cover
Contact Name
Asvic Helida
Contact Email
kppfpump@gmail.com
Phone
+6281210404178
Journal Mail Official
jurnalsylvaump@gmail.com
Editorial Address
JL. Jend.A.Yani 13 Ulu Palembang, South Sumatra, Indonesia
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
Sylva: Jurnal Ilmu-ilmu Kehutanan
ISSN : 23014164     EISSN : 25495828     DOI : DOI: https://doi.org/10.32502/sylva.v8i1
Sylva: Jurnal Ilmu-ilmu Kehutanan publishes original research articles on all aspects of forestry and environmental sciences, including, but not limited to, the following subjects: forest and natural resource management, biodiversity conservation and management, wood science and timber technology, agroforestry and social forestry, and forest products and forestry. It serves as a primary platform for the dissemination of both theoretical and experimental research, as well as technical reviews. This journal publishes one volume per year, consisting of two issues in July and December. This journal was published by the Faculty of Agriculture, Muhammadiyah University of Palembang.
Articles 66 Documents
VALUASI EKONOMI KENDURI SKO MASYARAKAT KERINCI KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI (Studi Kasus di Dusun Baru Lempur Kecamatan Gunung Raya, Kerinci) Helida, Asvic; Abubakar, Rafeah
Sylva : Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Kehutanan Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sylva.v7i1.1080

Abstract

Kenduri sko adalah budaya perhelatan terbesar masyarakat Kerinci yang sudah berlangsung sejak lama hingga sekarang dan diwariskan secara turun temurun. Selain pelaksanaan pergantian depati (pemimpin adat), perhelatan ini juga dimaknai sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas keberhasilan panen hasil pertanian masyarakat. Perhelatan kenduri sko dapat menghabiskan sejumlah biaya yang harus ditanggung oleh masyarakat Kerinci agar kenduri berjalan sesuai dengan maknanya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kenduri sko sebagai sebuah tradisi masyarakat Kerinci dan melakukan analisis valuasi ekonomi atas biaya yang dikeluarkan selama perhelatan berlangsung. Penelitian dilakukan pada masyarakat Kerinci di Dusun Baru Lempur Kecamatan Gunung Raya Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Deskripsi perhelatan dilakukan dengan metode etnografi yaitu peneliti ikut terlibat dalam kegiatan perhelatan, sedangkan analisis ekonomi dilakukan dengan pendekatan antropologi ekonomi yaitu dengan melihat fenomena ekonomi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem organisasi sosial dan unsur-unsur kebudayaan yang telah dimiliki oleh masyarakat Kerinci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upacara adat kenduri sko adalah upacara yang memiliki fungsi kebudayaan bagi masyarakat Kerinci, yang, dan fungsi-fungsi tersebut tidak akan berubah dan akan tetap dipertahankan sebagimana terungkap dalam pernyataan mereka bahwa kenduri sko akan tetap ada, tidakkan lekang karena panas dan takkan lapuk karena hujan walau harus mengeluarkan sejumlah biaya ekonomi untuk pelaksanaannya.
ANALISIS VEGETASI PADA LAHAN HUTAN GAMBUT BEKAS TERBAKAR DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR (OKI), PROVINSI SUMATERA SELATAN, INDONESIA Yuningsih, Lulu; Bastoni, Bastoni; Yulianty, Taty; Harbi, Jun
Sylva : Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Kehutanan Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sylva.v7i2.1541

Abstract

Tren kebakaran hutan terbesar yang terjadi di Indonesia terjadi pada tahun 1997, 2006 dan 2015. Salah satu daerah yang menjadi pusat kebakaran hutan tersebut terletak di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Hal ini terjadi karena adanya lahan basah khususnya gambut yang mendominasi wilayah ini. Proses rehabilitasi terhadap lahan pasca terbakar tahun 2006 telah dilakukan dan tidak diberikan perlakuan serupa pada lahan pasca terbakar tahun 2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan proses suksesi pada lahan gambut bekas terbakar. Penelitian dilakukan pada tahun 2017 di Desa Kedaton, Kecamatan Kayuagung, OKI, Sumatera Selatan. Metode penelitian menggunakan analisis vegetasi, analisis kekayaan jenis Margelaf dan analisis indeks keanekaragaman jenis Shannon-Weinner yang mencakup strata pertumbuhan semai/tumbuhan bawah, pancang, tiang dan pohon. Nilai INP tertinggi sehingga mengominasi yaitu kumpai (Hymenachine amplexicaulis rudge) pada lahan terbakar 2015 dengan indeks kekayaan jenis tinggi dan pakis (Stenochlaena Palustris) untuk lahan terbakar tahun 2006 dengan indeks kekayaan jenis sedang. Indeks Keanekaragaman kedua lahan termasuk kriteria sedang namun nilai kemerataan jenis relatif rendah. Sudah adanya proses suksesi alami tingkat pertama pada lahan gambut pasca terbakar tahun 2015 dan pada pada lahan gambut pasca terbkar tahun 2006 yang sudah dilakukan kegiatan rehabilitasi dan revegetasi daya hidup pohon yang ditanam antara 82-97 % dan penutupan tajuk pepohonan meningkat dari 0 % menjadi 50-70 %. Jenis tanaman dengan kerapatan tertinggi adalah kumpai pada lahan terbakar tahun 2006 dan pakis udang pada lahan terbakar tahun 2015 The biggest forest fire trends in Indonesia occurred in 1997, 2006 and 2015. One of the areas that became the center of the forest fires was located in Ogan Komering Ilir (OKI) Regency. This is due to the presence of wetlands, especially peat which dominate in this region. The rehabilitation process for post-burnt land in 2006 was carried out and was not given a similar treatment on post-burnt land in 2015. The purpose of this study was to see the differences in the succession process that occurred on burnt peat land. The research was conducted in 2017 in Kedaton Village, Kayuagung District, OKI, South Sumatra. The research method uses vegetation analysis, analysis of species wealth (Margelaf) and analysis of species diversity index by Shannon-Weinner which includes seedling/seedling growth stems, saplings, poles and trees. The highest INP value that dominates is kumpai (Hymenachine amplexicaulis rudge) in land burned 2015 with high species richness index and pakis (Stenochlaena Palustris) on land burned in 2006 with the species richness index in the medium category. The diversity index of the two lands is in the medium criteria but the species evenness is relatively low. There has been a first-degree natural succession process on peatland after burning in 2015 and on post-burnt peatland in 2006 the rehabilitation and revegetation activities of planted trees between 82-97% and canopy cover increased from 0% to 50 -70%. The highest density of plants is "kumpai" (on land burned in 2006) and "shrimp ferns" (on burned land in 2015)
MENGHITUNG CADANGAN KARBON YANG TERSIMPAN DI TAMAN PURBAKALA BUKIT SIGUNTANG PALEMBANG SUMATERA SELATAN Akbar, Taufik; Sosilawati, Endang
Sylva : Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Kehutanan Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sylva.v8i1.1856

Abstract

Taman Purbakala Bukit Siguntang merupakan situs purbakala yang terletak di atas bukit yang ditumbuhi pepohonan yang rindang, dan berperan penting dalam menyerap  CO2 yang berada di wilayah perkotaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cadangan karbon yang tersimpan di Taman Purbakala Bukit Siguntang, kota Palembang, provinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini dilaksanakan di Taman Purbakala Bukit Siguntang, kota Palembang, provinsi Sumatera Selatan. Waktu pelaksanaan penelitian selama 3 bulan  dari bulan Februari 2016 sampai bulan April 2016. Data yang dikumpulkan dari penelitian ini didapatkan dari pengamatan/analisis langsung di lapangan. luas areal Bukit Siguntang sebesar 12,8 ha, luas plot 0,04 ha, dan intensitas sampling  2 %  maka banyaknya plot sampel adalah 6 plot,  yang tersebar pada areal penelitian. Hasil penelitian menunjukkan Indek Nilai Penting (INP) pohon angsana 47 %, Biomassa atas permukaan (Bap) memiliki nilai yang paling besar 8,003 kg, sedangkan untuk Biomassa bawah permukaan (Bbp) sebesar 3,201 kg. Potensi cadangan karbon yang tersimpan di Taman Purbakala Bukit Siguntang, kota Palembang, provinsi Sumatera Selatan cukup besar, yaitu 71.80 ton C/Ha dengan luas 12.8 hektar, maka total cadangan karbon yang tersimpan sebesar 919.03 ton C.
KAJIAN BEBERAPA SIFAT KIMIA TANAH PADA TANAH SAWAH DI BERBAGAI LOKASI DI KOTA PALEMBANG Syachroni, Sasua Hustati
Sylva : Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Kehutanan Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sylva.v8i2.2697

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji beberapa sifat kimia tanah pada tanah sawah di berbagai lokasi di Kota Palembang.  Metode penelitian menggunakan metode survei.  Penelitian dilakukan di 10 Kecamatan di Kota Palembang yang memiliki petak sawah, pengambilan contoh tanah secara komposit pada 5 titik pengamatan di petak sawah pada kedalam 0-20 cm, kemudian dilakukan analisis di Laboratorium kimia, biologi dan kesuburan tanah UNSRI.  Dari hasil analisis yang telah dilakukan, diperoleh data sifat kimia tanah yaitu pH tanah, bahan organic, dan kapasistas tukar kation (KTK). Dari penelitian ini didapatkan hasil kandungan pH dalam tanah sawah di Kota Palembang tergolong dalam golongan masam - sangat masam , dimana nilai pH tanah pada lokasi penelitian paling tinggi ditemukan pada daerah Plaju yaitu 4,61, sedangkkan daerah Seberang Ulu I yaitu 3,69. Secara umum dengan tingkat kemasaman tersebut lokasi penelitian mempunyai tingkat kesuburan yang relatif rendah sehingga ketersediaan unsure hara bagi tanaman tergolong rendah.. kandungan bahan organik termasuk dalam golongan rendah – sedang. Kandungan  bahan organik  tertinggi ditemukan didaerah Ilir Barat II yaitu 4,54 %,  sedangkan   kandungan bahan Organik terendah ditemukan pada daerah Gandus yaitu 1,97 %. Bahan organik berkaitan erat dengan besarnya kandungan karbon organik di dalam tanah. Sedangkan  nilai kapasitas tukar kation (KTK) pada lokasi penelitian tergolong tinggi dengan kisaran nilai  25 – 40 me/g. Kapasitas tukar kation adalah jumlah kation yang dijerap dan dipertukarkan oleh tanah dan dinyatakan dalam satuan cmol(+)/kg. selain liat bahan organik merupakan   material yang dapat menyumbang KTK tanah, karena muatan negatif dari bahan organik dapat menarik kation yang bermuatan positif.
MEMPELAJARI KEMAMPUAN SIMPANAN KARBON PADA AREAL HUTAN SEKUNDER DI HUTAN KONSERVASI SUAKA MARGASATWA BENTAYAN KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROPINSI SUMATERA SELATAN Budianto, Arifin Budianto; Rosianty, Yuli; Pramono, Joko
Sylva : Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Kehutanan Vol 3, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sylva.v3i1.159

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kemampuan simpanan karbon pada areal hutan sekunder di Hutan Konservasi Suaka Margasatwa Bentayan Kabupaten Musi Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai dengan Maret 2014. Metode yang di gunakan adalah analisis vegetasi sehingga di ketahui Indek Nilai Penting dari jenis pohon yang ada, sedangkan untuk mengetahui simpanan dari hasil penelitian di gunakan persamaan allometrik untuk menduga kandungan biomassa, setengah dari biomassa tersebut merupakan estimasi kandungan karbon yang tersimpan pada areal hutan sekunder di Hutan Konservasi Suaka Margastawa Bentayan Kabupaten Musi banyuasin Propinsi Sumatera Selatan. Dari hasil penelitian ditemukan sembilan jenis pohon dengan nilai INP berbeda pada tiap tingkat tegakan pada tingkat semai nilai INP tertinggi adalah jenis Sungkai (Peronema Canescens) dengan nilai INP 75,24% sedangkan nilai INP terendah adalah jenis Berumbung (Adina Multifolia) dengan nilai INP sebesar 7,09%. Dan pada tingkat pancang nilai INP tertinggi adalah jenis Pulai (Alstonia Scholaris) dengan nilai INP sebesar 70,43% sedangkan nilai INP terendah adalah jenis Kayu Labu (Endospermum Malaccense) dengan jumlah nilai INP sebesar 17,70 %. Lain halnya Pada tingkat tiang nilai INP tertinggi justru adalah jenis Ludai dengan nilai INP sebesar 83,64% dan nilai INP terendah adalah jenis sungkai (Peronema Canescens) dengan nilai INP sebesar 23,96%. Estimasi simpanan karbon pada area hutan sekunder di Hutan Konservasi Suaka Margasatwa Bentayan Kabupaten Musi Banyuasin propinsi Sumatera Selatan adalah 143,55 Ton/C. Dari sembilan jenis pohon yang ada Jengkol mempunyai simpanan karbon terbesar dengan diameter rata-rata sebesar 11,02 cm dan jumlah pohon sebanyak 3 batang yaitu sebesar 0,0237 Ton/C/ha. Pada penelitian ini yang menggunakan perhitungan alometrik untuk estimasi simpanan karbon maka diperoleh kesimpulan bahwa besar kecilnya nilai simpanan karbon dipengaruhi oleh besarnya diameter dan didukung oleh jumlah batang.
HARMONISASI PERUSAHAAN DAN MASYARAKAT DI WILAYAH KPHP MERANTI DESA PANGKALAN BULIAN KECAMATAN BATANGHARI LEKO KABUPATEN MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN Tobri, Al Muhibut; Yuningsih, Lulu; Lensari, Delfy
Sylva : Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Kehutanan Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sylva.v5i1.426

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pendataan perusahaan yang ada di sekitar KPHP Meranti Desa Pangkalan Bulian, mengetahui tatanan kehidupan masyarakat, mengetahui permasalahan masyarakat dan perusahaan serta untuk mengetahui peran yang dilakukan perusahaan terhadap kesejahteraan masyarakat Desa Pangkalan Bulian. Penelitian ini dilakukan di KPHP Meranti Desa Pangkalan Bulian Kecamatan Batanghari Leko Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan, dan dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2016. Pendataan perusahaan yang berada di KPHP Meranti Desa Pangkalan Bulian yang dilakukan secara sensus. Pengambilan data permasalahan masyarakat secara umum, permasalahan perusahaan, tanggapan masyarakat terhadap program perusahaan dan peran perusahaan dilakukan melalui metode quisioner dan wawancara langsung. Populasi dari penelitian ini adalah masyarakat Desa Pangkalan Bulian dan perusahaan yang berada di Desa Pangkalan Bulian. Pendataan permasalahan masyarakat dilakukan secara sampling dengan menggunakan snowball sampling. Data yang dikumpulkan dalam penelitian terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan dari hasil wawancara dengan masyarakat dilapangan. Data sekunder diperoleh dari data dinas atau instansi terkait dengan penelitian ini, diantaranya data tentang keadaan umum daerah, data umum penelitian dan data-data lainnya yang dapat menunjang penelitian ini. Data-data perusahaan yang dihasilkan dari survei akan ditampilkan secara tabulasi. Metode analisis data harmonisasi perusahaan dengan masyarakat menggunakan skala likert. Dari hasil penelitian diketahui ada empat perusahaan yang berbatasan langsung dengan Desa Pangkalan Bulian. Sebagian besar mata pencaharian penduduk sebagai petani dan penambang minyak tradisional. Permasalahan penduduk mulai dari permasalahan dalam pengembangan wilayah, permasalahan dibidang sosial budaya dan di bidang perekonomian. Dari sejumlah program dan pelatihan yang diberikan perusahaan kepada masyarakat belum dapat meningkatkan perekonomian masyarakat hal ini diakibatkan oleh ketidak sesuaian dengan keadaan desa dan kebiasaan masyarakat.
PERSEPSI DAN RESPON MASYARAKAT TERHADAP KEBAKARAN DI LAHAN GAMBUT DI DESA SECONDONG KECAMATAN PAMPANGAN KABUPATEN OKI SUMATERA SELATAN Adryansyah, Adryansyah; Iskandar, Sutarmo; Lensari, Delfy
Sylva : Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Kehutanan Vol 5, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sylva.v5i1.468

Abstract

Penelitian dilakukan di Desa Secondong Kecamatan Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan, dari bulan Januari sampai Maret 2015. Penelitian ini menggunakan metode quisioner dan wawancara mendalam (Indepth interview). Untuk mengetahui persepsi dan respon masyarakat terhadap kebakaran di lahan gambut. Berdasarkan hasil analisis data dilapangan didapat data Persepsi masyarakat terhadap pengetahuan kebakaraan dilahan gambut bahwasannya masyarakat mengetahui kebakaran dan penyebabnya. Berdasarkan persepsi masyarakat terhadap penyebab kebakaraan dilahan gambut yaitu masyarakat mengetahui penyebab kebakaran di lahan gambut, yang diakibatkan adanya masyarakat yang membuka lahan untuk keperluan pertanian dan perkebunan ditambah iklim yang pada saat itu terjadi kemarau panjang mengakibatkan lahan gambut menjadi mudah terbakar. Persepsi masyarakat terhadap dampak kebakaran di lahan gambut di Desa Secondong, juga ikut berdampak terhadap Kesehatan, Perekonomian, Pendidikan dan terhadap Interaksi Sosial Masayarakat. Respon aktif masyarakat Desa secondong sangat baik dikarenakan masyarakat ikut membantu dalam pemadaman kebakaran di lahan gambut. Respon aktif ini juga di ikuti oleh adanya bantuan dari pemerintah setempat seperti menurunkan personel TNI dan Manggala Agni untuk memadamkan api yang berada di lahan gambut. Berdasarkan hasil analisis data respon pasif masyarakat yang berada di Desa Secondong didapat bahwa masyarakat melapor ke pihak terkait seperti Kades/RT yang kemudian untuk dilakukannya tindakan pemadaman.
ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) PADA TANAH SAWAH DI KOTA PALEMBANG Syachroni, Sasua Hustati
Sylva : Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Kehutanan Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sylva.v6i1.893

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsentrasi kandungan logam berat cadmium (Cd) pada tanah sawah di berbagai lokasi di Kota Palembang.  Metode penelitian menggunakan metode survey.  Penelitian dilakukan di 10 Kecamatan di Kota Palembang yang memiliki petak sawah, pengambilan contoh tanah secara komposit pada 5 titik pengamatan di petak sawah pada kedalam 0-20 cm, kemudian dilakukan analisis di Laboratorium kimia, biologi dan kesuburan tanah UNSRI.  Dari data hasil analisis yang diperoleh, dibandingkan baku mutu logam beratkadmium (Cd) dalam tanah pertanian menurut Alloway Tahun 1995 yang selanjutnya dianalisis secara Deskriptif Komperatif.  Dari penelitian ini didapatkan hasil kandungan Cd dalam tanah sawah di Kota Palembang tidak menunjukkan pencemaran karena kandungan logam berat Cd < 0,080ppm sehingga masih di bawah baku normal, hal ini berhubungan erat dengan kondisi sifat-sifat tanah seperti pH tanah, bahan organic tanah, dan kapasitas tukar kation (KTK) pada lokasi penelitian, dimana kondisi bahan organic dan KTK yang dominan sedang dan tinggi mempengaruhi kandungan Cd yang rendah.
PEMODELAN PERSAMAAN TAPER UNTUK MENDUGA VOLUME BATANG KRASIKARPA (Acacia crassicarpa A. Cunn. Ex. Benth) PADA AREAL GAMBUT DI PT. BUMI MEKAR HIJAU Kahfi, Ahmad Nadirman; Umra, Umra
Sylva : Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Kehutanan Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sylva.v7i1.1081

Abstract

Salah satu jenis tanaman yang banyak dikembangkan pada HTI adalah Acacia crassicarpa A. Cunn Ex. Benth yang merupakan jenis yang cepat tumbuh (fast growing species). Untuk mendukung pembangunan HTI tersebut maka informasi mengenai pendugaan volume pohon Acacia crassicarpa A. Cunn Ex. Benth dalam bentuk model persamaan taper sangatlah diperlukan. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model taper dan model penduga volume batang serta menentukan angka bentuk tanaman A Crassicarpa berumur 36 bulan, 48 bulan, dan 60 bulan di PT. Bumi Mekar Hijau, Tulung Selapan, Sumatera Selatan. Penelitian dilaksanakan di areal PT. Bumi Mekar Hijau Unit I Kecamatan Tulung Selapan-Air Sugihan Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Data yang dikumpulkan adalah data data primer dan sekunder. Data primer berupa data dimensi pohon meliputi : diameter pangkal, diameter setinggi dada, diameter sortimen, tinggi total, tinggi bebas cabang, serta tinggi tajuk setiap pohon contoh. Data sekunder yang diambil berupa keadaan umum lokasi pengambilan data yaitu di PT. Bumi Mekar Hijau, Tulung Selapan, Sumatera Selatan. Berdasarkan hasil peneltian, untuk menentukan bentuk batang pohon Acacia crassicara umur 36 bulan dapat digunakan persamaan taper (d/D)2 = 1.2335 - 1.66815(h/H) + 1.0265(h/H)2 - 0.3068(h/H)3, umur 48 bulan d/D = 1.1663 - 0.3263(h/H) + 1.5217(h/H)2 - 0.9622(h/H)3, dan umur 60 bulan d/D = 1.1829 - 1.3516(h/H) + 1.6355(h/H)2 - 1.1155(h/H)3, sedangkan untuk menentukan volume pohon umur 36 bulan dapat menggunakan rumus V = 0.000061 x D1.91 xH0.87, umur 48 bulan V = 0.000072 x D1.89 xH0.864, dan umur 60 bulan V = 0.000072 x D1.89 xH0.864. Adanya persamaan rumus antara umur 48 bulan dan 60 bulan karena diameter dan tinggi dari tanaman tersebut tidak terlalu signifikan.
PENGARUH SEBARAN VEGETASI TERHADAP SUHU DAN KELEMBABAN PADA TAMAN WISATA ALAM (TWA) PUNTI KAYU KOTA PALEMBANG Rosianty, Yuli; Lensari, Delfy; Handayani, Pini
Sylva : Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Kehutanan Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sylva.v7i2.1543

Abstract

Taman Wisata (TWA) Punti Kayu mempunyai peranan yang penting dalam menjaga keseimbangan iklim Kota Palembang melalui kemampuan dalam menyerap dan menyimpan karbon. Keberadaan dari vegetasi di TWA dapat mempengaruhi kondisi iklim setempat, mampu merubah suhu dan kelembaban udara.   Tujuan penelitian ini  untuk mengetahui pengaruh sebaran vegetasi terhadap suhu dan kelembaban  yang  ada di TWA Punti  Kayu dilakukan dengan menggunakan metode survey dengan teknik purposive sampling dari luas Hutan wisata Alam Punti Kayu. Data yang diambil meliputi jenis data vegetasi, suhu udara dan kelembaban udara. selanjutnya akan dihitung nilai INP dan suhu serta kelembabannya. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa Taman Wisata Alam (TWA) memiliki 18 jenis vegetasi pohon yaitu Pinus (Pinus mercusii), Talok (Muntingia calabura), Mahoni (Swietenia macrophylla), Akasia (Acacia mangium, Jarak (Jatropha curcas), Sungkai (Peronema canescen), Kelapa (Cocos nucifera), Angsana (Pterocarpus indicus), Jambu Eropa (Syzygium sp), Ketapang (Terminalia catappa), Salam (Syzygium polyanthum), Sonokeling (Dalbergia latifolia), Pulai (Alstonia scholaris), Bengkal (Albizia procera), Balam (Palaquiun qutta), Aren (Arenga pinnata), Sengon (Albizia chinensis ) dan Bungur (Lagerstroemia speciosa),. Taman Wisata Alam Punti Kayu terdapat tiga zona yaitu Zona Pemanfaatan, Zona Perlindungan, Zona Rawa, Zona perlindungan dengan luas 4,5 ha memiliki sebaran vegetasi yang lebih beragam dibanding zona pengelolaan lainnya, ditemukan 12 jenis pohon yang di dominasi oleh bungur (Lagerstroemia Sp) dan pinus (pinus mercusii) dengan kerapan relatif tertinggi pinus mencapai kelembaban yang lebih tinggi ( 85,50% ) dengan suhu paling rendah ( 28,60OC) dibandingkan dengan Zona pengelolaan lainnya. Pada Zona pemanfaatan dengan luas 39,90 Ha memiliki sebaran vegetasi didominasi jenis pinus, mahoni dan akasia yang sudah tertata dan banyak ditemukan obyek wisata dan wahana permainan memiliki kelembaban rata-rata 74,7% dengan suhu rata-rata 30,62 OC. Sedangkan zona rawa dengan luas 5,60 Ha memiliki kelembaban paling rendah dan suhu paling tinggi dibanding dua zona lainnya (53,33% dan 33,28OC), hal ini dikarenakan pada zona rawa banyak ditemukan lahan terbuka dengan vegetasi yang sedikit dan didaminasi oleh rerumputan.