cover
Contact Name
Novena Yety Lindawati
Contact Email
novena_yl@yahoo.com
Phone
+62271-572339
Journal Mail Official
ojs.stikesnas@stikesnas.ac.id
Editorial Address
LPPM STIKES Nasional Jl. Raya Solo-Baki, Kwarasan, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah 57552
Location
Kab. sukoharjo,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Farmasi
ISSN : 23027436     EISSN : 26568950     DOI : https://doi.org/10.37013/jf
Core Subject : Health,
JURNAL FARMASI (Journal Of Pharmacy) adalah jurnal ilmiah resmi yang dikeluarkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional dengan nomor p-ISSN 2302-7436 e-ISSN 2656-8950. JURNAL FARMASI (Journal Of Pharmacy) berisikan jurnal-jurnal ilmiah dalam semua aspek ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Farmasi dan kesehatan antara lain: Farmakognosi dan Fitokimia meliputi Pengembangan Simplisia, Budidaya Tanaman Obat, Isolasi, Skrining Fitokimia, dan Identifikasi Obat Bahan Alam Indonesia. Biologi meliputi Biologi Molekuler, Bioteknologi, Mikrobiologi, Immunologi, Parasitologi, Biomedisinal Teknologi Farmasi meliputi Farmasetika, Teknologi dan Formulasi Sediaan Obat, Teknologi dan Formulasi Sediaan Obat Bahan Alam Indonesia. Ilmu Kimia meliputi Kimia Analisa, Kimia Organik, Sintesa Obat, Kimia Medisinal, Pemodelan Molekul, Biokimia, dan Kimia Lingkungan. Farmakologi meliputi Farmakologi, Farmakokinetik, Farmakoterapi, dan Toksikologi. Farmasi Klinik dan Komunitas meliputi Farmakoekonomi, Farmakovigilan, Analisis dan Evaluasi Penggunaan Obat, Monitoring Efek Samping Obat, Analisa Kebijakan Kefarmasian, Evaluasi kegiatan Kefarmasian, Evaluasi Efektifitas Penggunaan Obat, Evaluasi Kualitas Hidup Pasien.
Articles 124 Documents
KINETIC SOLUBILITY OF FISETIN NANOCRYSTAL Muhammad Dzakwan
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) Vol 1, No 1 (2018): PROCEEDINGS ICHC
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37013/jf.v1i1.56

Abstract

Background: Fisetin (3,3,4,7-tetrahydroxyflavone) is a natural antioxidanthaspoor solubility leads to poorbioavailability and limits its development. Fisetinnanocrystals were produced by nanoprecipitation technique and transformed into dry powder by lyophilisation. Objective: The aim of the study is to investigate the kinetic solubility of fisetinafter produced into nanocrystals. Methods: Fisetin nanocrystalswere prepared by nanoprecipitationwith different proportion of stabilizers and transformed into dry powder by lyophilization. In a period of 1 week, the kinetic solubility was determined using a shaker water bath at 37OC. Result: Showed fisetin nanocrystals were almost completely dissolved within 15 min in water and buffer pH 1,2. In contras, only 55% of fisetin raw material at the same condition. Conlusions: Lyophilizedfisetinnanocrystals could be re-dispersed completely in water, buffer pH 1,2 and the kinetic solubility in water increased to 420 ηg/ml.
PERBANDINGAN EKSTRAKSI JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) DAN JAMUR KANCING (Agaricus bisporus) Christa Marthaningsih Prisida
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) Vol 1, No 1 (2019): PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEFARMASIAN
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37013/jf.v1i1.72

Abstract

Jamur mengandung polisakarida dengan komponen utama yaitu β-glucan dan αmannan.   Polisakarida dapat bermanfaat sebagai immune enhancer karena β-glukan dapat meningkatkan aktivitas fagositosis dan produksi sitokin. β-(1,3)-glukan memiliki kemampuan mengaktivasi sistem imunitas seluler dan humoral yang merupakan komponen dari sistem imunitas tubuh. β-(1,3)-glukan meningkatkan aktivitas antimikroba dari sel mononuklear dan neutrofil dan meningkatkan aktivitas fungsional dari makrofag. Polisakarida dari jamur tiram dan jamur kancing dapat diekstraksi menggunakan metode Yap & Ng. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan rendemen ekstrak yang dihasilkan dari jamur tiram dan jamur kancing. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ekstraksi air berdasarkan Yap & Ng. Analisis data penelitian ini dilakukan dengan menghitung persentase rendemen ekstrak dari jamur tiram dan jamur kancing, kemudian dibandingkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rendemen ekstrak jamur tiram sebesar 0,013% sedangkan rendemen ekstrak jamur kancing sebesar 0,0055%. Hal ini menunjukkan rendemen ekstrak jamur tiram lebih besar daripada rendemen ekstrak jamur kancing jika diekstraksi dengan metode Yap & Ng.
UJI PENENTUAN NILAI SPF (Sun Protection Factor) FRAKSI BUNGA ROSELA (Hibiscus Sabdariffa L.) SEBAGAI ZAT AKTIF TABIR SURYA Vivin Nopiyanti; Siti Aisiyah
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) Vol 9, No 1 (2020): Maret
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37013/jf.v9i1.99

Abstract

Sun Protection Factor atau SPF didefinisikan sebagai perbandingan antara banyaknya energi sinar surya (dalam hal ini UV-B) yang dibutuhkan untuk menimbulkan eritema minimal pada kulit yang dilindungi tabir surya dengan yang tidak dilindungi tabir surya. Bunga rosela mengandung flavonoid, antosian, dan polifenol. Senyawa flavonoid mempunyai potensi sebagai tabir surya karena memiliki gugus kromofor (ikatan rangkap tunggal terkonjugasi) yang mampu menyerap sinar UV-A maupun UV-B sehingga mengurangi intensitas pada kulit. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berapa nilai SPF dari fraksi n-heksana, fraksi etil asetat dan fraksi air dari bunga rosela. Dan diketahui fraksi yang mempunyai nilai SPF tertinggi yang bisa dimanfaatkan sebagai tabir surya. Bunga rosela dibuat ekstrak kemudian difraksinasi dengan pelarut n-heksana, etil asetat dan air. Fraksi yang dihasilkan berupa fraksi n-heksana, fraksi etil asetat dan fraksi air serta ekstrak tersebut diukur nilai SPF nya. Pengukuran SPF dapat dilakukan secara in vitro dengan menggunakan spektrofotometri UV- Vis. Pengujian secara in vitro berguna untuk tes pendahuluan dalam proses pengembangan produk tabir surya.Nilai SPF dari ekstrak etanol 70%, fraksi n-heksana, fraksi etil asetat dan fraksi air dari ekstrak bunga rosela yaitu berturut-turut 6,63±0,23; 10,11±0,61; 13,83±1,50; 11,15±0,47. Fraksi etil asetat adalah fraksi yang mempunyai nilai SPF tertinggi yang bisa dimanfaatkan sebagai tabir surya.
Identifikasi Potensi Interaksi Obat pada Peresepan Pasien Rawat Jalan Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Hipertensi di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri Isna Syahrullah Murwati; Lusia Murtisiwi
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) Vol 10, No 1 (2021): Maret
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37013/jf.v10i1.119

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola peresepan pasien diabetes melitus tipe 2 dengan hipertensi meliputi golongan dan jenis obat yang diresepkan, serta potensi terjadinya interaksi obat secara teoritik, berdasarkan mekanisme interaksi obat di instalasi rawat jalan RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif retrospektif. Hasil pengumpulan data rekam medis pasien periode Januari-Juni 2018 diidentifikasi berdasar literatur dan diolah dengan menghitung persentasenya. Golongan obat yang paling banyak digunakan adalah sulfonilurea (19,64%) dan golongan obat hipertensi adalah ARB (19,03%). Jenis obat diabetes yang paling banyak digunakan adalah glimepirid (17,33%) dan hipertensi adalah irbesartan (17,21%). Persentase hasil identifikasi interaksi obat secara teoritik adalah 62%(106) pasien, jenis interaksi obat yang paling banyak terjadi adalah interaksi farmakodinamik 64,5%
Uji Antibakteri Fraksi Aktif Ekstrak Aseton Kulit Batang Shorea acuminatissima terhadap Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa Multiresisten antibiotik Imam Prayitno; Haryoto Saroyobudiyon; Peni Indrayudha
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) Vol 2, No 1 (2013): Oktober
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37013/jf.v2i1.14

Abstract

Penyakit infeksi merupakan masalah serius di Indonesia, termasuk di dalamnya resistensi mikroba terhadap obat-obatan yang ada. Salah satu tumbuhan hutan tropis Indonesia adalah Shorea accuminatissima yang termasuk dalam famili Dipterocarpaceae dan dilaporkan mempunyai kandungan senyawa fenolik dengan aktivitas biologi seperti antibakteri, antioksidan dan antifungi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak aseton dan fraksi aktif ekstrak aseton terhadap S. aureus dan P. aeruginosa multiresisten antibiotik. Ekstrak aseton diperoleh dengan metode maserasi, selanjutnya diuji aktivitas antibakterinya. Ekstrak aseton difraksinasi menggunakan kromatografi cair vakum (KCV). Setiap fraksi diuji bioautografi untuk melihat aktivitas antibakterinya menggunakan metode filter paper disk dengan bakteri uji S. aureus dan P. aeruginosa. Fraksi dengan zona hambat terbesar merupakan fraksi aktif Kemudian dilakukan uji aktivitas antibakteri fraksi aktif ekstrak aseton. Kadar terkecil yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri disebut sebagai kadar bunuh minimum (KBM).  Hasil penelitian menunjukkan ekstrak aseton kulit batang Shorea accuminatissima mempunyai nilai KBM 0,25% b/v terhadap S. aureus multiresisten antibiotik dan nilai KBM 1% b/v terhadap P. aeruginosa multiresisten antibiotik. Fraksi aktif adalah fraksi C. Fraksi aktif mempunyai nilai KBM 0,125% b/v terhadap S. aureus multiresisten antibiotik dan nilai KBM 0,25% b/v terhadap P. aeruginosa multiresisten antibiotik.
Formulasi dan Evaluasi Tablet Floating furosemida Gastroretentif Menggunakan Kitosan Dari Cangkang Keong Mas (Pomacea canaliculata) Iwan Setiawan; Hartono Hartono
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) Vol 4, No 1 (2015): Oktober
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37013/jf.v4i1.30

Abstract

Kitosan adalah jenis polimer alam yang merupakan produk deasetilasi kitin yang dapat diperoleh dari cangkang keong mas (Pomacea canaliculata). Sistem penghantaran obat gastroretentif dapat membantu meningkatkan ketersediaan hayati,dapat mempertahankan waktu kontak lebih lama dengan mukosa gastrointestinal sehingga menyebabkan bioavailabilitas obat lebih tinggi, efikasi terapi, mengurangi frekuensi pemberianobat, menurunkan dosis terapi dan akan memperbaiki kepatuhan pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan mengevaluasi tablet floating furosemida gastroretentif menggunakan kitosan dari cangkang keong mas. Kitosan yang diisolasi dari cangkang keong mas diformulasikan sebagai polimer dengan berbagai variasi konsentrasi dalam tablet floating furosemida.  Pada penelitian ini dihasilkan kitosan dari cangkang keong mas dengan rendemen 10,8 %. Tablet furosemida dengan kandungan polimer kitosan menghasilkan granul yang baik dan memenuhi persyaratan laju alir, sudut diam, indeks komresibilitas. Begitu pula tablet yang dihasilkan memenuhi keseragaman bobot tablet, kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur. Formula 3 yang mengandung konsentrasi kitosan paling tinggi merupakan formula yang terbaik. Hasil evaluasi terutama kekerasan tablet dan uji Buoyancy / floating memberikan hasil yang berbeda signifikan dengan tablet yang tidak terdapat polimer kitosan. Oleh karena itu dapat disimpulkan polimer alam kitosan yang diperoleh dari cangkang keong mas sangat potensial dimanfaatkan untuk membuat tablet dengan sistem penghantaran obat gastroretentif.
Problem Kompatibilitas dan Stabilitas Pencampuran Sediaan Intravena Pada Pasien Anak di RSUP Dr. Sardjito Reza Rahmawati; Fita Rahmawati; Syed Azhar Syed Sulaiman
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) Vol 7, No 1 (2018): Oktober
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37013/jf.v7i1.46

Abstract

AbstractPenyiapan dan pemberian obat intravena yang tidak tepat dapat membahayakan dan menyebabkan kegagalan terapi pada pasien. Pada pasien anak, pemberian obat intravena sangat kritis karena keterbatasan pembuluh vena terutama ketika dilakukan pemberian obat secara bersamaan dalam satu waktu yang dapat memicu terjadinya inkompatibilitas. Kesalahan dalam pencampuran obat intravena juga dapat mempengaruhi stabilitas obat. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi kejadian inkompatibilitas dan stabilitas obat intravena pada pasien rawat inap anak. Pengambilan data dilakukan secara prospektif di RSUP Dr. Sardjito di ruang rawat inap intensif anak (PICU) dan bangsal anak dari November-Desember 2017. Pengambilan data dilakukan pada pasien rawat inap anak yang menggunakan minimal 1 obat intravena dan dilakukan analisis kompatibilitas dan stabilitas obat menggunakan referensi standar Handbook of Injectable Drugs dan referensi lain. Jumlah pasien yang memenuhi kriteria inklusi adalah 75 pasien, dimana 34 pasien dari PICU dan 41 pasien dari bangsal anak. Pemberian obat melalui rute intravena sebanyak 49.1% dengan rata-rata penggunaan obat intravena 3.3 obat/pasien. Pasangan obat yang kompatibel adalah sebanyak 73.7% dan unknown sebanyak 26.3%. Tidak ditemukan adanya pasangan obat yang inkompatibel dalam penelitian ini. Permasalahan stabilitas yang terjadi pada pemberian infus continue pada 3 pasangan obat apabila digunakan lebih dari waktu yang tertera pada literatur.
EVALUATION OF TREATMENT BRONCHODILATORS AND CORTICOSTEROIDS IN COPD INPATIENT IN HOSPITALS DR. MOEWARDI SURAKARTA JANUARY 2016-JUNE 2017 Lusia Murtisiwi; Endang Widhiyastuti; Dwi Muji Rohati
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) Vol 1, No 1 (2018): PROCEEDINGS ICHC
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37013/jf.v1i1.67

Abstract

Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) is one of the cause of mortality and morbidity in worldwide. This study aims to determine the pattern of treatment of bronchodilators with or without corticosteroids and their effects on changes carbon dioxide pressure in blood (PCO2) and oxygen pressure in blood (PO2) in COPD patients of inpatient in RSUD Dr. Moewardi Surakarta January 2016-June 2017. This research is a retrospective descriptive research design, data collecting by tracking medical records patients with 195 samples. The results showed that treatment of COPD patient using single bronchodilator of 30,8%, bronchodilator combination of 57,1%, bronchodilator combination with corticosteroid of 1% and corticosteroid equal to 91,3%.Effect of bronchodilator treatment without corticosteroids on changes in the largest largest PCO2 change of 14.8%, the smallest change in PCO25.9%, the largest PO2 change was 19%, the smallest PO2 change was 5.6%, whereas in patients who received bronchodilator treatment with corticosteroids there was the largest PCO2 change of 87.4%, the smallest PCO2 cha
Optimasi Tween 80 dan Etanol pada Sediaan Gel Dispersi Padat Ibuprofen Secara Simplex Lattice Design Gabriel Jonathan Suneidesis Alpons; Siti Aisiyah; Nuraini Harmastuti
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) Vol 10, No 1 (2021): Maret
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37013/jf.v10i1.114

Abstract

Ibuprofen merupakan obat golongan Non Steroid Anti-Inflamantory Drug (NSAID) yang digunakan dalam pengobatan nyeri atau inflamasi. Metode dispersi padat dapat meningkatan kelarutan ibuprofen. Ibuprofen dibuat sediaan gel untuk menghindari efek samping. Penambahan enhancer dalam gel dapat meningkatkan penetrasi zat aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi enhancer tween 80 dan etanol terhadap pelepasan dan penetrasi zat aktif ibuprofen dalam sediaan gel, pengaruhnya terhadap mutu fisik sediaan serta formula optimum dari kombinasi keduanya. Penelitian ini menggunakan metode simplex lattice design dengan 2 faktor yaitu tween 80 dan etanol pada sediaan gel formula 1; formula 2; dan formula 3 secara berurutan 100%:0%; 50%:50%; 0%:100%. Dispersi padat ibuprofen-PEG 6000 dibuat dengan metode peleburan, kemudian dilakukan uji FTIR lalu dibuat sediaan gel. Uji penetrasi zat dilakukan dengan menggunakan alat sel difusi franz dengan membran selofan kemudian dilakukan penentuan formula optimum berdasarkan counterplot yang diperoleh dari optimasi menggunakan Design Expert 10.0.1 trial version dengan parameter titik kritis viskositas dan penetrasi zat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi tween 80 dan etanol dapat mempengaruhi viskositas dan penetrasi zat, tween 80 memiliki pengaruh yang lebih besar daripada etanol. Konsentrasi tween 80 4.681% dan etanol 16.319% menghasilkan formula optimum dengan viskositas, daya lekat, dan penetrasi obat paling optimum.
Pentingnya Interaksi Hidrogen Dengan Nitrogen Backbone Di Situs FS918 Pada VEGFR2 Berdasarkan Analisis 31 Struktur Kristal VEGFR2 Fandriastika Maranantan
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) Vol 1, No 1 (2012): Oktober
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37013/jf.v1i1.9

Abstract

Dilakukan pengamatan interaksi polar terhadap 31 struktur kristal VEGFR2 menggunakan PyMOL 1.2r1. Interaksi yang terlihat berupa interaksi langsung dan tak langsung. Dari hasil pengamatan visual terlihat bahwa interaksi langsung backbone nitrogen di situs FS918 merupakan interaksi penting karena sekitar 87% dari seluruh struktur kristal VEGFR2 memiliki interaksi tersebut (dari 31 struktur kristal hanya 4 yang tidak memiliki interaksi tersebut)

Page 5 of 13 | Total Record : 124