cover
Contact Name
Charlie D. Heatubun
Contact Email
charlie_deheatboen@yahoo.com
Phone
-
Journal Mail Official
ishjurnal@gmail.com
Editorial Address
Jl. Brigjen Mariner(Purn)Abraham O. Atururi, Kompl. Perkantoran Arfai, Manokwari 98311
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan
ISSN : 27160491     EISSN : 2722516X     DOI : https://doi.org/10.47039/ish
Core Subject : Agriculture, Social,
Igya ser hanjop adalah jurnal yang menyediakan sumber informasi ilmiah yang ditujukan untuk peneliti, lembaga penelitian, instansi pemerintah, dan pemangku kepentingan. Jurnal ini menerbitkan manuskrip penelitian asli yang berfokus pada hasil penelitian tentang semua aspek pembangunan berkelanjutan.
Articles 49 Documents
Karakteristik dan Pola Migrasi di Kabupaten Manokwari Josina Waromi; Sepus Fatem; Onasius Matani
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 2 No 1 (2020)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.2.2020.47-57

Abstract

Migrasi merupakan perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain dalam waktu sementara maupun untuk menetap di daerah tujuan. Orang melakukan migrasi dikarenakan beberapa alasan di antara lain ekonomi, sosial, keamanan dan bencana alam. Salah satu alasan ekonomi yaitu ingin mencari pekerjaan di daerah tujuan, tapi juga karena adanya tren dekonsentrasi dari kota-kota besar ke kota-kota yang kecil yang baru dimekarkan menjadi provinsi atau kabupaten. Sejak terjadi pemekaran Provinsi Papua Barat dari Provinsi Papua, Kabupaten Manokwari menjadi daerah tujuan para migran. Migrasi yang tinggi mempengaruhi komposisi penduduk terutama dalam hal pertambahan jumlah penduduk. Bermula dari migrasi terkini lalu menetap dan menjadi migrasi seumur hidup. Bertambahnya penduduk di suatu daerah dapat menjadi modal dalam pembangunan tapi juga dapat menjadi beban bagi pembangunan di daerah tujuan. Terkait dengan hal tersebut, kajian ini mengkaji karakteristik migran di daerah asal dan daerah tujuan; dan pola migrasi di Kabupaten Manokwari. Penelitian dilakukan di Kabupaten Manokwari menggunakan metode deskriptif dengan teknik survei. Sebagai subyek adalah migran yang bekerja di sektor informal khususnya di Distrik Manokwari Barat. Hasil kajian menunjukkan bahwa kebanyakan orang yang bermigrasi ke Kabupaten Manokwari sudah berkeluarga dan sudah bekerja di sektor informal yang dominan sebagai petani dengan penghasilan kurang dari Rp500.000; Di daerah tujuan, orang yang masuk ke Manokwari berusia muda, berpendidikan sekolah menengah atas, tidak tertib administrasi dalam arti tidak membawa surat keterangan pindah dan juga tidak melapor ke RT/RW di daerah tujuan. Selanjutnya, migran di daerah tujuan terserap di sektor informal yaitu sebagai karyawan toko, ojek dan penjual sayur dengan pendapatan yang lebih tinggi yaitu di atas Rp2 juta lebih bandingkan dengan pendapatan di daerah asal. Pola Migrasi, awalnya migrasi individu lalu menjadi migrasi jamak dari yang hanya menetap sementara lalu menjadi migrasi seumur hidup. Migran berasal dari daerah yang dekat dengan Kabupaten Manokwari yaitu Sulawesi dan Maluku.

Keanekaragaman Katak di Sekitar Pegunungan Arfak Isti Indrayani; Keliopas Krey; Yance de Fretes
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 2 No 1 (2020)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.2.2020.59-68

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendokumentasi keanekaragaman spesies katak pada berbagai habitat di sekitar Pegunungan Arfak; perbedaan dan kesamaan spesies antara lokasi penelitian, pengaruh habitat dan suhu terhadap keragaman spesies dan jumlah individu, dan perbandingan spesies dengan lokasi penelitiannya lainnya di Papua Barat, Papua dan Papua New Guinea. Penelitian ini dilaksanakan di Kampung Uyehegbrik (Prafi), Hijou (Neney) dan Anggra (Minyambauw) di Manokwari dan Manokwari Selatan. Katak disampel dengan menggunakan purposive sampling dengan teknik Visual Audio Encounter Survey (VAES) untuk memaksimal pencatatan spesies di tiap lokasi penelitian. Shannon-Weiner Diversity Index (H’) digunakan untuk menghitung species diversity dan t-test untuk melihat perbedaan keragaman spesies. Penelitian ini mencatat 15 spesies katak dari 7 famili, empat spesies di antaranya diduga spesies baru. t-test menunjukkan ada perbedaan keanekaragaman katak antara lokasi; kebanyakan spesies diamati pada habitat akuatik. Indeks keragaman hayati menunjukkan bahwa keanekaragaman hayati di sekitar Pegunungan Arfak rendah, tetapi besar kemungkinan karena metode penelitian yang digunakan. Perbandingan hasil studi lainnya menunjukkan bahwa 53% spesies yang dicatat dalam penelitian, tidak tercatat di lokasi penelitiannya.
Potensi Pemanfaatan Data Iklim Berbasis Citra Satelit untuk Pengembangan Lahan Pertanian di Provinsi Papua Barat Arif Faisol; Atekan
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.2.2020.69-80

Abstract

Terbatasnya stasiun iklim di Papua Barat mengakibatkan sebagian wilayah di Papua Barat tidak memiliki data iklim sehingga menjadi kendala dalam menentukan kawasan yang sesuai untuk pengembangan pertanian. Saat ini telah tersedia sejumlah citra satelit yang menyediakan atau dapat membangkitkan data iklim. Berdasarkan hasil uji kehandalan pada penelitian terdahulu, Global Precipitation Measurement (GPM) dan Climate Hazards Group Infrared Precipitation with Stations (CHIRPS) memiliki akurasi yang cukup baik dalam membangkitkan data hujan harian di Papua Barat, dan citra Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) memiliki akurasi yang sangat baik dalam membangkitkan suhu udara di Kabupaten Manokwari. Sehingga citra satelit khususnya GPM, CHIRPS, dan MODIS dapat menjadi solusi alternatif dalam penyediaan informasi iklim di Papua Barat dengan keterwakilan spasial yang cukup tinggi guna mendukung pengembangan kawasan pertanian di Papua Barat.
Developing Conservation Horticulture and Conserving Threatened Hibiscus Species in the Asia-Pacific Islands Region Wawan Sujarwo; Jean Linsky; Lex Thomson
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.2.2020.125-134

Abstract

The objective of this study is to ensure the conservation of iconic Hibiscus species in the Asia-Pacific Islands region though collaborative action. Almost all of the 23 species of Hibiscus in section Lilibiscus are rare and restricted or critically endangered in nature. The study focussed on establishing the status of horticulturally important and newly discovered Hibiscus species in Indonesian New Guinea and Vanuatu through field surveys. The species have been conserved in ex situ conservation collections and capacity has been built within local partners to collect, propagate and conserve Hibiscus species. Field surveys and ex situ conservation activities will inform the development of conservation action plans for Indonesian and Pacific Islands Hibiscus species by regional stakeholders.
Aplikasi Model Environmentally Sensitive Area (ESA) untuk Rekomendasi Kawasan Lindung Papua Barat Menuju Provinsi Konservasi Syartinilia; Rofifah Aulia Suyitno; Sry Wahyuni; Iman Santoso; Nassat Idris
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.2.2020.81-91

Abstract

Provinsi Papua Barat telah mendeklarasikan sebagai Provinsi Konservasi pada 19 Oktober 2015, dan diikuti munculnya Deklarasi Manokwari dan Inspirasi Teminabuan, yang pada dasarnya pemerintah dan masyarakat Papua Barat berkomitmen untuk menjaga minimal 70% daratan sebagai kawasan lindung. Namun, dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Papua Barat Tahun 2013-2033, daratan yang dialokasikan untuk kawasan lindung hanya 34% dari luas daratan Provinsi Papua Barat. Tujuan penelitian ini adalah menyusun rekomendasi kawasan lindung sebagai usulan untuk revisi tata ruang Provinsi Papua Barat. Usulan ini disusun berdasarkan model Environmentally Sensitive Area (ESA) yang menunjukkan bahwa 82% Papua Barat adalah kawasan dengan sensitivitas lingkungan tinggi. Analisis overlay dilakukan pada peta kesesuaian kriteria lindung berdasarkan ESA dengan pola ruang RTRW 2013-2033, fungsi kawasan, dan tutupan lahan dengan menggunakan fungsi logika “OR” pada ArcGIS 10.3. Model ESA merekomendasikan perlindungan ekosistem penting yang ada di Provinsi Papua Barat yaitu ekosistem hutan lahan kering primer dan sekunder serta peat and mangrove ecosystem (PME) yang berada dalam kawasan dengan sensitivitas tinggi. Dari aplikasi model ESA 82% maka dihasilkan rekomendasi untuk revisi tata ruang Provinsi Papua Barat yaitu 76,89% (7.608.648,11 ha) kawasan lindung dan 23,11% (2.286.916,48 ha) kawasan budidaya. Kawasan lindung dominan (>1 juta ha) berada di Kabupaten Teluk Bintuni, Kaimana, dan Tambrauw.
Perhitungan Neraca Air Daerah Aliran Sungai Pami Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat Erik A. Patandianan
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.2.2020.93-102

Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) Pami merupakan salah satu DAS yang terdapat di Kabupaten Manokwari yang sebagian wilayah DAS masuk dalam Distrik Manokwari Utara dan Distrik Manokwari Barat yang merupakan distrik dengan penduduk terpadat di Kabupaten Manokwari. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui neraca air pada DAS tersebut dengan menggunakan Metode Thornthwaite. Di DAS Pami terdapat dua kali periode surplus air dan sekali periode defisit air. Pada bulan Januari – Juli merupakan periode surplus air pertama sebesar 87.067.073,39 m3 yang terdiri atas air limpasan sebesar 86.275.460,54 m3 maupun imbuhan air tanah sebesar 24.696.255,20 m3. Bulan Agustus – November merupakan periode defisit air sebesar 9.827.367,06 m3 yang terdiri atas air limpasan sebesar 1.764.437,11 m3 dan air tanah sebesar 2.646.655,66 m3. Bulan Desember merupakan periode surplus air kedua sebesar 8.982.600,49 m3 yang terdiri dari air limpasan sebesar 8.009.776,23 m3 dan air tanah sebesar 1.235.543,76 m3. Total Perhitungan neraca air di DAS Pami tahun 2019, diperoleh total surplus air sebesar 96.049.673,88 m3/tahun yang merupakan total air limpasan di DAS Pami, dan sebesar 28.578.454,62 m3/tahun merupakan cadangan air tanah serta defisit air sebesar 9.827.367,06 m3/tahun.
Odonata Diversity Around the Arfak Mountains, West Papua Keliopas Krey; Ade Rahayu Pattiran; Agustinus Kilmaskossu; Yance de Fretes
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.2.2020.103-113

Abstract

West Papua is known to harbor high biodiversity and endemicity. Odonata is one taxon that has a high diversity and endemism and plays an important role as an environmental bioindicator. As with many other taxa, field research on the diversity, distribution, and habitat of dragonflies is still very limited in West Papua. Yet, its habitats are under threat due to forest and land conversion for infrastructure developments. This study was designed to document the diversity of Odonata around the Arfak Mountains; especially in Uyehegbrik Village (Prafi District), Hijou Village (Neney District) and Anggra Village (Minyambou District). Data was collected using the purposive sampling technique. The Shannon Diversity Index and t-test were used to calculate and compare species diversity at each research location; and Sorensen Index was used to analyze the similarity of species in each location. About 21 species from 7 families were recorded during this study, 10 of which species are likely new. Our main conclusions include: the Shannon Weaner Index (H’) at the study sites 1.43-1.89 indicates moderate diversity; standing water is the main habitat of dragonflies; the temperature has positive, but weak correlation with species diversity and species abundance. Discovery of new species indicates that this area remains understudied.
Evaluasi Penerapan Panca Usahatani Padi Ladang Ampibi pada Petani Binaan BPTP di Kabupaten Manokwari Galih Hidayat; Umi Yuminarti; Obadja A. Fenetiruma
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 2 No 2 (2020)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.2.2020.115-124

Abstract

Kabupaten Manokwari memiliki potensi luas lahan kering yang luas untuk pengembangan tanaman pangan khususnya padi ladang. BPTP Papua Barat merekomendasikan pengembangan padi ladang Ampibi sesuai dengan komponen teknologi panca usahatani. Padi ladang Ampibi adalah varietas unggul padi yang dapat bertahan pada kondisi iklim atau dapat bertahan dalam dua kondisi yang berbeda, kondisi lahan yang kering maupun basah. Petani diharapkan dapat meningkatkan produksi sehingga penerimaannya meningkat dengan menerapkan panca usahatani yang baik pada budidaya padi ladang Ampibi. Penelitian ini bertujuan untuk a). Mengetahui tingkat penerapan panca usahatani oleh petani, b). Mengetahui tingkat penerimaan yang diterima petani setelah mengikuti dan menerapkan panca usahatani padi ladang ampibi. Hasil dari penelitian adalah sebagai berikut: a). Tingkat penerapan panca usahatani oleh petani setelah mengikuti kegiatan panca usahatani padi ladang Ampibi di Kabupaten Manokwari termasuk dalam tingkat kategori sedang. Nilai penerapan panca usahatani kategori sedang sebesar 76,25% dan tingkat penerapan panca usahatani tinggi sebesar 23,75%. b). Tingkat penerimaan rata-rata petani padi ladang Ampibi di Kabupaten Manokwari adalah sebesar Rp. 10.203.000,- per musim tanam atau Rp. 2.915.143 per bulan per kepala keluarga petani dan diatas nilai Kebutuhan Hidup Layak (KHL) di Provinsi Papua Barat sebesar Rp. 2.908.000,- per bulan.
Keragaman Jenis Anggrek Epifit di Pulau Middleburg Papua Barat Yasper Michael Mambrasar; I Putu Gede P. Damayanto; Indira Riastiwi; Kusuma Rahmawati
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.3.2021.1-13

Abstract

Pulau Middleburg merupakan gugusan Pulau Miosu di Papua Barat yang termasuk ke dalam pulau-pulau kecil terluar Indonesia. Informasi keanekaragaman flora, terutama anggrek epifit, di pulau ini belum terekam dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah menyediakan informasi keanekaragaman jenis anggrek epifit di Pulau Middleburg. Penelitian menggunakan metode pengumpulan data taksonomi. Material tumbuhan dikoleksi untuk dibuatkan spesimen herbarium dan disimpan di Herbarium Bogoriense (BO). Identifikasi spesimen dilakukan menggunakan acuan spesimen BO dan beberapa pustaka terkait. Dalam penelitian ini dijumpai 10 jenis anggrek epifit di Pulau Middleburg, yaitu Bulbophyllum entomonopsis, Dendrobium bifalce, D. convolutum, D. kirchianum, D. litorale, D. mirbelianum, D. smillieae, D. sylvanum, Grammatophyllum scriptum dan Hippeophyllum cf. alboviride.
Remote Audit sebagai Prosedur Audit Alternatif Inspektorat Daerah Provinsi Papua Barat pada Masa Pandemi Covid-19 Lila Fitriana; Maman Permana
Igya ser hanjop: Jurnal Pembangunan Berkelanjutan Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Papua Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47039/ish.3.2021.15-23

Abstract

COVID-19 mengakibatkan audit tradisional atau audit tatap muka beresiko untuk dilaksanakan, sehingga diperlukan suatu prosedur audit alternatif yang dapat digunakan selama masa pendemi. Saat ini, Inspektorat Daerah Provinsi Papua Barat belum memiliki suatu standar maupun prosedur untuk melakukan audit di masa pandemi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prosedur audit alternatif yang dapat digunakan oleh Inspektorat Daerah Provinsi Papua Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Pengambilan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan Inspektorat Daerah Provinsi Papua Barat pada tahun 2020 melaksanakan 21 dari 39 kegiatan audit dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan, baik sebelum dan selama masa pandemi dengan menggunakan metode tatap muka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa remote audit dapat digunakan pada setiap tahap audit mulai dari entry meeting, document review, kunjungan lapangan, interview, dan closing meeting. Hal yang harus dipersiapkan dalam pelaksanaan remote audit adalah kesiapan teknologi informasi dan keterampilan auditor maupun yang diaudit dalam menggunakan peralatan teknologi informasi.