cover
Contact Name
Muhamad Suhardi
Contact Email
jurnalp4i@gmail.com
Phone
+6285239967417
Journal Mail Official
jurnalp4i@gmail.com
Editorial Address
Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I) Lingkungan Handayanai, Kel. Leneng, Kec. Praya, Kab. Lombok Tengah, NTB
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
SOCIAL : Jurnal Inovasi Pendidikan IPS
ISSN : 27979431     EISSN : 27978842     DOI : https://doi.org/10.51878/social.v1i2.447
Core Subject : Education,
Jurnal ini berisi artikel hasil pemikiran dan penelitian yang ditulis oleh para guru, dosen, pakar, ilmuwan, praktisi, dan pengkaji dalam semua disiplin ilmu yang berkaitan dengan pendidikan IPS.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 3 (2022)" : 8 Documents clear
ANALISIS BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAMMIN 3 PONTIANAK ILYA ILYA
SOCIAL : Jurnal Inovasi Pendidikan IPS Vol. 2 No. 3 (2022)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/social.v2i3.1531

Abstract

Critical thinking skills are important for students' future, given that it is used to prepare students for the many challenges that will arise in their lives, careers and at the level of their personal obligations and responsibilities. Critical thinking skills are very important for students to master so that students are more skilled in compiling an argument, checking the credibility of sources or making decisions. The ability to think critically is an important component that must be possessed by students, especially in the learning process of Islamic Cultural History. This is intended so that students are able to create or formulate, identify, interpret and plan problem solving. Critical thinking is a high-level thinking ability in terms of analyzing, setting strategies, evaluating, building a logical and clear argument, and drawing a conclusion in solving a problem. problem. This research is a qualitative research with a phenomenological approach. The purpose of this study is to describe students' critical thinking skills in solving problems in the history of Islamic culture in the material for the livelihoods of the Arabs before Islam. The subjects of this study were third grade students who had high Islamic cultural history skills in one of the MIN in Pontianak. Based on the results of the research and discussion, the level of critical thinking ability of grade 3 students at MIN 3 Pontianak is low for two indicators, namely analyzing a problem and drawing a conclusion. As for the indicators, evaluating and providing logical arguments are included in the sufficient category. ABSTRAKKemampuan berpikir kritis penting bagimana depan siswa, mengingat bahwa itu digunakan untuk mempersiapkan siswa dalam menghadapi banyak tantangan yang akan muncul dalam hidup mereka, karir dan pada tingkat kewajiban dan tanggung jawab pribadi mereka. Kemampuan berpikir kritis sangat penting untuk dikuasai siswa agar siswa lebih terampi dalam menyusun sebuah argumen, memeriksa kredibilitas sumber atau membuat keputusan. Kemampuan berpikir kritis merupakan komponen penting yang harus dimiliki siswa terutama dalam proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Hal ini dimaksudkan supaya siswa mampu membuat atau merumuskan, mengidentifikasi, menafsirkan dan merencanakan pemecahan masalah.berpikir kritis adalah suatu kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam hal menganalisis, mengatur strategi, mengevaluasi, membangun sebuah argument yang logis dan jelas, serta menarik suatu kesimpulan dalam memecahkan suatu permasalahan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pemecahan masalah Sejarah Kebudayaan Islam pada materi Mata pencaharian bangsa Arab sebelum Islam. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III yang memiliki kemampuan Sejrah keudayaan Islam tinggi di salah satu MIN di pontianak. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh tingkat kemampuan berfikir kritis siswa kelas 3 di MIN 3 Pontianak tergolong rendah untuk dua indikator yaitu menganalisis suatu permasalahan dan menarik suatu kesimpulan. Sedangkan untuk indikator mengevaluasi dan memberikan argumen secara logis termasuk dalam kategori cukup.
UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 KASIHAN DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN VA & AV MARIA ENI YULIANTI
SOCIAL : Jurnal Inovasi Pendidikan IPS Vol. 2 No. 3 (2022)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/social.v2i3.1556

Abstract

The objectives of this study are (1) efforts to increase interest in social studies learning for class VII B students of SMP Negeri 1 Kasihan (2) efforts to improve social studies learning outcomes for class VIIB students of SMP Negeri 1 Kasihan by using VA & AV learning media. The research was conducted in January – June 2022 in class VIIB with 31 students. This research is a classroom action research with Elliott's cycle model which is carried out in two cycles. One cycle consists of an action plan, implementation/implementation of actions, observations, and reflections on actions. The data were obtained from observations, questionnaires, and interviews with several students, as well as evaluations/tests at the end of the cycle. The results of the CAR show: (1) VA & AV learning media can increase interest in social studies learning for class VIIB students with the results in the pre-cycle there are 11 students out of 31 students or 35.48%, the first cycle increased to 15 students or 48.39% and in the first cycle there were 15 students or 48.39%. II increased to 27 students or 87.10%; (2) VA & AV learning media can improve social studies learning outcomes for class VIIB students with an average test score before learning (pre-cycle) of 67 and after taking action in learning in the first cycle of 73 and in the second cycle of 79. Classically the social studies learning mastery of VIIB students experienced an increase in the pre-cycle of 48.39%, the first cycle of 70.97%, and the second cycle of 90.32%. ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah (1) upaya untuk meningkatkan minat belajar IPS siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Kasihan (2) upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VIIB SMP Negeri 1 Kasihan dengan menggunakan media pembelajaran VA & AV. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Juni 2022 di kelas VIIB dengan jumlah siswa 31 orang. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan model siklus dari Elliot yang dilaksanakan dua siklus. Dalam satu siklus terdiri dari rencana tindakan, implementasi/pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi tindakan. Perolehan data didapat dari observasi , pembagian angket, dan wawancara yang dilakukan terhadap beberapa siswa, serta evaluasi/tes pada akhir siklus. Hasil PTK menunjukkan : (1) media pembelajaran VA & AV dapat meningkatkan minat belajar IPS siswa kelas VIIB dengan hasil pada prasiklus ada 11 siswa dari 31 siswa atau 35,48%, siklus I bertambah menjadi 15 siswa atau 48,39% dan pada siklus II bertambah menjadi 27 siswa atau 87,10% ;(2) media pembelajaran VA & AV dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VIIB dengan rata-rata nilai test sebelum pembelajaran (prasiklus) sebesar 67 dan setelah dilakukan tindakan dalam pembelajaran pada siklus I sebesar 73 dan pada siklus II sebesar 79. Secara klasikal ketuntasan belajar IPS siswa VIIB mengalami peningkatan/kenaikan yaitu pada prasiklus 48,39%, siklus I sebesar 70,97%, siklus II sebesar 90,32%.
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI KELAS X TAB SMK NEGERI 2 PAYAKUMBUH ENDANG KURNIASIH
SOCIAL : Jurnal Inovasi Pendidikan IPS Vol. 2 No. 3 (2022)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/social.v2i3.1593

Abstract

This study aims to improve learning outcomes in history lessons with the discovery learning model in class X TAB SMKN 2 Payakumbuh. The research that will be conducted is classroom action research. The subjects of this class action research were students of class X TAB which consisted of 33 boys and 2 girls. This research was conducted in class X TAB SMK Negeri 2 Payakumbuh. The use of a scientific approach to the learning model of Discovery learning can result in student learning. This is evidenced by the increase in student learning outcomes. In Pre-cycle learning, 23 students (65.71%) completed and 12 students did not complete (34.29%). Cycle I the number of students who completed increased by 25 people (71.24%) and students who did not complete decreased to 10 people (28.76%). For the second cycle the number of students who completed continued to increase by 30 people (85.71%) and students who did not complete continued to decrease to 5 people (14.29%). ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar pada pelajaran sejarah dengan model pembelajran discovery learning di kelas X TAB SMKN 2 Payakumbuh. Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian tindakan kelas ini  adalah peserta didik kelas X TAB yang terdiri dari 33 orang  laki- laki dan 2 orang perempuan. Penelitian ini  dilaksanakan di  kelas X TAB SMK Negeri 2 Payakumbuh. Penggunaan pendekatan saintifik model pembelajaran Discovery learning dapat hasil belajar peserta didik. Hal ini dibuktikan peningkatan hasil belajar peserta didik. Pada pembelajaran Prasiklus jumlah peserta didik yang tuntas  23 orang (65,71 %) dan peserta didik tidak tuntas 12 orang (34,29%). Siklus I jumlah peserta didik yang tuntas  meningkat  25 orang (71,24%) dan peserta didik tidak tuntas menurun menjadi 10 orang (28,76 %). Untuk siklus II  jumlah peserta didik yang tuntas terus  meningkat  30 orang (85,71%) dan peserta didik tidak tuntas terus menurun menjadi 5 orang (14,29%).
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI MATERI SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA DENGAN MENERAPKAN METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS XII-IPS 1 MAN 3 KLATEN SRI WIDADI
SOCIAL : Jurnal Inovasi Pendidikan IPS Vol. 2 No. 3 (2022)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/social.v2i3.1594

Abstract

This study aims to improve economic learning outcomes in service company accounting cycle materials by applying problem based learning learning methods to class XII IPS 1 MAN Klaten students. This research is a method of Classroom Action Research (CAR) or called classroom action research. This research was conducted in class XII IPS 1 MAN 3 Klaten. The research subjects were students of class XII IPS 1 MAN 3 Klaten for the 2018/2019 school year, totaling 18 students with details of 8 male students and 10 female students. The results of the study obtained from the test data showed that in the pre-cycle there were 44% (8) students who completed the KKM. In the first cycle there were 72% (13) students completed the KKM so that the cycle continued. Then in the second cycle there were 100% (18) students who completed the KKM so that the cycle was stopped. The data shows an increase from pre-cycle to cycle II. The success of the research is in accordance with the success indicators obtained during the second cycle, which is 100% of students who complete the KKM. The average value of student performance in each cycle has increased. In the pre-cycle the average score of students is 69.2 or still below the KKM. In the first cycle, the average score of students was 74.7 or still below the KKM score and the indicators of success did not meet the success of the research. In cycle II the average score of students increased to 82.2 or was already above the KKM value and the study was stopped. Thus, it can be concluded that the application of the Problem based learning learning method succeeded in improving the learning outcomes of class XII IPS 1 MAN 3 Klaten students in the Economics lesson on the Service Company Accounting Cycle material in the odd semester of the 2018/2019 academic year. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi pada materi siklus akuntansi perusahaan jasa dengan menerapkan metode pembelajaran problem based learning pada siswa kelas XII IPS 1 MAN Klaten. Penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau disebut classroom action research. Penelitian ini dilakukan di kelas XII IPS 1 MAN 3 Klaten. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas XII IPS 1 MAN 3 Klaten tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 18 peserta didik dengan rincian 8 peserta didik laki-laki dan 10 peserta didik perempuan. Hasil penelitian yang didapat dari data tes memperlihatkan bahwa pada prasiklus terdapat 44% (8) peserta didik tuntas KKM. Pada siklus I terdapat 72% (13) peserta didik tuntas KKM sehingga siklus dilanjutkan. Kemudian pada siklus II terdapat 100% (18) peserta didik tuntas KKM sehingga siklus dihentikan. Data tersebut memperlihatkan terjadi peningkatan dari prasiklus sampai siklus II. Keberhasilan penelitian sesuai dengan indikator keberhasilan didapat saat siklus II, yaitu sebesar 100% peserta didik tuntas KKM. Nilai rata-rata unjuk kerja peserta didik disetiap siklus mengalami kenaikan. Pada prasiklus nilai rata-rata peserta didik adalah 69,2 atau masih di bawah KKM. Pada siklus I nilai rata-rata peserta didik adalah 74,7 atau masih di bawah nilai KKM dan indikator keberhasilan belum memenuhi keberhasilan penelitian. Pada siklus II nilai rata-rata peserta didik meningkat menjadi 82,2 atau sudah di atas nilai KKM dan penelitian dihentikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan dengan metode pembelajaran Problem based learning berhasil meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XII IPS 1 MAN 3 Klaten pada pelajaran Ekonomi materi Siklus Akuntasi Perusahaan Jasa di semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019.
PENGARUH PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPS PADA MATERI PLURALITAS MASYARAKAT INDONESIA DEDE HERYANA
SOCIAL : Jurnal Inovasi Pendidikan IPS Vol. 2 No. 3 (2022)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/social.v2i3.1595

Abstract

The lack of learning activities for class VIII-I students at SMPN 2 Jatinangor in face-to-face learning is limited to social studies subjects causing student learning outcomes to teach material about the plurality of Indonesian society to be not optimal. Based on preliminary data, it is known that of all 32 students, only 19 students or about 59% have completed their studies. The purpose of this study is to increase social studies learning activities in limited face-to-face learning by applying the discovery learning model. This research was conducted through classroom action consisting of two cycles, each cycle was carried out with several stages starting from planning, implementation, observation and reflection which were carried out in two meetings. The instrument used was an instrument of observing student activities and teacher activities. The results showed that students' learning activities after applying the discovery learning model increased, this was indicated by the achievement of indicators of success in this study. The data is supported by student activities that are in accordance with the learning syntax. This action has also been able to improve student learning outcomes in the first cycle with the percentage of classical completeness reaching 62% then increasing in the second cycle to 94%. Therefore, it can be concluded that the application of the discovery learning model in social studies learning to the plurality of Indonesian society teaching materials has been able to increase student learning activities so that their learning outcomes are better. The results of this study are recommended to other social studies teachers in applying the discovery learning model that is adapted to the character of the class given the learning at that time. ABSTRAKKurangnya aktivitas belajar siswa kelas VIII-I di SMPN 2 Jatinangor dalam pembelajaran tatap muka terbatas pada mata pelajaran IPS menyebabkan hasil belajar siswa terhadap materi ajar tentang pluralitas masyarakat Indonesia menjadi tidak maksimal. berdasarkan data awal diketahui bahwa dari seluruh siswa yang berjumlah 32 orang hanya terdapat 19 orang siswa atau sekitar 59% saja yang tuntas dalam belajarnya. Tujuan penelitian ini adalah meningkatnya aktivitas belajar IPS pada pembelajaran tatap muka terbatas dengan menerapkan model discovery learning. Penelitian ini dilakukan melalui tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, setiap siklus dilakukan dengan beberapa tahapan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, Instrumen yang digunakan adalah instrumen observasi kegiatan siswa dan kegiatan guru. Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas belajar siswa setelah menerapkan model discovery learning meningkat, hal ini diindikasikan oleh terlampauinya indikator keberhasilan dalam penelitian ini. Data tersebut didukung dengan kegiatan siswa yang telah sesuai dengan sintak pembelajaran. Tindakan tersebut juga juga telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus I dengan persentase ketuntasan klasikal mencapai 62% kemudian meningkat pada siklus II menjadi 94%. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran discovery learning dalam pembelajaran IPS terhadap materi ajar pluralitas masyarakat Indonesia telah dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga hasil belajarnya menjadi lebih baik. Hasil penelitian ini direkomendasikan kepada guru IPS lainnya dalam menerapkan model pembelajaran discovery learning yang disesuaikan dengan karakter kelas yang diberikan pembelajaran pada saat itu.
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MATERI PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA ARI SETYOWATI
SOCIAL : Jurnal Inovasi Pendidikan IPS Vol. 2 No. 3 (2022)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/social.v2i3.1596

Abstract

The current situation of schools where teachers try to present interesting ways of learning after students have long carried out distance learning, a blended learning model was chosen because it is considered to have a correlation to the subject matter, namely socio-cultural changes. The blended learning model combines the face-to-face learning model in the classroom with e-learning. The advantage of this learning model is that students can better understand the subject matter because learning is not only carried out in class but can be continued at home with flexible time and remains under the guidance of the teacher. Blended learning models can increase the efficiency of students in learning because of the way they learn to support students in the use of gadgets as a tool that cannot be separated in the daily lives of students, there are there are 94% of students who like how to learn blended learning. In addition, blended learning models can also increase understanding of socio-cultural change materials. This can be seen from the increase in test scores in cycles 1 and 2.The average score of the test in cycle 1 is 71 while the average score of the test in cycle 2 is 81. The results of juda's study showed that classical completeness increased from suklus 1 to cycle 2 by 34.06%. So it was concluded that the blended learning model can improve social studies learning outcomes for socio-cultural change material at SMPN 3 Cikarang Selatan class IX.3 academic year 2022/2023. ABSTRAKSituasi sekolah saat ini dimana guru berusaha menyajikan cara belajar yang menarik setelah peserta didik lama melaksanakan pembelajaran jarak jauh maka dipilihlah model pembelajaran blended learning karena dianggap memiliki korelasi terhadap materi pelajaran yaitu perubahan sosial budaya. Model pembelajaran blended learning menggabungkan antara model pembelajaran secara tatap muka di kelas dengan e-learning. Keunggulan model pembelajaran ini adalah peserta didik dapat lebih memahami materi pelajaran karena pembelajaran tidak hanya dilaksanakan di kelas namun dapat dilanjutkan di rumah dengan waktu yang fleksibel dan tetap dibawah bimbingan guru.Model pembelajaran blended learning dapat meningkatkan keakfifan peserta didik dalam belajar karena cara belajarnya yang mendukung peserta didik dalam penggunaan gadget sebagai suatu alat yang tidak dapat dipisahkan dalam keseharian peserta didik, terdapat 94% peserta didik yang menyukai cara belajar blended learning.Selain itu model pembelajaran blended learning juga dapat meningkatkan pemahaman materi perubahan social budaya.Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai tes pada siklus 1 dan 2.Nilai rata-rata tes pada siklus 1 adalah 71 sedangkan nilai rata-rata tes pada siklus 2 adalah 81. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa ketuntasan Klasikal mengalami peningkatan dari suklus 1 ke siklus 2 sebesar 34,06%. Jadi disimpulkan bahwa model pembelajaran blended learning dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi Perubahan Sosial Budaya di SMPN 3 Cikarang Selatan kelas IX.3 tahun pelajaran 2022/2023.
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X DAN XII IPS SMA NEGERI 9 BUNGO PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA APRIMAYULIS APRIMAYULIS
SOCIAL : Jurnal Inovasi Pendidikan IPS Vol. 2 No. 3 (2022)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/social.v2i3.1616

Abstract

Improving the quality of education can be seen from the final results of education, which can be seen from the output which includes learning achievement. Many things also affect student achievement, including student motivation and learning methods used. This study aims to test whether there is an effect of cooperative learning methods (cooperative learning) and learning motivation on high school students' learning achievement. The subjects in this study were students of class X and XII of Social Studies at SMA Negeri 9 Bungo. Class X Social Sciences was given Indonesian language learning using the Jigsaw technique cooperative learning method, and class XII Social Sciences was given Indonesian language learning using traditional learning methods. This study is a quasi-experimental study with a pre-test-post-test control group design. The measuring instrument used in this study is the modified Learning Motivation Scale made by Hasanah (2018), with a total of 60 items divided into three aspects, as well as a tool to measure Indonesian language learning outcomes in students, namely the Learning Outcomes Test. Indonesian language, where the learning outcomes test contains paragraph material with 36 questions. The learning outcomes test was prepared by the researcher himself with reference to the syllabus used by the teacher concerned. The results of the analysis showed that t was 0.257 with p=0.798, showing an insignificant result (p>0.05), which means that there is no difference between the two groups. In conclusion, there is no difference in Indonesian language learning achievement in students between groups of students who are given cooperative learning and groups of students who are given traditional learning. ABSTRAKPeningkatan mutu pendidikan dapat diketahui dari hasil akhir pendidikan, yang dapat dilihat dari output yang termasuk di dalamnya adalah prestasi belajar. Banyak hal yang turut berpengaruh pada prestasi belajar siswa, diantaranya adalah motivasi belajar siswa dan metode pembelajaran yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh metode pembelajaran kooperatif (cooperative learning) dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa SMA. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X dan XII IPS SMA Negeri 9 Bungo. Kelas X IPS diberikan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw, dan kelas XII IPS diberikan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode pembelajaran tradisional. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi- eksperimen dengan desain control group pre-test-post-test. Adapun alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil modifikasi Skala Motivasi Belajar yang dibuat oleh Hasanah (2018), dengan total aitem sebanyak 60 aitem yang terbagi dalam tiga aspek, serta alat untuk mengukur hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa, yakni dengan Tes Hasil Belajar Bahasa Indonesia, dimana pada tes hasil belajar ini berisikan materi paragraf dengan pertanyaan sebanyak 36 butir soal. Tes hasil belajar ini disusun sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada silabus yang digunakan oleh guru yang bersangkutan. Hasil analisis menunjukkan t sebesar 0,257 dengan p=0,798, memperlihatkan hasil yang tidak signifikan (p>0,05), yang artinya bahwa tidak ada perbedaan antara kedua kelompok. Kesimpulan, tidak ada perbedaan prestasi belajar Bahasa Indonesia pada siswa antara kelompok siswa yang diberikan pembelajaran kooperatif dengan kelompok siswa yang diberikan pembelajaran tradisional.
BEST PRACTISE PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PPKn WAHYU IDAYATI
SOCIAL : Jurnal Inovasi Pendidikan IPS Vol. 2 No. 3 (2022)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/social.v2i3.1670

Abstract

The use of techniques that are more concerned with memorization makes student achievement in Civics subjects not very good. Therefore, a new learning model is needed that can encourage students to be active in teaching and learning activities. One of the interactive learning models that can be used is the Make a Match type of Cooperative learning model. In this learning model the teacher does not dominate the lecture material, but students are active. This model requires the teacher to make two cards containing questions or problems and answer cards, then the student's task is to find a pair of cards. The use of this learning model has proven to be the best experience in overcoming problems that occur during learning. Before using the Make a Match model, students who could be categorized as complete were 58.82%, whereas after using the Make a Match model it increased to 94%. From this study it can be concluded that the use of the Make a Match model can improve student achievement in class. ABSTRAKPenggunaan teknik yang lebih mementingkan hafalan membuat prestasi siswa pada mata pelajaran PPKn tidak terlalu baik. Oleh karena itu, diperlukan model pembelajaran baru yang dapat mendorong siswa aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Salah satu model pembelajaran interaktif  yang dapat dipakai adalah model pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match. Pada model pembelajaran ini guru tidak mendominasi dengan ceramah materi, tetapi siswalah yang aktif. Model ini mengharuskan guru untuk membuat dua kartu yang berisi soal atau permasalahan dan kartu jawaban, kemudian tugas siswa mencari pasangan kartunya. Penggunaan model pembelajaran ini terbukti menjadi pengalaman terbaik dalam mengatasi permasalahan yang terjadi pada saat pembelajaran. Sebelum menggunakan model Make a Match siswa yang dapat dikateogrikan tuntas adalah sebesar 58,82%, sedangkan setelah menggunakan model Make a Match naik menjadi 94%. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Make a Match dapat meningkatkan prestasi siswa di kelas.

Page 1 of 1 | Total Record : 8