cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Jurnal Curvanomic
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 29 Documents
Search results for , issue "Vol 8, No 3 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan" : 29 Documents clear
Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi Dan Upah Minimum Terhadap Pengangguran Terdidik Di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013-2017 firdayanti, maulidiah
Jurnal Pembangunan dan Pemerataan Vol 8, No 3 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnin Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh inflasi, pertumbuhan ekonomi dan upah minimum terhadap pengangguran terdidik di kabupaten/kota provinsi kalimantan barat tahun 2013-2017. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan menggunakan data sekunder dengan periode observasi 2013-2017 dan data yang digunakan bersumber dari Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kaliamntan Barat. Jenis data yang digunakan adalah dana panel dan data time series 5 tahun (2013-2017) dan data cross section 14 kabupaten/kota data dianalisis menggunakan model regresi linear berganda. Data diolah dengan menggunakan Eviews8.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pengangguran terdidik di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat dibuktikan dengan hasil uji t statistik koefisien inflasi sebesar -0.057316 dengan nilai uji t sebesar -0.667832 dan nilai probabilitasnya 0.5071 yang lebih besar dari taraf signifikan 0.05, pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pengangguran terdidik di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat dibuktikan dengan hasil uji t statistik  koefisien pertumbuhan ekonomi sebesar 0.191288 dengan nilai uji t sebesar 0.917761 dan nilai probabilitasnya 0.3629 yang lebih besar dari taraf signifikan 0.05, dan upah minimum berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengangguran terdidik di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat dibuktikan dengan uji t statistik dimana hasil koefisien upah minimum sebesar 0.560994 dengan nilai uji t sebesar 2.831765 dan nilai probabilitasnya 0.0065 yang lebih kecil dari taraf signifikan 0.05.  Kata Kunci : inflasi, pertumbuhan ekonomi dan upah minimum              RINGKASAN Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi Dan Upah Minimum Terhadap Pengangguran Terdidik Di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013-20171.      Latar BelakangPengangguran merupakan salah satu permasalahan di negara berkembang yang perlu penanganan serius karena bila hal ini terus berlarut-larut terjadi akan mempengaruhi kesejahteraan rakyat dan dan perekonomian di negara tersebut terumata di Indonesia. Jika dilihat dari segi ekonomi, adanya pengangguran dapat menyebabkan kemakmuran masyarakat menjadi berkurang. Masalah pengangguran yang terjadi seperti banyaknya pencari kerja namun tidak di imbangi dengan tersedianya lapangan pekerjaan. selain itu penawaran tenaga kerja yang tidak sesuai dengan kebutuhan di pasar tenaga kerja, dan juga kendala lainnya khususnya pengangguran terdidik. 2.      PermasalahanAdapun Permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :Apakah ada pengaruh inflasi terhadap Pengangguran Terdidik di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat?Apakah ada pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap Pengangguran Terdidik di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat?Apakah ada pengaruh upah minimum terhadap Pengangguran Terdidik di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat?3.        Tujuan PenelitianUntuk menguji dan menganalisis adanya pengaruh inflasi terhadap Pengangguran Terdidik di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan BaratUntuk menguji dan menganalisis adanya pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap Pengangguran Terdidik di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan BaratUntuk menguji dan menganalisis adanya pengaruh upah minimum terhadap Pengangguran Terdidik di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat4.        Metode PenelitianPenelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh inflasi, pertumbuhan ekonomi dan upah minimum terhadap pengangguran terdidik di kabupaten/kota provinsi kalimantan barat tahun 2013-2017. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan menggunakan data sekunder dengan periode observasi 2013-2017 dan data yang digunakan bersumber dari Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kaliamntan Barat. Jenis data yang digunakan adalah dana panel dan data time series 5 tahun (2013-2017) dan data cross section 14 kabupaten/kota data dianalisis menggunakan model regresi linear berganda. Data diolah dengan menggunakan Eviews8. 5.      Hasil dan PembahasanHasil penelitian ini menunjukan bahwa inflasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pengangguran terdidik di kabupaten/kota Provinsi Kalimantan Barat dibuktikan dengan hasil uji t statistik koefisien inflasi sebesar -0.057316 dengan nilai uji t sebesar -0.667832 dan nilai probabilitasnya 0.5071 yang lebih besar dari taraf signifikan 0.05, pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pengangguran terdidik di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat dibuktikan dengan hasil uji t statistik  koefisien pertumbuhan ekonomi sebesar 0.191288 dengan nilai uji t sebesar 0.917761 dan nilai probabilitasnya 0.3629 yang lebih besar dari taraf signifikan 0.05, dan upah minimum berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengangguran terdidik di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat dibuktikan dengan uji t statistik dimana hasil koefisien upah minimum sebesar 0.560994 dengan nilai uji t sebesar 2.831765 dan nilai probabilitasnya 0.0065 yang lebih kecil dari taraf signifikan 0.05. Kesimpulan dan RekomendasiKesimpulanPengaruh Inflasi menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan dan berdampak negatif terhadap pengangguran terdidik di Kalimantan Barat tahun 2013-2017. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien sebesar -0.057316 dengan nilai probabilitas uji t statistik yaitu sebesar 0.5071 > 0,5 yang artinya tingginya inflasi tidak berpengaruh terhadap penurunan pengangguran terdidik di Kalimantan Barat. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan dan berdampak positif terhadap pengangguran terdidik di Kalimantan Barat tahun 2013-2017. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien sebesar 0.917761 dengan nilai probabilitas uji t statistik yaitu sebesar 0.3629 > 0,5 yang artinya kenaikan pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh terhadap kenaikan pengangguran terdidik di Kalimantan Barat. Pengaruh upah minimum menunjukkan pengaruh yang signifikan dan berdampak positif terhadap pengangguran terdidik di Kalimantan Barat tahun 2013-2017. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien sebesar 0.560994 dengan nilai probabilitas uji t statistik yaitu sebesar 0.0065 < 0,5 yang artinya kenaikan upah minimum berpengaruh signifikan terhadap kenaikan pengangguran terdidik di Kalimantan Barat.RekomendasiBerdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut:Pada aspek inflasi Sebaiknya pemerintah dapat menjaga kestabilan nilai inflasi. Dalam hal ini pemeritah harus melakukan pengawasan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi seperti tingkat harga, tingkat suku bunga, dan nilai tukar. Pemerintah harus membuat peraturan yang dapat menjaga kestabilan angka inflasi. Pada aspek pertumbuhan ekonomi sebaiknya pemerintah daerah di Kalimantan Barat harus dapat lebih memperhatikan penyerapan tenaga kerja yang ada di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat karena walaupun pertumbuhan ekonomi yang meningkat namun tidak menyerap tenaga kerja di sektor-sektor ekonomi maka pengangguran terdidik akan semakin bertambah. Selain itu pemerintah juga dapat menciptakan lapangan usaha dengan menciptakan iklim usaha agar orang mau berwirausaha. Pada aspek upah minimum sebaiknya pemerintah daerah perlu mengkaji ulang mengenai tingkat upah minimum dan penetapan upah minimum yang ada di  Kabupaten/Kota Kalimantan Barat. Selain itu dengan meningkatkan upah pemerintah juga harus menyediakan pelatihan kerja untuk tenaga kerja terdidik ini agar memiliki ketrampilan yang sesuai dengan yang dibutuhkan di pasar tenaga kerja.DAFTAR PUSTAKABadan Pusat Statistik. (2013). Informasi Ketenagakerjaan. Pontianak: Badan Pusat Statistik Kalimantan Barat.Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi. (2019). UMP / UMK di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016-2019. Retrieved from disnakertrans.kalbarprov.go.idEfit T. W., & Yolamalinda., & Rahmania, M. (2015). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Dan Kesempatan Kerja Terhadap Pengangguran Terdidik Di Kota Padang. Jurnal STKIP PGRI Sumatera Barat.Eliza. (2016). Analisis Pengaruh Pendidikan, Tingkat Upah, Dan Kesempatan Kerja Terhadap Jumlah Pengangguran Terdidik Di Indonesia. Ekonomi Sumberdaya Dan Lingkungan, 5(2), 42–52.Gilarso, T. (2007). Pengantar Ilmu Ekonomi Makro (Edisi Pert). Yogyakarta: IKAPI.Hajji, M. S., & Nugroho, SBM. (2013). Analisis Pdrb, Inflasi, Upah Minimum Provinsi, Dan Angka Melek Huruf Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 1990-2011. Diponegoro Journal of Economic, 2(1998), 1–10.Harahap, E. F. (2018). Study of Minimum Wage , Level of Education , Employment Opportunity , and Unemployment Educated : Empirical Study in Padang. European Journal Of Business and Management, 10(3), 38–43.Haryani, S. (2002). Hubungan Industrial di Indonesia. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.Hasyim, A. I. (2016). Ekonomi Makro. (Edisi Pertama, Ed.). Jakarta: Prenadamedia Group.Iswanto, D. A. (2013). Pertumbuhan Ekonomi Dan Pengangguran: Validitas Hukum Okun Di Indonesia. Jurnal FEB Universitas Brawijaya.Jelilov, G., & Obasa, O. J. (2016). The impact of inflation on unemployment in nigeria (2001-2013), (November).Junaidi, F. (2016). Pengaruh pendidikan , upah dan kesempatan kerja terhadap pengangguran terdidik di Provinsi Jambi. Ekonomi Sumberdaya Dan Lingkungan, 5(1), 26–32.Kadarisman. (2012). Manajemen Kompensasi. Jakarta: Rajawali Press.Kuncoro, M. (2009). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.Mankiw, N. G. (2003). Pengantar Ekonomi (Jilid 2). Jakarta: Erlangga.Mankiw, N. G. (2007). Makroekonomi (Edisi Keen). Jakarta: Erlangga.McEachern, W. A. (2000). Ekonomi Makro Pendekatan Kontemporer. Jakarta: Salemba Empat.Prasaja, M. H. (2013). Pengaruh Investasi Asing,Jumlah Penduduk dan Inflasi Terhadap Pengangguran Terdidik di Jawa Tengah. Economics Development Analysis Journal, 2(3), 72–84. Retrieved from http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edajPrasetyo, P. E. (2009). Fundamental Makro Ekonomi. Yogyakarta: Beta Offset.Puspadjuita, E. A. R. (2018). Factors that Influence the Rate of Unemployment in Indonesia. International Jurnal of Economics and Finance, 10(1), 140–147. https://doi.org/10.5539/ijef.v10n1p140Putri, R. F. (2013). Analisis Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi Dan Upah Terhadap Pengangguran Terdidik Di Jawa Tengah. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia, 2(4), 446–455.Ryan, R. A., & Istiyani, N., & Hanim, A. (2017). Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Jumlah Angkatan Kerja dan Upah Minimum Regional Terhadap Pengangguran Terdidik di Jawa Timur. Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Jember (UNEJ), IV(2), 187–191.Rahmawati, F. N. (2016). Analisis Pengaruh PDRB, UMK, dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Jumlah Pengangguran Terdidik di D.I Yogyakarta. Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi, 1–22.Ramdhan, D. A., Setyadi, D., & Wijaya, A. (2017). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengangguran dan kemiskinan di kota samarinda, 13(1), 1–18.Santoso, R. P. (2012). Ekonomi Sumber Daya Manusia dan Ketenagakerjaan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.Sari, A. K. (2010). Analisis Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pertumbuhan Ekonomi, Dan Upah Terhadap Pengangguran Terdidik Di Sumatera Barat. Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi UNP, 1–8.Shifa, M. (2014). Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi Terhadap Tingkat Pengangguran Di Kota Medan. Jurnal Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Pascasarjana Universitas Negeri Medan.Simanjuntak, P. J. (2015). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: LPFE-UI.Soylu, Ö. B. (2018). Economic growth and unemployment issue : Panel data analysis in Eastern European Countries, 11, 93–107. https://doi.org/10.14254/2071-8330.2018/11-1/7Subri, M. (2003). Ekonomi Sumber Daya Manusia (Seri 1). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.Sukirno, S. (2003). Makro Ekonomi, Teori Pengantar (Ketiga). Jakarta: Raja Grafindo Persada.Sukirno, S. (2012). Makro Ekonomi. Jakarta: Rajawali Press.Sumarsono, S. (2009). Teori dan Kebijakan Publik Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.Todaro, M. p. (2004). Pembangunan Ekonomi Dunia Ketiga (Edisi Kede). Jakarta: Erlangga.Warda, H., & Nasri, B. (2015). Analisis Pengaruh Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi Dan Upah Terhadap Pengangguran Terdidik Di Indonesia. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang, 1–20.Wilis, R. (2015). Analisis Pengaruh Upah Minimum, Investasi Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Pendidikan. Jurnal FEB Universitas Brawijaya, Vol 3, No.Yacoub, Y. (2012). Pengaruh Tingkat Pengangguran terhadap Tingkat Kemiskinan Kabupaten / Kota di Provinsi Kalimantan Barat. Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Pontianak, 8, 176–185. 
Pengaruh Upah Minimum, PDRB dan Jumlah Penduduk terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Kalimantan Barat amanah, nurul
Jurnal Pembangunan dan Pemerataan Vol 8, No 3 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnin Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Kalimantan Barat adalah salah satu provinsi yang memiliki penyerapan tenaga kerja yang cukup banyak . Ada beberapa indikator yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja diantaranya Upah Minimum, PDRB dan Jumlah Penduduk . Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh Upah Minimum, PDRB dan Jumlah Pendudukterhadap Penyerapan Tenaga Kerja.Metode penelitian ini merupakan metode eksplanatori (Explanatory research) yaitu penelitian penjelasan yang menunjukkan sebab akibat antara variabel-variabel penelitian.Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial Upah Minimum memiliki hubungan yang positif dan berpengaruh tidak signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja, sedangkan PDRB memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh tidak signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Jumlah Penduduk memiliki hubungan yang positif dan berpengaruh signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja. Variabel dalam model bersama sama memiliki pengaruh sekitar 99,66 % terhadap Penyerapan Tenaga Kerja, sedangkan 0,34% dipengaruhi oleh variabel lainnya. Kata Kunci:Upah Miminum, PDRB, Jumlah Penduduk, Penyerapan Tenaga Kerja              LEMBAR RINGKASAN SKRIPSI RINGKASAN SKRIPSIPENGARUH UPAH MINIMUM, PDRB DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA  DI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2011-2015 Latar BelakangPenyerapan tenaga kerja merupakan hal yang sangat penting karena mengingat akan tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran yang ada di Provinsi Kalimantan Barat. Ada beberapa variabel yang berpengaruh terhadap Penyerapan Tenaga Kerja yaitu diantaranya upah minimum, PDRB dan jumlah penduduk.  Oleh karena itu peran dari setiap variabel dalam mempengaruhi penyerapan tenaga kerja tentunya berbeda.Permasalahan Apakah ada pengaruh upah minimum terhadap penyerapan tenaga di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2011-2015?Apakah ada pengaruh PDRB terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2011-2015?Apakah ada pengaruh jumlah penduduk terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2011-2015?Tujuan PenelitianUntuk menguji dan menganalisis pengaruh upah minimum terhadap penyerapan tenaga kerja di provinsi kalimantan barat tahun 2011-2015Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pdrb terhadap penyerapan tenaga kerja di provinsi kalimantan barat tahun 2011-2015Untuk menguji dan menganalisis pengaruh jumlah penduduk terhadap penyerapan tenaga kerja di kalimantan barat tahun 2011-2015Metode Penelitian    Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris atau menguji penjelasan sebab dan akibat yang berbentuk berbentuk regresi berganda. Dan penelitian ini menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat disamping mengukur kekuatan hubungannya. Penelitian ini  menggunakan  data  sekunder  dengan  periode  observasi 2011-2015. Data yang digunakan bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Barat  maupun publikasi lainnya yang terkait. Analisis  yang  digunakan  adalah analisis  regresi  berganda data  panel  dengan  model  regresi  Fixed Effect.  Data  diolah dengan menggunakan Eviews 9.5.  Hasil dan PembahasanHasil  penelitian  menunjukkan  bahwa Upah Minimum berpengaruh  positif  dan tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, hal ini disebabkan karena upah adalah salah satu komponen biaya tetap (fixed cost) dalam kegiatan produksi. sehingga dengan meningkatnya upah, perusahaan akan bertindak rasional dengan mengurangi perekrutan tenaga kerja dengan tujuan untuk mengurangi biaya produksi, dan PDRB berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi hanya menekankan pada pertumbuhan output secara keseluruhan saja tanpa melihat proses dari produksi tersebut, sedangkan Jumlah Penduduk berpengaruh  positif  dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, hal ini disebabkan Jumlah penduduk yang meningkat setiap tahunnya merupakan modal yang cukup bagi tersedianya tenaga kerja untuk menggerakkan pembangunan yang lebih baik di Kalimantan Barat ini. 6.  KesimpulanPengaruh upah minimum menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan dan berdampak positifdengan  nilai  koefisien sebesar 0.056300. Hal ini ditunjukkan  dan nilai  probabilitas uji t statistik yaitu sebesar  0.1562  atau lebih besar dari taraf signifikan 5% atau sebesar 0,05. Pengaruh PDRB menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan negatif terhadap penyerapan tenaga kerja. Hal ini ditunjukan dengan nilai koefisien sebesar -0.208313 dan nilai probabilitas uji t statistik yaitu 0.1703 atau lebih besar dari taraf signifikan. Pengaruh jumlah pendudukmenunjukan pengaruh yang signifikan dan berdampak positif nilai  koefisien variabel jumlah penduduk sebesar 1.023556 dan nilai probabilitas uji t statistik sebesar 0.0000 atau lebih kecil dari taraf signifikan 5% atau sebesar 0,05.                  DAFTAR PUSTAKA Agustini,Y Kurniasih E.P Pengaruh Investasi PMDN, PMA, dan Penyerapan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan 2017, Vol. 6, No.2,97-119.Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat--------Statistik Jumlah PendudukKabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2011-2015.--------Statistik Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten/Kota Provinsi Kalimatan Barat Tahun 2011-2015.-------Statistik Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2011-2015.Budianto, Arif & Made H.U.D (2015). Pengaruh Pdrb Dan Upah Minimum Provinsi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Melalai Mediasi Investasi Di Provinsi Bali. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana Vol.4, No.10 Oktober 2015.Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Barat--------Upah Minimum Kabupaten/Kota Kalimantan Barat tahun 2011-2015Feriyanto, Nur. 2014. Ekonomi Sumber daya manusia. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.Ganie, D (2017). Analisis Pengaruh Upah, Tingkat Pendidikan, Jumlah Penduduk Dan Pdrb Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kabupaten Berau Kalimantan Timur.Jurnal EKSEKUTIF Volume 14 No. 2 desember 2017.Gujarati, D. (2001). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.Hartono, Rudi, Arfiah B & M. Awaluddin. (2018). Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Dan Upah Minimum Kota (UMK). INOVASI, 14 (1) 2018,36-43Kusnendi. (2003). Ekonomi Sumber Daya Manusia dan Alam. Jakarta: Universitas Terbuka.Kuncoro, Mudrajat. 2012. Ekonomi Pembangunan: Teori Masalah dan Kebijakan. UPP AMP YKPNKuncoro, Haryo. 2002. Upah Sistem Bagi Hasil dan Penyerapan Tenaga Kerja. Jurnal Ekonomi Pembangunan: Kajian Ekonomi Negara Berkembang Vol. 7, No 1, 2002. ISSN: 1410-2641 hal 45-56Mankiw, G. N. (2000). Teori MakroEkonomi Edisi Alih Bahasa Terjemahan.  Jakarta: Penerbit Erlangga.M. L. Jhingan. (2003). Ekonomi pembangunan dan perencanaan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.Simanjuntak. (1998). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.Simajuntak. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: LPFE UISubri, M. (2003). Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam perspektif   pembangunan Edisi Revisi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.Subri, M. (2014). Ekonomi Sumber Daya Manusia dalam perspektif   pembangunan Edisi Revisi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.Sukirno, Sadono. (2013). Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo.Simanjuntak. (1998). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.Sirait, Novlin. (2013). Analisis Beberapa Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pengangguran Kabupaten/Kota Provinsi Bali. Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. E-Jurnal EP Unud, Vol. 2, No 2 : 108-118Tambunsaribu, R.Y & Bagio Mudakir (2013). Analisis Pengaruh Produktivitas Tenaga Kerja, Upah Riil, Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di 35 Kabupaten/Kota Jawa Tengah.Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013.Ziyadaturrofiqoh, Zulfanetti, dan Safri (2018). Pengaruh PDRB, Upah Minimum Provinsi dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jambi. Vol. 7. No.1, Januari – April 2018 ISSN: 2303-1220 (online) 
PENGARUH TINGKAT UPAH MINIMUM TERHADAP PRODUKTIVITAS TIGA SEKTOR PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI TIGA KABUPATEN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT Ramadhanti, Elsa
Jurnal Curvanomic Vol 8, No 3 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan
Publisher : Jurnal Curvanomic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh tingkat upah minimum terhadap poduktivitas sektor pertanian, sektor industri dan sektor perdagangan di Kabupaten Sambas, Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Ketapang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan data dianalisis menggunakan model regresi panel.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat upah minimum berpengaruh positif dan signifikan terhadap poduktivitas sektor pertanian di Kabupaten Sambas, Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Ketapang dibuktikan dengan hasil uji t statistik koefisien tingkat upah minimum sebesar 0,396959 dengan nilai probabilitasnya 0.0108 yang dapat dikatakan lebih kecil dari taraf signifikan yang di tentukan (α=0,05), tingkat upah minimum berpengaruh positif dan signifikan terhadap poduktivitas sektor industri di Kabupaten Sambas, Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Ketapang dibuktikan dengan hasil uji t statistik  koefisien tingkat upah minimum sebesar 1,088959 dengan nilai probabilitasnya 0.0000 yang dapat dikatakan lebih kecil dari taraf signifikan yang di tentukan (α=0,05), dan tingkat upah minimum berpengaruh positif dan signifikan terhadap poduktivitas sektor pedagangan di Kabupaten Sambas, Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Ketapang dibuktikan dengan uji t statistik dimana hasil koefisien tingkat upah minimum sebesar 0.577866 dengan nilai nilai probabilitasnya 0.0000 yang dapat dikatakan lebih kecil dari taraf signifikan yang ditentukan (α=0,05). Apabila dilihat dari seberapa besar kemampuan tingkat upah minimum terhadap poduktivitas sektor pertanian, sektor industri dan sektor perdagangan di Kabupaten Sambas, Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Ketapang menunjukan variasi variabel sektor pertanian, sektor industri dan sektor perdagangan mampu dijelaskan oleh tingkat upah minimum sebesar 91,41%; 88,11% dan 97,46% sedangkan sisanya sebesar 8,59%; 11,89% dan 2,54% dijelaskan sebagai faktor-faktor lain yang tidak masuk ke dalam model penelitian. Dari hasil penelitian ini dibutukahkan kebijakan mengenai perbaikan kualitas faktor input tenaga kerja dan perbaikan infrastruktur jalan penghubung antar daerah untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian, sektor industri dan sektor perdagangan. Kata kunci: tingkat upah minimum, produktivitas sektor pertanian, produktivitas sektor industri dan produktivitas sektor perdagangan1.      Latar BelakangTingkat produktivitas digambarkan dari rasio PDRB terhadap jumlah tenaga kerja yang digunakan. Produktivitas itu sendiri adalah gambaran kemampuan para tenaga kerja dalam menghasilkan output. Semakin tinggi output yang dihasilkan, menunjukkan semakin tinggi tingkat produktivitas. Dari data yang di dapat pada 3 kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat terdapat 3 sektor PDRB yang memiliki tingkat produktivitas lebih tinggi dibanding sektor PDRB lainnya yaitu sektor pertanian, sektor industri dan sektor perdagangan. 2.      PermasalahanAdapun Permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :Apakah tingkat upah minimum berpengaruh terhadap produktivitas Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kabupaten Sambas, Sanggau dan Ketapang tahun 2005-2017 ?Apakah tingkat upah minimum berpengaruh terhadap produktivitas Sektor Industri Pengolahan di Kabupaten Sambas, Sanggau dan Ketapang tahun  2005-2017 ?Apakah tingkat upah minimum berpengaruh terhadap produktivitas Sektor Perdagangan Besar dan Eceran di Kabupaten Sambas, Sanggau dan Ketapang tahun 2005-2017 ? 3.      Tujuan Penelitian1. Menguji dan menganalisis pengaruh tingkat upah minimum terhadap produktivitas Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan di Kabupaten Sambas, Sanggau dan Ketapang tahun 2005-2017.2. Menguji dan menganalisis pengaruh tingkat upah minimum terhadap produktivitas Sektor Industri Pengolahan di Kabupaten Sambas, Sanggau dan Ketapang tahun 2005-2017.3. Menguji dan menganalisis pengaruh tingkat upah minimum terhadap produktivitas Sektor Perdagangan Besar dan Eceran di Kabupaten Sambas, Sanggau dan Ketapang tahun 2005-2017. 4.      Metode PenelitianPenelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena penelitian ini dimaksudkan menggunakan data berupa angka untuk menjelaskan pengaruh antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Model regresi panel dalam penelitian ini ialah Y = β0 + β1Xit + e. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang di dapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan jurnal-jurnal ilmiah yang ada hubungan antara tingkat upah minimum dan poduktivitas sektoral yang dapat mendukung penelitian ini.5.      Hasil dan PembahasanHasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat upah minimum berpengaruh positif dan signifikan terhadap poduktivitas sektor pertanian di Kabupaten Sambas, Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Ketapang dibuktikan dengan hasil uji t statistik koefisien tingkat upah minimum sebesar 0,396959 dengan nilai probabilitasnya 0.0108 yang dapat dikatakan lebih kecil dari taraf signifikan yang di tentukan (α=0,05). Tingkat upah minimum berpengaruh positif dan signifikan terhadap poduktivitas sektor industri di Kabupaten Sambas, Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Ketapang dibuktikan dengan hasil uji t statistik  koefisien tingkat upah minimum sebesar 1,088959 dengan nilai probabilitasnya 0.0000 yang dapat dikatakan lebih kecil dari taraf signifikan yang di tentukan (α=0,05). Tingkat upah minimum berpengaruh positif dan signifikan terhadap poduktivitas sektor pedagangan di Kabupaten Sambas, Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Ketapang dibuktikan dengan uji t statistik dimana hasil koefisien tingkat upah minimum sebesar 0.577866 dengan nilai nilai probabilitasnya 0.0000 yang dapat dikatakan lebih kecil dari taraf signifikan yang ditentukan (α=0,05). Tingkat upah minimum secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap produktivitas sektor pertanian, sektor industri dan sektor perdagangan.Kesimpulan dan rekomendasiKesimpulan1)      Variabel tingkat upah minimum berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas sektor pertanian, sektor industry dan sektor perdagangan di Kabupaten Sambas, Sanggau dan Ketapang2)      Menyatakan mampu mempengaruhi secara serentak atau bersama-sama oleh tingkat upah minimum dan sisanya di jelaskan oleh faktor lainRekomendasiBerdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut:Bagi pemerintahProduktivitas sektor pertanian dapat ditingkatkan dengan menambah output sektor pertanian, dengan cara misalnya penggunaan mesin-mesin pertanian, bibit unggul, memperbaiki kualitas faktor input tenaga kerja. Untuk meningkatkan produktivitas sektor industri, pemerintah diharapkan untuk mendukung dan memperbaiki infrastruktur jalan penghubung antar daerah agar bisa mendirikan pabrik pengolahan sehingga output sektor industri bisa lebih ditingkatkan. Produktivitas sektor perdagangan meskipun sudah tinggi tetapi tetap harus ditingkatkan dari sisi kualitas.Penelitian selanjutnyaPenelitian selanjutnya diharapkan perlu menambah, mengurangi atau mengganti variabel-variabel tersebut dengan variabel-variabel lain yang dimungkinkan relevan dengan tingkat upah minimum dan produktivitas sektoral. Memperluas objek penelitian tidak hanya pada kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Barat tetapi juga kabupaten/kota di Provinsi lain di Indonesia.                DAFTAR PUSTAKAAntara, M. (2009). Pertanian Bangkit atau Bangkrut. Denpasar, Bali: Arti Foncation.Arifin, B. (2005). Pembangunan Petanian. Jakarta: PT. Grasindo.Borjas, G. J. (2008). Labor Economics. United States: McGraw-Hill.Daniel, M. (2004). Pembangunan Ekonomi & Utang Luar Negeri. Jakarta: PT. Bumi Aksara.Djojohadikusumo, S. (1994). Perkembangan Pemikiran Ekonomi Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES Indonesia.Gujarat, D. N. (2007). Dasar-dasar Ekonometrika Edisi Ketiga jilid 1. Jakarta: Erlangga.Jhingan, M. L. (2016). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: PT Raja Grafinndo Persada.Kuncoro, M. (2009). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.Kurniasih, E. P. (2016). Produktivitas Tenaga Kerja Dan Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Kalimantan Barat. SEMNAS FEKON.Malayu S.P Hasibuan. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.Manurung, P. R. & M. (1998). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia Edisi Kedua. Jakarta: Lembaga Peneribit Fakultas Ekonomi Universitas Inonesia.Todaro, M.P, & Smith. (2008). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga.Mulyadi, S. (2003). Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.Mulyati, D. S. (2004). Pengukuran Poduktivitas Relativ dan Analisis Tingkat Upah Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Industri di Jawa Barat. Jurnal Ekonomi, Vol.XXII No. 2.Oktavia, A. (2017). Analisis produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di Sumatera. Jurnal Paradigma Ekonomika, Vol.12. No. 2.Priadana, H. M. S. dan S. M. (2009). Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.Rustiadi, E. (2011). Perencanaan dan Pembangunan Wilayaha. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesi.Setboonsarng, S. (2006). Organic Agriculture, Poverty Reduction, and the. Jurnal ADB Institute Discussion Paper, Vol.No. 54, 2.Sinungan, M. (2009). Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi Aksara.Sjafrizal. (2008). Ekonomi Regional. Jakarta: Baduose Media.Soesastro, H. (2005). Pemikiran dan Permasalahan Ekonomi di indonesia dalam setengah abad terakhir. Yogyakarta: Kanisius.Stoner.,  Freeman., & Gilbert. (1996). Manajemen (Jilid II,). Jakarta: Prenhallindo.Subrata, A. (2004). Analisis Produktivitas Sektoral di Sumatera Utara. Jurnal Ekonomi Pembangunan.Sugiarto, P. (2015). Pengaruh Produktivitas Tenaga Kerja Sektoral Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Jawa Timur. EkonomiUniversitas.Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R& D. Bandung: Cv. Bandung Alfabeta.Sukirno, S. (2013). Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindp Persada.Sumarlin. (2010). Analisis Hubungan Tingkat Upah Tinggi Terhadap Produktivitas di Indonesia. Jurnal Mepa Ekonomi.Tambunan, T. T. (2008). Pembangunan Ekonomi & Utang Luar Negeri. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.Widarjodo, A. (2009). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta: Ekonisia Fakultas Ekonomi UII. 
Pengaruh Modal Usaha, Tenaga Kerja dan Lama Usaha terhadap Pendapatan Usaha Mikro dan Kecil pada Toko Pakaian di Kota Pontianak Qulbi, Tilas Ainun
Jurnal Pembangunan dan Pemerataan Vol 8, No 3 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnin Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh modal usaha, tenaga kerja dan lama usaha terhadap pendapatan usaha mikro dan kecil pada toko pakaian di Kota pontianak. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan data dianalisis menggunakan model regresi linear berganda.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa modal usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan usaha mikro dan kecil pada toko pakaian di Kota Pontianak dibuktikan dengan hasil uji t statistik koefisien modal usaha sebesar 0,537442 dengan nilai uji t sebesar 5,992400 dan nilai probabilitasnya 0.0000 yang dapat dikatakan lebih kecil dari taraf signifikan yang di tentukan (α=0,05), tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan usaha mikro dan kecil pada toko pakaian di Kota Pontianak dibuktikan dengan hasil uji t statistik  koefisien tenaga kerja sebesar 0,044355 dengan nilai uji t sebesar 3,831118 dan nilai probabilitasnya 0.0003 yang dapat dikatakan lebih kecil dari taraf signifikan yang di tentukan (α=0,05), dan lama usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan usaha mikro dan kecil  pada toko pakaian di Kota Pontianak dibuktikan dengan uji t statistik dimana hasil koefisien lama usaha sebesar 0,022208 dengan nilai uji t sebesar 2.388304 dan nilai probabilitasnya 0.0195 yang dapat dikatakan lebih kecil dari taraf signifikan yang ditentukan (α=0,05). apabila dilihat dari seberapa besar kemampuan modal usaha, tenaga kerja dan lama usaha terhadap pendapatan usaha mikro dan kecil pada toko pakaian di Kota Pontianak menunjukan variasi variabel pendapatan usaha mikro dan kecil mampu dijelaskan oleh modal usaha, tenaga kerja dan lama usaha sebesar 42,88% sedangkan sisanya sebesar 57,12%  dijelaskan sebagai faktor-faktor lain yang tidak masuk ke dalam model penelitian.        Kata Kunci : modal usaha, tenaga kerja, lama usaha dan pendapatan usaha Pengaruh Modal Usaha, Tenaga Kerja Dan Lama Usaha Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Dan Kecil Pada Toko Pakaian Di Kota Pontianak1.      Latar BelakangSetiap perusahaan dituntut untuk  mengoptimalkan sumber daya ekonominya guna untuk meningkatkan daya saing produknya di pasar dan juga selalu berusaha keras dalam berinovasi terhadap produk maupun jasanya agar mampu bertahan dari persaingan. Dari data yang di dapat terdapat 6 kecamatan di Kota Pontianak yang membuka usaha toko pakaian yaitu  315.  Kecamatan Pontianak kota merupakan kecamatan yang paling banyak masyarakatnya membuka usaha toko pakaian di bandingkan dengan kecamatan yang lain yaitu berjumlah 165 orang yang membuka usaha toko pakaian di Pontianak Kota. Selanjutnya diikuti oleh kecamatan Pontianak Barat dengan jumlah 60 orang, Sedangkan kecamatan Pontianak Tenggara merupakan kecamatan yang hanya sedikit masyarakat membuka usaha toko pakaian yaitu hanya sebanyak 5 orang. 2.      PermasalahanAdapun Permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :1.      Apakah modal usaha berpengaruh terhadap pendapatan Usaha Mikro dan Kecil Pada Toko Pakaian di Kota Pontianak2.      Apakah Tenaga kerja beerpengaruh terhadap pendapatan Usaha Mikro dan Kecil Pada Toko Pakaian di Kota Pontianak3.      Apalah Lama usaha berpengaruh terhadap pendapatan Usaha Mikro dan Kecil Pada Toko Pakaian di Kota Pontianak 3.      Tujuan Penelitian1.      Untuk megetahui dan menganalisi adanya pengaruh Modal Usaha terhadap Pendapatan Usaha Mikro dan Kecil Pada Toko Pakaian di Kota Pontianan2.      Untuk mengetahui dan menganalisi adanya pengaruh jumlah Tenaga Kerja terhadap Pendapatan Usaha Mikro dan Kecil Pada Toko Pakaian di Kota Pontianak3.      Untuk mengetahui dan menganalisi adanya Pengaruh Lama usaha terhadap Pendapatan Usaha Mikro dan Kecil Pada Toko Pakaian di Kota Pontianak 4.      Metode PenelitianPenelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena penelitian ini dimaksudkan menggunakan data berupa angka untuk menjelaskan pengaruh antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer yang di dapatkan dari kuesioner dan jurnal-jurnal ilmiah yang ada hubungan antara modal usaha, tenaga kerja dan lama usaha yang dapat mendukung penelitian ini.5.      Hasil dan PembahasanHasil penelitian menunjukkan bahwa modal usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan usaha mikro dan kecil toko pakaian di kota pontianak dengan koefisien 0,537442 dan nilai probabilitas sebesar 0,0000. Tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan usaha mikro dan kecil toko pakaian di kota pontianak dengan koefisien sebesar 0,044355 dan nilai probabilitas uji t statistik sebesar 0,0003 atau lebih kecil dari taraf signifikan 5% atau sebesar 0,05. Lama usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan usaha mikro dan kecil toko pakaian di kota Pontianak dengan  koefisien sebesar 0,022208 dan nilai probabilitas sebesar 0,0195. modal usaha, tenaga kerja dan lama usaha secara Bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usaha mikro dan kecil toko pakaian di Kota Pontianak.Kesimpulan dan rekomendasi1.      Kesimpulan1)      Variabel modal usaha, variabel tenaga kerja dan variabel lama usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan usaha mikro dan kecil toko pakaian di Kota Pontianak2)      menyatakan mampu mempengaruhi secara serentak atau Bersama-sama oleh modal usaha, tenaga kerja dan lama usaha dan sisanya di jelaskan oleh faktor lain2.      RekomendasiBerdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran yang dapat diberikan sebagai berikut:1.      Bagi pengusaha toko pakaianTerkait modal usaha, tenaga kerja dan lama usaha yang mana harus mengola dengan benar seperti modal agar dapat meningkatkan pendapatan, kemudian untuk tenaga kerja sebaiknya tetap tekun dalam melaksanakan pekerjaan sehingga berimbas pada pendapatan yang akan didapatkan dan juga jumlah tenaga kerjanya tetap di pertahankan, untuk lama usaha selalu tekun dalam menjalankan usaha agar dapat mengasah pengetahuan secara professional dan juga mengetahui selera konsumen agar dapat meningkatkan pendapatan. Begitu juga dengan pendapatan sebaiknya melakukan kerja sama secara luas sehingga dapat meningkatkan produksi pakaian dan meningkatkan kegiatan promosi sehingga dapat meningkatkan pendapatan pula.2.    Penelitian selanjutnyaPenelitian selanjutnya diharapkan agar lebih dapat mengembangkan penelitian ini dengan melihat faktor lain yang dapat mempengaruhi pendapatan pengusaha, misalnya jam kerja, usia maupun Pendidikan.  DAFTAR PUSTAKAAndhadika, T & Pujiyanto. (2014). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja industri pengolahan di kota semarang. E-jurnal undip, vol. 3, No.1.Arifini, N. K., & Mustika, M. D. (2013). Analisis Pendapatan Pengrajin Perak Di  Desa kamasan Kabupaten Klungkung. E-Jurnal. Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana. Vol .2, No.6.Asmie, (2008). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pedagang Pasar Tradisional Di Kota Yogyakarta. Jurnal NeO-Bis. Universitas Bhayangkara. Vol. 2, No. 2.Dahar, R. (2012). Teori Invisible Hand Adam Smith dalam perspektif Ekonomi Islam. Economica.Vol.2, No.2Fachrizal, R. (2016). Pengaruh modal dan tenaga kerja terhadap produksi industri kerajinan kulit di kabupaten merauke. Ilimah agribisnis dan perikanan, Vol. 9, No. 2.Gujarat, D. N. (2007). Dasar-dasar Ekonometrika Edisi ketiga jilid 1. Jakarta: penerbit Erlangga.Kuncoro, M. (2011). teori dan aplikasi untuk bisnis & ekonomi " Metode kuantitatif"Malik, & Rachmawati, (2008). Analisis Pengaruh Kredit, Aset Dan Jumlah Pegawai Terhadap Pendapatan Usaha Kecil, Menengah Penerimaan Kredit Bank Pengkreditan Rakyat. Jurnal Ekonomi. Universitas Gunadarma.Vol 2, No.2Mankiw, N. G. (2006). Principal of Macroeconomics: Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta:Salemba Empat Purwanti. (2012). Pengaruh karakteristik wirausaha, modal usaha, strategi pemasaran terhadap perkembangan umkm di desa dayaan dan kalilondo salatiga . Among makarti, Vol. 5, No. 9.Putra. (2015). Pengaruh modal dan tenaga kerja terhadap pendapatan dengan lama usaha sebagai variabel moderating fakultas ekonomi dan bisnis universitas udayana ( unud ). E-jurnal ep unud, Vol. 4 No. 9.Rusydi, Heriani, & Siradjuddin. (2018). menyoal marginalisasi dan kesejahteraan pekerja perempuan sektor formal. Jurnal Ecces. Vol. 5, No. 1.Riyant & Bambang, (2001).  Dasar-dasar Perusahaan. Yogyakarta: Yayasan PenerbitSamuelson. P, & Nordhous. (1997). Mikro Ekonomi. Alih Bahasa Haris Munanda, dkk. Erlangga. J akartaSaragih, I.P & Nasution, S.M (2014). Analisis pengaruh modal sendiri dan modal pinjaman kredit usaha rakyat (kur) terhadap pendapatan pengusaha umkm kebupaten toba samosir (studi kasus: pt bank sumut cabang balage). Ekonomi dan keuangan, Vol. 3, No. 6.Sukirno, S. (2004). Makro Ekonomi. Radja Grafindo Persanda. JakartaSugiono .(2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. AlfabetaSuci,Y.R. (2017). Perkembangan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di indonesia. Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos, Vol. 6, No. 1.Sumantri. (2017). Pengaruh volume penjualan terhadap pendapatan peternak ayam potong (studi kasus peternakan ayam supadi), E-Jurnal, Vol. 2, No. 2.Novitasari, A. T. (2017). Pengaruh modal kerja , keterampilan tenaga kerja , dan inovasi terhadap pertumbuhan usaha kecil batik di kecamatan tanjung bumi kabupaten bangkalan. “eco-socio: jurnal ilmu dan pendidikan ekonomi-sosial, Vol. 1, No. 1.Payama J. S. (2001). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia,   Lembaga Penerbit Universitas Indonesia, JakartaUndang-undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil Dan MenengahUtari & dewi. (2014). Pengaruh modal, tingkat pendidikan dan teknologi terhadap pendapatan usaha mikro kecil dan menengah (umkm) di kawasan imam bonjol denpasar barat. E-jurnal ep unud, Vol. 3, No. 12.Wibowo. (2006). Pengaruh modal kerja terhadap pendapatan dengan lama usaha sebagai variabel moderasi (survei pada pedagang pasar klithikan notoharjo surakarta). Ekonomi dan kewirausahaan, Vol. 13, No. 2.Wicaksono. (2011). Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha Dan Jam Kerja Terhadap Pendapatan Kios Di Pasar Bintaro Demak. Jurnal EkonomiWiguna. (2016). Pengaruh modal usaha dan tenaga kerja terhadap pendapatan dengan kredit sebagai variabel moderasi pada pedagang di pasar seni sukawati. E-jurnal ep unud, Vol. 5, No. 11.     
Pengaruh Upah Minimum, PDRB dan Jumlah Penduduk Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Kalimantan Barat amanah, nurul
Jurnal Pembangunan dan Pemerataan Vol 8, No 3 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnin Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Kalimantan Barat adalah salah satu provinsi yang memiliki penyerapan tenaga kerja yang cukup banyak . Ada beberapa indikator yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja diantaranya Upah Minimum, PDRB dan Jumlah Penduduk . Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh Upah Minimum, PDRB dan Jumlah Pendudukterhadap Penyerapan Tenaga Kerja.Metode penelitian ini merupakan metode eksplanatori (Explanatory research) yaitu penelitian penjelasan yang menunjukkan sebab akibat antara variabel-variabel penelitian.Hasil penelitian ini menunjukkan secara parsial Upah Minimum memiliki hubungan yang positif dan berpengaruh tidak signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja, sedangkan PDRB memiliki hubungan yang negatif dan berpengaruh tidak signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Jumlah Penduduk memiliki hubungan yang positif dan berpengaruh signifikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja. Variabel dalam model bersama sama memiliki pengaruh sekitar 99,66 % terhadap Penyerapan Tenaga Kerja, sedangkan 0,34% dipengaruhi oleh variabel lainnya.Kata Kunci:Upah Miminum, PDRB, Jumlah Penduduk, Penyerapan Tenaga Kerja
Pengaruh Tenaga Kerja dan Investasi Terhadap PDRB Industri Pengolahan di Pulau Jawa putri, dhea
Jurnal Pembangunan dan Pemerataan Vol 8, No 3 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnin Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh tenaga kerja dan investasi terhadap PDRB Industri Pengolahan di Pulau Jawa Tahun 2011-2017. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan periode observasi 2011-2017 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) maupun publikasi lainnya yang terkait. Teknik metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini  adalah regresi berganda data panel dengan model regresi Fixed Effetc Cross-Section Weight. Data diolah menggunakan Eviews 9.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tenaga kerja berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap PDRB industri pengolaan dengan koefisien 0,048110 dan nilai probabilitas sebesar 0,7183. Investasi PMA berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB Industri Pengolahan dengan koefisien sebesar 0,104161 dan nilai probabilitas uji t statistik sebesar 0,0000 atau lebih kecil dari taraf signifikan 5% atau sebesar 0,05. Investasi PMDN berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB Industri Pengolahan dengan koefisien sebesar 0,052172 dan nilai probabilitas sebesar 0,0018. Tenaga kerja dan investasi secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan dengan nilai F statistik 4508.827 dan Prob (F-statistic) 0,000000.          Kata Kunci : PDRB Industri Pengolahan, Tenaga Kerja sektor industri, Investasi PMA sektor industri dan Investasi PMDN sektor industri. PENGARUH TENAGA KERJA DAN INVESTASI TERHADAP PDRB INDUSTRI PENGOLAHAN DI PULAU JAWA1.      Latar BelakangPDRB Industri Pengolahan merupakan sektor yang berkontribusi besar terhadap perekonomian. Sektor industri dianggap sebagai mesin pertumbuhan ekonomi. Menurut Kusumantoro (2009), kebijakan pembangunan strategis sektoral adalah kebijakan pembangunan di sektor industri. Sektor tersebut dipandang sebagai sektor yang memiliki tingkat produktivitas tinggi, sehingga keunggulannya akan diperoleh nilai tambah yang tinggi. Oleh karena itu, tujuan menciptakan kesejahteraan ekonomi masyarakat dapat lebih cepat direalisasikan dengan mengembangkan sektor ini.     Pulau Jawa memiliki nilai kontribusi yang besar dalam perekonomian nasional yang sebagian besar kontribusinya pada PDRB Industri Pengolahan. Disamping itu, karena perannya yang sangat penting dalam perekonomian, PDRB Industri pengolahan dipengaruhi oleh tenaga kerja sektor industri dan investasi PMA dan PMDN di sektor industri. Semakin bertambah besar lapangan kerja yang tersedia maka akan menyebabkan semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi di suatu daerah.  Sedangkan dengan adanya investasi maka kapasitas dalam produksi akan meningkat yang kemudian akan mempengaruhi output yang dihasilkan. Meningkatnya output akan menyebabkan peningkatan pada PDRB. Akan tetapi, tenaga kerja dan investasi selalu mengalami fluktasi yang naik turun. Maka dari itu, penelitian  ini untuk melihat apakah tenaga kerja sektor industri dan investasi PMA/PMDN sektor industri berpengaruh terhadap terbentuknya PDRB industri pengolahan.2.      PermasalahanAdapun Permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :Apakah terdapat pengaruh yang signifikan tenaga kerja sektor industri terhadap PDRB industri pengolahan di Pulau Jawa tahun 2011-2017?Apakah terdapat pengaruh yang signifikan investasi PMA di sektor industri terhadap PDRB industri pengolahan di Pulau Jawa tahun 2011-2017?Apakah terdapat pengaruh yang signifikan investasi PMDN terhadap PDRB Industri Pengolahan di Pulau Jawa tahun 2011-2017? 3.      Tujuan PenelitianUntuk mengetahui dan menganalisa pengaruh tenaga kerja sektor industri terhadap PDRB industri pengolahan di Pulau Jawa.Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh investasi PMA di sektor industri terhadap PDRB industri pengolahan di Pulau Jawa.Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh investasi PMDN di sektor industri terhadap PDRB industri pengolahan di Pulau Jawa.4.      Metode PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris atau menguji penjelasan sebab dan akibat yang berbentuk berbentuk regresi berganda. Dan penelitian ini menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat disamping mengukur kekuatan hubungannya. Penelitian ini  menggunakan  data  sekunder  dengan  periode  observasi 2011-2017. Data yang digunakan bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) di Pulau Jawa  maupun publikasi lainnya yang terkait. Analisis  yang  digunakan  adalah analisis  regresi  berganda data  panel  dengan  model  regresi  Fixed Effect Cross-Section Weights.  Data  diolah dengan menggunakan Eviews 9. 5.      Hasil dan PembahasanHasil penelitian menunjukkan bahwa tenaga kerja sektor industri  berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap PDRB industri pengolahan dengan koefisien 0,048110 dan nilai probabilitas sebesar 0,7183. Tenaga kerja sektor industri berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB industri pengolahan dengan koefisien sebesar 0,104161 dan nilai probabilitas uji t statistik sebesar 0,0000 atau lebih kecil dari taraf signifikan 5% atau sebesar 0,05. Investasi PMDN berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB industri pengolahan dengan koefisien sebesar 0,052172 dan nilai probabilitas sebesar 0,0018. 6.      Kesimpulan dan rekomendasiKesimpulanTenaga kerja sektor industri menunjukkan pengaruh positif tapi signifikan terhadap PDRB industri pengolahan. Investasi PMA berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB industri pengolahan. Investasi PMDN berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Selain itu uji determinasi (R2)  menunjukkan bahwa 99,90% variabel bebas (tenaga kerja sektor industri, investasi PMA dan PMDN di sektor industri) mempengaruhi variabel terikat (PDRB industri pengolahan), sisanya dipengaruhi oleh variabel diluar variabel bebas.RekomendasiMengingat peran PDRB industri pengolahan yang memiliki kontribusi yang besar terhadap perekonomian yang dipengaruhi oleh tenaga kerja sektor industri dan investasi PMA dan PMDN di sektor industri. Pemerintah dan pengusaha diharapkan dapat mendorong terus adanya perbaikan kondisi pekerja dan lingkungannya, sehingga tingkat upah dan produktivitas diharapkan tumbuh selaras dan dapat memperbaiki kondisi kesejahteraan pekerja di Pulau Jawa. Serta menetapkan regulasi-regulasi tentang cara dan persyaratan investasi yang mudah diterima oleh para investor, adanya jaminan stabiltas politik, keamanan dan penegakan hukum yang konsisten, menyediakan informasi yang akurat untuk para investor, mewujudkan mekanisme pelayanan atu pintu yang efektif untutk calon investor.DAFTAR PUSTAKAAbbas, Q. (2011). “Impact of Foreign Direct Investment on Gross Domestic Product.” Global Journal of Management and Business Research Volume 11(8), 35-39. Global Journals Inc. (USA).Arifin, Z. (2012). “Analisis Spasial Penyerapan Tenaga Kerja Industri Manufaktur Besar dan Sedang di Pulau Jawa.”Jurnal HumanityVol.7 No2, 111-116. Universitas Muhammadiyah Malang.Ariska, N., Hanim,A. (2016).”Dampak Investasi Sektor Industri Pengolahan Terhadap Perekonomian Jawa Timur (Pendekatan Analisis Input-Output). Artikel Ilmiah Mahasiswa. Universitas Jember.Arsyad, L. (2015). Ekonomi Industri. Universitas Terbuka: Banten.Basir, M. (2012). “Foreign Direct Investment in Java Island, Indonesia”. International Journal of Business Vol 1(1), 1-9. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.Badan Pusat Statistik. (2012-2018). Keadaan Angkatan Kerja Indonesia: Badan Pusat Statistik.-----------------------. (2012-2018). DKI Jakarta  Dalam Angka. DKI Jakarta: Badan Pusat Statistik.----------------------. (2012-2018). Jawa Barat Barat Dalam Angka. Jawa Barat: Badan Pusat Statistik.----------------------. (2012-2018). Jawa Tengah Dalam Angka. Jawa Tengah: Badan Pusat Statistik.-----------------------. (2012-2018). D.I Yogyakarta Dalam Angka. D.I Yogyakarta: Badan Pusat Statistik.-----------------------. (2012-2018). Jawa Timur Dalam Angka. Jawa Timur: Badan Pusat Statistik.----------------------. (2012-2018). Benten Dalam Angka. Benten: Badan Pusat Statistik.Fadilah, N., Nuraini, I. (2017). “Pengaruh Industri, Tenaga Kerja Industri dan PDRB Sektor Industri Terhadap Disparitas Pendapatan Antar Wilayah Provinsi Jawa Timur.”Jurnal Ilmu Ekonomi 1(4), 441-452. Universitas Muhammadiyah Malang.Feriyanto, N. (2014). Ekonomi Sumber Daya Manusia. UPP STIM YKPN: D.I Yogyakarta.Gamot, A. (2012).”Dampak Tenaga Kerja Sektor Industri Terhadap Produk Dmestik Regional Bruto, Pajak, Investasi dan Upah di Kota Batam.”Jurnal Organisasi dan Manajemen, Vol 8(1), 13-21.Program Studi Agribisnis - Universitas Terbuka.Glassburner, B., Chandra, A.(1985). Teori dan Kebijaksanaan Ekonomi Makro. DKI Jakarta: LP3ESGuechHeang, L., Moolio, P. (2013). “The Relationship between Gross Domestic Product and Foreign Direct Investment: The Case of Cambodia.” KASBIT Business Journal Volume 6:87-99. University of Cambodia.Gujarati, D. (2004). Basic Econometrics, Fourth Edition. United States of America:McGraw-Hill.Gujarati, D. (2001). Ekonometrika Dasar. DKI Jakarta: Erlangga.Hasibuan, J.(2013). “Analisis Kontribusi Sektor Industri Terhadap PDRB Kota Medan.”Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan, 2(1),53-61Irmawati, S (2015). “The Analysis on Leading industries in Central Java Province”. JEJAK Journal of Economics and Policy Vol 8 (2), 215-228. Semarang State University, Indonesia.Karlita,B.S dan Yusuf, E. (2013). “Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Dan Ekspor Terhadap PDRB Sektor Industri Di Kota Semarang Tahun 1993-2010”. Diponegoro Journal Of Economics . Vol 2,No. 4.Kuncoro, M. (2001). Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Untuk Binsis dan Ekonomi. Yogyakarta: AMP YKPNKurniasih, E.P., Agustini, Y. (2016). “Pengaruh Investasi PMDN, PMA dan Penyerapan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat”. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan Vol. 6(2), 97-119.Kurniasih, E.P. (2017). “Effect of economic growth on income inequality, labor absorption, and welfare”. Economic Journal of Emerging Markets Vol. 9 (2), 181-188.Kurniasih, E.P. (2016). “Produktivitas Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Kalimantan Barat. SEMNAS FEKON.Lintang, A., Rahman, Y. (2015). “Faktor-faktor yang mempengaruhi PDRB Kabupaten/Kota Jawa Tengah Tahun 2018-2012”.Journal of Economics and Policy 8 (1), 88-99. Universitas Negeri Semarang.Mahyudi, A. (2014). Ekonomi Pembangunan & Analisis Data Empiris. Bogor: Ghalia Indonesia.Melyani, M., Maria, A. (2015). “Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Sektor Industri di Provinsi Jawa Barat”.Jurnal Media Ekonomi Vol. 23 No. 3. Universitas Trisakti,Menajang, H. (2014). “Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Manado”. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Vol 13 (1), 1-16. Universitas Sam RatulangiPriyarsono, D., Siregar, H. (2017). “Kinerja Sektor Industri Manufaktur Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Lokasi di Dalam dan di Luar Kawasan Industri.”Jurnal Manajemen Teknologi16(3), 241-257. Insitut Pertanian Bogor.Purwasih,H. (2017). “Pengaruh Pertumbuhan Sektor Industri Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Sidoarjo.”Jurnal Ekonomi Vol.5 No1.Universitas Negeri Surabaya.Rindayati, W., dkk. (2016). “Spatial Consentration and Factors that Affect the Competitiveness of Province Superior Industries in Indonesia”. Journal of Economics and Development Studies Vol. 4, No. 4, pp. 13-21. American Research Institute for Policy Development.Rosyidi, S. (2000). Pengantar Ilmu Ekonomi. DKI Jakarta: Erlangga.Salim, M. (2013). “Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Provinsi Papua”. Jurnal Manajemen dan Akuntansi (FJMA) Vol  1(1), 1-9. Universitas Yapis Papua, IndonesiaSarwono. (2016). “Analysis of Economic Growth Factors in West Pantura Areas of Central Java.” Journal of Economics and Policy Vol 9 (1), 145-158. Diponegoro University, IndonesiaSholihah, I.M., dkk. (2017). “Analisis Investasi Sektor Industri Manufaktur, Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Penyerapan Tenaga Kerja di Indonesia”. Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.12 (1), 11-22.Susilo,H.(2012).”Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Output Sektor Industri Kecil Analisis Panel Data.”Jurnal Studi Ekonomi Indonesia, Vol1-14. Universitas Sebelas Maret Jawa Tengah.Sulaksono, A.(2012). ”Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap PDB Sektor Pertambangan di Indonesia.”Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 20 No. 1,16-24. Universitas Gunadarma Jawa Barat.Sukirno, S. (2001). Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Rajawali Pers. DKI Jakarta.Todaro, P., Smith, C. (2003). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. DKI Jakarta: Erlangga.Wahyudi, T. (2010). “Regional Patterns of manufacturing Industries: a Study of manufacturing Industries in Java Region, Indonesia”. Journal of Development Volume XXXVII No. 1, 96-115. Faculty of Economics and Business, Brawijaya University, MalangZulfiatan,T.P. (2016). Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Sub Sektor Industri Manufaktur Non Migas Di Daerah Istimewa Yogyakarta Periode 2004-2013. Jurnal Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam UIN Yogyakarta.
Pengaruh Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Ketimpangan Pendapatan Kabupaten/ Kota di Provinsi Kalimantan Barat Butar Butar, Benediktus Ricky
Jurnal Pembangunan dan Pemerataan Vol 8, No 3 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnin Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis Pengaruh Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Ketimpangan Pendapatan Kabupaten/ Kota di provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2013-2017. Penelitian ini tergolong sebagai penelitian klausal, dimana desain klausal berguna untuk mengukur hubungan-hubungan antar variabel riset atau berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel  mempengaruhi variabel lain. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dengan  periode  observasi dari tahun 2013-2017. Data yang digunakan bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Barat  maupun publikasi lainnya yang terkait. Analisis  yang  digunakan  adalah analisis  regresi  sederhana (Simple Analysis Regression) yang diolah melalui program eviews 8. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dana perimbangan berpengaruh positif namun tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut berdasarkan hasil uji t statistik yang menunjukkan probabilitas sebesar 0.6692  lebih besar dari taraf signifikan 5% atau 0,05 dan nilai koefisien sebesar 0.054009. Kemudian pada pengujian berikutnya menunjukkan hasil bahwa dana perimbangan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat ketimpangan pendapatan dimana hasil uji t statistik menunjukkan angka probabilitas sebesar 0,0229  lebih kecil dari taraf signifikan 5% atau 0,05 dan nilai koefisien sebesar -2,340395. Kata Kunci: Dana Perimbangan, Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Ketimpangan   Pendapatan. RINGKASAN Pengaruh Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Ketimpangan Pendapatan Kabupaten/ Kota di ProvinsiKalimantan Barat 1)   Latar BelakangKesejahteraan suatu negara pada umumnya ditentukan oleh berbagai macam faktor. Dalam penelitian ini akan dikaji bagaimana dana perimbangan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan tingkat ketimpangan pendapatan yang mana kedua variabel terikat ini menjadi salah satu tolak ukur kesejahteraan masyarakat. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan kedua variabel ini saling berhubungan negatif yang artinya apabila pertumbuhan ekonomi meningkat maka ketimpangan pendapatan masyarakat akan menurun. Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan juga merupakan masalah pokok yang dihadapi oleh setiap negara yang sedang berkembang dalam usaha pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduknya. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan dikaji secara lebih lanjut mengenai hubungan dan keterkaitan antar variabel yang ada dalam penelitian ini. 2)   Permasalahan Apakah dana perimbangan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten/ Kota di Provinsi Kalimantan Barat?Apakah dana perimbangan berpengaruh signifikan terhadap tingkat ketimpangan pendapatan Kabupaten/ Kota di Provinsi Kalimantan Barat?Seberapa besar kontribusi dana perimbangan dalam mempengaruhi  pertumbuhan ekonomi dan tingkat ketimpangan pendapatan di Provinsi Kalimantan Barat? 3)   Tujuan PenelitianUntuk menganalisis dan mengetahui pengaruh dana perimbangan terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi Kalimantan BaratUntuk menganalisis dan mengetahui pengaruh dana perimbangan terhadap tingkat ketimpangan pendapatan di provinsi Kalimantan BaratUntuk mengetahui seberapa besar kontribusi dana perimbangan dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan tingkat ketimpangan pendapatan di provinsi Kalimantan Barat. 4)   Metode PenelitianPenelitian ini bertujaun untuk mendapatkan bukti empiris atau menguji penjelasan sebab dan akibat yang berbentuk berbentuk regresi berganda. Dan penelitian ini menunjukkan arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat disamping mengukur kekuatan hubungannya. Penelitian ini  menggunakan  data  sekunder  dengan  periode  observasi 2013-2017. Data yang digunakan bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Barat  maupun publikasi lainnya yang terkait. Analisis  yang  digunakan  adalah analisis  regresi  sederhana data  panel  dengan  model  regresi  Fixed Effect.  Data  diolah dengan menggunakan Eviews 8. 5)   Hasil dan PembahasanHasil  penelitian  menunjukkan  bahwa dana perimbangan berpengaruh  positif  dan tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dengan koefisien 0,712196 dan nilai probabilitas sebesar 0,4794..  Dana perimbangan berpengaruh  negatif  dan signifikan terhadap tingkat ketimpangan pendapatan dengan koefisien sebesar  -2,316200 dan  nilai probabilitas  uji t statistik yaitu 0.0243 atau lebih kecil dari taraf signifikan 5% atau sebesar 0,05. 6)   Kesimpulan dan RekomendasiKesimpulanPengaruh dana perimbangan terhadap pertumbuhan ekonomi menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan dan bernilai positif sedangkan pengaruh dana perimbangan terhadap tingkat ketimpangan pendapatan menunjukkan pengaruh yang signifikan dan bernilai negatif. Pada intinya alokasi anggaran memiliki peran penting dalam penanganan masalah dalam penelitian ini.     RekomendasiBerdasarkan hasil penelitian dari Pengaruh Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Ketimpangan Pendaparan di Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Barat tahun 2013-2017 diharapkan pemerintah lebih tepat dalam pengalokasian dana perimbangan khususnya dana alokasi umum agar bisa dialokasikan untuk berbagai belanja yang produktif dan juga pada belanja yang dapat mempengaruhi faktor-faktor pertumbuhan ekonomi seperti pengembangan kualitas teknologi dan peningkatan produktivitas masyarakat. Selain itu diharapkan agar pemerintah daerah tetap dapat menjaga dan mengontrol angka ketimpangan pendapatan dan diharapkan pemerintah daerah juga dapat bisa lebih menekan angka gini ratio ke dalam kategori yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Abduh, M. (2013). Analisis Pengaruh Dana Perimbangan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Disparitas Pendapatan Wilayah di Provinsi Kalimantan Selatan. Skripsi S1 dipublikasikan oleh Universitas Hasanudin. Agus, S. (2004). Pengantar Teori Pembangunan. Malang: Universitas Negeri Malang. Amir, T. (2012). Manajemen Strategik Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali. Akai, N., & Sakata, M. (2005). Fiscal Decentralization, Commitment, and Regional Inequality: Evidence fram Statel-level Cross-sectional Data for the United States. CIRJE-F-315. Arafia, D., & Firman, T. (2012). Dampak Dana Perimbangan Pada Era Desentralisasi Terhadap Kesenjangan Antar Wilayah di Indonesia. Jurnal  Perencanaan Wilayah dan Kota SAPPK. Aryanto, R. (2011). Analisis Kemandirian Keuangan Daerah dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan. Jurnal Ilmiah Vol.3, No.2. A.W., Widjaja. (2002). Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Azzumar, R. (2011). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Investasi  Swasta dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Skripsi. Universitas Semarang. Badan Pusat Statistik. (2014 – 2018). Kalimantan Barat Dalam Angka. Kalimantan Barat: Badan Pusat Statistik. Bahl, W. (2003). Intergovernmental Trasnfer The Vertical Sharing Dimensions. Journal Economics. Baldwin, R., E. (1986). Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi, terjemahan        St.Dianjung. Jakarta: PT Bina Aksara. Bonet, J. (2006). Fiscal Decentralization and Regional Income Disparities        Evidence from the Colombian Experience. Springer Verlag. Deininger, K., & L., Squire. (1998). New Ways of Looking at Old Issues: Inequality and Growth. Journal of Development Economics, Vol. 57.   Fattah, S., & Irman. (2012). Analisis Ketergantungan Fiskal Pemerintah Daerah di Provinsi Sulawesi Selatan Pada Era Otonomi Daerah Periode 2001-2008. Jurnal Universitas Pesantren Tinggi Darul ‘Ulum. Vol. 1, No. 2. Gujarati, D. (2001). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga. Halim, A., & Jamal, A., N. (2006).  Kajian tentang Keuangan Daerah Pemerintah Kota Malang. Jurnal Manajemen Usahawan, No.6. Hamzah, F., Rosyadi, & Kartika, M. (2017). Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Bidang Pendidikan, Gender Gap dan Pendapatan Per Kapita terhadap Ketimpangan Pendidikan dan Ketimpangan Pendapatan Kabupaten/ Kota di Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan, Vol. 6, No. 2. Hanif, N. 2007. Teori dan Praktik Pemerintahan dan Otonomi Daerah. Jakarta: Grasindo. Hasibuan, M., S., P. (2003). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Hassan, M. (2015). Pengaruh Dana Transfer Pusat Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Kabupaten/ Kota Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal  Economics. Herlina, R. (2005). Pendapatan Asli Daerah. Jakarta: Arifgosita. Herrick, B., & Charles, P., K. (1988). Ekonomi Pembangunan (terjemahan Drs. Komarudin). Jakarta: Bina Aksara. Jhingan, M., L. (1999). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Edisi keenam         belas. Jakarta: Rajawali Pers. Kuncoro, M. (2006). Ekonomi Pembangunan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Kuznets, P., S. (1971). Contributions to Economics. The Swedish Journal of         Economics. No. 73, ISSN 444 - 459. Lubis, A., F., & Syahputra, A. (2008). Pedoman Penulisan Proposal dan Tesis. Medan: Program Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana USU. Maidar, R., Masbar, R., & M, Nasir. Analisis Tingkat Ketimpangan PendapatanAntar Kabupaten di Provinsi Aceh Periode 2002-2015. Jurnal. Mardiasmo. (2002). Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta. Maqin, A. 2011. Pengaruh Kondisi Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Barat. Bandung: Trikonomika. Meier, G., M. (1995). Leading Issues in Economic Development. New York, NY:        Oxford University Press. Meier, G. M., & Rauch, J., E. (2005). Leading Issues in Economic Development.        New York: Oxford University Press. Nurhuda, dkk. (2012).  Analisis Ketimpangan Pembangunan (Studi di Provinsi Jawa Timur Tahun 2005- 2011). Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 4. Nurana,  A., & Muta’ali. (2010). Analisis Dampak Kebijakan Otonomi DaerahTerhadap Ketimpangan Perkembangan Wilayah di Kawasan   Ciayumajakuning. Jurnal. Ravallion, M., D., G. (1996). How Important to India’s Poor is Sektoral Composition of Economic Growth? The World Bank Economic Review: 10: 1-25. Rochana, H., S. (2013). Kesenjangan Ekonomi Antar Wilayah pada Era Otonomi       daerah di Indonesia. Jurnal. Rosmeli. (2011). Analisis Pengaruh Alokasi Dana Perimbangan  TerhadapKetimpangan Ekonomi Regional Provinsi Jambi. Jurnal Paradigma Ekonomika. Saleh, S. (1996). Statistik Induktif . Yogyakarta: UPP-AMP YKPN. Sianturi, Y., S. (2011). Dampak Desentralisasi Fiskal terhadap Ketimpangan Pendapatan Antar Wilayah (Studi Kasus Kabupaten/ Kota Provinsi Sumatera). Skripsi S1 dipublikasikan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Sukirno, S. (2004). Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa. Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Supriyanto. (2009). Metodologi Riset Bisnis. Jakarta. Tarigan, R. (2004). Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: PT Bumi Aksara Tarigan, R. (2005). Ekonomi Regional-Teori dan Aplikasi Edisi Revisi.  Jakarta: Bumi Aksara. Tjokroamidjojo, B. (1986). Perencanaan Pembangunan. Jakarta: PT Gunung Agung.  Todaro, M., P., & Smith, S., C. (2003). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga (edisi kedelapan jilid I). Jakarta: Erlangga Todaro, M., P., & Smith, S., C. (2006). Pembangunan Ekonomi (edisi  kesembilan, jilid I). Jakarta: Erlangga Undang -undang nomor 22 tahun 1999 tentang “Pemerintahan Daerah. Undang -undang nomor 22 tahun 1999 tentang “Keuangan Pusat dan Daerah”. Undang -undang nomor 32 tahun 2004 tentang “Pemerintahan Daerah. Undang -undang nomor 33 tahun 2004 tentang “Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah”. Undang -undang nomor 23 tahun 2014 tentang “Pemerintahan Daerah”. Valentiana, N., P., & Natha, I., K., S. (2014). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum terhadap Ketimpangan Distribusi Pendapatan. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Wahyuni, H. (2004). Is There A Link Between Increased Growth And Reduced Income Inequality, Analysis Of Cross-Country Studies. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Vol. 1, No.1. Waluyo, J. (2004). Hubungan antara tingkat kesenjangan Pendapatan dengan pertumbuhan ekonomi: Suatu studi lintas negara. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 9, No. 1. Warsito. (2001). Hukum Pajak. Jakarta: PT. Rajawali Grafindo Persada. Widarjono, A. (2013). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta: Ekonosia Fakultas Ekonomi UII. Wie, T., K. (1981). Pemerataan, Kemiskinan, dan Ketimpangan. Jakarta: Sinar Harapan . 
PENGARUH INFLASI SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) DAN NILAI TUKAR TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM PROPERTI PADA BURSA EFEK INDONESIA B1011131036, Erikson
Jurnal Pembangunan dan Pemerataan Vol 8, No 3 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnin Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

1. Abstract: This research aims to obtain empirical evidence The Influence of Inflation, Interest Rates on Bank Indonesia Certificates (SBI) and the Exchange Rate Towards the Property Sector's Share Price Index on the Indonesia stock exchange. This research is quantitative research. Data used for this research is secondary data that collected from Indonesia Stocks Exchange’s and Bank Indonesia’s publication that available in internet, reference books, magazines, articles from internet, and the other science literatures related to the research.  The method applied in this research is descriptive analysis and multiple regression analysis.  Hypothesis of this research is  tested by  simultaneous significance test. The result of F test indicates that inflation rates, interest rates, and exchange rates (rupiah to U.S. dollar) simultaneously effect on the stock prices of real estat dan property companies in the Indonesia Stock Exchange. The result of  t test, indicates that partially, inflation rates have positive and significant effect on the stock price, while interest rates have negative and significant effect on the stock price, and exchange rates have positive and significant effect on the stock price.2. Daftar pustakaDarmadji, T., & Fakhruddin, H.M. (2006). Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat.Domar, H. (1957). Model Pertumbuhan Ekonomi. PT. Raja Grafindo  Pustaka, Jakarta. Enre, A. (2011). “Pengaruh Kurs Rupiah-USD, Tingkat Suku Bunga SBI dan        Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Sektoral di Bursa Efek Indonesia”.Tesis. Universitas Sumatera Utara.Ghozali, I. (2002). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, BP UndipHardiningsih, P., Suryanto., Chariri, A.,(2002). “Pengaruh Faktor Fudamental dan Resiko Ekonomi Terhadap Return Saham pada Perusahaan di Bursa            Efek Jakarta : Studi kasus Basic Industry & Chemical”. Jurnal Strategi    Bisnis, vol, 8 Des. Tahun VI.Haryanto, D., & Riyatno. (2007). “Pengaruh Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia dan Nilai Kurs Terhadap Risiko Sistematik Saham Perusahaan di BEI”. Jurnal Keuangan dan Bisnis Vol. 5, No 1. Hal. 14.Husnan, S. (1994). “Dasar-Dasar Teori Portofolio, Edisi kedua”. Unit Penerbitan dan Percetakan AMP YKPN, Jogyakarta.Indriantoro, N., & Supomo, B. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: Penerbit BPFE.Khalwaty, T. (2000). Inflasi dan Solusinya. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.Kuncoro, M. (2013). Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi, Edisi Keempat, Jakarta: Erlangga.Lestari, S. (2010). “Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga dan Inflasi Terhadap Harga Saham pada Indurtri Rokok di Bursa Efek Indonesia”. Tesis.             Medan: Universitas Sumatera Utara.Madura, J. (2006). Keuangan Perusahaan Internasional, Edisi Kedelapan.             Jakarta : Salemba Empat..Mankiw, G.N. (2003). Teori Makroekonomi. Jakarta: ErlanggaManurung, J.J., & Manurung, A.H. (2009). Ekonomi Keuangan dan Kebijakan Moneter. Cetakan Pertama. Salemba Empat: Jakarta.Manurung, R. (2016). “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga dan Kurs Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Pada Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Ekonom, Vol 19, No 4, Oktober 2016Octafia, S.M.  (2013) “Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Tukar, dan Jumlah Uang Beredar terhadap Indeks Harga Saham Sektor Property dan          Real Estate dengan Pendekatan Eror Correction Model”. Jurnal      Manajemen, 2013Pratikno, D, (2009). “Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi, SBI dan Indeks Dow Jones Terhadap Pergerakan IHSG di BEI”. Jurnal Economic Universitas Sumatera Utara Medan.Priadana, M.S., & Saludin, M. (2009). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakata: Graha Ilmu.Purwanto. (2007). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Riyatno. (2007). “Public Accounting Firm Size Effect on Earnings Response Coefficients”. Journal of Financial and Business. Vol. 5. No.2. Oktober.Samsul,  M. (2006).  Pasar Modal dan Manajemen Portofolio,  Edisi Revisi, Erlangga,  JakartaSianturi, G. (2012). “Analisis Pengaruh BI Rate dan Jumlah Uang Beredar (JUB) terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)”. Tesis. Medan:  Universitas Sumatera Utara.Suciwati, D.P & Machfoedz. (2002), “Pengaruh Risiko Nilai Tukar Rupiah terhadap Return Saham: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 17, No. 4: 347-360Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.Sunariyah. (2006). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Kelima, UPP        STIM   YKPN, Yogyakarta.Sunyoto, S. (2011). Analisis Regresi untuk Uji Hipotesis. Yogyakarta: Caps.Suyanto. (2007). “Analisis Pengaruh Nilai Tukar Uang, Suku Bunga, dan Inflasi Terhadap Return Saham Sektor Properti Yang Tercatat Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001-2005”. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.Tandelilin, E. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakart.Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Kanisius.Thobarry, A.A. (2009) “Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju Inflasi dan Pertumbuhan GDP Terhadapp Indeks Harga Saham Sektor Properti (Kajian Empiris Pada Bursa Efek Indonesia Periode Pengamatan Tahun 2000-2008)”. Tesis. Semarang: Universitas DiponegoroTobing, R.L. (2009). “ Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia Terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2008”. Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara.Utami, M & Rahayu, M. (2003). “Peranan Profitabilitas, suku bunga, inflasi dan nilai tukar rupiah dalam mempengaruhi pasar modal Indonesia selama Krisis Ekonomi”. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 5 no. 2 September 2003: 123 – 131, Jakarta. Widarjono, A. (2007). Ekonometrika Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia FE UII.Zubir, Z, (2011).  Manajemen Portofolio Penerapannya Dalam investasi Saham, Salemba Empat, Jakarta.www.bi.go.idwww.idx.go.id
VARIASI PENDAPATAN MASYARAKAT NELAYAN DI DESA SUNGAI KAKAP KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA Azizi, Alsaufi Sepiani
Jurnal Pembangunan dan Pemerataan Vol 8, No 3 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnin Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Variasi Pendapatan Masyarakat Nelayan Di Desa Sungai Kakap Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya  Alsaufi Sepiani AziziUniversitas Tanjungpura  ABSTRACTThe fishing community in Sungai Kakap Village is a community with varying income caused by several factors. These factors such as fishing fleets, fishing gear, machines used, and the time to go down to sea. In addition to these factors, there are obstacles that cause variations in income such as season, age of fishermen, length of work or experience, and education. Captured fleets are divided into 3 types, namely canoes, outboard motors, and motorboats. Motorboats are divided into 4 types, namely motor boats with a 0 - 5 GT power, 5 - 10 GT, 10-20 GT, and 20-30 GT. Fishermen who use a boat catching fleet and outboard motors use small trawlers because they are only able to accommodate small amounts of catch. Whereas fishing boats use motor gills that are capable of producing large numbers of catches. Fishermen with motorboat fleets have as many as 1 - 4 crew members for one fleet.Keywords: Revenues, Variations, Operating Costs, Constraints  1.      Latar Belakang       Nelayan adalah seseorang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut. Di Indonesia para nelayan biasanya bermukim di daerah pinggir pantai atau pesisir laut. Komunitas nelayan adalah kelompok orang yang bermata pencaharian hasil laut dan tinggal di desa-desa pantai atau pesisir (Sastrawidjaya 2002). Dilihat dari teknologi peralatan tangkap yang digunakan dapat dibedakan dalam dua katagori, yaitu usaha nelayan modern dan usaha nelayan tradisional. Usaha nelayan modern mengunakan teknologi penangkapan yang lebih canggih dibandingkan  dengan  usaha  nelayan  tradisional. Ukuran modernitas  bukan semata-mata karena pengunaan motor untuk menggerakkan perahu, melainkan juga  besar  kecilnya  motor yang  digunakan  serta  tingkat  eksploitasi  dari  alat tangkap yang digunakan. Perbedaan modernitas teknologi alat tangkap juga akan berpengaruh pada kemampuan jelajah operasional mereka, (Imron, 2003).       Tujuan pembangunan perikanan di Indonesia ini pada prinsipnya memiliki dua sasaran pokok yaitu menaikkan produksi dan meningkatkan pendapatan pada sektor perikanan. Hal ini sejalan dengan upaya memperbaiki taraf hidup nelayan dan meningkatkan produksi perikanan nasional yang secara langsung ataupun tidak langsung dipengaruhi oleh faktor modal kerja, pengalaman kerja yang dimiliki dan sebagainya. Masyarakat yang mempunyai mata pencaharian dan berpenghasilan sebagai usaha nelayan merupakan salah satu dari kelompok masyarakat yang melakukan aktivitas usaha dengan mendapatkan penghasilan bersumber dari kegiatan usaha nelayan itu sendiri. Nelayan adalah orang yang secara aktifmelakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan dan binatang air lainnya. Para usaha nelayan melakukan pekerjaan dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan demi kebutuhan hidup.       Untuk pelaksanaannya diperlukan beberapa perlengkapan dan dipengaruhi oleh banyak faktor guna mendukung keberhasilan kegiatan. Menurut Salim (1999) faktor yang mempengaruhi pendapatan usaha nelayan meliputi sektor sosial dan ekonomi yang terdiri dari besarnya modal, jumlah armada, jarak tempuh melaut, dan pengalaman. Dengan demikian pendapatan nelayan berdasarkan besar kecilnya jumlah tangkapan, masih terdapat beberapa faktor yang lain yang ikut menentukannya yaitu faktor sosial dan ekonomi selain diatas.      Taraf hidup nelayan sangat ditentukan oleh hasil tangkapannya atau yang biasa di sebut dengan produksi hasil tangkapan. Banyaknya tangkapan secara langsung juga berpengaruh terhadap besarnya pendapatan yang diterima hingga nelayan mampu memenuhi  kebutuhan sehari-hari mereka. Hal ini dapat diartikan bahwa kebutuhan-kebutuhan hidupnya tersedia dan mudah dijangkau setiap penduduk sehingga pada gilirannya penduduk yang miskin semakin sedikit jumlahnya.2.      Kajian Literatur       Sukirno (1985:13) mendefinisikan pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Definisi tersebut mengandung pengertian bahwa pembangunan ekonomi merupakan suatu perubahan yang terjadi secara terus-menerus melalui serangkaian kombinasi proses demi mencapai sesuatu yang lebih baik yaitu adanya peningkatan pendapatan perkapita yang terus menerus berlangsung dalam jangka panjang.       Maltus menyatakan kenaikan jumlah penduduk yang terus-menerus merupakan unsur yang perlu untuk adanya tambahan permintaan. Tetapi kenaikan jumlah penduduk saja tanpa dibarengi dengan kemajuan faktor-faktor atau unsur-unsur perkembangan yang lain sudah tentu tidak akan menaikkan pendapatan dan tidak akan menaikkan permintaan. Dengan demikian tumbuhnya jumlah penduduk saja justru akan menurunkan tingkat upah dan berarti pula memperendah biaya produksi. Turunnya biaya produksi akan memperbesar keuntungan-keuntungan para kapitalis dan mendorong mereka untuk terus berproduksi. Tetapi keadaan ini hanya sementara saja sifatnya, sebab permintaan efektif (effective demand) akan semakin berkurang karena pendapatan buruh juga semakin berkurang.       Menurut Jhingan (2014) membutuhkan suatu proses perencanaan  yang teliti mengenai  penggunaan  sumberdaya  publik  dan  sektor swasta (misalnya petani, pengusaha kecil, koperasi, pengusaha besar, organisasi- organisasi sosial) harus mempunyai peran dalam proses pembangunan.Sosial ekonomi menurut Abdulsyani (1994) adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat pendidikan, usia, jenis rumah tinggal, dan kekayaan yang dimiliki.       Menurut Kaare (2009), mengungkapkan status sosial ekonomi merupakan posisi yang ditempati individu atau keluarga yang berkenaan dengan ukuran rata-rata yang umum berlaku tentang kepemilikan kultural, pendapatan efektif, pemilikan barang dan partisipasi dalam aktifitas kelompok dari komunitasnya.Sehingga dapat disimpulkan bahwa status sosial ekonomi adalah tinggi rendahnya prestise yang dimiliki seseorang berdasarkan kedudukan yang dipegangnya dalam suatu masyarakat berdasarkan pada pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya atau keadaan yang menggambarkan posisi atau kedudukan suatu keluarga dilingkungan masyarakat berdasarkan kepemilikan materi.       Selain ditentukan oleh kepemilikan materi, status sosial ekonomi seseorang dapat didasarkan pada beberapa unsur kepentingan manusia dalam kehidupannya, status dalam kehidupan masyarakat, yaitu status pekerjaan, status dalam sistem kekerabatan, status jabatan dan status agama yang dianut.       Dengan memiliki status, seseorang dapat berinteraksi dengan baik terhadap individu lain (baik status yang sama maupun status yang berbeda) bahkan banyak pergaulan sehari-hari seseorang tidak mengenal seseorang secara individu, namun hanya mengenal status individu tersebut. Status sosial ekonomi berkaitan dengan kedudukan dan prestise seseorang atau keluarga dalam masyarakat serta usaha untuk menciptakan barang dan jasa, demi terpenuhinya kebutuhan baik jasmani maupun rohani. Membahas faktor sosial ekonomi, selalu berkaitan dengan beberapa hal dan konsepsi dasamya adalah pendidikan, status sosial, pendapatan, alokasi pendapatan.       Santrock (2007:282), status sosial ekonomi sebagai pengelompokan orang-orang berdasarkan kesamaan karakteristik pekerjaan dan pendidikan ekonomi. Status sosial ekonomi menunjukan ketidaksetaraan tertentu. Secara umum anggota masyarakat memiliki: (1) pekerjaan yang bervariasi prestisenya, dan beberapa individu memiliki akses yang lebih besar terhadap pekerjaan berstatus lebih tinggi dibanding orang lain; (2) tingkat pendidikan yang berbeda, ada beberapa individu memiliki akses yang lebih besar terhadap pendidikan yang lebih baik dibanding orang lain; (3) sumber daya ekonomi yang berbeda; (4) tingkat kekuasaan untuk mempengaruhi institusi masyarakat. Perbedaan dalam kemampuan mengontrol sumber daya dan berpartisipasi dalam ganjaran masyarakat menghasilkan kesempatan yang tidak setara.3.      Metode Penelitian       Bentuk penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, menggambarkan keadaan keadaan/kondisi objektif yang terjadi di suatu daerah pada waktu tertentu. Metode deskriptif menurut Nawawi adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subyek/obyek penelitian (orang perorangan, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat ini berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi 1998:63). Penelitian dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mengamati aspek-aspek yang mencakup di dalam ruang lingkup penelitian untuk menggambarkan secara tepat kondisi dan objek pada waktu sekarang. Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan penentuan beberapa sampel dari populasi masyarakat nelayan.Lokasi penelitian bertempat di desa Sungai Kakap, kecamatan Sungai Kakap, kabupaten Kubu Raya. Penelitian dilakukan mulai dari bulan Desember 2018 sampai Mei 2019. Data merupakan data primer dimana diambil melalui wawarncara dan observasi di lapangan.Analisis deskriptif adalah pengolahan data yang dilakukan melalui pertimbangan-pertimbangan logika dengan menggunakan narasi dari penulis yang sistematis berdasarkan perilaku yang diamati, sedangkan analisis kuantitatif merupakan pengolahan data dengan menggunakan perhitungan matematis seperti penjumlahan, persentase dan angka rata-rata:π          =          TR - TCTR       =          Total Revenue/ PendapatanTC       =          Total Cost/BiayaHasil perhitungan kemudian dijelaskan dan dianalisis secara deskriptif, yaitu penjelasan secara naratif dan argumentatif disertai dengan penjelasan-penjelasan dengan menggunakan tabel.  4.      Hasil dan PembahasanPendapatan bersih adalah nilai total pendapatan setelah dikurangi seluruh biaya, baik biaya tetap (investasi dan penyusutan) maupun biaya variabel (operasional). Untuk menghitung pendapatan bersih dengan rumus menurut Soekartawi dalam Manggabarani (2016) sebagai berikut:π   =          TR – TCTR =         Total Revenue/ PendapatanTC =         Total Cost/BiayaBerdasarkan hasil perhitungan pendapatan kotor atau omzet, biaya biaya tetap dan biaya variabel per bulan maka dapat dihitung pendapatan bersih masing-masing nelayan sebagai berikut:Pendapatan Bersih Berdasarkan Jenis ArmadaNamaPendapatan Kotor (Rp.)Biaya Tetap/ Penyusutan (Rp.)/bulanBiaya Operasional (Rp.)Tenaga Kerja (Rp.)Pendapatan Bersih (Rp.)Sampan1.500.00027.00074.000-1.399.000Motor Tempel2.500.00052.00089.000-2.359.000Kapal  Motor ( GT)0 – 5 GT5.000.00062.500281.0002.000.0002.656.5005 – 10 GT8.000.000100.000381.0004.000.0003.519.00010 – 20 GT10.000.000150.0001.039.0006.000.0002.811.00020 – 30 GT12.000.000184.0001.326.0008.000.0002.490.000 Berdasarkan pada tabel, dapat diketahui besarnya pendapatan bersih nelayan berdasarkan jenis armada yang digunakan yaitu untuk armada sampan sebesar Rp. 1.399.000, motor tempel sebesar Rp. 2.359.000, kapal motor berkekuatan 0 – 5 GT sebesar Rp. 2.656.500, kapal motor berkekuatan 5 – 10 GT sebesar Rp. 3.519.000, kapal motor berkekuatan 10 – 20 GT sebesar Rp. 2.811.000, dan kapal motor berkekuatan 20 – 30 GT sebesar Rp. 2.490.000 per bulan. Setelah pendapatan kotor dikurangi dengan biaya-biaya, penyusutan dan upah buruh, variasi dari pendapatan nelayan dari jenis armada sampan sampai kapal motor berkekuatan 20 – 30 GT tidak terlalu besar. Selisih dari pendapatan yang diperoleh sebesar Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000. sedangkan selisih dari pendapatan kotor sebelum dikurangi dengan biaya-biaya, penyusutan serta upah buruh sebesar Rp. 1.000.000 – Rp. 4.000.000. Akan tetapi terdapat perbedaan yang berbanding terbalik untuk armada kapal motor dengan kekuatan mesin 20 – 30 GT yang memiliki pendapatan sebesar Rp. 2.490.000, lebih kecil  dibandingkan dengan kapal motor dengan kekuatan mesin 5 – 10 GT dimana pendapatan bersihnya sebesar Rp. 3.519.000. Hal ini dikarenakan beberapa faktor yang menyebabkan variasi pendapatan serta hasil tangkap tidak sesuai.5.      Simpulan dan Rekomendasia)      Simpulan       Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap nelayan di Desa Sungai Kakap diketahui bahwa pendapatan nelayan tergolong ke dalam pendapatan yang berada di atas rata-rata. Hal ini dikarenakan dari hasil tangkap yang besar setiap kali melaut sehingga setiap hasil penjualan hasil tangkap selalu tinggi.Variasi pendapatan nelayan di Desa Sungai Kakap juga tidak memiliki perbedaan yang signifikan dan berbanding terbalik antara kapal motor, yaitu:Pendapatan nelayan berdasarkan jenis armada dan alat tangkap yang digunakan memiliki perbedaan sebesar Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 per bulan.Pendapatan kapal motor berkekuatan 5 – 10 GT dengan kapal motor 20 – 30 GT lebih besar kapal motor berkekuatan 5 – 10 GT dengan pendapatan sebesar Rp. 3.519.000.Pendapatan bersih yang diperoleh oleh nelayan adalah sebesar Rp. 1.399.000 per bulan untuk pendapatan terkecil. Pendapatan terbesar yang diperoleh adalah sebesar Rp.  3.519.000 per bulan. Hal ini dapat dihitung berdasarkan proporsi biaya operasional setiap kali melaut dihitung dalam satu bulan dan upah buruh yang dikeluarkan per bulannya.Jika dibandingkan dengan penelitian-penelitian terdahulu, masyarakat nelayan di desa Sungai Kakap Kecamatan Sungai Kakap Kabuapten Kubu Raya termasuk ke dalam pendapatan yang cukup tinggi dan berada di atas Upah Minimum Regional (UMR).Pendapatan nelayan di Desa Sungai Kakap yang bervariasi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu mesin,armada dan alat tangkap, musim, usia nelayan, pengalaman bekerja sebagai nelayan, serta pendidikan nelayan.b)     SaranBerdasarkan hasil survei dan penelitian di desa Sungai Kakap maka hal yang perlu dilakukan pemerintah dalam meningkatkan produksi dan pendapatan masyarakat nelayan yaitu:Mengurangi variasi pendapatan masyarakat nelayan dengan cara mendistribusikan hasil tangkapan nelayan dengan nilai jual yang sesuai dengan hasil tangkapan dan kualitas ikan.Memberikan solusi dari faktor penyebab terjadi variasi pendapatan masyarakat nelayan dengan cara memberikan program pelatihan bagi masyarakat nelayan yang tergolong kurang mampu.DAFTAR PUSTAKAAbdul M. (2018). “Pengaruh Pendapatan Nelayan Terhadap Gaya Hidup Masyarakat di Desa Gambus Laut Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara”. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatra Utara, Medan.Alfian, O (2013). Analisis Tingkat Pendapatan Utama Dan Sampingan Pada Rumah Tangga Perikanan (Rtp) Nelayan Gillnet Di Desa Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. E-Journal UNDIP 2 (2), Tahun 2013, Hlm. 68-79.Asmita S. (2016). “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan Tangkap di Desa Galesong Kota Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar”. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar.Dahuri, Rokhmin. 2012. Tiga Belas Pedoman Ekonomi Biru. Jakarta Post. 14 Agustus 2012 www.jakartapost.com (diakses pada tanggal 2 Januari 2019).Easterly, William. 2002. The Elusive Quest for Growth. Edisi Pertama. Cambridge, Massahussetts, London, England: MIT Press.Eko, S (2007). Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Desa Benua Baru Ilir Berdasarkan Indikator Badan Pusat Statistik. EPP, Volume 2 (4), Tahun 2007, Hlm. 32-36.Febry, S , Ni, W.A , & Ratna, K.D (2013). Kontribusi Pendapatan Nelayan Ikan Hias Terhadap Pendapatan Total Rumah Tangga di Desa Serangan. E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata Volume 2 (4), Oktober 2013. ISSN: 2301-6523.Hendrik, (2011). “Analisis Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Danau Pulau Besar dan Danau Bawah di Kecamatan Dayun Kabupaten Siak Provinsi Riau”. Jurnal Perikanan dan Kelautan, 16,1 : 21-32.Http://www.depsos.go.id/ (diakses pada tanggal 15 Maret 2019 pukul 21.15 WIB)Http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/29368/ChapterII.pdf;jsessionid=8FB539BD30B899B7E79D3CEFB96AE387?sequence=3 (diakses pada tgl 12 Maret 2019 pukul 23.21 WIB)Karof, A.L (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Nelayan Kecamatan Tumpaan, Kabupaten Minahasa Selatan. Jurnal EMBA Volume 1 (4), Desember 2013, Hal. 1748-1759. ISSN 2303-1174.Lovelly, D.D (2016). “Analisis Pendapatan Nelayan Pemilik Payang Di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang”. Journal of Economic and Economic Education Volume 5 (47 - 57). ISSN : 2302 – 1590 E-ISSN: 2460 – 190X.Nawawi H. Hadari (1998), Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.Nawawi H. Hadari (2011), “Metode Penelitian Bidang Sosial,” Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.Nicholson, Walter. 2002. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya. Edisi Kedelapan. Jakarta : Penerbit Erlangga.Raditya, R (2019). Sistem Informasi Perikanan Tangkap Semarang. Diakses dari http://siptsemarang.blogspot.com/2013/10/armada-penangkapan-ikan-di semarang.htmlRiduwan (2010), Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Penerbit Alfabeta Bandung.Runny, N.A (2017). Alat Tangkap Ikan. Diakses dari http://perikanan38.blogspot.com/2017/09/alat-tangkap-ikan.htmlSantrock, John. W, Chusairi Ahmad. 2002. Life-Span Development. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.Satria, Arif. 2002. Sosiologi Masyarakat Pesisir. Jakarta: Pustaka Cidesindo.Sipahelut, Michele, (2010). Analisis Pemberdayaan Masyarakat Nelayan di Kecamatan Tobelo Kabupaten Halmahera Utara. Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.Sugiyono (2006), Metode Penelitian Bisnis. Jakarta, PT. Elex Media KomputindoSukirno, Sadono (2004), Pengantar Teori Mikroekonomi, Raja Grafindo Persada, Jakarta.Suliyanto (2011), Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS, Andi, Yogyakarta.Supianto, Urep, S.A & Putra, W (2017). “Pengembangan Sektor Ekonomi Daerah Tertinggal di Provinsi Kalimantan Barat”. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Kewirausahaan, 6 (3).Widarjono Agus (2009), Ekonometrika, Pengantar dan Aplikasinya, Penerbit Ekonisia Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogtakarta.
KEMAMPUAN INVESTASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN), INVESTASI PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PERTUMBUHAN EKONOMI, DALAM MENJELASKAN PERUBAHAN PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT jamil, muzzamil
Jurnal Pembangunan dan Pemerataan Vol 8, No 3 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnin Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh investasi penanaman modal dalam negeri (pmdn), investasi penanaman modal asing (pma), pertumbuhan ekonomi dalam menjelaskan perubahan penyerapan tenaga kerja di provinsi Kalimantan Barat tahun 2011-2015. Penelitian ini tergolong penelitian eksplanatori (Explanatory research) yaitu penelitian penjelasan yang menunjukkan sebab akibat antara variabel-variabel penelitian. Penelitian ini  menggunakan  data sekunder  dengan  periode  observasi 2011-2015. Data yang digunakan bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Barat   maupun publikasi lainnya yang terkait. Analisis  yang  digunakan  adalah analisis  regresi  berganda data  panel  dengan  model  regresi  Fixed Effect Weight.  Data  diolah dengan menggunakan Eviews9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa investasi penanaman modal dalam negeri berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja dengan koefisien -1,051253 dan nilai probabilitas sebesar 0,0010. Investasi penanaman modal asing berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja dengan koefisien -1,003990 dan nilai probabilitas sebesar 0,0178. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja dengan koefisien 0,204463 dan nilai probabilitas sebesar 0,3994.   investasi penanaman modal dalam negeri, investasi penanaman modal asing, pertumbuhan ekonomi secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja dengan nilai F statistik 58.08092 dan Prob (F-statistic) 0,00000.     Kata Kunci: investasi penanaman modal dalam negeri(pmdn), investasi penanaman modal asing(pma), pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja (tpak)         KEMAMPUAN INVESTASI PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN), INVESTASI PENANAMAN MODAL ASING (PMA), PERTUMBUHAN EKONOMI, DALAM MENJELASKAN PERUBAHAN PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT1.      Latar BelakangPembangunan ekonomi di provinsi Kalimantan Barat masih menghadapi permasalahan pembangunan ekonomi. Salah satu permasalahan tersebut adalah masalah ketenagakerjaan, seperti pengangguran dimana jumlah angkatan kerja yang terus meningkat dan tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan sektor-sektor pembangunan.Investasi merupakan kegiatan penanaman modal yang mengorbankan sebagian harta dan memperolah manfaatnya dimasa mendatang dengan segala konsekuensinya dan resiko-resiko tertentu. Menurut Sulistiawati (2012) Pembangunan ekonomi memerlukan dukungan investasi yang merupakan salah satu sumber utama pertumbuhan ekonomi. Upaya dari kegiatan penanaman modal yang menghasilkan investasi akan terus menambah stok modal (capital stock), sehingga peningkatan stok modal akan meningkatkan produktivitas dan akan serta merta meningkatkan kapasitas maupun kualitas produksi, hal inilah yang pada gilirannya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan penyerapan tenaga kerja. 2.      Permasalahan 1        Apakah ada pengaruh investasi PMDN terhadap penyerapan tenaga kerja di provinsi Kalimantan Barat?2        Apakah ada pengaruh investasi PMA terhadap penyerapan tenaga kerja di provinsi Kalimantan Barat?3        Apakah ada pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja di provinsi Kalimantan Barat? 3.      Tujuan Penelitian1        Untuk menguji dan menganalisis pengaruh investasi PMDN terhadap penyerapan tenaga kerja di provinsi Kalimantan Barat.2        Untuk menguji dan menganalisis pengaruh investasi PMA terhadap penyerapan tenaga kerja di provinsi Kalimantan Barat.3        Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap penyerapan tenaga kerja di provinsi Kalimantan Barat. 4.      Metode PenelitianAnalisis data menggunakan regresi linear berganda. Pengolahan data menggunakan program Eviews Versi 9 dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 5% atau 0,05. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel (pooled data), yaitu kombinasi antara data  time series 5   tahun  (2011-2015) dan data cross section 12 kabupaten/kota, sehingga data yang diobservasi adalah sebanyak 60. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh buku Kalimantan Barat Dalam Angka dari tahun 2012-2016 yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Barat maupun publikasi lainnya yang terkait. Data yang digunakan antara lain data Investasi PMDN, investasi PMA, Pertumbuhan Ekonomi dan Tingkat Penyerapan Angkatan Kerja di provinsi Kalimantan Barat.5.      Hasil dan PembahasanHasil penelitian menunjukkan bahwa Investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyerapan tenaaga kerja  dengan koefisien -1,05125 dan nilai probabilitas sebesar 0,0010. Investasi penanaman modal asing (PMA) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja dengan koefisien -1,003990 dan nilai probabilitas sebesar 0,0178. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja dengan koefisien 0.850858 dan nilai probabilitas sebesar 0,3994. Investasi pmdn, investasi pma, pertumbuhan ekonomi secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja dengan nilai F statistik 58.08092 dan Prob(F-statistic) 0,000000. Kesimpulan dan SaranKesimpulanInvestasi penanaman modal dalam negeri berpengaruh signifikan terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja di Provinsi Kalimantan Barat. Investasi penanaman modal asing berpengaruh signifikan terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja di Provinsi Kalimantan Barat. Pertumbuhan ekonomi berpengaruh tidak signifikaan terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja di Provinsi Kalimantan Barat. Pertumbuhan ekonomi tidak signifikan dikarenakan : (a) Pertumbuhan ekonomi yang dibentuk sebagian besar dari perubahan sektor primer beralih ke sektor tersier yang lebih banyak menggunakan tenaga kerja yang berpendidikan tertentu yang sebagian besar tidak dimiliki oleh pertumbuhan angkatan kerja. (b) Penggunaan teknologi sebagai proses produksi pada sektor tersier. (c) Peralihan penyerapan tenaga kerja dari sektor primer ke sektor tersier yang menyebabkan penurunan penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian beralih ke sektor perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa yang mengalami peningkatan. (d) Harga komoditi sektor pertanian tergolong rendah. (e)Tingkat produktivitas tenaga kerja sektor pertanian yang rendah, akibatnya nilai tambah tenaga kerja rendah yang pada gilirannya penghasilan tenaga kerja sektor pertanian menjadi rendah. SaranAngkatan kerja yang sedang menawarkan diri menjadi tenaga kerja atau akan memasuki pasar kerja agar kedepannya harus jeli     melihat peluang kerja dengan cara mempersiapkan diri untuk memenuhi karakteristik yang diminta oleh pasar kerja.Untuk peneliti lain penelitian ini dapat digunakan sebagai refrensi untuk meneliti hal serupa maupun menggunakan variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini terkait variabel yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja di Kalimantan Barat.Digunakan sebagai informasi untuk pemerintah agar membuat kebijakan terkait penyerapan tenaga kerja di provinsi Kalimantan Barat.                          DAFTAR PUSTAKAAbubakar, A. B., & Bala, A. (2016). Nexus Between Domestic Investment , FDI and Economic Growth : Empirical Evidence from India. International Journal of Management, Accounting and Economics, 3(3). Badan Pusat Statistik. (2012). Kalimantan Barat Dalam Angka 2012. Pontianak: Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik. (2013). Kalimantan Barat Dalam Angka 2013. Pontianak: Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik. (2014). Kalimantan Barat Dalam Angka 2014. Pontianak: Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik. (2015). Kalimantan Barat Dalam Angka 2015. Pontianak: Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik. (2016). Kalimantan Barat Dalam Angka 2016. Pontianak: Badan Pusat Statistik. Boediono. (1992). Ekonomi Mikro. Yogyakarta: BPFE. Deliarnov. (2010). Perkembangan Pemikiran Ekonomi (Ketiga). Jakarta: Raja Grafindo Persada. Gujarati, D. (2001). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga. Habib, M. D., & Sarwar, S. (2013). Impact of Foreign Direct Investment on Employment Level In Pakistan : A Time Series Analysis. Journal of Law, Policy and Globalization, 10, 46–56. Habiburrahman. (2012). Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Lampung. Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 3(1), 101–114. Jhingan, M. L. (2000). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan (Pertama). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Kuncoro, M. (2009). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Kurniasih, E. panca, & Agustini, Y. (2017). Pengaruh Investasi PMDN, PMA, dan Penyerapan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat. Jurnal Ekonomi Bisnis Dan Kewirausahaan, 6(2), 97–119. Mankiw, G. N. (2006). Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Salemba Empat. Momongan, J. E. (2013). Investasi PMA Dan PMDN Pengaruhnya Terhadap Perkembangan PDRB Dan Penyerapan Tenaga Kerja Serta Penanggulangan Kemiskinan di Sulawesi Utara. Jurnal EMBA, 1(3), 530–539. Osabuohien, E., & Urhie, E. (2017). Examining the Relative Roles of Domestic and Foreign Direct Investments in Nigeria. International Journal of Economics and Financial Issues, 7 [4]. Pangestuti, Y. (2015). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2012. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Rahardja, P., & Manurung, M. (2008). Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar (Edisi Keli). Yogyakarta: LPFEUI. Rosyidi, S. (2000). Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: Erlangga. Sandika, R. S., Maulida, Y., & Setiawan, D. (2014). Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Kabupaten Pelalawan. JOM FEKON, (2), 1–16. Sholihah, Irma, dan Syafarudin,  dan N. (2017). Analisis investasi sektor industri manufaktur , pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia, 12(1), 11–24. Simanjuntak, P. J. (1985). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia (kedua). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI. Subri, M. (2014). Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan (Edisi Revi). Jakarta: Rajawali Pers. Sukirno, S. (2013). Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sulistiawati, R. (2012). Pengaruh Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Penyerapan Tenaga Kerja Serta Kesejahteraan Masyarakat di Provinsi di Indonesia. Jurnal Ekonomi Bisnis Dan Kewirausahaan, 3(1), 29–50. Tambunan, T. (2011). Perekonomian Indonesia : Kajian Teoritis dan Analisis Empiris. Jakarta: Ghalia Indonesia. Thamrin, M., Wiyati, R., & Liviawati. (2016). Peranan Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Dan Penanaman Modal Asing (PMA) Dalam Penyerapan Tenaga Kerja di Kabupaten Siak. Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis, 14(2), 193–207. Todaro, P. M., & S. C. S. (2006). Pembangunan ekonomi. Jakarta: Erlangga. Wibowo, A. R. . (2016). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja Di Satuan Wilayah Pembangunan Gerbangkertosusila Provinsi Jawa Timur Tahun 2009-2014. Jurnal Ilmiah Universitas Brawijaya Malang. Widarjono, A. (2009). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta: Ekonosia Fakultas Ekonomi UII.  

Page 1 of 3 | Total Record : 29


Filter by Year

2019 2019


Filter By Issues
All Issue Vol 10, No 1 (2021): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 9, No 2 (2020): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 9, No 1 (2019): Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol 8, No 4 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 8, No 3 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 8, No 2 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 8, No 1 (2019): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 7, No 4 (2018): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 7, No 3 (2018): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 7, No 2 (2018): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 7, No 1 (2018): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 6, No 4 (2017): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 6, No 3 (2017): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 6, No 2 (2017): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 6, No 1 (2017): Jurnal Mahasiswa Ekonomi Pembangunan Vol 5, No 4 (2016): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 5, No 3 (2016): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 5, No 2 (2016): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 5, No 1 (2016): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 4, No 4 (2015): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 4, No 3 (2015): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 4, No 2 (2015): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 4, No 1 (2015): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 3, No 4 (2014): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 3, No 3 (2014): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 3, No 2 (2014): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 3, No 1 (2014): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 2, No 3 (2013): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 2, No 1 (2013): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Vol 1, No 1 (2012): Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi More Issue