cover
Contact Name
Novena Yety Lindawati
Contact Email
novena_yl@yahoo.com
Phone
+62271-572339
Journal Mail Official
ojs.stikesnas@stikesnas.ac.id
Editorial Address
LPPM STIKES Nasional Jl. Raya Solo-Baki, Kwarasan, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah 57552
Location
Kab. sukoharjo,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Farmasi
ISSN : 23027436     EISSN : 26568950     DOI : https://doi.org/10.37013/jf
Core Subject : Health,
JURNAL FARMASI (Journal Of Pharmacy) adalah jurnal ilmiah resmi yang dikeluarkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional dengan nomor p-ISSN 2302-7436 e-ISSN 2656-8950. JURNAL FARMASI (Journal Of Pharmacy) berisikan jurnal-jurnal ilmiah dalam semua aspek ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Farmasi dan kesehatan antara lain: Farmakognosi dan Fitokimia meliputi Pengembangan Simplisia, Budidaya Tanaman Obat, Isolasi, Skrining Fitokimia, dan Identifikasi Obat Bahan Alam Indonesia. Biologi meliputi Biologi Molekuler, Bioteknologi, Mikrobiologi, Immunologi, Parasitologi, Biomedisinal Teknologi Farmasi meliputi Farmasetika, Teknologi dan Formulasi Sediaan Obat, Teknologi dan Formulasi Sediaan Obat Bahan Alam Indonesia. Ilmu Kimia meliputi Kimia Analisa, Kimia Organik, Sintesa Obat, Kimia Medisinal, Pemodelan Molekul, Biokimia, dan Kimia Lingkungan. Farmakologi meliputi Farmakologi, Farmakokinetik, Farmakoterapi, dan Toksikologi. Farmasi Klinik dan Komunitas meliputi Farmakoekonomi, Farmakovigilan, Analisis dan Evaluasi Penggunaan Obat, Monitoring Efek Samping Obat, Analisa Kebijakan Kefarmasian, Evaluasi kegiatan Kefarmasian, Evaluasi Efektifitas Penggunaan Obat, Evaluasi Kualitas Hidup Pasien.
Articles 124 Documents
ANALYSIS OF SACCHARIN IN RED PORRIDGE FROM TRADITIONAL MARKET WHICH VALIDATED USING UVVISIBLE SPECTROPHOTOMETRIC Crescentiana Emy Dhurhania; Asri Nur Hidayah
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) Vol 1, No 1 (2018): PROCEEDINGS ICHC
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37013/jf.v1i1.66

Abstract

Saccharin is hundreds of times sweeter than sucrose, so that it can save production costs. Saccharin as a synthetic sweetener sugar substitute is very potential to be used in making sweet tasting foods that are sold at cheap prices in traditional market, one of which is red porridge. Many foods sold in traditional market are not accompanied by marketing permits as a home industry product, thus increasing the potential for saccharin abuse. This study aimed to determine the content of saccharin in red porridge sold in traditional market and to found out its suitability with the safe limits required in Regulation of the Head of the Food and Drug Supervisory Agency of the Republic Indonesia number 4 of 2014 concerning the maximum limit for the use of sweetener food additives. Identification of saccharin was carried out by resorcinol test and thin layer chromatography. Determination of saccharin was carried out by UV-Visible Spectrophotometric which had been validated at 267.5 nm. The results show that 9 samples of red porridge sold in traditional market contain saccharin with concentrations of 0.0154 – 0.0652 %, so that it exceeds the required safe limit of 0.0100 %. In the analysis method validation, selective method is obtained in the range of 20 – 60 μg/mL, with recovery 98.7371 %, coefficient of variation 0.8671%, coefficient of correlation 0.9993, limit of detection 1,9859 μg/mL, limit of quantitation 6.6197 μg/mL
Analisis Zat Pemanis Sakarin dan Siklamat Pada Minuman Bubble Drink Yang Dijual Di Kota Surakarta wimpy, wimpy; Harningsih, Tri
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) Vol 9, No 1, Maret (2020)
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37013/jf.v9i1, Maret.95

Abstract

Zat pemanis ini merupakan suatu senyawa yang secara sengaja ditambahkan dan digunakan untuk meningkatkan cita rasa dan aroma, memperbaiki sifat-sifat fisik, sebagai pegawet, memperbaiki sifat-sifat kimia dan sumber kalori bagi tubuh. Zat pemanis ada dua jenis yaitu pemanis alami dan pemanis buatan. Produsen minuman dan pangan seperti produsen bubble drink lebih memilih untuk menggunakan pemanis buatan dibandingkan pemanis alami karena harga lebih murah dan tingkat kemanisan pemanis buatan lebih tinggi dibandingkan pemanis alami. Pemanis buatan seperti sakarin dan siklamat jika dikonsumsi secara berlebih dapat memicu terjadinya gangguan kesehatan seperti penyakit saraf, hipertensi, dan kanker otak.Jenis penelitian adalah  ekperimental dengan purposive sampling. 25 sampel diperoleh dari penjual bubble drink yang berada di 5 kecamatan yang dijual di kota Surakarta. Tempat penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia STIKES Nasional. Uji kualitatif yang digunakan menggunakan rapid test kit sakarin dan siklamat. Hasil uji kualitatif pada 25 sampel menggunakan rapid test kit menunjukkkan hasil negatif,  tidak ditemukan adanya pemanis sakarin dan siklamat.
Sintesis 2,5-bis(4-hidroksibensilidin) siklopentanon dari p-hidroksibenzaldehid dan Siklopentanon dengan Katalis Asam Sulfat Lusia Murtisiwi
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) Vol 1, No 1 (2012): Oktober
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37013/jf.v1i1.8

Abstract

Senyawa 2,5-bis(4-hidroksibenzilidin)siklopentanon merupakan salah satu analog kurkumin. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis 2,5-bis(4-hidroksibenzilidin)siklopentanon dari p-hidroksibenzaldehid dan siklopentanon dengan katalis asam sulfat. Asam sulfat, suatu asam diprotik yang bersifat higroskopis diperkirakan dapat digunakan sebagai katalis dalam sintesis 2,5-bis(4hidroksibenzilidin)siklopentanon. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif deskriptif non analitik dengan parameter penelitian berupa keberhasilan sintesis 2,5bis(4-hidroksibenzilidin)siklopentanon. Penelitian ini dilakukan dengan mereaksikan 0,06 mol p-hidroksibenzaldehid dan 0,03 mol siklopentanon dalam pelarut metanol dengan katalis asam sulfat. Analisis hasil penelitian dilakukan  secara kualitatif meliputi uji organoleptis, uji kelarutan, pemeriksaan senyawa hasil sintesis dengan kromatografi lapis tipis (KLT), pemeriksaan titik lebur, elusidasi struktur senyawa hasil sintesis dengan spektroskopi inframerah (IR), spektroskopi resonansi magnetik inti proton (1H-NMR) dan karbon-13 (13C-NMR). Sedangkan analisis hasil penelitian secara kuantitatif dilakukan dengan perhitungan rendemen senyawa hasil sintesis.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa hasil sintesis berupa serbuk kuning, berbau khas, berasa khas. Titik lebur senyawa hasil sintesis >300˚C. Pemeriksaan dengan KLT menunjukkan bercak senyawa hasil sintesis yang mempunyai Rf=0,73, berbeda dengan phidroksibenzaldehid dengan Rf=0,84. Elusidasi struktur dengan spektroskopi IR, spektroskopi 1H-NMR, dan spektroskopi 13C-NMR menunjukkan spektra yang diidentifikasi sebagai senyawa yang memiliki struktur 2,5-bis(4-hidroksibenzilidin)siklopentanon menghasilkan rendemen sebesar 10,64%
Pengaruh Kombinasi Emulgator CMC dan Tween 80 Terhadap Stabilitas Fisik Emulsi Minyak Ikan Retnowati Adiningsih
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) Vol 3, No 1 (2014): Oktober
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37013/jf.v3i1.24

Abstract

Emulsi minyak ikan dalam formula standar menggunakan emulgator gom arab yang mempunyai sifat emulgator sejati. Gom ini mempunyai kerugian yaitu penyimpanan yang lama dapat menyebabkan hilangnya daya mengemulsinya, sehingga berdasarkan hal tersebut tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan emulgator lain yaitu CMC dan Tween 80. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi emulgator CMC dan Tween 80 terhadap stabilitas fisik minyak ikan dan konsentrasi emulgator CMC dan Tween 80 yang optimal untuk membuat emulsi minyak ikan yang stabil, ditunjukkan dengan tidak adanya kerusakan yang berarti dari emulsi selama penelitian. Penelitian ini menggunakan 4 formula dengan kandungan kombinasi emulgator yang bervariasi yaitu CMC 0,25% ; CMC 0,25% : Tween 80 10% ; CMC 0,25% : Tween 80 20% ; Tween 80 20%. Pengamatan stabilitas emulsi meliputi tipe emulsi, persen pemisahan pada suhu kamar, pada suhu 40° - 50°C, pada sentrifugasi 3000 rpm, viskositas dan penentuan ukuran patikel. Hasil yang didapat pada penelitian ini menunjukkan adanya variasi stabilitas emulsi minyak ikan dari tiap-tiap kombinasi emulgator. Hasil statistik menunjukkan bahwa emulgator CMC 0,25% berpengaruh nyata terhadap persen pemisahan pada suhu kamar, suhu 40° - 50°C, sentrifugasi 3000 rpm, viskositas dan ukuran partakel emulsi minyak ikan. Emulsi dengan kombinasi emulgator CMC 0,25% : Tween 80 20% merupakan emulsi yang paling stabil karena pada pemeriksaan persen pemisahan, viskositas dan ukuran partikel mempunyai stabilitas fisik yang lebih baik dibanding formula lain.
Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav) Terhadap Ekspresi Glukosa Transporter 2 Pada Hati dan Pankreas yang Diinduksi Streptozotocin-Nikotinamida Eka Wisnu Kusuma; Rina Herowati; Arief Nurrochmad
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) Vol 6, No 1 (2017): Oktober
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37013/jf.v6i1.40

Abstract

AbstractDiabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia, berhubungan dengan penurunan ekspresi GLUT-2 di pankreas dan peningkatan ekspresi GLUT-2 di hati. Daun sirih merah bermanfaat untuk pengobatan DM.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antihiperglikemi, peningkatan ekspresi GLUT-2 di pankreas, dan penurunannya di hati dari  ekstrak etanol daun sirih merah pada tikus yang diinduksi streptozotosin-nikotinamida. Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus putih jantan galur wistar, dibagi secara acak menjadi lima kelompok perlakuan, yaitu kontrol normal, kontrol negatif, kontrol positif, Ekstrak etanol daun sirih merah (EEDSM) 50 mg/kg bb dan 100 mg/kg bb. Pemberian STZ-NA hari ke-0, diukur kadar glukosa hari ke-5 selanjutnya diberi perlakuan selama 14 hari. Parameter yang diukur ekspresi GLUT-2 di pankreas dan di hati.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemberian ekstrak etanol daun sirih merah selama 14 hari secara kualitatif mampu meningkatkan ekspresi GLUT-2 dengan nilai pada kontrol normal, kontrol negatif, kontrol positif, EEDSM 50 mg/kg bb dan 100 mg/kg bb berturut-turut adalah 100%, 32,31%, 67,67%, 52,73% dan 60,01%. Pemberian EEDSM secara kualitatif mampu menurunkan ekspresi GLUT-2 di sel hati dengan nilai pada kontrol normal, kontrol negatif, kontrol positif, EEDSM 50 mg/kg bb dan 100 mg/kg bb berturut-turut adalah 13,21%, 100%, 52,05%, 87,08%, dan 78, 09%. 
ANALGETICACTIVITY TEST OF ETHANOL EXTRACT OFTAMARIND LEAVES (TamarindusIndica L.) TO MALEMICE OF SWISS STRAIN Sri Saptuti Wahyuningsih
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) Vol 1, No 1 (2018): PROCEEDINGS ICHC
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37013/jf.v1i1.61

Abstract

Tamarind is a medicinal plant that has benefits as an antiseptic, antipyretic and analgetic (anti-pain). Pain is an unpleasant sensory and emotional experience due to actual or potential damage.The purpose thisstudy to determine the optimal analgetic and dosage activity of tamarind leaf ethanol extract on male mice swiss strain induced by acetic acid. The method used is analysis of results by observing the amount of stretching of mice every five minutes for an hour. The cumulative amount of stretching in mice to calculate the analgetic activity was obtained from the amount of stretching of mice induced by acetid acid intraperitoneally within 30 minutes after orally induced. Statistical analgetic data using kolmogorov-smirnov normality test, test of homogenity of variances followed by Anova test and post hoc tests using SPSS 24.0 for windows. Percentanalgesic activity of ethanol extract of leaves tamarind dosage 5%, 10%, 20%wererespectively (9,81 ± 2,24)%, (24,68 ± 2,10)% and (36,39 ± 3,06)%. Ethanol extract of leaves tamarind dosage 20% provide the most optimal activity analgesic
Tingkat Kepatuhan Penggunaan Ramuan Jamu Saintifik Hiperglikemia pada Pasien Diabetes Melitus di Rumah Riset Jamu Hortus Medicus B2P2TOOT Tawangmangu Hartono Hartono; Livia Ary Kusumastuti
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) Vol 8, No 1 (2019): Oktober
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37013/jf.v1i8.77

Abstract

Diabetes mellitus adalah penyakit degeneratif yang disebabkan oleh gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan gula darah tinggi. Tingkat kepatuhan dengan terapi pengobatan dapat meningkatkan keberhasilan terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan pasien terhadap penggunaan obat herbal ilmiah hiperglikemia pada penderita diabetes mellitus di Rumah Penelitian Obat Herbal Hortus B2P2TOOT Tawangmangu. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, menggunakan pengumpulan data yaitu purposive sampling. Instrumen yang digunakan untuk pengujian kepatuhan menggunakan kuesioner MMAS-8. Data yang dipelajari meliputi usia, jenis kelamin, jenis obat, pendidikan, pekerjaan, durasi penderitaan, dan tingkat kepatuhan pasien serta faktor-faktor yang terkait dengan kepatuhan. Hasil penelitian terhadap 96 responden menunjukkan bahwa termasuk kategori tingkat kepatuhan pasien terhadap penggunaan obat herbal ilmiah hiperglikemia adalah tinggi 48%, tingkat kepatuhan sedang 43% dan tingkat kepatuhan rendah 9%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat kepatuhan penggunaan obat herbal ilmiah hiperglikemia pada penderita diabetes mellitus di Rumah Penelitian Obat Herbal Hortus B2P2TOOT Tawangmangu tergolong kategori tinggi yaitu 48%
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanolik Daun Mengkudu (Morinda Citrifolia L.) Terhadap Bakteri Streptococcus Pyogenes secara In Vitro Margareta Retno Priamsari; Almira Rokhana
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) Vol 9, No 2 (2020): Oktober
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37013/jf.v9i2.105

Abstract

Faringitis merupakan salah satu penyakit yang termasuk dalam Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA). Bakteri yang paling umum pada faringitis akut adalah Streptococcus pyogenes. Tanaman yang memiliki khasiat sebagai antibakteri adalah mengkudu (Morinda citrifolia L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar hambat minimal (KHM) aktivitas antibakteri S. pyogenes secara in vitro. Ekstraksi dengan metode remaserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Pengujian antibakteri dengan metode Kirby-Bauer menggunakan media BAP yang diinokulasikan secara spread plate. Kelompok perlakuan menggunakan kontrol positif (amoksisilin 25µg); kontrol negatif (akuades steril); ekstrak daun mengkudu dengan konsentrasi 1,25%, 2,5% dan 5%. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali. Parameter yang diamati adalah zona hambat yang terbentuk disekitar kertas cakram. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik menggunakan Kruskall-Wallis dilanjutkan Mann-Whitney dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun mengkudu mengandung senyawa saponin, triterpenoid, tanin dan fenol. Ekstrak daun mengkudu berpengaruh secara signifikan (p≤0,05) terhadap S. pyogenes. Konsentrasi 2,5% memiliki aktivitas terkecil dengan rata-rata diameter zona hambat sebesar 5,83 mm.
Tinjauan Pola Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Demam Tifoid di Instalasi Rawat Inap RSUP dr. Kariadi Semarang Tahun 2009 Truly Dian Anggraini
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) Vol 2, No 1 (2013): Oktober
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37013/jf.v2i1.19

Abstract

Demam tifoid termasuk salah satu penyakit infeksi yang banyak ditemukan di negara berkembang dengan kepadatan penduduk tinggi serta kesehatan lingkungan yang rendah. Berdasarkan laporan WHO disebutkan bahwa Indonesia merupakan salah satu Negara dengan angka kejadian demam tifoid yang tinggi, yaitu >100 per 100.000 penduduk per tahun. Studi epidemiologi baru-baru ini menunjukkan mulai adanya resiko multi drug resisten (MDR) pada penggunaan antibiotik untuk pengobatan demam tifoid sehingga penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola penggunaan antibiotik pada pasien anak demam tifoid di instalasi rawat inap RSUP Dr. Kariadi Semarang pada tahun 2009. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dari data rekam medik pasien. Sebanyak 100 sampel diperoleh, dan hasil penelitian dianalisis menggunakan metode deskriptif non analitik. Pola penggunaan antibiotik untuk demam tifoid dilihat melalui golongan antibiotik yang digunakan, ada tidaknya penggantian antibiotik selama terapi, kombinasi antibiotik yang diberikan, cara pemberian, lama pemberian antibiotik, efek samping antibiotik, dan interaksi obat yang terjadi akibat penggunaan antibiotik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode tahun 2009 di instalasi rawat inap RSUP Dr. Kariadi demam tifoid didominasi oleh pasien laki-laki pada rentang usia 6-10 tahun. Golongan antibiotik yang paling banyak digunakan adalah dari golongan sefalosporin sebesar 55,22%, dari 100 kasus 35 diantaranya mengalami penggantian antibiotik, penggunaan kombinasi antibiotik sebesar 50%, sediaan antibiotik lebih banyak diberikan dalam bentuk injeksi dan untuk lama pemberian antibiotik terdapat ketidaksesuaian lama pemberian antibiotik pada pasien dengan yang tercantum pada Standar Prosedur Operasional yaitu jauh lebih singkat.
Pengaruh TiO2 dan pH pada Fotoreduksi ion Cu(II) dalam Larutan yang Mengandung Paracetamol Devina Ingrid Anggraini; S Angeliasari
Jurnal Farmasi (Journal of Pharmacy) Vol 5, No 1 (2016): Oktober
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37013/jf.v5i1.35

Abstract

AbstractPenelitian tentang fotoreduksi ion Cu(II) dalam larutan yang mengandung parasetamol telah dilakukan. Kajian ini mencoba mengurangi permasalahan lingkungan tercemar logam Cu yang masih menjadi masalah hingga saat ini, dalam pendekatan fotokatalitik. Material fotokatalis, seperti TiO2 telah mulai dikembangkan secara luas untuk penyelesaian masalah serupa. Salah satu dampak negatif dari perkembangan industri adalah pembuangan air limbah yang dihasilkan dari kegiatan industri. Air limbah industri dapat mengandung zat kimia anorganik dan organik. Limbah anoganik seperti Cu(II) mempunyai ambang batas dalam lingkungan perairan yaitu 1 mg/L. Di lingkungan perairan ion Cu(II) dapat bersama-sama dengan limbah organik seperti parasetamol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan massa TiO2, pH larutan, dan kondisi optimum terhadap efektivitas proses fotoreduksi ion Cu(II) dengan adanya parasetamol terkatalisis TiO2. Fotokatalisis adalah metode yang menggabungkan cahaya ultraviolet dengan partikel semikonduktor sebagai fotokatalis. Proses fotoreduksi ion Cu(II) dilakukan menggunakan reaktor tertutup dilengkapi dengan satu set alat pengaduk magnetik dan lampu UV tipe black light blue (BLB). Hasil kemudian dianalisis dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) untuk mengetahui konsentrasi ion Cu(II) sisa dan Spektrofotometer Visibel untuk mengetahui parasetamol sisa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ion Cu(II) yang tereduksi dengan semakin banyaknya massa TiO2. Pada massa TiO2 20 mg sampai 25 mg terjadi peningkatan hasil fotoreduksi Cu(II) yang cukup besar, tetapi pada massa 30 mg sampai 50 mg TiO2 hasil fotoreduksi ion Cu(II) mengalami penurunan. Pada variasi pH larutan menunjukkan pH 3 sampai 5 efektivitas fotoreduksi ion Cu(II) mengalami kenaikan yang cukup tajam, kemudian pada pH 5 sampai 11 efektivitas fotoreduksi ion Cu(II) mengalami penurunan.  Kondisi reaksi yang menghasilkan proses fotoreduksi ion Cu(II) paling efektif yaitu pada kondisi larutan dengan pH 5, yang  menggunakan larutan ion Cu(II) 10 mg/L sebanyak 25 ml, dengan penambahan parasetamol 300 mg/L sebanyak 25 ml, TiO2  sebagai katalis sebanyak 25 mg, dengan waktu penyinaran 30 menit. Pada kondisi tersebut efektivitas fotoreduksi ion Cu(II) sebesar 98,70 % dan persen parasetamol yang terdegradasi sebesar 14,61 %. 

Page 4 of 13 | Total Record : 124