cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Jurnal Kimia Khatulistiwa
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Arjuna Subject : -
Articles 329 Documents
KARAKTERISASI ADSORPSI Pb(II) PADA KARBON AKTIF DARI SABUT PINANG (Areca catechu L) TERAKTIVASI H2SO4 Anis Shofiyani, Intan Syahbanu, Trivania Sitanggang,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 6, No 4 (2017): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.571 KB)

Abstract

Pinang memiliki banyak kegunaan mulai dari biji, sabut, daun, hingga pelepahnya. Sabut buah pinang mengandung komposisi flavonoid, alkaloid, hemiselulosa, selulosa dan pektin. Komposisi selulosa yang terdapat dalam sabut buah pinang mencapai 70% sehingga berpotensi untuk dijadikan karbon aktif. Karbon dari sabut buah pinang dibuat dengan cara dikarbonisasi pada suhu 300  selama 1 jam dan diaktivasi dengan H2SO4 pada konsentrasi 0,5M, 1M, 1,5M selama 24 jam. Karbon aktif yang dihasilkan digunakan untuk mengadsorpsi Pb(II) dalam larutan dengan mengkaji kondisi pH optimum dan kapasitas adsorpsi. Penentuan kualitas karbon aktif sabut pinang ditentukan berdasarkan kadar air, kadar abu, dan karakteristik pori dilakukan dengan Gas Sorption Analyzer (GSA) dan SEM (Scanning Electron Microscopy). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data kadar air karbon aktif untuk masing-masing konsentrasi 0,5M, 1M, 1,5M  adalah sebesar 0,59%, 2,11%,dan 95%, sedangkan kadar abu sebesar 1,83%, 1,7%, dan 1,49%. Hasil analisis GSA menunjukan karbon aktif memiliki luas permukaan  berturut-turut sebesar  15,195 m2/g, 67,883 m2/g dan 550,306 m2/g. Kondisi pH optimum Pb(II) pada adsorpsi  karbon aktif sabut buah pinang pada pH 4. Kapasitas adsorpsi  Pb(II) pada karbon aktif dari sabut buah pinang terhadap Pb(II) adalah sebesar 6,57 mg/g dan mengikuti mekanisme adsorpsi isotherm BET yang ditunjukkan oleh nilai R² untuk masing-masing konsentrasi 0,5M, 1M, 1,5M sebesar 0,965, 0,986, dan 0,962. Kata Kunci: adsorpsi, Pb(II), karbon aktif, sabut buah pinang
AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK DAUN SOMA (Ploiarium alternifolium Melch) TERHADAP JAMUR Malassezia furfur dan BAKTERI Staphylococcus aureu Savante Arreneuz, Muhamad Agus Wibowo, Silvia,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 4, No 3 (2015): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.923 KB)

Abstract

Soma (Ploiarium alternifolium Melch) merupakan tanaman yang secara empiris dimanfaatkan sebagai shampo. Penelitian ini bertujuan menentukan senyawa metabolit sekunder dan aktivitas antimikroba ekstrak serta fraksi daun soma terhadap Malassezia furfur dan Staphylococcus aureus. Serbuk daun soma diekstraksi dengan metode maserasi dan dilanjutkan dengan partisi, kemudian dilakukan skrining fitokimia serta uji aktivitas terhadap M. furfur dan S. aureus menggunakan metode difusi sumur. Hasil skrining fitokimia menunjukkan ekstrak metanol mengandung alkaloid, flavonoid, polifenol, saponin, steroid dan triterpenoid. Fraksi metanol mengandung alkaloid, flavonoid, polifenol, saponin dan triterpenoid. Fraksi etil asetat mengandung alkaloid, flavonoid, polifenol, saponin, dan steroid. Serta pada fraksi n-heksan mengandung polifenol, flavonoid, dan steroid. Hasil penelitian menunjukkan fraksi etil asetat memiliki aktivitas dalam menghambat M. furfur pada konsentrasi 1 g/mL sebesar 3,975 mm. Sedangkan pada S. aureus daun soma memiliki aktivitas penghambatan pada konsentrasi 0,1; 0,05; 0,025; 0,0125 g/mL berturut-turut yaitu ekstrak metanol sebesar 10,038; 7,063; 5,463 dan 2,738 mm. Fraksi metanol sebesar 11.288; 8,350; 5,388 dan 4,300 mm dan pada konsentrasi 0.1 dan 0,05 g/ml fraksi etil asetat sebesar 6,775 dan 4.263 mm. Serta fraksi n-heksan sebesar 5,550 dan 4,138 mm. Hal ini menunjukkan bahwa daun soma memiliki aktivitas yang lebih baik dalam menghambat S. aureus daripada M. furfur. Kata kunci: Ploiarium alternifolium M., Malassezia furfur, Staphylococcus aureus, fitokimia, aktivitas antimikroba
SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT ZEOLIT-SELULOSA DARI SERAT DAUN NANAS (ANANAS COMOSUS MERR) SEBAGAI BAHAN PENGISI CAT TEMBOK EMULSI AKRILIK Harlia, Andi Hairil Alimuddin, Rizki Istinanda,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 7, No 3 (2018): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.757 KB)

Abstract

Penelitian sintesis komposit zeolit-selulosa dari serat daun nanas (Ananas Comosus Merr) sebagai bahan pengisi cat tembok emulsi akrilik telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karateristik komposit zeolit-selulosa yang diaplikasikan sebagai bahan pengisi dalam cat tembok emulsi akrilik. Karakterisasi dilakukan dengan instrument FTIR, XRD dan DSC serta uji cat tembok emulsi berdasarkan SNI 3564:2009. Hasil analisis FTIR selulosa menujukkan adanya gugus fungsi OH, H-C-H, H-O-C dan C-O-C. Difraktogram XRD selulosa menunjukkan intensitas tertinggi pada 2θ sebesar 22,4453° yang bersesuaian dengan selulosa komersial mikrokristalin. Hasil karakterisasi FTIR komposit zeolit-selulosa menunjukan adanya gugus fungsi OH dan Si yang menyatakan adanya zeolit dan selulosa dalam komposit. Analisis termal DSC pada komposit menunjukkan nilai transisi gelas 157,259 dengan entalpi -53,949 J/g dan Tm pada 219,6ºC. Analisis cat tembok emulsi menunjukan nilai padatan total cat tembok emulsi pada penelitian ini sebesar 45,75 %, waktu mengering sentuh 3 menit, waktu mengering keras 5 menit, pH 7, daya tutup 4 m2/L dan kehalusan 55 mikron. Kata kunci : selulosa daun nanas, zeolit alam, komposit zeolit-selulosa
UJI KUALITATIF KANDUNGAN FORMALDEHID ALAMI PADA IKAN PATIN JAMBAL (Pangasius djambal) SELAMA PENYIMPANAN SUHU DINGIN MENGGUNAKAN TEST KIT ANTILIN Muhamad Agus Wibowo, Rudi Riyanto, Junaini,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 5, No 3 (2016): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.63 KB)

Abstract

Ikan Patin jambal (Pangasius djambal) merupakan spesies ikan air tawar dari jenis Pangasidae yang memiliki ciri-ciri umum tidak bersisik, tidak memiliki banyak duri, dan kecepatan tumbuhnya relatif cepat. Ikan dapat memproduksi senyawa formaldehid secara alami selama proses deteriorasi berlangsung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan formaldehid yang terbentuk secara alami dari ikan patin jambal akibat proses deteriorasi. Ikan patin jambal dalam keadaan hidup dimatikan menggunakan es curai, kemudian disimpan di dalam coolbox dan diamati setiap 2 hari selama 15 hari. Uji kualitatif adanya kandungan formaldehid dilakukan menggunakan test kit antilin yang ditandai dengan terbentuknya warna merah keunguan. Hasil pengamatan yang diperoleh semua sampel sejak hari pertama analisis hingga hari terakhir penyimpanan pada suhu dingin positif terdeteksi mengandung formaldehid yang ditandai terbentuknya warna merah keunguan.   Kata kunci: ikan patin jambal, formaldehid, uji kualitatif, test kit antilin
EKSTRAKSI GELATIN DARI KULIT IKAN BELIDA (Chitala lopis) PADA PROSES PERLAKUAN ASAM ASETAT Nora Idiawati, Muhammad Agus Wibowo, Wahdafitri Febryana,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 7, No 4 (2018): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.877 KB)

Abstract

Pemanfaatan daging ikan belida digunakan untuk produksi kerupuk dan bakso ikan. Kulit dan tulang hanya dijadikan sebagai limbah industri rumah tangga. Limbah kulit ikan belida menjadi salah satu sumber alternatif bahan baku pembuatan gelatin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapakah konsentrasi CH3COOH terbaik dari ekstraksi gelatin kulit ikan belida. Kulit ikan direndam dalam variasi konsentrasi CH3COOH 1%, 2%, 3%, 4%, dan 5% selama 24 jam hingga kulit ikan mengalami pengembangan (swelling). Kemudian diekstraksi pada suhu 60  selama 3 jam kemudian filtrat dikeringkan. Konsentrasi CH3COOH terbaik yaitu 1% dengan rendemen gelatin 3,296%. Hasil Karakteristik FTIR menunjukkan adanya kemiripan gugus fungsi dan bilangan gelombang gelatin kulit ikan belida dengan gelatin komersial yang menyatakan bahwa produk penelitian ini merupakan gelatin. Pengujian proksimat menunjukkan nilai kadar air 11.98 %, kadar abu 0,71 %, kadar lemak 2,26%, dan kadar protein 81,93 %. Pengujian fisiko -kimia menunjukkan nilai kekuatan gel 50,25 gram bloom, viskositas 2,5 cPs, pH 5,60, titik gel 5,5  dan titik leleh 24,5 . Berdasarkan SNI 063735.1995 dan gelatin USA disimpulkan bahwa gelatin dari kulit ikan belida dengan gelatin komersial memenuhi standar mutu gelatin. Kata kunci : ekstraksi, gelatin, kulit ikan belida, asam asetat
UJI FITOKIMIA DAN TOKSISITAS MINYAK ATSIRI DAUN PALA (Myristica fragans Houtt) DARI PULAU LEMUKUTAN Intan Syahbanu, Muhamad Agus Wibowo, Olyvia Eka Puspa,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.051 KB)

Abstract

Pala (Myristica fragrans Houtt) merupakan salah satu tanaman obat dari Indonesia yang sering digunakan sebagai bahan penyegar dan obat-obatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder dan toksisitas minyak atsiri daun pala. Minyak Atsiri daun pala diekstraksi menggunakan metode destilasi uap-air. Rendemen minyak atsiri yang diperoleh sebesar 0,60222% dengan warna kuning bening, berbau khas minyak pala dengan indeks bias sebesar 1,475 dan berat jenis sebesar 0,8534 g/mL. Hasil identifikasi GC-MS menunjukkan bahwa minyak atsiri daun pala mengandung 7 komponen senyawa utama yaitu Limonene (25,73%), Diisooctyl Adipate (15,63%), α-Terpinolene (11,44%), delta. 3-Carene (10,79%), 1,3-Benzodioxole (8,06%), 3-Cyclohexene-1-ol (7,94%) dan Sabinene (7,70%).  Hasil uji fitokimia pada minyak atsiri daun pala mengandung senyawa terpenoid, flavonoid, dan saponin dan toksisitas minyak atsiri daun pala terhadap Larva A. salina menunjukkan hasil dengan nilai LC50 sebesar 5,192 ppm. Hasil ini menunjukkan bahwa minyak atsiri daun pala bersifat toksik. Kata kunci: Pala (Myristica fragrans Houtt), minyak atsiri, uji fitokimia, toksisitas
KANDUNGAN GIZI DAN ORGANOLEPTIK COOKIES TERSUBSTITUSI TEPUNG KULIT PISANG KEPOK (Musa paradisiaca Linn) Puji Ardiningsih, Nora Idiawati, Indah Citra Devi,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 8, No 1 (2019): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.532 KB)

Abstract

Kulit pisang mengandung mineral, metabolit sekunder, dan serat yang tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan bahan makanan. Penelitian ini bertujuan untuk menambah informasi pemanfaatan kulit pisang kepok sebagai substituen dalam pembuatan cookies dan mengetahui kandungan gizi serta organoleptik cookies tersubstitusi tepung kulit pisang kepok. Pengujian organoleptik menggunakan metode kesukaan (hedonik). Formulasi yang digunakan adalah formulasi 100% tepung terigu (A1) dan formulasi 90% tepung kulit pisang kepok : 10% tepung terigu (A2). Kandungan gizi cookies tersubstitusi tepung kulit pisang kepok diperoleh kadar air cookies A1 dan A2 adalah 4,383 dan 3,184%. Kadar lemak cookies A1 dan A2 adalah 21,195 dan 22,853%. Sedangkan untuk nilai energi cookies A1 dan A2 sebesar 481,148 dan 490,582 Kkal/g. Kandungan gizi tersebut telah memenuhi standar mutu biskuit (SNI 01-2973-1992). Hasil organoleptik menunjukkan cookies A1 lebih disukai dari pada A2. Namun kandungan serat pada cookies A2 jauh lebih tinggi dari A1 yakni 3,979% (A2) dan 1,497% (A1). Oleh karena itu, substitusi tepung kulit pisang diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomis kulit pisang dan berpotensi sebagai cookies fungsional untuk kesehatan. Kata Kunci : cookies, kulit pisang, kandungan gizi, organoleptik
PENURUNAN KADAR COD (Chemical Oxygen Demand) LIMBAH CAIR INDUSTRI KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN ARANG AKTIF BIJI KAPUK (Ceiba Petandra) Titin Anita Zaharah, Nelly Wahyuni, Rita Duharna Siregar,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 4, No 2 (2015): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.725 KB)

Abstract

Limbah cair industri kelapa sawit dapat menimbulkan pencemaran karena mengandung polutan organik yang cukup tinggi. Pengolahan yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas limbah cair industri kelapa sawit tersebut adalah menggunakan adsorpsi dimana adsorben yang digunakan adalah arang aktif biji kapuk. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakter arang aktif yang dibuat dari biji kapuk yang digunakan untuk menurunkan kadar COD limbah cair industri kelapa sawit dan mengetahui efisiensi adsorpsinya. Pada penelitian ini dilakukan pengaktifan arang aktif dari biji kapuk menggunakan NaHCO3 4% dengan melakukan variasi waktu dan suhu aktivasi untuk meningkatkan daya serapnya terhadap senyawa organik limbah cair industri kelapa sawit. Uji efektivitas arang aktif biji kapuk sebagai adsorben senyawa organik limbah cair industri kelapa sawit dilakukan variasi waktu kontak dan massa adsorben. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu  dan suhu aktivasi optimum adalah 2 jam dengan suhu 400℃ dengan nilai luas permukaan terbesar yaitu sebesar 27,53 m2/g. Sedangkan waktu kontak optimum adsorpsi arang aktif biji kapuk adalah 40 menit dan massa optimum adsorben arang aktif biji kapuk adalah 3,5 g dengan nilai efisiensi adsorpsi sebesar 73,28%. Kata kunci: arang aktif, biji kapuk, COD, limbah cair kelapa sawit
SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT KARET ALAM – SELULOSA DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DENGAN VARIASI MASSA SELULOSA Berlian Sitorus, Mariana Bara’allo Malino, Septami Setiawati,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 4, No 3 (2015): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (687.476 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengamati sifat mekanik dan morfologi permukaan komposit karet alam-selulosa TKKS dengan variasi massa selulosa. Selulosa tersebut terlebih dahulu 3-APTES ((3-aminopropil)trietoksisilane) 2% kemudian dianalisis menggunakan FTIR dan XRD. Selulosa TKKS diekstraksi melalui beberapa tahapan: proses hidrolisis, delignifikasi dan bleaching. Komposit karet alam-selulosa dibuat dengan memvariasikan massa selulosa yakni 0, 5, 10, dan 15 phr. Selulosa dari TKKS menunjukkan puncak khas selulosa pada spektrum FTIR dan difraktogram XRD. Setelah dimodifikasi dengan 3-APTES 2%, tidak terjadi perubahan signifikan pada spektrum FTIR. Difraktogram menunjukkan peningkatan intensitas pada selulosa termodifikasi 3-APTES terjadi pada 2 = 26,4375o yang disertai dengan peningkatan indeks kristalinitas dari 52,42% menjadi 64,29% dan peningkatan ukuran kristalit dari 3,17 nm menjadi 57,56 nm. Selulosa termodifikasi dicampurkan dengan karet alam dan bahan aditif lainnya untuk membentuk komposit. Hasil SEM menunjukkan adanya sisa bahan aditif vulkanisasi pada komposit bahkan karet alam-selulosa 15 phr memiliki agregat dan celah yang cukup besar. Uji tarik komposit menunjukkan bahwa karet alam-selulosa 15 phr memiliki nilai tegangan dan modulus Young tertinggi masing-masing sebesar 15,2×107 N/m² dan 1,504×107 N/m². Namun, penambahan pengisi tidak mempengaruhi nilai regangan dan perpanjangan putus. Berdasarkan perbandingan dengan beberapa SNI dan SII, nilai perpanjangan putus dari komposit telah memenuhi standar untuk dijadikan beberapa produk seperti ban dalam sepeda dan sarung tangan. Kata Kunci :  komposit karet alam-selulosa, selulosa TKKS, variasi massa selulosa, 3-APTES
SAPONIFIKASI ASAM LEMAK DARI LUMPUR MINYAK KELAPA SAWIT (SLUDGE OIL) MENGGUNAKAN BASA ABU SABUT KELAPA Andi Hairil Alimuddin, Winda Rahmalia, Alvin Salendra,
Jurnal Kimia Khatulistiwa Vol 7, No 2 (2018): Jurnal Kimia Khatulistiwa
Publisher : Jurnal Kimia Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.115 KB)

Abstract

Sludge oil merupakan limbah hasil pemerasan minyak kelapa sawit yang mengandung kadar asam lemak bebas tinggi sehingga dapat disaponifikasi menjadi sabun. Saponifikasi yang dilakukan dengan menggunakan abu sabut kelapa sebagai sumber basa ini bertujuan untuk menentukan rasio sludge oil-filtrat abu dan waktu pengadukan optimum berdasarkan karakteristik sabun yang dihasilkan. Abu dipreparasi melalui pemanasan, penyaringan dan kalsinasi. Hasil analisis XRF dan uji alkalinitas menunjukkan bahwa komposisi utama dari abu sabut kelapa adalah kalium karbonat. Abu diekstraksi dalam akuades (7:10 w/v) dengan pengadukan selama 4 jam pada temperatur ruang. Filtrat yang diperoleh digunakan sebagai larutan basa pada reaksi saponifikasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa saponifikasi berlangsung optimum pada rasio 1:3 (w/v) dengan waktu pengadukan selama 60 menit dengan konversi saponifikasi sebesar 99,41%. Sabun yang dihasilkan memiliki karakteristik yang sesuai dengan syarat mutu dan dapat digunakan sebagai sabun cuci. Kata kunci: abu sabut kelapa, sabun, saponifikasi, sludge oil

Page 4 of 33 | Total Record : 329