cover
Contact Name
Agus Ruliyansyah
Contact Email
agus.ruliyansyah@faperta.untan.ac.id
Phone
+62561740191
Journal Mail Official
d3btp@faperta.untan.ac.id
Editorial Address
PS. Budidaya Tanaman Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi Pontianak 78124 Kalimantan Barat
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Perkebunan dan Lahan Tropika
ISSN : 20886381     EISSN : 26544180     DOI : http://dx.doi.org/10.26418/plt.v11i1.xxxxx
Core Subject : Agriculture, Social,
Perkebunan dan Lahan Tropika bertujuan menjadi sarana penyampai informasi hasil penelitian, analisis kebijakan atau pemikiran-pemikiran baru di bidang perkebunan dan pengelolaan sumberdaya lahan tropika. Perkebunan dan Lahan Tropika mengundang peneliti dan penulis yang menggeluti topik-topik berikut: - Teknis budidaya tanaman perkebunan - Pengendalian OPT perkebunan - Inovasi teknologi perkebunan - Bioteknologi dan pemuliaan tanaman perkebunan - Penanganan hasil perkebunan - Penanganan dan pemanfaatan limbah perkebunan - Agribisnis/sosial ekonomi perkebunan - Pengelolaan sumber daya lahan tropika - Konservasi tanah dan air serta bahan dan agens hayati - Pengelolaan lingkungan perkebunan - Analisis kebijakan perkebunan
Articles 48 Documents
Agribisnis Kakao dan Produk Olahannya berkaitan dengan Kebijakatan Tarif Pajak di Indonesia -, Maswadi
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 1, No 2 (2011): PERKEBUNAN DAN LAHAN TROPIKA
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.42 KB) | DOI: 10.26418/plt.v1i2.410

Abstract

One of the policies that impact perceived economic actors in Indonesia, especially in the plantation agriculture sector is the policy of fiscal policy determination of the Value Added Tax of 10% of local transactions, especially cocoa beans and cocoa export tax exemption to foreign countries, processed cocoa export tax by 30% and processed cocoa import tax of 5%. Assessment is made ??considering one of the driving factors is the dominant market of cocoa beans is the overseas market. It can spur international trade, especially cocoa products which will increase foreign exchange, can also be a source of employment especially in the country and also increase the income of the people (farmers and businessmen) who are involved in agribusiness cocoa. However, the impact of this policy will be re-perceived economic actors involved in agribusiness cocoa if cacao products from Indonesia to compete in international markets
Pemberian Bokasi Ampas Sagu pada Medium Aluvial untuk Pembibitan Jarak Pagar sulityowati, henny
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 1, No 1 (2011): Perkebunan dan Lahan Tropika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (64.65 KB) | DOI: 10.26418/plt.v1i1.25

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengamati respon tanaman jarak pagar akibat pemberian bokasi ampas sagu pada fase pembibitan di tanah aluvial. Metode yang digunakan adalah eksperimen lapangan dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 5 perlakuan yaitu 5% bahan organik dalam tanah setara dengan 44 g bokasi ampas sagu/polybag, 7% bahan organik dalam tanah setara dengan 110,12 g bokasi ampas sagu/polybag, 9% bahan organik dalam tanah setara dengan 176,26 g bokasi ampas sagu/polybag, 11% bahan organik dalam tanah setara dengan 242,39 g bokasi ampas sagu/polybag dan 13% bahan organik dalam tanah setara dengan 308,53 g bokasi ampas sagu/polybag. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, diameter batang, volume akar dan berat kering tanaman. Bibit jarak pagar yang tumbuh pada medium aluvial yang sudah ditambah dengan bokasi ampas sagu sebanyak 308,53 g/polybag (setara 13% bahan organik dalam tanah) menunjukkan respon yang lebih baik dibanding perlakuan lainnya, akan tetapi dosis ini belum merupakan dosis yang optimal, karena pertumbuhan bibit jarak pagar belum menunjukkan penurunan pada seluruh variabel pengamatan.
Salam Sejahtera ruliyansyah, agus
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 4, No 2 (2014): PERKEBUNAN DAN LAHAN TROPIKA
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/plt.v4i2.9377

Abstract

Selain kelapa sawit dan karet, hasil perkebunan lada, kelapa dan kakao juga merupakan komoditas perkebunan utama bagi  Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar). Namun demikian, berbeda dengan kelapa sawit yang sebagian besar dikelola oleh perusahaan besar, lada dan kakao hampir semuanya dikelola oleh petani kecil dan bermodal terbatas. Salah satu faktor pembatas produksi lada dan kakao adalah keberadaan patogen. Penyakit Hawar beludru (velvet blight) , saat ini merupakan pembatas utama dalam mempertahankan produksi. Mengingat di daerah lain penyakit ini bukan merupakan penyakit penting, diperlukan kajian komprehensif untuk mengungkap mengapa di Kalbar penyakit ini berkembang luas dan dalam upaya  menemukan metode pengendaliannya. Demikian juga dengan penyakit busuk buah karena Phythopthora pada tanaman kakao. Dari tahun ke tahun,  penyakit tersebut merupakan faktor penghambat penting dalam peningkatan produksi sehingga tetap memerlukan berbagai kajian dalam pengendaliannya. Penemuan metode dan bahan yang murah serta praktis dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman pada dua komoditas perkebunan utama Kalbar tersebut akan merupakan sumbangan besar dalam upaya peningkatan produksi. Dalam Volume 4 Nomor 2 ini, kami terbitkan artikel yang berupa laporan penelitian tentang upaya pengendalian penyakit hawar beludru pada lada  dan  busuk buah kakao serta  pengendalian hayati hama  Brontispa pada kelapa. Sebagai artikel tambahan kami terbitkan hasil penelitian terbaru tentang pembibitan karet. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada para kontributor dan semua mitra bestari yang telah meluangkan waktu untuk penerbitan  edisi ini. Redaksi selalu menunggu hasil-hasil penelitian dan telaah terbaru tentang komoditas-komoditas perkebunan lainnya. Semoga bermanfaat.
ISOLASI ENTOMOPATOGEN LAHAN GAMBUT DI KALIMANTAN BARAT DAN DETERMINASI VIRULENSINYA SEBAGAI MATERIAL BIOINSEKTISIDA Ramadhan, Tris Haris; Hernowo, Kukuh
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 2, No 2 (2012): PERKEBUNAN DAN LAHAN TROPIKA
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (86.347 KB) | DOI: 10.26418/plt.v2i2.3515

Abstract

Entomopatogen merupakan salah satu unsur penting dalam pengendalian hayati dan akan semakin baik jika dikembangkan secara khusus melalui ekplorasi dan pengujian di skala laboratorium. Diharapkan dari penelitian didapatkan entomopatogen lahan gambut yang potensial. Entomopatogen diisolasi dengan cara mengambil cuplikan tanah dan dipanaskan selama 60 menit pada suhu 85 oC. Sedangkan jamur patogen diisolasi dengan teknik mengencerkan cuplikan tanah lalu diinkubasi dalam media agar. Pengujian terhadap serangga di laboratorium dengan metode celup pakan pada media yang mengandung entomopatogen. Kematian serangga akibat perlakuan diamati sampai ulat uji menjadi imago. Hasil pengujian didapatkan tingkat kematian ulat yang diperlakukan dengan bakteri entomopatogen sebesar 33-40 persen sedangkan dengan perlakuan jamur entomopatogen kematian ulat 20-33,3 persen. Kematian pada perlakuan dengan bakteri terjadi pada fase larva-pupa sedangkan perlakuan jamur pada fase larva. Kematian serangga uji terjadi setelah perlakuan 6-18 hari. Isolat bakteri dan jamur entomopatogen dari lahan gambut memberikan harapan untuk dikembangkan sebagai bioinsektisida Kata kunci: Entomopatogen, isolasi, Spodoptera litura
Keefektifan Parakuat Diklorida sebagai Herbisida untuk Persiapan Tanam Padi Tanpa Olah Tanah Di Lahan Pasang Surut -, Sarbino; Syahputra, Edy
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 2, No 1 (2012): PERKEBUNAN DAN LAHAN TROPIKA
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.676 KB) | DOI: 10.26418/plt.v2i1.1958

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi keefektifan herbisida paraquat diklorida untuk persiapan tanam padi tanpa olah tanah di lahan pasang surut. Penelitian dilaksanakan di areal pertanaman padi Parit Sembin, Kubu Raya, Kalimantan Barat. Analisis vegetasi dilakukan dengan metode kuadrat. Percobaan disusun dengan rancangan acak kelompok dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa herbisida parakuat diklorida pada dosis yang diuji dapat digunakan untuk mengendalikan gulma berdaun lebar, berdaun sempit dan teki pada budidaya tanaman padi sawah tanpa olah tanah. Herbisida parakuat diklorida secara efektif dapat mengendalikan berbagai jenis gulma pada persiapan tanam budidaya padi sawah lahan pasang surut hingga 5 minggu setelah tanam. Kata kunci : Padi, parakuat diklorida, lahan pasang surut, TOT
IDENTIFIKASI SIFAT FISIKA TANAH ULTISOLS PADA DUA TIPE PENGGUNAAN LAHAN DI DESA BETENUNG KECAMATAN NANGA TAYAP KABUPATEN KETAPANG Meli, Veromika; Sagiman, Saeri; Gafur, Sutarman
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 8, No 2 (2018): Perkebunan dan Lahan Tropika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.332 KB) | DOI: 10.26418/plt.v8i2.29801

Abstract

Penelitian bertujuan membandingkan sifat fisika tanah pada kebun karet dan kelapa sawit di Desa Betenung Kecamatan Nanga Tayap Kabupaten Ketapang. Sampel tanah diambil secara diagonal dengan mengambil sampel tanah utuh, sampel tanah agregat utuh dan contoh tanah terganggu. Sampel tanah di ambil pada kebun karet dan kelapa sawit dengan kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm. Hasil penelitan menunjukkan profil warna tanah pada kebun karet terdapat dua lapisan warna tanah yaitu 7,5YR 3/3 coklat gelap dan 7,5YR 6/8 kuning kemerahan. Profil warna tanah pada perkebunan kelapa sawit terdapat dua lapisan warna tanah, lapisan pertama 7,5YR 4/6 coklat gelap, lapisan kedua 7,5YR 6/8 kuning kemerahan. Struktur tanah kebun karet lapisan I remah, lapisan II dan III gumpal membulat. Struktur pada kebun kelapa sawit lapisan I remah, lapisan II gumpal bersudut, lapisan III gumpal membulat. Tekstur tanah kebun karet kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm termasuk lempung dan lempung berliat, pada kebun kelapa sawit kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm termasuk lempung liat berdebu. Hasil uji t bobot isi tanah kebun karet dan kelapa sawit kedalaman 0-30cm berbeda tidak nyata, kedalaman 30-60 cm berbeda nyata. Hasil uji t kadar air kapasitas lapangan kebun karet dan kelapa sawit kedalaman 0-30 cm dan 30-60cm berbeda tidak nyata. Hasil uji t porositas tanah kebun karet dan kelapa sawit kedalaman 0-30 dan 30-60 cm berbeda tidak nyata. Hasil uji t permeabilitas tanah kebun karet dan kelapa sawit kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm berbeda tidak nyata. Kemantapan agregat tanah lebih tinggi pada kebun kelapa sawit dibandingkan hutan karet, baik kedalaman 0-30 cm maupun 30-60 cm. Bahan organik pada kebun karet dan kelapa sawit tergolong rendah, baik pada kedalaman 0-30 cm maupun 30-60 cm, N-total rendah, dan C/N rasio rendah serta reaksi tanah (pH) masamKata kunci : Ultisols, Sifat Fisika Tanah, Kebun Karet dan Kelapa Sawit.
Kadar Hara Npk Tanaman Kelapa Sawit pada Berbagai Tingkat Kematangan Tanah Gambut Di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Peniti Sungai Purun Kabupaten Mempawah Saputra, Bayu; Suswati, Denah; Hazriani, Rini
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 8, No 1 (2018): Perkebunan dan Lahan Tropika
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.351 KB) | DOI: 10.26418/plt.v8i1.29789

Abstract

Kadar hara merupakan proses untuk mengetahui kandungan unsur hara yang ada didalam jaringan tanaman. Kadar hara diperoleh melalui survey lapangan dan analisis unsur hara di laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kadar hara N, P dan K serta merekomendasi penggunaan hara N, P dan K untuk tanaman kelapa sawit sehingga dapat meningkatkan produksi kelapa sawit. Penelitian ini dilakukan di PT. Peniti Sungai Purun Kabupaten Mempawah. Hasil Analisis menunjukkan bahwa kadar hara N, P dan K pada Blok G50 tergolong defisiensi sampai optimum, Blok H34 tergolong defisiensi sampai optimum, Blok I26 tergolong defisiensi sampai optimum, dan Blok J26 tergolong defisiensi sampai optimum. Pada masing-masing Blok di Rekomendasikan dosis pemupukan N, P dan K untuk blok G50 (1,73 kg urea/pohon/tahun, 1,50 kg Rock Phospate/pohon/tahun, dan 2,50 kg KCl/pohon/tahun). Blok H34 (3.00 kg urea/pohon/tahun, 3,50 kg Rock Phospate/pohon/tahun, dan 3,50 kg KCl/pohon/tahun). Blok I26 (1,73 kg urea/pohon/tahun, 1,50 kg Rock Phospate/pohon/tahun, dan 2,50 kg KCl/pohon/tahun). Blok J26 (3,00 kg urea/pohon/tahun, 3,50 kg Rock Phospate/pohon/tahun, dan 3.50 KCl/pohon/tahun). Dosis rekomendasi digunakan untuk meningkatkan produksi tanaman Kelapa Sawit di PT. Peniti Sungai Purun.Kata Kunci : Kadar Hara, Rekomendasi Pemupukan
Kajian Formulasi Mutan Trichoderma sebagai Kandidat Agens Pengendali Hayati Hawar Beludru Septobasidium pada Lada Suswanto, Iman Suswanto
Perkebunan dan Lahan Tropika Vol 4, No 2 (2014): PERKEBUNAN DAN LAHAN TROPIKA
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (973.619 KB) | DOI: 10.26418/plt.v4i2.9373

Abstract

Hawar beludru Septobasidium adalah penyakit utama di sentra lada Kalimantan Barat. Upaya pengendalian penyakit dengan Trichoderma spp. memberikan harapan besar. Trichoderma spp. memiliki keragaman yang tinggi, adaptif terhadap lingkungan ekstrim, mekanisme antagonis bekerja simultan antara antibiosis, hiperparasit dan kompetisi untuk beragam patogen. Media propagasi Trichoderma spp. juga mudah diperoleh dari lingkungan setempat. Penelitian ini bertujuan mengkaji isolat mutan T. harzinum sebagai bahan aktif biofungisida, pembuatan formulasi granuler, kemampuan bertahan dan efektifitas biofungisida di lapangan. Kegiatan meliputi perbanyakan mutan unggul Trichoderma spp isolat Th-E1002, serangkaian uji untuk konfirmasi kemampuan antagonis, degradasi kitin, sporulasi dan pertumbuhan miselium. Pembuatan formulasi granular dengan bahan pembawa seperti tepung beras ketan, bawang putih dan lengkuas. Pengujian kualitas biofungisida melalui aplikasi di lapangan dan kelayakan selama masa penyimpanan. Hasil penelian menunjukkan agens hayati yang baik dapat diperoleh melalui seleksi yang mempertimbangkan berbagai cara kerja agens hayati baik berupa antibiosis, kompetisi maupun hiperparasit. Formulasi biofungisida granuler berbentuk keping berbahan aktif isolat mutan T. harzianum Th-1002 memiliki berat 5 gr, kepadatan konidia 3,5 x 106/keping dan viabilitas konidia mencapai 80%. Masa pakai terbaik dari biofungisida granuler dalam kantung plastik hanya mencapai 1 bulan. Dosis aplikasi 1 tablet/liter digunakan 2-3 kali mampu menghambat Septobsidum spp mencapai 70-80%. Kata kunci: hormon organik, pupuk cair organik, stum mata tidur karet. Kata kunci: biofungisida, hawar beludru, lada.