cover
Contact Name
Dadang Adnan Dahlan
Contact Email
alqaprintjatinangor@gmail.com
Phone
+6281312247263
Journal Mail Official
alqaprintjatinangor@gmail.com
Editorial Address
Jln. Cibeusi RT 01/08. Kawasan Pendidikan Jatinangor, Kab. Sumedang. Jawa Barat 45363
Location
Kab. sumedang,
Jawa barat
INDONESIA
Visioner: Jurnal Pemerintahan Daerah di Indonesia
Published by Alqaprint Jatinangor
ISSN : 08537984     EISSN : 28071247     DOI : https://doi.org/10.54783/jv.v11i1
Core Subject : Education,
Visioner: Jurnal Pemerintahan Daerah di Indonesia adalah jurnal ilmiah yang berprinsip akses terbuka, wadah berkala pemublikasian karya tulis ilmiah bidang ilmu pemerintahan, baik kajian literatur/studi kepustakaan (theoretis), maupun hasil penelitian tata kelola penyelenggaraan pemerintahan.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 15 No 1 (2023): Visioner: Jurnal Pemerintahan Daerah di Indonesia" : 5 Documents clear
MODEL PENGEMBANGAN KOMPETENSI DOSEN PADA FAKULTAS POLITIK PEMERINTAHAN DI INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI JATINANGOR KABUPATEN SUMEDANG PROVINSI JAWA BARAT Lilis Sholihah; Rossy Lambelanova; Kusworo
VISIONER : Jurnal Pemerintahan Daerah di Indonesia Vol 15 No 1 (2023): Visioner: Jurnal Pemerintahan Daerah di Indonesia
Publisher : Alqaprint Jatinangor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/jv.v15i1.686

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengembangan kompetensi dosen, kendala-kendala yang dihadapi dalam pengembangan kompetensi dosen serta model yang dikembangkan dalam pengembangan kompetensi dosen melalui pelatihan pada Fakultas Politik Pemerintahan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif, sumber data diperoleh dari hasil wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan kompetensi dosen melalui pelatihan pada Fakultas Politik Pemerintahan di IPDN belum dilaksanakan secara maksimal. Hal ini disebabkan adanya kendala, yaitu tidak jelas analisis kebutuhannya baik dari segi organisasi, operasional maupun individu, belum bertumpu pada database yang tersedia juga adanya dua kepentingan visi, yaitu visi nasional, yaitu visi dari tuntutan Kemendikbud dan visi institusi mewakili visi kementerian dalam negeri.Model yang ditawarkan adalah metode dalam pengembangan dosen di IPDN khususnya di Fakultas Politik Pemerintahan adalah Metode Job Rotasi dan kemajuan berencana juga metode yang memiliki out put untuk meningkatkan kemampuan mengambil keputusan dan meningkatkan kemampuan tugas dalam organisasi. pada investasi jangka panjang serta evaluasi menggunakan kriteria.serta pengembangan kompetensi dosen melalui pelatihan hendaknya memiliki kejelasan dalam segi program berdasarkan databaseyang ada, berdasarkan kebutuhan, mekanisme yang jelas, Susunan Organisasi Tata Kerja yang mendukung, serta menggunakan metode dan teori yang tepat
STRATEGI PENYELESAIAN KONFLIK BATAS WILAYAH ADMINISTRATIF DI KECAMATAN ATAMBUA SELATAN DAN KECAMATAN ATAMBUA BARAT KABUPATEN BELU PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Francisco da Silva; Tjahya Supriatna; Layla Kurniawati
VISIONER : Jurnal Pemerintahan Daerah di Indonesia Vol 15 No 1 (2023): Visioner: Jurnal Pemerintahan Daerah di Indonesia
Publisher : Alqaprint Jatinangor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/jv.v15i1.687

Abstract

Penelitian ini difokuskan pada Strategi Penyelesaian Konϐlik Batas Wilayah Administratif di Kecamatan Atambua Selatan dan Atambua Barat Kabupaten Belu Provinsi Nusa Tenggara Timur. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang kemukakan oleh Miall, Ramshom, Woodhouse bentuk-bentuk penyelesain konϐlik, yaitu Arbitrasi negosiasi, mediasi, Pendekatan yang digunakan dalam analisis data adalah analisis SWOT dan Litmus Test yang untuk menganalisis strategi-strategi yang dapat dilakukan dalam menyelesaikan konϐlik penyelesaian batas wilayah administratif kecamatan yang dimaksud dengan melihat faktorfaktor penyebab terjadinya konϐlik. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan eksploratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab terjadinya Konϐlik Batas Wilayah Administratif di Kecamatan Atambua Selatan dan Atambua Barat Kabupaten adalah faktor penolakan dari warga masyarakat terhadap pelaksanaan penegasan batas wilayah kecamatan, faktor sejarah di mana kedua warga masyarakat saling mengkiaim bahwa kedua-duanya sudah lama menempati wilayah tersebut, faktor budaya yang masih dipegang teguh oleh warga masyarakat yang berbatasan dan ego kesukuan yang sangat kental, faktor pendidikan yang dapat dilihat dari tingkat pemahaman dan egoisme warga yang berbatasan terhadap tujuan dan manfaat dari penegasan batas wilayah
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMBINAAN ADMINISTRASI KEUANGAN PEMERINTAHAN DESA DI KECAMATAN BATANGMASUMAI KABUPATEN MERANGIN PROVINSI JAMBI Muhammad Gorbi; Etin Indrayani; Udaya Madjid
VISIONER : Jurnal Pemerintahan Daerah di Indonesia Vol 15 No 1 (2023): Visioner: Jurnal Pemerintahan Daerah di Indonesia
Publisher : Alqaprint Jatinangor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/jv.v15i1.688

Abstract

Penyelenggaraan pemerintahan desa dengan alokasi anggaran yang sangat besar, tentunya tertib administrasi keuangan sangatlah perlu dalam rangka akuntabilitas dan trasparansi dalam pembangunan, namun di Kecamatan Batangmasumai Kabupaten Merangin masih terdapat desa yang mengalami temuan administrasi keuangan dan keterlambatan dalam penyusunan APBDes. Oleh karena itu dinilai penting untuk dilakukan penelitian terkait implementasi kebijakan pembinaan administrasi keuangan di Kecamatan Batangmasumai, yang mana berdasarkan peraturan kecamatan memiliki kewenangan dalam pembinaan tersebut. Penelitian ini menggunakan teori implementasi kebijakan menurut Edward III dan analisis SWOT serta menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan dokumentasi.Hasil pembahasan penelitian ini bahwa implementasi kebijakan dilihat dari indikator 1) komunikasi telah dilaksanakan melalui pembinaan langsung ke desa maupun di kantor camat dengan jelas dan konsisten, namun banyaknya peraturan dan berubah ubahnya peraturan merepotkan perangkat desa dalam memperlajarinya, 2) Sumberdaya, sumber daya staf mengalami kekurangan dan itupun hanya da staf honorer satu orang saja, dilihat dari fasilitas sudah mencukupi, begitu juga informasi juga sudah tersedia dan wewenang pun juga sudah dimiliki kecamatan, 3) Disposisi, dilihat dari pengangkatan Birokrat masih belum sesuai dengan kebutuhan yang ada bahkan dalam peta jabatan pun tidak tersedia dan dilihat dari insentif juga masih belum merata untuk pegawai honorer, 4) Struktur organisasi dilihat dari SOP juga belum ada bahkan perbup teknis pembinaan juga belum ada dan dilihat dari fragmentasi juga belum ada dilihat dari peta jabatan belum ada jabatan staf terkait pembinaan. Kemudian terdapat enam faktor internal dan empat faktor eksternal serta terdapat empat isu sangat strategis, dua cukup stratgis dan satu bersifat operasional. Adapun saran peneliti, yaitu kecamatan perlu meningkatkan ketegasan dan koordinasi serta mengusulkan pembuatan perbup teknis pembinaan.
KEPEMIMPINAN CAMAT DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PERBATASAN ANTARNEGARA DI KECAMATAN TASIFETO BARAT KABUPATEN BELU PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Fredrik Ronald Seran; Sadu Wasistiono; Ella Wargadinata
VISIONER : Jurnal Pemerintahan Daerah di Indonesia Vol 15 No 1 (2023): Visioner: Jurnal Pemerintahan Daerah di Indonesia
Publisher : Alqaprint Jatinangor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/jv.v15i1.689

Abstract

Penelitian ini difokuskan pada kepemimpinan camat dalam pemberdayaan masyarakat perbatasan antarnegara di Kecamatan Tasifeto Barat Kabupaten Belu Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kepemimpinan camat dalam pemberdayaan masyarakat perbatasan antarnegara di Kecamatan Tasifeto Barat Kabupaten Belu, faktor-faktor yang menjadi penghambat dan pendukung dan starategi yang harus dilaksanakan kepemimpinan camat dalam pemberdayaan masyarakat perbatasan antarnegara di Kecamatan Tasifeto Barat.Teori yang digunakan adalah teori kepemimpinan pemerintahan yang dikemukakan oleh Sadu Wasistiono dengan indikator sebagai berikut Pemimpin, Pengikut, Situasi dan Kondisi dan Visi dan Misi. Teori pemberdayaan masyarakat yang dikemukakan oleh Suharto dengan indikator sebagai berikut Pemungkinan, Penguatan, Perlindungan, Penyokongan dan Pemeliharaan. Pendekatan yang digunakan dalam analisis data adalah analisis SWOT dan Lintus Test yang untuk menganalisis strategi-startegi. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deduktif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan camat dalam pemberdayaan masyarakat perbatasan antarnegara di Kecamatan Tasifeto Barat perlu menjalankan fungsi kepemimpinan camat sebagai pemimpin, situasi dan kondisi, pengikut, dan visi dan misi organisasi. Kemudian fungsi pemberdayaan masyarakat, yaitu Pemungkinan, penguatan, perlindungan, penyokongan dan pemeliharaan. sehingga masyarakat miskin dapat memiliki kekuatan, motivasi, kemampuan dan keterampilan serta usaha-usaha untuk mengatasi kemiskinan dan ketidakberdayaan yang mereka hadapi. kepemimpinan camat dalam pemberdayaan masyarakat perbatasan antarnegara di Kecamatan Tasifeto barat Kabupaten Belu belum berjalan efektif sehingga perlu diperhatikan dan diminimaliisasi faktor-faktor yang menjadi penghambat dan menggunakan faktor-faktor yang menjadi pendukung dalam pelaksanaan pada masa yang akan dating sehingga berjalan efektif dan menjadikan masyarakat perbatasan mandiri dan produktif. Strategi yang dapat digunakan untuk kepemimpinan camat dalam pemberdayaan masyarakat perbatasan antarnegara di Kecamatan Tasifeto barat Kabupaten Belu, yaitu Pertama, Perlu adanya kewenangan khusus kepada camat guna mengkoordinasikan dengan semua sektor-sektor di lapangan untuk melaksanakan semua program pemberdayaan masyarakat miskin dengan satu prinsip, satu tujuan demi kesejahteraan masyarakat. Kedua, Mengatasi masalah kelangkaan air yang menjadi kendala besar pada masyarakat, seperti pembangunan waduk dan sumursumur bor. Ketiga, Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia masyarakat Desa Lookeu, dengan mewujudkan pendidikan masyarakat minimal SLTA dan membekali masyarakat miskin dengan keterampilan/skill yang dapat digunakan untuk bekerja dan mencari nilai tambah.
PEMBERDAYAAN UMKM SAPI POTONG DAN PERAH DALAM RANGKA EKSTENSIFIKASI CAPTIVE MARKET DAN PENINGKATAN PENDAPATAN DI KECAMATAN CIMENYAN, PASIRJAMBU, DAN CIWIDEY KABUPATEN BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT Parno Suparno; Rinny Dewi Anggraeni; Yeti Fatimah
VISIONER : Jurnal Pemerintahan Daerah di Indonesia Vol 15 No 1 (2023): Visioner: Jurnal Pemerintahan Daerah di Indonesia
Publisher : Alqaprint Jatinangor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54783/jv.v15i1.690

Abstract

Pemberdayaan UMKM Sapi Potong dan Perah dalam rangka ekstensiϐikasi captive market dan peningkatan pendapatan di Kecamatan Cimenyan, Pasirjambu, dan Ciwidey Kabupaten Bandung. Pemberdayaan adalah suatu proses dalam mengembangkan dan memperkuat kemampuan masyarakat untuk terlibat dalam pembangunan yang berlangsung secara dinamis sehingga masyarakat dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi serta dapat mengambil keputusan secara bebas dan mandiri (Gitosaputro, 2006). PRA (participatory rural appraisal) merupakan metode yang memungkinkan masyarakat desa saling berbagi, menambah dan menganalisis pengetahuan tentang kondisi kehidupannya dalam membuat perencanaan dan tindakan. Prinsip dasar dalam PRA antara lain mengutamakan yang terabaikan, penguatan masyarakat, masyarakat sebagai pelaku, orang luar sebagai fasilitator, mereka saling belajar dan menghargai perbedaan, santai dan informal, trianggulasi, optimalisasi hasil, orientasi praktis, keberlanjutan, belajar dari kesalahan dan terbuka (Andrian, 2008). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: (1) partisipasi aktif, yaitu pendekatan pelatihan dan kunjungan, (2) partisipasi atas permintaan setempat, pendekatan yang didorong oleh permintaan dan kegiatan penelitian dengan metode motivasi untuk mendorong masyarakat tertarik pada suatu yang baru dan berbeda menurut Gitosaputro (2006). Adanya pemaparan mengenai pentingnya pemasaran suatu usaha baik secara online maupun ofϐline. Metode yang digunakan dalam meningkatkan penjualan ialah melalui program pendampingan dalam bentuk pelatihan pemasaran usaha ternak sapi. Bentuk pemasaran dengan pemasangan spanduk, papan promosi serta pemasangan iklan melalui media sosial. Berikut adalah tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat: (1) Observasi Lapangan: mengumpulkan data awal mengenai temuan permasalahan yang dihadapi. Selain itu juga dilakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait sehubungan temuan masalah dan keinginan tim untuk melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di lokasi tersebut. (2) Studi Literatur: langkah yang bertujuan untuk mengumpulkan referensi hasil kajian akademik berupa jurnal dan artikel ilmiah tentang tata cara pemasaran baik secara online maupun ofϐline. (3) Pemasaran produk berupa penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan. Penyuluhan dilakukan untuk membekali pengetahuan dan pemahaman akan berbagai permasalahan dalam hal penjualan sapi, Pendekatan pelatihan ditujukan untuk meningkatkan keterampilan peternak dalam mempromosikan usaha sapi ternak untuk mengatasi persoalan rendahnya penghasilan para peternak sapi. Metode pendampingan dilakukan untuk memastikan peternak anggota kelompok mitra dapat mengimplementasikan dengan benar apa yang diperoleh dari penyuluhan dan pelatihan terutama menyangkut pemasaran usaha ternak sapi. Beberapa atribut yang digunakan sebagai bahan pertimbangan adalah sebagai berikut: (1) spanduk, yang akan digunakan untuk mempromosikan usaha ternak sapi; (2) papan promosi, sebagai papan pengenal ataupun papan promosi yang akan ditempatkan didepan lokasi ternak sapi; (3) HP android digunakan sebagai alat promosi melalui media sosial seperti facebook, instagram, whatsApp ataupun marketplace yang telah disediakan.

Page 1 of 1 | Total Record : 5