cover
Contact Name
andi
Contact Email
andi@uhamka.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
chronologia@uhamka.ac.id
Editorial Address
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka Jl. Tanah Merdeka, Ps. Rebo, Jakarta Timur
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Chronologia
ISSN : -     EISSN : 26860171     DOI : https://doi.org/10.22236/jhe
Chronologia is an Open Access Journal published by University of Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka and managed by Department of History Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. This journal published third times a year, March, July and November. This journal provides space for academic debate and critical thinking to explore the history education, history, culture, and social science. This journal covers original research article, article review, book review, and research report in History Education, History, Culture, and other relevant social science.
Articles 66 Documents
Peran Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin (Abah Anom) dalam Mengembangkan Pendidikan di Tanjungkerta, Pager Ageung, Tasikmalaya Nurmalia Kusuma Putri; Lelly Qodariah; Laely Armiyati
CHRONOLOGIA Vol 1 No 2 (2019): Chronologia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (136.05 KB) | DOI: 10.22236/jhe.v1i2.4722

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pendidikan, mengetahui peran Abah Anom dalam mengembangkan pendidikan, dan mengetahui kendala yang dialami Abah Anom dalam mengembangkan pendidikan di Desa Tanjungkerta, Kecamatan Pagerageung, Kabupaten Tasikmalaya melalui pondok pesantren Suryalaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan prosedur pengumpulan datanya adalah: 1) Observasi; 2) Wawancara; 3) Dokumentasi; 4) Tringulasi Data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin dalam mengembangkan pendidikan di desa Tanjungkerta merupakan suatu wujud kesungguhannya untuk mengembangkan pendidikan keagamaan dan pendidikan formal di dalam lingkup Pondok Pesantren Suryalaya.
Peran Perguruan Silat Silo Macan untuk Mempertahankan Lokalitas Budaya Betawi di Condet Ade Andrian; Lelly Qodariah; Jumardi Jumardi
CHRONOLOGIA Vol 1 No 3 (2020): Chronologia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.464 KB) | DOI: 10.22236/jhe.v1i3.4726

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran secara menyeluruh bagaimana Peran Perguruan Silat Silo Macan untuk mempertahankan lokalitas Budaya Betawi. Silat Betawi yang mulai bersaing dengan seni beladiri lainnya dan bahkan seni beladiri dari luar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, sebagaimana yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan prosedur pengumpulan data pada penelitian ini adalah: 1) Observasi Perguruan Silat Silo Macan di Balekambang Condet 2) wawancara dengan informan diantaranya Guru Perguruan Silo Macan. 3) Dokumetasi, 4) Tringulasi Data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Perguruan Silat Silo Macan masih ada dan belum punah gerakan-gerakannya masih asli belum tercampur dengan gerakan beladiri lainnya. Pemerintah daerah bisa mendukung dan berpartisipasi salah satunya dengan cara memberikan tempat latihan yang layak agar bisa bersaing dan berprestasi di ajang ilmubeladiri. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Peran Perguran Silo Macan menanamkan karakteristik rohani kepada setiap anggota dalam menghadapi zaman yang modern sehingga sampai saat ini Perguruan Silo Macan masih dapat mempertahankan Eksistensinya.
Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dengan Menggunakan Model Discovery Learning dalam Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 55 Jakarta Adittyas Setiawan Yudha Prawira; Laely Armiyati; Hari Naredi
CHRONOLOGIA Vol 1 No 3 (2020): Chronologia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.686 KB) | DOI: 10.22236/jhe.v1i3.4729

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menggunakan model discovery learning dalam pembelajaran sejarah di Kelas XI IPS B SMA Negeri 55 Jakarta. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 55 Jakarta tahun ajaran 2018/2019. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek penelitian ini melibatkan siswa Kelas XI IPS B sebanyak 36 siswa. Hasil penelitian pada siklus I ini menunjukkan 13,89% siswa mencapai kategori baik dan siklus II mengalami peningkatan, yakni 88,89% siswa mencapai kategori baik. Nilai rata-rata siswa pada siklus I hanya 62,2 dan meningkat menjadi 84,1 pada siklus II. Artinya, pencapaian kemampuan berpikir kritis siswa melalui model discovery learning pada pembelajaran sejarah Kelas XI IPS B SMA Negeri 55 Jakarta mengalami peningkatan. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa menggunakan model discovery learning dalam pembelajaran sejarah Kelas XI IPS B SMA Negeri 55 Jakarta.
Eksistensi Kesenian Wayang Ajen di Tengah Budaya Populer (Studi Kasus: Sanggar Wayang Ajen, Duren Jaya Bekasi Timur) Apriza Tri Gunarto; Lelly Qodariah; Jumardi Jumardi
CHRONOLOGIA Vol 1 No 3 (2020): Chronologia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.135 KB) | DOI: 10.22236/jhe.v1i3.4730

Abstract

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi eksistensi kesenian wayang ajen di Bekasi Timur, mengetahui makna dalam kesenian Wayang Ajen, mengetahui tujuan Sanggar Wayang Ajen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, sedangkan pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga cara, yakni wawancara, dokumentasi, observasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Kesenian Wayang Ajen di Bekasi Timur lahir dengan tafsir baru dan cara-cara modern. Nama Wayang Ajen di ambil dari kata Ajen yang artinya menghargai, tujuannya bermaksud untuk menghargai segala aspek kesenian yang ada seperti seni musik, seni tari, seni drama. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa keberadaan Sanggar Wayang Ajen bisa diterima oleh masyarakat karena memiliki warna baru dalam memberikan pertunjukan wayang, dengan cara tersebut Wayang Ajen bisa bertahan di tengah persaingan dengan budaya populer saat ini. Oleh karena itu Sanggar Wayang Ajen ini harus tetap melakukan perkembangan dalam hal kesenian agar selalu bisa diterima oleh masyarakat.
Jugun Ianfu: Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan Pada Masa Pendudukan Jepang di Jawa Barat Tahun 1942-1945 Astrid Dwi Rahma; Suswandari Suswandari; Hari Naredi
CHRONOLOGIA Vol 1 No 3 (2020): Chronologia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.907 KB) | DOI: 10.22236/jhe.v1i3.4731

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran secara menyeluruh bagaimana aktivitas Jugun Ianfu di Jawa Barat, bentuk-bentuk kekerasan terhadap Jugun Ianfu, perlindungan hukum dan pertanggungjawaban Jepang, serta dampak sosial-psikologis korban Jugun Ianfu di Jawa Barat. Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat langkah, yakni heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses perekrutan Jugun Ianfu dilakukan di daerah-daerah di Jawa Barat seperti Cimahi, Sukabumi, Bogor, dan Sumedang melalui penculikan dan dijanjikan akan dipekerjakan. Berdasarkan pemaparan para korban Jugun Ianfu, mereka seringkali menerima kekerasan-kekerasan seksual yang baik itu dilakukan oleh Tentara Jepang maupun para Perwiranya. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa Tentara Jepang sudah melakukan perkosaan, perdagangan orang untuk tujuan seksual, eksplotasi sosial, penyiksaan seksual dan juga perbudakan seksual terhadap perempuan-perempuan remaja di Jawa Barat dan memberikan dampak traumatis bagi mereka yang mengalaminya baik itu secara fisik, dampak terhadap masyarakat dan juga psikologis korban Jugun Ianfu tersebut.
Eksistensi Kesenian Sintren di Kampung Tanjung Kerta, Kecamatan Karang Kancana, Kabupaten Kuningan Jawa Barat Dea Novianti Gunawan; Lelly Qodariah; Jumardi Jumardi
CHRONOLOGIA Vol 1 No 3 (2020): Chronologia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.34 KB) | DOI: 10.22236/jhe.v1i3.4732

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran secara menyeluruh bagaimana eksistensi kesenian Sintren di kampung Tanjung Kerta dan bagaimana rangkaian kesenian Sintren di Tanjung Kerta dan mengetahui bentuk pemanfaatan kesenian Sintren. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan prosedur pengumpulan datanya adalah observasi, wawancara, dokumetasi, dan triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesenian Sintren di kampung Tanjung Kerta merupakan kesenian tradisional yang menunjukkan aktivitas tarian diiringi dengan musik menggunakan alat musik gendang, kendi dan seorang sinden menyanyikan lagu-lagu Sunda seperti Sulasih Sulandana dan turun sintren dalam mengiringi seorang penari. Kesenian Sintren juga digunakan sebagai hiburan masyarakat di sela-sela aktivitas sore hari di kampung Tanjung Kerta, selain itu dapat juga dijadikan alat untuk meminta hujan, keberkahan, karena menjadi bagian dari nilai-nilai tradisi di kampung Tanjung Kerta. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa kesenian Sintren di kampung Tanjung Kerta masih dilestarikan oleh masyarakat kampung Tanjung Kerta.
Masyarakat Adat Tangsa di Enrekang Sulawesi Selatan, 2004-2018 Hamida Hamida; M. Rasyid Ridha; Jumadi Jumadi
CHRONOLOGIA Vol 2 No 1 (2020): Chronologia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.41 KB) | DOI: 10.22236/jhe.v2i1.5259

Abstract

This study aims to determine the background of the formation of the Tangsa indigenous people, the dynamics of the Tangsa indigenous people, and the function and role of traditional institutions in the Tangsa customary community. The results of this study indicate that the indigenous Tangsa community emerged beginning with the arrival of To Manurung namely Saembona and Tangsilondongna who gave birth to three children namely Takke Buku, Masoang, and Embong Bulan. Over time, there have been many changes, including in the Dutch period, the DI / TII period, and even until now it has changed. Based on the results of the study showed that the Tangsa customary community is an organization within the community that still carries out routine activities including solo signs, tuka signs, massalu nene, and tongkonan ma'rara which are supported by the existence of customary stakeholders in each group as important role holders for the implementation routine in the community. This research uses historical research method which consists of four stages, namely heuristics (collecting data or sources), source criticism consisting of internal and external criticism, interpretation or interpretation of sources and historiography, namely writing history.
Makna Bendera Merah Putih Bagi Generasi Muda: Tinjauan Sejarah dari Masa Kerajaan Majapahit Melinda Rahmawati
CHRONOLOGIA Vol 2 No 1 (2020): Chronologia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.158 KB) | DOI: 10.22236/jhe.v2i1.5500

Abstract

Bendera Merah Putih merupakan salah satu identitas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Belum banyak yang mengetahui bahwa bendera tersebut menyimpan beragam makna dan sejarah panjang yang saling terkait dengan Nusantara pada Masa Kerajaan Majapahit. Penelitian ini bertujuan untuk kembali memaknai pentingnya sebuah persatuan melalui sejarah Bendera Merah Putih, terutama pada generasi muda yang secara langsung berhadapan dengan arus globalisasi dan pertukaran budaya. Metode yang digunakan adalah metode historiografi sejarah dengan membandingkan beberapa literasi yang bersumber dari buku, jurnal ilmiah, dan lainnya. hasil dari penelitian ini adalah generasi muda dapat lebih memaknai pentingnya sebuah persatuan yang telah terbangun dengan mempelajari sejarah panjang dari Bendera Merah Putih. Simpulan dari penelitian ini ialah sejarah dari Bendera Merah Putih telah ada sejak zaman dahulu serta Bendera Merah Putih sangat berperan dalam sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Hingga akhirnya Bendera Merah Putih dikukuhkan sebagai Bendera Kebangsaan sekaligus Identitas Nasional yang mengintegrasikan semua perbedaan yang ada.
Pembelajaran Sejarah Abad 21: Tantangan dan Peluang dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 Nur Fajar Absor
CHRONOLOGIA Vol 2 No 1 (2020): Chronologia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.106 KB) | DOI: 10.22236/jhe.v2i1.5502

Abstract

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia yang sudah berlangsung sekitar 6 bulan membuat sektor pendidikan melakukan pembelajaran secara daring. Hal ini menimbulkan permasalahan seperti kurang siapnya guru/dosen dalam menghadapi sistem pembelajaran daring serta guru/dosen yang memberikan banyak materi dan tugas kepada peserta didik/mahasiswa. Permasalahan tersebut juga menantang guru/dosen sejarah untuk membuat pembelajaran sejarah secara daring menjadi menarik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguraikan tantangan dan peluang yang dihadapi pembelajaran sejarah dalam menghadapi pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan datanya menggunakan instrumen studi dokumen atau dokumentasi. Hasilnya ditemukan bahwa terdapat peluang dalam melaksanakan pembelajaran sejarah secara daring, yakni guru/dosen dapat menggunakan Whatsapp, Facebook, Instagram, Google Classroom, Zoom, Google Meet, Youtube, Discord, dan tur virtual cagar budaya untuk menunjang pembelajaran daring. Selain itu, guru/dosen harus memasukkan pembelajaran sejarah yang juga berfokus kepada ranah afektif, sehingga tertanam nilai-nilai karakter yang dapat diinternalisasikan ke dalam kehidupan sehari-hari peserta didik/mahasiswa. Dengan demikian, diharapkan dengan adanya peluang-peluang yang diuraikan di atas dapat membuat pembelajaran sejarah lebih menarik lagi untuk dipelajari bagi peserta didik/mahasiswa.
Falsafah Ajaran Kyai Ahmad Dahlan dan Etos Pendidikan Muhammadiyah Ahmad Ruslan
CHRONOLOGIA Vol 2 No 1 (2020): Chronologia
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.697 KB) | DOI: 10.22236/jhe.v2i1.5620

Abstract

Melihat sejarah pendidikan Islam di Indonesia terlihat bahwa perkembangannya telah dimulai sejak masuknya Islam ke Indonesia yang diperkirakan pada abad ke 12 Masehi. Muhammadiyah hadir sebagai pelopor, mempunyai andil besar sebagai peletak dasar integrasi antara pendidikan pesantren yang bercorak keagamaan dengan pendidikan umum, yang pada masanya didominasi oleh orang Belanda. Hal tersebut tidak terlepas dari falsafah ajaran Kyai Ahmad Dahlan. Dengan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis falsafah ajaran Kyai Ahmad Dahlan dan etos pendidikan Muhammadiyah untuk pendidikan Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan datanya menggunakan instrumen kajian dokumen. Hasilnya ditemukan bahwa terdapat praktik-praktik dalam dunia pendidikan Indonesia yang mencerminkan tujuh falsafah ajaran Kyai Dahlan, yaitu: (1) berlandaskan pada tujuan hidup; (2) tidak sombong; (3) tidak taqlid; (4) mengoptimalkan akal; (5) berani untuk kebenaran; (6) berkorban untuk orang banyak; dan (7) adanya kombinasi pengehuan/teori dengan praktik (ilmu amaliyah). Ketujuh falsafah tersebut, menjadi penting sebagai acuan role model pendidikan di Indonesia yang bukan hanya berorientasi keduniawian, namun juga ada jangka panjang akhirat, dan selalu berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran. Dengan demikian, pendidikan di Indonesia harus diorientasikan pada proses menciptakan manusia yang “Kyai yang berkemajuan” atau orang yang intelek-ulama atau ulama yang intelek.