaders and servants need to have that are highly relevant to Christian leadership and stewardship activities such as evangelism and other vocation assignments. Christian leadership and ministry must always balance spiritual action and social action in various contexts and situations based on the truth of God's word.   Keywords: Leadership, Spiritual action, Social action, Christian servants.   Abstrak: Masalah yang dikaji dalam tulisan ini adalah kenyataan bahwa masih ada pemimpin dan pelayan Kristen yang terjebak dalam praktik pelayanan yang tidak berdasar pada pengertian dan makna pelayanan dan kepemimpinan Kristen menurut firman Tuhan. Pengaruh kepemimpinan dunia sekuler belum bisa direspons dengan baik melalui aksi sosial yang berangkat dari aspek spiritual Kristiani. Demikian juga dengan aksi teologis-etis para pemimpin dan pelayan Kristen yang belum bisa diterapkan dengan baik dalam situasi-situasi tertentu seperti pandemi Covid-19. Oleh karena itu pertanyaan penelitian dalam tulisan ini adalah aspek-aspek penting apa yang harus dikedepankan oleh pelayan atau pemimpin Kristen dalam tugas kepemimpinan dan pelayanan mereka dewasa ini? Jenis penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah kualitatif. Metode pengumpulan data adalah  studi kepustakaan sebagai sumber data deskriptif  yang berkaitan dengan  kepemimpinan dan kepelayanan Kristen untuk menemukan aspek-aspek penting yang harus dekedepankan oleh para pelayan dan pemimpin Kristen. Temuan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah aspek-aspek spiritualitas dan sosial yang perlu dimiliki oleh pemimpin dan pelayan Kristen yang sangat relevan dengan aktivitas kepemimpinan dan kepelayanan Kristen seperti penginjilan dan tugas panggilan lainnya. Kepemimpinan dan kepelayanan Kristen harus selalu menyeimbangkan aksi spiritualias dan aski sosial dalam berbagai konteks dan situasi dengan berdasar pada kebenaran firman Tuhan.   Kata Kunci: Kepemimpinan, Aksi Spiritual, Aksi Sosial, Pelayan Kristen.
Kepemimpinan Yesus Kristus sebagai Model Dasar Kepemimpinan Kristen Berdasarkan Matius 20:20-28 Firman Panjaitan
KINAA: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat Vol. 1 No. 2 (2020): Kinaa: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat. Vol 1, No 2, Desemb
Publisher : IAKN TORAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/kinaa.v1i2.14

Abstract

Abstract: The leadership crisis is an actual problem in Indonesia, which can be seen from the arrest of several leaders by the Corruption Eradication Commission due to the weak leadership model of the leaders. The leadership of Jesus Christ is the answer to the current leadership crisis. In the midst of a leadership model that relies on power, position and tends to be self-oriented, Jesus' leadership model which is oriented towards a leader-servant pattern and is altruistic in nature becomes the way to answer the leadership crisis. The critical interpretation’s method of the Bible which search for the meaning of the passage based on the existing text and ‘sitz im leben’, especially to Matthew 20:20-28, found a leadership model of Jesus that deserves to be followed and at the same time can be used as a guide for developing an appropriate and effective leadership model. The results of the study show that the leadership model of Jesus Christ in Matthew 20: 20-28 is leadership that has a vision and leadership ethics for the Kingdom of God, namely a leadership model that is pro-people and life (altruistic). Through the leadership model of Jesus Christ, one can lead effectively, efficiently and down to earth.   Keywords: Christian; Ethics of the Kingdom of God; Jesus Christ; Leadership; Leader-Servant; Vision.     Abstrak: Krisis kepemimpinan adalah masalah aktual di Indonesia, yang terlihat dari peristiwa tertangkapnya beberapa pemimpin oleh Komisi Pemberantasan Korupsi akibat lemahnya model kepemimpinan dari para pemimpin. Menghadapi hal ini, penulis melihat bahwa model kepemimpinan Yesus Kristus merupakan jawaban terhadap krisis kepemimpinan yang sedang terjadi. Di tengah model kepemimpinan yang mengandalkan kekuasaan, jabatan dan cenderung berorientasi pada diri sendiri, maka model kepemimpinan Yesus yang berorientasi pada pola pemimpin-pelayan dan bersifat altruistik menjadi sebuah ‘angin segar’ untuk menjawab krisis kepemimpinan. Dengan menggunakan metode tafsir kritis yang mencari makna perikop berdasarkan teks dan sitz im leben yang ada, khususnya Matius 20:20-28, ditemukan sebuah model kepemimpinan Yesus yang layak diteladani dan sekaligus dapat dijadikan panduan untuk mengembangkan model kepemimpinan yang tepat dan efektif. Hasil penelitian memerlihatkan bahwa model kepemimpinan Yesus Kristus dalam Matius 20:20-28 adalah kepemimpinan yang memiliki visi dan etika kepemimpinan Kerajaan Allah, yaitu model kepemimpinan yang berpihak pada sesama dan kehidupan (bersifat altruistik). Melalui model kepemimpinan Yesus Kristus, seseorang dapat memimpin dengan efektif, efesien dan membumi.   Kata Kunci: Etika Kerajaan Allah; Kepemimpinan; Kristen; Pemimpin–Pelayan; Visi; Yesus Kristus
Rumah Singgah Kemah Berkah Sebagai Wadah Penginjilan Dan Penerapan Diakonia Transformatif GKII Di Wilayah Batulicin Fajar Gumelar; Hengki Wijaya; Ezra Tari
KINAA: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat Vol. 1 No. 2 (2020): Kinaa: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat. Vol 1, No 2, Desemb
Publisher : IAKN TORAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/kinaa.v1i2.15

Abstract

Abstract: The study of this paper originated from the author's anxiety about the appropriate method of training church members. The author tries to provide a new perspective in the formation of new members of the congregation in the form of transformative deacons. The author offers another way of evangelizing and developing a deacon, namely, a shelter for camps. The author uses a descriptive approach to narrating the facts in the field. Data is collected, reduced and then analyzed so that conclusions are drawn from the facts found. The result was that the halfway house had become a place to preach the gospel in the interior of Mount Meratus. This tent house is a learning space for children to know Christ. A halfway house is a place for children to be guided with skills and independence in various daily activities to become human beings with integrity. The facts found in the field show that there are still many children who come from Christian families who do not understand life as a good Christian. The halfway house, the blessed tent, is present not only as a place for learning for children but for parents as well—a halfway house to help children attend. Children are invited to help others in need.  Keywords: Halfway House, Evangelism, Transformative Diaconia  Abstrak: Kajian tulisan ini berawal dari kegelisahan penulis mengenai metode yang tepat dalam pembinaan warga jemaat. Penulis berusaha memberi perspektif baru dalam pembinaan warga jemaat yang baru dalam bentuk diakonia transformatif. Penulis menawarkan cara lain dalam penginjilan dan pengembangan diakonia yakni rumah singgah kemah. Penulis menggunakan pendekatan dekrriptif untuk menarasikan fakta yang ada di lapangan. Data dikumpulkan, direduksi kemudian dianalisis sehingga ditarik kesimpulan dari fakta yang ditemukan. Hasil yang ditemukan adalah rumah singgah telah menjadi tempat mewartakan injil di pedalaman gunung Meratus. Rumah kemah ini menjadi ruang belajar anak-anak untuk mengenal Kristus. Rumah singgah adalah tempat anak-anak dibimbing keterampilan, kemandirian dalam berbagai kegiatan sehari-hari dengan tujuan supaya menjadi manusia yang berintegritas. Kenyataan ditemukan di lapangan memperlihatkan bahwa masih bayak anak yang berasal dari keluarga Kristen belum memahami hidup sebagai orang Kristen yang baik. Rumah singgah kemah berkah hadir tidak hanya sebagai wadah belajar anak-anak tetapi orang tua juga. Rumah singgah membantu anak dapat madiri. Anak-anak diajak untuk membantu orang lain dalam kekurangan.  Kata Kunci: Rumah Singgah, Penginjilan, Diakonia Transformatif
Peran Kepemimpinan Guru Sekolah Minggu Bagi Pertumbuhan Spiritualitas Generasi Z Pada Era Disrupsi Ricky Mallisa'
KINAA: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat Vol. 1 No. 2 (2020): Kinaa: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat. Vol 1, No 2, Desemb
Publisher : IAKN TORAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/kinaa.v1i2.18

Abstract

Abstract: The purposes of this research is to analyze the leadership role of Sunday school teachers for generation z in the era of disruption. Disruption is a change in the human life system caused by the development of technological science. As a result, most human activities in the 21st century are assisted by a modern. In addition, the era of disruption was marked by the ease of access. This is an opportunity to do various activities quickly. The presence of opportunities for quick access also has an impact on the lives of Generation Z. But it makes it possible for easy access to pornographic sites that would adversely affect the Z generation and its spiritual growth. Related to that, the leadership role of the Sunday school teacher must guide the z generation in a better direction. So that, the research method used in this research is descriptive qualitative. The approach used in literature research. After that, it is described in a description. Regarding the leadership role of Sunday school teachers for generation z in the era of disruption, the findings in this study are (1) Building spirituality for generation z. (2) Educational approach. That is meant is the role of school teacher leadership to provide education oriented to the growth of Christ's character. (3) The principle of benefits approach that must be utilized for ministry, discipleship, and in the mission of the church. (4) Schoolteacher leadership is characterized by a role model for generation Z. In providing exemplary to z generation is grow in faith in the midst namely digital sophistication in the Era of Disruption.   Keywords: Disruptive, spirituality, Leadership, Z Generation.   Abstrak: Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji peran kepemimpinan guru sekolah minggu terhadap generasi Z di era disrupsi. Disrupsi adalah perubahan sistem kehidupan manusia yang disebabkan oleh berkembangnya ilmu teknologi. Akibatnya sebagian besar aktivitas manusia di abad ke-21 ini dibantu oleh kehadiran digital yang modern. Selain itu, Era Disrupsi ditandai dengan adanya kemudahan dalam mengakses. Hadirnya peluang akses yang cepat juga berdampak bagi kehidupan generasi Z. Namun memungkinkan peluang akan mudahnya membuka situs pornografi yang berdampak buruk bagi generasi Z dan pertumbuhan spiritualitasnya. Terkait itu, peran kepemimpinan guru sekolah minggu harus membimbing generasi Z ke arah yang lebih baik. Maka metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Pendekatan yang digunakan adalah literature research. Setelah itu diuraikan secara deskripsi. Terkait peran kepemimpinan guru sekolah minggu bagi generasi Z di era disrupsi, maka temuan-temuan dalam penelitian ini adalah (1) Membangun spiritualitas bagi generasi Z. (2) Melakukan pendekatan secara edukatif. Artinya peranan kepemimpinan guru sekolah memberikan pendidikan yang berorientasi pada pertumbuhan karakter Kristus. (3) Pendekatan asas manfaat yang harus dimanfaatkan untuk pelayanan, pemuridan, dan dalam misi gereja. (4) Kepemimpinan guru sekolah minggu ditandai dengan role model. Artinya memberikan keteladanan bagi generasi Z untuk semakin bertumbuh dalam iman di tengah kecanggihan digital di Era Disrupsi.   Kata kunci: Disrupsi, Spiritualitas, kepemimpinan, Generasi Z
Gereja Tanpa Mimbar: Sebuah Model Kepemimpinan Eklesial Feminis RJ Natongam Sianturi
KINAA: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat Vol. 1 No. 2 (2020): Kinaa: Jurnal Kepemimpinan Kristen dan Pemberdayaan Jemaat. Vol 1, No 2, Desemb
Publisher : IAKN TORAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34307/kinaa.v1i2.19

Abstract

Abstract: Patriarchy culture has strongly influenced the Christianity on marginalizing women, especially limiting women's leadership in the church. Biblical theorems and the church fathers' views that subordinate women are also used as reasons to perpetuate male power in the church. Women are not only blamed for being considered the origin of sin, but also seen as weak, inferior, lustful, more emotional, and less rational than men. Although the Bible also records that there were women who became apostles and leaders, but this fact did not necessarily undermine the patriarchy culture in the church. Based on that, the author criticizes the patriarchy culture in the church and reconstructs a model of church leadership that sides with women. In this article, the author proposes a church without a pulpit as a feminist ecclesial leadership model with several concepts, namely (1) the church is women and women are the church; (2) the church as a common space; (3) the church as a space for friendship; and (4) the church as a space for sharing.   Keywords: leadership, women, feminist, ecclesiology.   Abstrak: Budaya patriarki secara kuat memengaruhi Kekristenan untuk memarginalkan perempuan terkhusus membatasi kepemimpinan perempuan di dalam gereja. Dalil-dalil Alkitab dan pandangan Bapa-bapa gereja yang mensubordinasikan perempuan juga turut digunakan sebagai alat untuk melanggengkan kekuasaan laki-laki di dalam gereja. Perempuan tidak hanya disalahkan karena dianggap sebagai asal dosa namun juga dipandang lebih lemah, lebih rendah, makhluk hawa nafsu, lebih emosional, dan kurang rasional dibandingkan dengan laki-laki. Walaupun Alkitab juga mencatat ada perempuan yang menjadi rasul dan pemimpin, namun fakta ini tidak dapat meruntuhkan budaya patriarki di dalam gereja. Berdasarkan itu, penulis mengkritisi budaya patriarki di dalam gereja dan merekonstuksi model kepemimpinan gereja yang berpihak kepada perempuan. Dalam artikel ini, penulis menggagas gereja tanpa mimbar sebagai model kepemimpinan eklesial feminis dengan beberapa konsep, yaitu (1) gereja adalah perempuan dan perempuan adalah gereja; (2) gereja sebagai ruang bersama; (3) gereja sebagai ruang persahabatan, dan (4) gereja sebagai ruang berbagi.   Kata kunci: kepemimpinan, perempuan, feminis, eklesiologi.

Page 1 of 4 | Total Record : 38