cover
Contact Name
Ekasatya Aldila Afriansyah
Contact Email
ekafrian@gmail.com
Phone
+628979550972
Journal Mail Official
mosharafajournal@institutpendidikan.ac.id
Editorial Address
Gedung B, Lantai 2, Program Studi Pendidikan Matematika Institut Pendidikan Indonesia (IPI) Garut Jalan Pahlawan No. 32 Sukagalih, Garut, Jawa Barat
Location
Kab. garut,
Jawa barat
INDONESIA
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika
ISSN : 20864280     EISSN : 25278827     DOI : https://doi.org/10.31980/mosharafa
Core Subject : Education,
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika (p-ISSN: 2086-4280 & e-ISSN: 2527-8827) mempublikasikan artikel ilmiah hasil penelitian dalam bidang pendidikan matematika yang belum pernah dipublikasikan. Penulis dapat berasal dari berbagai level, seperti mahasiswa (S1, S2, S3), guru, dosen, praktisi, maupun pemerhati pendidikan matematika. Mosharafa terbit tiga kali dalam satu tahun, yaitu pada bulan Januari, Mei, dan September. Penerbit Mosharafa adalah Program Studi Pendidikan Matematika Institut Pendidikan Indonesia.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 417 Documents
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Alfi Yunita; Ratulani Juwita; Suci Elma Kartika
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (801.629 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v9i1.606

Abstract

AbstrakAnggapan bahwa matematika sulit dan besarnya rasa takut siswa untuk bertanya pada guru menjadi permasalahan tersendiri dalam pembelajaran matematika. Solusinya adalah dengan menerapkan suatu model pembelajaran kooperatif seperti Tipe Teams Games Tournament (TGT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa. Jenis penelitian adalah penelitian pre-eksperimen, dengan desain penelitian one shot case study. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 5 Padang yang terdaftar pada tahun pelajaran 2019/2020 yang berjumlah sembilan kelas. Sampelnya yaitu 28 siswa kelas VIII.5 yang ditentukan dengan teknik purposive sampel. Instrumen yang digunakan adalah soal posttest berupa essay. Hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa. Siswa tampak aktif dengan melakukan banyak aktivitas belajar.  The Effect of Cooperative Learning Model Type Teams Games Tournament towards Student Learning Outcomes In Mathematics AbstractThe assumption that mathematics is difficult and the fear of students asking teachers is a problem in learning mathematics. The solution is to apply a cooperative learning model such as the Teams Games Tournament (TGT). This study aims to determine whether there is an effect of the Implementation of the Teams Games Tournament (TGT) Cooperative Learning Model on the Learning Outcomes of Grade VIII Students of SMPN 5 Padang. This type of research is pre-experimental research, with a one-shot case study design. The study population was all eighth-grade students of SMPN 5 Padang who were enrolled in the 2019/2020 school year, totaling nine classes. The sample is 28 students of class VIII.5 determined by a purposive sample technique. The instrument used was a post-test question in the form of an essay. Thus it can be concluded that there is an Effect of the Implementation of the Teams Games Tournament (TGT) Cooperative Learning Model Against Student Learning Outcomes.
KOMBINASI TUTORIAL DENGAN METODE TANYA JAWAB UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIKA DI PERGURUAN TINGGI Senja Putri Merona
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.23 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v6i1.302

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan langkah-langkah kombinasi tutorial tambahan dengan metode tanya jawab yang dapat meningkatkan pemahaman matematika mahasiswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dalam dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan dalam 3 pertemuan. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo yang memprogram matakuliah Statistika Matematika pada semester genap 2015/2016. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pelaksanaan tutorial dengan tanya jawab yang dapat meningkatkan pemahaman matematika siswa adalah sebagai berikut: (1) Perencanaan: pada tahap ini dosen mempelajari bahan ajar, mengidentifikasi bagian yang dirasa sulit, dan menyusun strategi pembimbingan, (2) Persiapan: pada tahap ini dosen menyiapkan bahan ajar tambahan, menyiapkan soal-soal sederhana sebagai latihan dan analogi untuk menyelesaikan permasalahan serupa yang lebih kompleks, (3) Pelaksanaan: pada tahap ini dosen mengidentifikasi dan menganalisis kesulitan mahasiswa dan melaksanakan tutorial untuk menyelesaikan kesulitan tersebut. Pelaksanaan tutorial dikombinasikan dengan tanya jawab dengan metode reinforcement dan prompting, dan (4) Evaluasi dan Penutup: pada tahap ini dosen melaksanakan konfirmasi untuk memastikan bahwa mahasiswa telah dapat mengatasi kesulitannya dan mememinta mahasiswa untuk mengerjakan tugas tambahan untuk memantapkan pemahamannya. Dari hasil tes akhir siklus diperoleh skor pemahaman matematika siswa pada siklus satu yaitu 42.86% dan 80.95% pada siklus kedua. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman matematika mahasiswa mengalami peningkatan.The purpose of this study is to describe the steps the combination of additional tutorials with question and answer method can improve student understanding of mathematics. This research is a classroom action research in two cycles. Each cycle carried out in three meetings. The subjects of this study are students Prodi FKIP Mathematics, University of Muhammadiyah Ponorogo program Mathematical Statistics courses in the second semester 2015/2016. The result showed that the implementation of the tutorial by questions and answers that can improve the understanding of mathematics students are as follows: (1) Planning: at this stage lecturers studying teaching materials, identify the part that is considered difficult, and strategize guidance, (2) Preparation: on this stage lecturers prepare supplementary instructional materials, prepare questions simple as exercise and analogy to resolve similar issues are more complex, (3) Implementation: at this stage lecturer identify and analyze the difficulties students and carry out the tutorial to resolve these difficulties. Implementation tutorial combined with a question and answer with the method of reinforcement and prompting, and (4) Evaluation and Closing: at this stage lecturers carry out a confirmation to ensure that students have been able to overcome the difficulties and mememinta students to perform additional tasks to solidify their understanding. From the end of the cycle test results obtained scores understanding of mathematics students in cycle one, namely 42.86% and 80.95% in the second cycle. This suggests that the increased student understanding of mathematics.
PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS DI SMP KRISTEN TOMOHON Derel Filandy Kaunang
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1637.49 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v7i2.31

Abstract

AbstrakPenelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dan siswa yang diajarkan dengan pembelajaran langsung pada materi persamaan garis lurus di kelas VIII SMP. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Populasi yang diambil adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Kristen Tomohon yang terdiri dari enam kelas sedangkan sampel yang diambil adalah dua kelas yang homogen yaitu kelas VIIIA sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIIB sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen terdiri dari 24 orang siswa dan kelas kontrol terdiri dari 24 orang siswa. Penelitian ini merupakan model rancangan Pretest-Posttest Control Group Design. Perangkat pembelajaran yang digunakan yaitu: RPP dan LKS. Data diambil dan dikumpulkan dari tes hasil belajar siswa. Data dalam penelitian ini adalah selisih hasil belajar siswa yang diperoleh dari skor pretes dan posttest pada materi persamaan garis lurus. Pada data diperoleh bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan dengan pembelajaran langsung. Berdasarkan analisis data dengan uji t diperolah bahwa thitung = 2,824 > ttabel = 2,013 untuk a = 0,05. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) dan siswa yang diajarkan dengan menggunakan pembelajaran langsung. AbstractThe aim of this research is to investigate the difference between students' learning outcomes taught by Realistic Mathematics Education (RME) approach and the students taught by direct learning on the equation of straight line in class VIII SMP. This research is used experimental method. The population is all students of class VIII SMP Kristen Tomohon consists of six classes while the samples are two homogeneous classes which are class VIIIA as an experiment class and class VIIIB as a control class. The experimental class consists of 24 students and the control class consists of 24 students. This research is a design model of Pretest-Posttest Control Group Design. The learning devices used are: RPP and LKS. The data are gathered and collected from students' learning outcomes. The data in this research are the differences of the students' learning result obtained from the pretest and posttest scores on the equation of straight line equation. The average of student learning outcomes taught with Realistic Mathematics Education (RME) approach is higher than the average of student learning outcomes taught with direct learning based on the obtained data. Furthermore, the  data analysis with t test is tcount = 2,824 > ttable = 2.013 for a = 0,05. Based on the result of this research, it can be concluded that there is a difference in the average results of students' learning outcomes taught by Realistic Mathematics Education (RME) approach and students are taught by direct learning.
Peningkatan Pemahaman Konsep Bilangan Bulat Melalui Cerita Si Unyil Berbasis ICT Lisnani Lisnani; Yohanes Heri Pranoto
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (830.26 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v9i2.645

Abstract

AbstrakHasil belajar siswa yang dibawah standar menunjukkan siswa kurang memahami konsep pada materi bilangan bulat. Penelitian ini bertujuan meningkatkan pemahaman konsep siswa pada materi bilangan bulat melalui penggunaan media pembelajaran yaitu cerita Si Unyil berbasis ICT, yang terlihat dari peningkatan hasil belajar siswa. Jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Siklus yang terjadi dalam PTK terdiri dari dua siklus, dimana tiap siklus terdiri dari empat tahapan: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIIA SMP Xaverius 6 Palembang yang berjumlah 26 orang. Data penelitian dikumpulkan menggunakan lembar observasi, tes, dan dokumentasi. Deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisa data observasi dan dokumentasi. Sedangkan deskriptif kuanlitatif yaitu menganalisa hasil tes. Hasil dari penelitian ini berupa peningkatan pemahaman konsep terlihat dari meningkatnya hasil belajar siswa dari siklus pertama sebesar 57,84 meningkat pada siklus kedua menjadi 71,19.  AbstractUnder-standard learning outcomes of students show students do not understand the concepts in integer material. This study aims to increase students' understanding of the concepts of integers through the use of instructional media, namely the ICT-based Si Unyil story, which can be seen from the increase in student learning outcomes. This type of research is qualitative research, Classroom Action Research (CAR). The cycle that occurs in CAR consists of two cycles, where each cycle consists of four stages: planning, action, observation, and reflection. The subjects of the study were the students of class VIIA Xaverius 6 Palembang Junior High, totaling 26 people. Research data were collected using observation sheets, tests, and documentation. Qualitative descriptive is used to analyze observation and documentation data. While quantitative descriptive analysis of test results. The results of this study in the form of an increased understanding of the concept can be seen from the increase in student learning outcomes from the first cycle of 57.84 increased in the second cycle to 71.19.
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA MATA KULIAH PENDIDIKAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI TERHADAP KEAKTIFAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PGPAUD UNIVERSITAS DHARMAS INDONESIA Antik Estika Hader
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.343 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v6i2.319

Abstract

AbstrakPendidikan matematika anak usia dini merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa S1 PGPAUD Universitas Dharmas Indonesia. Peneliti sekaligus sebagai dosen pengampu mata kuliah ini, menggunakan metode ceramah dan tanya jawab pada pertemuan ke satu sampai dengan ke empat. Namun menurut pengamatan peneliti, mahasiswa kurang begitu aktif untuk bertanya dan mengemukakan pendapat. Disatu sisi penulis menyadari potensi yang dimiliki mahasiswa sangat besar karena mahasiswa yang mengambil mata kuliah ini pada tahun ajaran 2016/2017, sebagian besar merupakan guru-guru PAUD yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Bungo, Dharmasraya, Kerinci dan Sijunjung yang telah memiliki pengalaman minimal dua tahun mengajar. Penulis mencoba menerapkan model pembelajaran student facilitator dan explaining untuk pertemuan ke lima sampai dengan ketujuh, dan melakukan pengamatan untuk melihat pengaruhnya terhadap keaktifan mahasiswa. Desain penelitian menggunakan bentuk one group pretest-posttest design. Hipotesis diuji dengan menggunakan paired sampel t test dengan software SPSS 20. Penulis menggunakan taraf kepercayaan 95%. Dari hasil analisis data diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.01. Sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran student facilitator and explaining pada mata kuliah pendidikan matematika anak usia dini terhadap keaktifan mahasiswa program studi PGPAUD Universitas Dharmas Indonesia.Kata Kunci: Explaining, Model Pembelajaran, PGPAUD, Student Facilitator.AbstractEarly childhood mathematics education is one of compulsory subjects for undergraduate students of PGPAUD Universitas Dharmas Indonesia. Researcher as well as lecturer pengampu this subject, using the method of lecturing and question and answer at the meeting to one to the fourth. However, according to researcher observations, students are less active to ask and express opinions. On the one hand the author realizes the potential of the students is very large because students who take this course in the academic year 2016/2017, most of the teachers PAUD spread across several districts in Bungo, Dharmasraya, Kerinci and Sijunjung who have minimal experience Two years of teaching. The author tries to apply student learning model facilitator and explaining for the fifth to seventh meeting, and make observations to see the effect on student activeness. The research design used a one-pretest-posttest design. The hypothesis was tested using paired sample t test with SPSS 20 software. The author used 95% confidence level. From the results of data analysis obtained value of significance of 0.01. So it can be concluded that there is influence of applying student learning model facilitator and explaining on early childhood mathematics education subject to the liveliness of PGPAUD students of Universitas Dharmas Indonesia.Keyword: Explaining, Learning Model, PGPAUD, Student Facilitator.
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIPE TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP Siska Puspita Sari; Sukanto Sukandar Madio
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.093 KB)

Abstract

Abstract This study aims to determine whether the learning outcomes of learning mathematics that uses models of type kooperatipe think pair share ( TPS ) is better than that using learning model konvensional.Dari normality test results of initial test data shows that the initial test scores in the experimental class were normally distributed , whereas scores initial tests on the control class distribution is not normal , so proceed with testing at the Mann Whitney test with significance level 0.05.karena the initial tests at the conclusion can not start capability differences between the experimental class and the control class followed by ternormalisasi.berdasarkan gain test data analysis results can indicate that the initial capacity of the two groups can be concluded there is influence . while the results obtained from the final test at the significant tarap 00:05 . because t > t table then Ho ditolak.dengan It can be concluded that there are significant mathematical achievement of students who use cooperative learning model think pair share .
Penggunaan Model PACE dalam Pembelajaran Geometri Topik Bangun Ruang Tanti Listiani
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 9, No 3 (2020)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1651.184 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v9i3.711

Abstract

AbstrakMasih terdapat konsep pada Geometri yaitu bangun ruang yang masih kurang dipahami oleh mahasiswa PGSD. Untuk memecahkan permasalahan tersebut, maka dosen menerapkan model pembelajaran yang mendorong mahasiswa untuk dapat mempelajari bangun ruang dengan efektif. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah Model PACE. Model PACE memiliki empat langkah yaitu Project, Activity, Cooperative dan Experience. Melalui empat tahapan ini mahasiswa dituntut untuk membuat suatu proyek pembelajaran yaitu membuat video pembelajaran. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan sampel penelitian 90 mahasiswa yang dibagi menjadi 2 kelas. Hasil dari penerapan model PACE adalah mahasiswa dapat membuat alat peraga matematika yang menarik. Selain itu penggunaan model PACE juga dapat membantu mahasiswa dalam menghadapi tantangan sebagai guru SD yang kreatif khususnya dalam mengajar Geometri materi bangun ruang. Hal yang perlu diperhatikan adalah dosen sebagai pendidik perlu mendukung agar tahapan yang terdapat pada model PACE dapat terlaksana dengan baik. Using the PACE Model in Geometry Learning Build Space Topic AbstractThere is still a concept in geometry, namely the shape of a space that is still poorly understood by PGSD students. To solve this problem, the lecturer applies a learning model that encourages students to be able to study building space effectively. One of the learning models that can be used is the PACE Model. The PACE model has four steps, namely Project, Activity, Cooperative, and Experience. Through these four stages, students are required to make a learning project, namely making learning videos. The method used is descriptive with a research sample of 90 students divided into 2 classes. The result of applying the PACE model is that students can make interesting mathematics teaching aids. Besides, the use of the PACE model can also help students face challenges as creative elementary teachers, especially in teaching geometry in building materials. The thing to note is that lecturers as educators need to support so that the stages contained in the PACE model can be carried out well.
PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERBASIS METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 1 SEGERI Zam Immawan Alam; Firdha Razak
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.367 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v7i1.336

Abstract

AbstrakPenelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development) dengan uji coba terbatas yang bertujuan untuk mengembangkan lembar kegiatan siswa matematika berbasis metode penemuan terbimbing. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS 3 SMA Negeri 1 Segeri dengan jumlah siswa sebanyak 27 orang. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ADDIE yang meliputi lima tahap, yaitu tahap analisis, tahap desain, tahap pengembangan, dan tahap implementasi dan evaluasi. Lembar Kegiatan Siswa  yang dikembangkan dengan metode penemuan terbimbing divalidasi dan mengalami beberapa kali revisi sehingga didapatkan hasil yang layak untuk digunakan. Hasil dari uji coba terbatas menunjukkan bahwa (1) skor rata-rata yang diperoleh siswa pada tes hasil belajar adalah 81,21 dari skor ideal 100 dengan standar deviasi 8,51; (2); banyaknya siswa yang tuntas belajar adalah 25 dari 27 orang (92,59%); (3) aktivitas siswa dalam proses pembelajaran memenuhi kriteria waktu yang ditetapkan; (4) tanggapan siswa terhadap lembar kegiatan siswa dengan metode penemuan terbimbing sangat positif  (5) guru mampu mengelolah pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dengan skala penilaian sangat baik. AbstractThis research is a research and development research with limited trial which aim to develop activity sheet of mathematics student based on guided discovery method. The subjects of this study were the students of class XII IPS 3 SMA Negeri 1 Segeri with a total of 27 students. The development procedure used in this research is the ADDIE model which includes five stages, namely the analysis phase, the design stage, the development stage, and the implementation and evaluation stage. The Student Activity Sheet developed under the guided discovery method is validated and undergone several revisions to obtain appropriate results for use. The results from the limited trial show that (1) the average score obtained by the students on the learning result test is 81.21 from the ideal score of 100 with the standard deviation of 8.51; (2); the number of students who complete the study is 25 of 27 people (92.59%); (3) the student activity in the learning process meets the specified time criteria; (4) students' responses to students activity sheets with guided discovery method is very positive (5) teachers are able to manage learning by using guided discovery method with very good rating scale.
PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA ANTARA YANG MENDAPATKAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER DENGAN KONVENSIONAL Euis Siti Aisyah; Deddy Sofyan
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.797 KB)

Abstract

Dalam pembelajaran matematika sering terjadi masalah dalam hal rendahnya prestasi belajar siswa yang diawali dengan anggapan bahwa matematika itu sulit. Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah tersebut adalah kemampuan dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran yang efektif. Pada pembelajaran konvensional siswa lebih sering bersikap pasif. Kebiasaan bersikap pasif dapat mengakibatkan sebagian besar siswa takut dan malu bertanya akan mengenai materi yang kurang dipahaminya. Adapun active learning tipe giving question and getting answer dengan potongan-potongan kertas sebagai medianya dapat digunakan guru untuk mengetahui informasi tertentu, yaitu materi yang kurang dipahami siswa serta materi yang dapat dijelaskan oleh siswa. Penelitian ini bertujuan untuk:1) mengetahui perbandingan prestasi belajar matematika antara siswa yang mendapatkan model active learning tipe GQGA dengan siswa yang mendapatkan model pembelajaran konvensional, beserta peningkatannya; 2) mengetahui perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa kelompok tinggi, sedang, dan rendah setelah mendapatkan model active learning tipe GQGA, beserta peningkatannya; 3)  mendeskripsikan sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dan model active learning tipe GQGA. Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimental pada Sekolah Menengah Atas Negeri di Kota Garut. Tahapan penelitian dimulai dari pembuatan instrumen, pelaksanaan pembelajaran, dan pelaksanaan tes prestasi belajar. Tes dilakukan sebelum dan sesudah pembelajaran. Khusus di kelas eksperimen, dilaksanakan  pengisian angket oleh siswa. Pengolahan data secara kuantitatif dilakukan perhitungan secara manual dengan bantuan Microsoft Office Excel. Adapun pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji Mann Whitney, Anova Satu Jalur (One Way Anova), dan Kruskall Wallis.
Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Mahasiswa pada Mata Kuliah Teori Bilangan Erwan Setiawan; Guntur Maulana Muhammad; Muhamad Soeleman
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Institut Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (761.513 KB) | DOI: 10.31980/mosharafa.v10i1.735

Abstract

AbstrakTeori bilangan merupakan cabang matematika yang mempelajari sifat-sifat dan hubungan dari suatu bilangan bulat. Untuk dapat memahami materi teori bilangan dengan baik maka dibutuhkan kemampuan pemecahan masalah yang baik pula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika mahasiswa pada mata kuliah teori bilangan. Subjek penelitian yaitu 26 mahasiswa program studi pendidikan matematika, FKIP, Universitas Suryakancana tingkat I tahun ajaran 2017-2018. Data penelitian yang dikaji adalah lembar jawaban mahasiswa pada Ujian Tengah Semester tahun ajaran 2017-2018. Dengan metode deskriptif kuantitatif, didapatkan hasil secara umum yang menerangkan bahwa kemampuan pemecahan masalah mahasiswa program studi pendidikan matematika FKIP Universitas Suryakancana dapat dikategorikan “cukup” (64,62%). Lebih rinci, kemampuan mahasiswa dalam merencanakan penyelesaian masalah dapat dikategorikan “baik”, dengan persentase 74,62% namun sayangnya kemampuan dalam melakukan pengecekan kembali adalah yang paling lemah, dapat dikategorikan “kurang” dengan persentase 54,62%. Hal ini yang nantinya akan menjadi dasar evaluasi dalam perbaikan pembelajaran. College Students’ Problem-Solving Skills Analysis on Number Theory CourseAbstractNumber theory is a branch of mathematics that studies the properties and relationships between an integer. Understanding the material studied in number theory well also requires good mathematical problem-solving skills. This research aims to determine college students' problem-solving skills in a number theory course. The research subjects were 26 students in the mathematics education program, FKIP, Suryakancana University level I in the 2017-2018 school year. The research data used is the student answer sheet in the Middle Semester Examination in the 2017-2018 school year. By the quantitative descriptive method, the results of the research were that the problem-solving skills of students, in the mathematics education program, FKIP, Suryakancana University, can be categorized as fair (64.62%). Specifically, the students’ skill to plan problem-solving can be categorized as good (74.62%) but the validating conclusion is the weakest one that can be categorized as poor (54.62%). This will underlie the evaluation in improving learning.

Page 1 of 42 | Total Record : 417