cover
Contact Name
Teguh Sandjaya
Contact Email
teguh.sandjaya@unpad.ac.id
Phone
+6281395072990
Journal Mail Official
wahyu.gunawan@unpad.ac.id
Editorial Address
Pusat Studi Pembangunan Sosial dan Budaya, Gedung C Lt. 1 Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univesitas Padadjaran, Jalan Raya Bandung Sumedang KM 21.
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat
ISSN : -     EISSN : 27164705     DOI : DOI: https://doi.org/10.24198/sawala.v2i1
Fokus dan Ruang Lingkup Jurnal ini berkaitan dengan: Isu-isu mengenai Pembangunan Masyarakat Ekonomi Kreatif Pembangunan Partisipatif Aktualisasi Kearifan dan Budaya Lokal Isu-isu mengenai Perubahan dan Perkembangan Kebudayaan Pemetaan dan Evaluasi Kebijakan Kebudayaan Kajian Pembangunan Budaya di Daerah Isu-isu yang berkaitan dengan Kesenian, Bahasa dan Religi
Articles 53 Documents
PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN MELALUI DIGITALISASI PADA ERA NEW NORMAL DI KELURAHAN KEBON BARU KOTA CIREBON RD. Ahmad Buchari; Eka Nurcahya
Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat Vol 2, No 1 (2021): Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sawala.v2i1.30231

Abstract

Salah satu penopang pertumbuhan ekonomi yaitu kegiatan usaha kecil baik di sektor tradisional maupun modern melalui usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).Digitalisasi menjadi hal penting untuk dipahami. Di Kelurahan Kebon Baru khususnya masyarakat daerah Suratno, para Ibu Rumah Tangga banyak yang memiliki usaha rumahan dengan pasar masyarakat sekitar. Mereka berjualan secara konvensional dan juga online namun belum mengoptimalkan peran digital dalam pemasaran produk. Mereka hanya menjual melalui whatsapp yang berarti hanya terdiri dari orang terdekat. Cakupan marketnya belum begitu luas.Berdasarkan keadaan tersebut, “Pengembangan Strategi Pemasaran melalui Digitalisasi pada Era New Normal” memiliki program sosialisasi pembukuan, sosialisasi pemasaran melalu instagram dan Facebook, pembuatan logo sebagai identitas produk. Dengan tujuan dapat mengoptimalkan peran media sosial dalam pengembangan usahanya terutama dalam pemasaran. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.Hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa seluruh pelaku usaha di Kebon Baru, Cirebon masih bergantung kepada pertemuan luring dan promosi dari mulut ke mulut untuk memasarkan produk mereka.Belum terbiasa melakukan kegiatan ekonomi seperti penjualan, pembelian, pemasaran, pembukuan dan sebagainya dan penggunaan digitalisasi. 
PENGENALAN DAN PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DI DESA CISEMPUR Nina Karlina
Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat Vol 1, No 2 (2020): Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sawala.v1i2.26626

Abstract

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat   telah dilaksanakan  di Desa Cisempur, Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang selama 1 bulan memfokuskan pada pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang dirasa butuh untuk dikembangkan sebagai bentuk pemberdayaan demi terciptanya kesejahteraan masyarakat yang dikembangkan  UMKM yang dikembangkan  adalah UMKM yang memproduksi tempe mentah. Selain pengembangan produksi tempe ,  sosialisasi pengembangan jiwa kewirausahaan di beberapa sekolah dasar negeri yang ada di Cisempurpun telah dilakukan. Rangkain terakhir dari kegiatan pengabdian ini adalah seminar pengenalan dan pengembangan kewirausahaan dengan mengundang masyarakat dan para ibu2 penggerak PKK.  Adapun tujuan mengembangkan UMKM tempe adalah karena terdapat potensi ekonomi yang cukup tinggi namun pemiliknya belum kemampuan untuk mengembangkan usahanya. Sedangkan tujuan dari seminar pengenalan dan pengembangan kewirausahaan adalah mengenalkan cara berwirausaha dan peningkatan kepercayaan diri masyarakat agar mampu berwisausaha dengan baik serta memberikan strategi sederhana dalam produksi dan pemasarannya. , Hasil dari pengabdian ini masyarakat sudah mulai mengerti bahwa kewirausahaan bisa menjadi alternatif yang cukup menjanjikan untuk memberikan penghasilan, dan dapat  membantu mengembangkan serta memberdayakan melalui strategi branding dan marketing produk.
PENYULUHAN TERHADAP KELOMPOK PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK) DALAM UPAYA PEMANFAATAN SAMPAH BUNGKUS KOPI Nani Sunarni; Asep Yusup Hudaya
Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat Vol 2, No 1 (2021): Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sawala.v2i1.29260

Abstract

Organisasi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) merupakan salah satu organisasi penggerak pemberdayaan masyarakat khususnya kaum ibu-ibu mulai dari tingkat yang paling kecil yaitu tingkat RT hingga tingkat nasional. Organisasi ini beranggotakan ibu-ibu rumah tangga yang berperan sebagai pelaku dalam kegiatan domestik keluarganya dan memiliki kemampuan peran ganda. Peran tersebut selain bertanggung jawab mengurus keluarga, juga memiliki peran mengurus hal lainnya termasuk dalam penanganan sisa buangan rumah tangga yang disebut sampah. Salah satu sampah yang cukup banyak yaitu bungkus kopi. Hal ini karena rata-rata masyarakat Indonesia menyukai kopi instan yang dibungkus dalam kemasan, sehingga menghasilkan sampah berupa bungkus kopi, dimana apabila dimanfaatkan dapat memiliki nilai ekonomis. Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat, dilakukan penyuluhan dan pendampingan terhadap ibu-ibu PKK di tingkat yang paling kecil, yaitu tingkat RT. Mengingat tingkat ini merupakan ujung tombak dalam kegiatan kemasyarakatan yang melibatkan ibu-ibu. Diharapkan dari tingkat yang kecil ini dapat menjadi pelopor dalam bidang kebersihan lingkungan dan kreatif dalam bidang ekonomi. Dalam praktik pelaksanaan kegiatan ini digunakan pendekatan sosial budaya. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan adanya perubahan positif yaitu perilaku ibu-ibu rumah tangga dari “budaya buang sampah” menjadi “budaya bank sampah”. 
WORKSHOP PEMBUATAN CD PEMBELAJARAN INTERAKTIF BUATAN SENDIRI (PITBUS) BAGI GURU SMP N 1 TURI Abdul Rahim; Syahria Anggita Sakti
Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat Vol 1, No 1 (2020): SAWALA : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sawala.v1i1.25841

Abstract

Pendidikan memerlukan proses yang terus menerus sehingga guru perlu meningkatkan profesionalismenya. Guru profesional tidak hanya menguasai bidang ilmu, bahan ajar, dan metode yang tepat, tetapi mampu mengembangkan empat komponen kompetensi guru yaitu pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Guru yang tidak mempunyai sikap profesional dapat menyebabkan siswa sulit berkembang dengan baik. Pembuatan media pembelajaran merupakan salah satu solusi untuk mengatisipasi media yang susah didapat Guru dapat membuat sendiri media pembelajaran sehingga tidak memerlukan biaya yang mahal. Pembelajaran menjadi relevan dengan media yang dikonsep sendiri oleh guru. ada cara yang mudah untuk guru untuk membuat media pembelajaran sendiri yaitu dengan slide master. Menu slide master terdapat dalam program Microsoft Power Point yang sering dipakai oleh guru. Slide Master mempunyai keunggulan yang interaktif sehingga dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran. peneliti berinovasi untuk melakukan pelatihan pembuatan CD PITBUS (Pembelajaran Interaktif Buatan Sendiri) perlu digalakkan agar guru dapat membuat media pembelajaran berbasis multimedia sendiri. Program pelatihan pembuatan CD PITBUS ini akan dilaksanakan di SMP N 1 Turi.  Education requires a continuous process so that teachers need to improve their professionalism. Professional teachers not only possess the right field of knowledge, teaching materials, and methods, but can develop the four components of the competency of the teacher: pedagogic, personality, professional, and social. Teachers who have no professional attitude can cause students to be difficult to develop well. Learning media making is one of the solutions to the media that can be difficult to obtain Guru can create their own learning media so that it does not require expensive costs. Learning becomes relevant to the media that the teacher has conceptualized. There is an easy way for teachers to create their own learning media that is with master slides. The master slide Menu is included in the Microsoft Power Point program, which is often used by teachers. Master slides have an interactive advantage that can involve students in learning. Researchers are innovating to conduct a CD making training in PITBUS (interactive learning) needs to be encouraged so that teachers can make their own multimediabased learning media. The PITBUS CD making Program will be held at SMP N 1 Turi.
PENERAPAN PROTOKOL COVID-19 DALAM PENGELOLAAN KAWASAN AGROWISATA BERBASIS ECOTOURISM DI MASA PANDEMI Nina Karlina; Didin Muhafidin; Elisa Susanti
Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat Vol 2, No 1 (2021): Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sawala.v2i1.29921

Abstract

Abstrak Pengabdian Pada Masyaraka ditujukan untuk memberikan pengetahuan kepada pengelola agrowisata maupun kepada masyarakat luas akan pentingnya penerapan protokol kesehatan covid-19 di objek wisata pada era transisi seperti sekarang ini. Protokol kesehatan covid – 19 ini sangat penting untuk diterapkan oleh pengelola dan penting untuk dipatuhi oleh masyarakat sebagai pengunjung tempat wisata. Kegiatan  pengabdian ini dilakukan di 4 (empat)  objek agrowisata yaitu Asia Farm - Pekanbaru, Taman Celosia Desa Gunung Keling, Desa wisata Cireong dan Desa  wisata Cihideung. Program ini, diawali dengan identifikasi awal mengenai permasalahan yang berkaitan dengan penerapan protokol covid-19 di Asia Farm - Pekanbaru, Taman Celosia Desa Gunung Keling, Desa wisata Cireong dan Desa  wisata Cihideung. Hasil identifikasi yang didapatkan dari wawancara dan observasi menunjukan bahwa pengelola   Asia Farm - Pekanbaru, Taman Celosia Desa Gunung Keling, Desa wisata Cireong dan Desa wisata Cihideung belum siap untuk menyambut pengunjung dengan menerapkan protokol covid -19. Begitupun dengan wisatawan yang berkunjung, tidak terlalu memperdulikan protokol kesehatan covid -19 yang dapat diterapkan secara pribadi. Dalam menanggapi hal tersebut, maka pengabdian ini menyampaikan tentang pentingnya pariwisata berbasis ecoutoursm yaitu  menikmati dan menghargai keindahan alam dengan  meminimalisir  dampak negatif  dari pengunjung, dan memberikan kesempatan  bagi masyarakat lokal untuk terlibat aktif dalam sosial-ekonomi serta  penerapan protocol covid di tempat pariwisata khususnya di agrowisata. Dengan Pengabdian ini maka  diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta menumbuhkan kesadaran baik kepada pengelola agrowisata maupun masyarakat secara umum. Adapun program kegiatan yang dilakukan adalah dengan membuat program webinar “pentingnya penerapan protokol covid”, video edukasi dan promosi “berwisata saat pandemi ?” serta instagram story “pamflet tentang protokol covid-19 saat berwisata/ bepergian.” 
Pengaruh Dominasi Kelompok Santri dalam Dinamika Pemerintahan Desa (Studi Kasus di Desa Wringinrejo Kabupaten Mojokerto) Jacko Ryan
Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat Vol 1, No 2 (2020): Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sawala.v1i2.27520

Abstract

Life in the village was always closely linked to cultural and religious elements. Both of these aspects get an impact on the activity that occurs in the villages, most of which is the activity of government. Therefore, this research explored the heterogeneity of religious-cultural groups in rural communities and their impact on village governance dynamics. This research was conducted by a qualitative descriptive method in the village of Wringinrejo, Mojokerto Regency. Through this research, the theory of the Javanese Religion invented by Clifford Geertz was found irrelevant. This is indicated by the convergence between the Santri the Abangan groups and the acculturation of culture and religion in the Village of Wringinrejo. The results of this research showed that the governance dynamics of the Wringinrejo Village were dominated by the Santri group. A variety of political activities also were performed by the Santri group and have influenced various policies in the village.
Manajemen Mitigasi Bencana dengan Kelembagaan Masyarakat di Daerah Rawan Bencana Kabupaten Garut Indonesia Rd. Ahmad Buchari
Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat Vol 1, No 1 (2020): SAWALA : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sawala.v1i1.25836

Abstract

Secara demografis Kabupaten Garut sangat rentan terjadinya Bencana tanah longsor, banjir, angin puting beliung dan kebakaran dikarenakan wilayah didominasi pegunungan. Mitigasi bencana merupakan langkah awal dalam pencegahan menghadapi bencana. Undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan diatur tentang teknis dan kewenangan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2008. Mitigasi bencana yang dilakukan di Kabupaten Garut yakni dengan membentuk desa tanggap bencana dengan menggunakan tiga aspek yakni perencanaan, kelembagaan ditingkat Desa dan penguatan kapasitas masyarakat sebagai sebuah upaya membangun masyarakat tahan dan tanggap pada bencana. Melalui perencanaan ditingkat desa dengan melibatkan berbagai unsur pengambil kepentingan serta dukungan kebijakan kegiatan mitigasi bencana sangat bermamfaat bagi warga desa yang rentan dengan bencana. Kelembagaan yang dibentuk di Desa berguna untuk mengorganisir warga untuk semakin meningkatkan kepedulian dan rasa sosial yang tinggi. sedangkan pengembangan kapasitas adalah bentuk melatih sumberdaya desa untuk menjadi relawan yang bergerak dan fokus pada tugas kerelawanan dan kebencanaan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan tanggap bencana belum optimal diberikan kesemua warga, dan masih sebatas kepada relawan yang dibentuk di masing-masing RT/RW, hal tersebut dikarenakan keterbatasan dukungan anggaran dari lembaga kebencanaan maupun dari pemerintah Desa dalam melakukan pemberdayaan dan pendampingan masyarakat. selain itu lemahnya komunikasi antar pemerintah Desa yang menjadi Desa tangguh bencana. Sarannya, Pemerintah Desa harus meningkatkan peran serta warga melalui pelatihan disemua kelompok melalui perencanaan dan memaksimalkan desa tangguh bencana dengan kelembagaan dan pengembangan kapasitas baik relawan kebencanaan maupun warga desa guna mengurangi resiko kerugian kebencanaan dan mendorong warga desa untuk giat melakukan kegiatan penghijauan dan menjaga lingkungan agar tetap asri.  Secara demografis Kabupaten Garut sangat rentan terjadinya Bencana tanah longsor, banjir, angin puting beliung dan kebakaran dikarenakan wilayah didominasi pegunungan. Mitigasi bencana merupakan langkah awal dalam pencegahan menghadapi bencana. Undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan diatur tentang teknis dan kewenangan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana yang diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2008. Mitigasi bencana yang dilakukan di Kabupaten Garut yakni dengan membentuk desa tanggap bencana dengan menggunakan tiga aspek yakni perencanaan, kelembagaan ditingkat Desa dan penguatan kapasitas masyarakat sebagai sebuah upaya membangun masyarakat tahan dan tanggap pada bencana. Melalui perencanaan ditingkat desa dengan melibatkan berbagai unsur pengambil kepentingan serta dukungan kebijakan kegiatan mitigasi bencana sangat bermamfaat bagi warga desa yang rentan dengan bencana. Kelembagaan yang dibentuk di Desa berguna untuk mengorganisir warga untuk semakin meningkatkan kepedulian dan rasa sosial yang tinggi. sedangkan pengembangan kapasitas adalah bentuk melatih sumberdaya desa untuk menjadi relawan yang bergerak dan fokus pada tugas kerelawanan dan kebencanaan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan tanggap bencana belum optimal diberikan kesemua warga, dan masih sebatas kepada relawan yang dibentuk di masing-masing RT/RW, hal tersebut dikarenakan keterbatasan dukungan anggaran dari lembaga kebencanaan maupun dari pemerintah Desa dalam melakukan pemberdayaan dan pendampingan masyarakat. selain itu lemahnya komunikasi antar pemerintah Desa yang menjadi Desa tangguh bencana. Sarannya, Pemerintah Desa harus meningkatkan peran serta warga melalui pelatihan disemua kelompok melalui perencanaan dan memaksimalkan desa tangguh bencana dengan kelembagaan dan pengembangan kapasitas baik relawan kebencanaan maupun warga desa guna mengurangi resiko kerugian kebencanaan dan mendorong warga desa untuk giat melakukan kegiatan penghijauan dan menjaga lingkungan agar tetap asri.  Demographically Garut Regency is very vulnerable to landslides, floods, whirlwinds, and fires due to mountainous dominated areas. Disaster mitigation is the first step in preventing disaster. Law number 24 of 2007 concerning Disaster Management and regulated technical and authority by the National Disaster Management Agency as stipulated in Presidential Regulation No. 8 of 2008. Disaster mitigation carried out in Garut Regency is by forming disaster response villages using three aspects namely planning-, institutions at the village level and community capacity building as an effort to build a community resilient and responsive to disasters. Through planning at the village level, involving various elements of stakeholders and policy support for disaster mitigation activities is very beneficial for villagers who are vulnerable to disasters. The institution formed in the village is useful for organizing citizens to further increase awareness and high social sense. whereas capacity building is a form of training village resources to become volunteers who move and focus on volunteerism and disaster tasks. The results of this study indicate that disaster response training has not been optimally provided by all residents, and is still limited to volunteers formed in each RT / RW, this is due to the limited budget support from disaster agencies and the village government in carrying out community empowerment and assistance. in addition to that the weak communication between the village governments which became disaster-resilient villages. The suggestion is that the village government should increase the participation of citizens through training in all groups through planning and maximizing disaster-resilient villages with institutions and capacity building for both disaster volunteers and villagers to reduce the risk of disaster losses and encourage villagers to actively engage in greening activities and preserve the environment beautiful. 
Besek Tegaren: ABCD, CBT, dan Glokalisasi dalam Satu Kemasan Herlina Suksmawati; Megahnanda Alidyan; Roziana Febrianita; Praja Firdaus Nuryananda
Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat Vol 2, No 1 (2021): Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sawala.v2i1.29848

Abstract

Desa Tegaren adalah salah satu desa di Kabupaten Trenggalek yang diarahkan untuk mengembangkan kepariwisataannya. Desa Tegaren sendiri menyimpan potensi yang besar dalam hal eduwisata. Atraksi eduwisata yang paling utama adalah besek (proses pembuatan besek). Hampir 100% penduduk perempuan di Desa Tegaren memiliki pekerjaan tambahan sebagai pengrajin besek. Oleh karena itu, besek telah membentuk ekosistem dan sendi-sendi kehidupan di Desa Tegaren. Dengan menggunakan pendekatan ABCD dan CBT, tim pengabdian masyarakat membantu masyarakat Desa Tegaren dalam pengembangan eduwisata di desa mereka. ABCD dan CBT digunakan sebagai pendekatan yang lebih mengutamakan masyarakat lokal, sehingga dua pendekatan ini mampu meminimalisir permasalahan konflik horizontal yang terjadi antar pemangku kepentingan. Dalam pelaksanaan kegiatan, tim pengabdian masyarakat juga berhasil mengartikulasikan konsep glokalisasi sebagai salah satu konsep yang digunakan untuk menambah nilai global dari komoditas besek. Hal ini tercermin dari adanya program Bekurban yang diadakan untuk menjadi reaksi lokal atas permasalahan global sampah plastik di laut. Dengan masuknya norma global dalam besek, maka eduwisata di Desa Tegaren berpotensi tidak hanya mewujud sebagai eduwisata lokal, tapi juga bisa mewujud sebagai eduwisata global.
PELATIHAN DIGITAL MARKETING DALAM UPAYA PENGEMBANGAN USAHA BERBASIS TEKNOLOGI PADA UMKM DI DESA SAYANG KECAMATAN JATINANGOR Elisa Susanti
Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat Vol 1, No 2 (2020): Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sawala.v1i2.26588

Abstract

ABSTRAK. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh UMKM di Desa Sayang adalah masalah pemasaran dan keterampilan menggunakan teknologi. UMKM di Desa Sayang memerlukan pengembangan usaha berbasis teknologi sehingga dapat bersaing dengan usaha-usaha baru yang bersifat online. Tujuan dari penulisan paper ini adalah 1)  Mengidentifikasi penggunaan media pemasaran pada  UMKM di Desa Sayang Kecamatan Jatinangor 2) Menggambarkan upaya pengembangan usaha berbasis teknologi pada UMKM Desa Sayang Kecamatan Jatinangor melalui pelatihan digital marketing. Metode yang digunakan dalam identifikasi penggunaan media pemasaran adalah dengan observasi, wawancara, penyebaran kuisioner dan FGD. Metode yang digunakan dalam upaya pengembangan usaha berbasis teknologi adalah metode pendidikan masyarakat dan pelatihan. Materi-materi dalam upaya pengembangan usaha berbasis teknologi pada UMKM Desa Sayang melalui pelatihan digital marketing meliputi : 1) Menumbuhan jiwa kewirausahaan dan memberikan insipirasi dari keberhasilan bisnis online, 2) Sharing session, 3) Pelatihan digital marketing (menggunakan grab food dan go food). Hasil identifikasi menunjukkan bahwa banyak UMKM di Desa Sayang menggunakan teknologi sederhana dalam pemasaran, yaitu didominasi dengan media Whatsapp dan Facebook. Bahkan masih banyak UMKM yang menjalankan usahanya secara offline tanpa bantuan teknologi. Hasil evaluasi dari kegiatan pelatihan digital marketing  menunjukkan bahwa kegiatan ini mendapatkan tanggapan yang positif, dinilai dapat memberikan wawasan dan ilmu, dan memberikan inspirasi. Hampir seluruh pelaku usaha ingin mempraktekan bisnis online ini dalam pengembangan usahanya.
PELATIHAN REGISTRASI PENDUDUK OLEH APARAT DESA/KELURAHAN DALAM UPAYA TERTIB ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN R Nunung Nurwati
Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat Vol 2, No 2 (2021): Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sawala.v2i2.35001

Abstract

Data memiliki peran yang sangat penting dalam penyusunan perencanaan pembangunan, oleh karena itu data harus valid dan berasal dari sumber atau lembaga yang dapat dipercaya. Salah satu sumber data yaitu yang berasal dari registrasi penduduk. Data yang dicatat dalam registrasi penduduk diantaranya datab tentang kelahiran, kematian, pindah dan datang. Pelaksana registrasi kependudukan ada di tingkat desa/kelurahan berdasarkan laporan dari penduduk yang mengalami perubahan dalam status kependudukkannya. Namun demikian masih ditemukan permasalahan yang terjadi dalam masyarakat seperti keengganan dan kurangnya kesadaran penduduk untuk melaporkan setiap peristiwa kependudukan yang dialaminya, sehingga datanya tidak tercatat di buku register desa atau kelurahan. Disamping itu, petugas belum memahami pentingnya data kependudukan sehingga data registrasi seringkali tidak di update. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan ketrampilan petugas pelaksana registrasi penduduk di tingkat desa atau kelurahan dalam melaksanakan administrasi dan registrasi penduduk.Metode dalam kegiatan ini diawali dengan penyebaran pre test dan diahiri dengan post tes. Hasilnya menunjukkan ada peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta terkait dengan pelaksanaan registrasi penduduk, dan mampu melakukan analisa secara sederhana data registrasi penduduk dengan cara membuat penyajian data ke dalam bentuk tabel frekwensi, grafik, sehingga data dengan mudah dapat dibaca oleh pihak lain yang memiliki ketertarikan dengan kependudukan.