cover
Contact Name
Nur Samsu
Contact Email
jkrisk.rssa@gmail.com
Phone
+6285331387234
Journal Mail Official
jkrisk.rssa@gmail.com
Editorial Address
Jurnal Klinik dan Riset Kesehatan (Journal of Clinical and Health Research) Bidang Pendidikan dan Penelitian, RSUD dr. Saiful Anwar Malang Jl. Jaksa Agung No. 2, Kec. Klojen, Malang 65112 Phone/Fax: 0341 – 362101 / 0341 - 369384 Email: jkrisk.rssa@gmail.com
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Klinik dan Riset Kesehatan
ISSN : 28092678     EISSN : 28090039     DOI : https://doi.org/10.11594/jk-risk
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Klinik dan Riset Kesehatan (JK-RISK) – RSUD dr. Saiful Anwar Malang adalah jurnal open-access resmi yang dikelola oleh tim Penelitian dan Pendidikan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Saiful Anwar Malang, Jawa Timur, Indonesia. JK-RISK menerbitkan satu volume yang terdiri atas tiga nomor setiap tahunnya yang diterbitkan pada bulan Oktober, Februari, dan Juni. JK-RISK hanya akan menerbitkan jurnal berbahasa Indonesia. Jurnal Klinik dan Riset Kesehatan – RSUD dr. Saiful Anwar Malang menerbitkan tulisan-tulisan ilmiah hasil penelitian, laporan kasus, tinjauan pustaka dalam bidang kedokteran dan kesehatan yang belum pernah diterbikan di jurnal manapun. Pernyataan kode etik publikasi JK-RISK merupakan pernyataan kode etik yang melibatkan pengelola jurnal, editor, mitra bestari serta penulis dalam proses publikasi jurnal ilmiah. Pernyataan kode etik didasarkan pada Peraturan Kepala LIPI Nomor 5 tahun 2014 tentang Kode Etik Publikasi Ilmiah yang menjunjung tinggi tiga nilai etik dalam publikasi, yaitu (i) Kenetralan, yang berarti terbebas dari pertentangan kepentingan dalam pengelolaan publikasi jurnal; (ii) Keadilan, dengan memberikan kebebasan hak kepengarangan kepada pengarang/penulis; dan (iii) Kejujuran, yang berarti bebas dari duplikasi, fabrikasi, falsifikasi dan plagiarisme (DF2P) dalam publikasi.
Articles 56 Documents
Jurnal Ilmiah di Indonesia: Kondisi Masa Lalu, Saat Ini dan Potensi Kedepan Nur Samsu
Jurnal Klinik dan Riset Kesehatan Vol 1 No 1 (2021): Oktober
Publisher : RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (971.642 KB) | DOI: 10.11594/jk-risk.01.1.1

Abstract

Alhamdulillah, atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya redaksi Jurnal Klinik dan Riset Kesehatan (JK-RISK) dapat menerbitkan edisi perdananya. JK-RISK merupakan jurnal ilmiah online, open access, dan peer-reviewed yang dikelola oleh tim Penelitian dan Pendidikan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Saiful Anwar, Malang, Indonesia. JK-RISK bertujuan utama untuk menyebarluaskan informasi dibidang Kesehatan dan Kedokteran, sehingga menambah khazanah ilmu pengetahuan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mendorong semakin meningkatnya kuantitas dan kualitas penulisan artikel ilmiah di Indonesia pada umumnya.
Profil Klinikopatologi Karsinoma Payudara di Instalasi Patologi Anatomi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Rita Ervina; Eviana Norahmawati; Aina Angelina
Jurnal Klinik dan Riset Kesehatan Vol 1 No 1 (2021): Oktober
Publisher : RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1871.232 KB) | DOI: 10.11594/jk-risk.01.1.3

Abstract

Kanker payudara pada wanita menempati urutan pertama kanker primer tersering, dengan tingkat kematian tinggi. Penelitian ini bertujuan memberikan data gambaran dasar profil klinikopatologi dan imunohistokimia karsinoma payudara invasif karena belum ada data profil klinikopatologi kanker payudara di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Penelitian ini observasional deskriptif, teknik total sampling, desain penelitian Cross Sectional. Menggunakan data dari rekam medis di Instalasi Patologi Anatomi RSUD Dr. Saiful Anwar Malang periode Januari 2018 - Maret 2020. Variabel yang diukur usia, lokasi payudara, jenis spesimen, histopatologi, derajat keganasan histopatolgis (grading), dan profil immunohstokimia. Hasil menunjukkan kejadian karsinoma payudara invasif terbanyak pada tahun 2019 sebanyak 270 kasus (50%), rentang usia tertinggi antara 46 - 55 tahun sebanyak 142 orang (28%). Teknik pengambilan sampel dengan cara mastektomi sebesar 316 (58%) dibandingkan biopsi sebanyak 226 (42%), lokasi tersering terjadinya karsinoma tidak didapatkan perbedaan bermakna antara payudara kanan atau kiri. Jenis histopatologi terbanyak Invasif Carcinoma of No Special Type (NST) sebesar 475 kasus (88%) dari 542 kasus karsinoma payudara invasif, derajat keganasan histopatologi terbanyak adalah grade III sejumlah 240 kasus (47%). Berdasarkan profil imunohistokimia, Luminal A merupakan kategori tebanyak sebesar 44 kasus (31%), dibandingkan Luminal B, Ekspresi HER2 ataupun kanker payudara tripel negatif. Kesimpulannya adalah usia terbanyak penderita karsinoma invasif payudara terjadi pada usia 46-55 tahun, tidak terdapat perbedaan distribusi karsinoma payudara pada payudara kanan atau kiri, jenis spesimen terbanyak diambil dari Teknik mastektomi, jenis histopatologi terbanyak yaitu invasive carcinoma of NST, derajat keganasan histopatologi terbanyak pada grade III, luminal A terbanyak pada pemeriksaan imunohistokimia karsinoma payudara invasif.
Kecenderungan Depresi pada Pasien Lansia Rawat Inap COVID-19 Survivor menggunakan GDS-15 Sri Soenarti; Wiryawan Pradipto
Jurnal Klinik dan Riset Kesehatan Vol 1 No 1 (2021): Oktober
Publisher : RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.627 KB) | DOI: 10.11594/jk-risk.01.1.2

Abstract

Background: The spreading of the Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus (COVID-19) pandemic could be associated with psychiatric implications, including depression, one of the most common mental disorders. It is up-surging worldwide amid the ongoing coronavirus disease 2019 (COVID-19) pandemic, especially among hospitalized elderly COVID-19 survivors. Aim: To determine the impact of the COVID-19 pandemic on the possibility of depression using Geriatric Depression Scale-15 (GDS-15) questionnaire in hospitalized elderly COVID-19 survivors Methods: The study was an observational study with cross-sectional data collecting. We collected the subject of the study from elderly COVID-19 survivors hospitalized in Saiful Anwar General Hospital. Subjects were called by phone, and then they were asked based on the GDS-15 questionnaire. The questionnaires included demographic and socioeconomic data, health status, and GDS-15 score. Results: Among the 33 sample of this research, cross-sectional phoned surveys indicated that the elderly <70 years old were less psychologically distressed (p 0,057). The length of stay had a positive correlation with the GDS-15 score( p 0,157 ) Conclusion: Elderly COVID-19 survivors >70 years old tend to have possibility depression than <70 years old. A longer stay is correlated with the possibility of depression in elderly COVID-19 survivors. Occupation has a significant correlation with age that can affect the likelihood of depression.
CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DARI PERSPEKTIF DERMATOLOGI Adya Sitaresmi; Lita Setyowatie
Jurnal Klinik dan Riset Kesehatan Vol 1 No 1 (2021): Oktober
Publisher : RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1052.946 KB) | DOI: 10.11594/jk-risk.01.1.4

Abstract

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit baru yang terjadi akibat infeksi virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Manifestasi klinis umumnya berupa gangguan sistem respirasi. Namun, COVID-19 juga dapat bermanifestasi sebagai gejala ekstraparu, salah satunya dermatologi. Mekanisme pasti terjadinya manifestasi kulit pada COVID-19 masih belum dipahami secara penuh, namun diduga disebabkan oleh efek langsung virus terhadap sel keratinosit, respon imun berlebihan, maupun karena obat-obatan yang digunakan untuk tatalaksana COVID-19. Manifestasi kulit dari COVID-19 dapat dibagi menjadi lima kelompok lesi, yaitu lesi pseudo-chilblains, vesikuler, urtikaria, makulopapular eritematosa, dan vaskular. Lesi makulopapular eritematosa (44,18%) dan chilblains (19,72%) merupakan lesi yang paling sering ditemukan. Lesi vesikuler dan vaskular lebih jarang ditemukan. Lesi chilblains biasa ditemukan sebelum atau bersamaan dengan timbulnya gejala COVID-19 yang lain, dan seringkali muncul pada pasien kontak erat atau asimptomatik sehingga pengenalan lesi secara dini dapat digunakan untuk mendeteksi adanya COVID-19.
Gambaran Klinikopatologi Parapsoriasis Galuh Puspitasari; Anggun Yuniaswan; Diah Retnani
Jurnal Klinik dan Riset Kesehatan Vol 1 No 1 (2021): Oktober
Publisher : RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1311.24 KB) | DOI: 10.11594/jk-risk.01.1.6

Abstract

Parapsoriasis merupakan penyakit kulit yang mencerminkan tumpang tindih klinis termasuk kronisitas, penyebab yang idiopatik, recalcitrans terhadap terapi, dan lesi nonpruritik, yang menyerupai psoriasis. Terdapat 2 bentuk parapsoriasis yaitu Small Plaque Parapsoriasis (SPP) dan Large Plaque Parapsoriasis (LPP). Banyak penyakit kulit yang memiliki gejala menyerupai parapsoriasis, sehingga diagnosisnya sulit ditegakkan. Oleh karena itu pemeriksaan histopatologi dan imunohistokimia perlu dilakukan. Parapsoriasis dikarakteristikkan dengan infiltrat limfoid kutaneus superfisial yang terdiri dari sel T pada pemeriksaan histopatologi baik pada LPP maupun SPP. Namun infiltrat LPP sering mengandung limfosit dengan inti cerebriform (sel Lutzner) yang mirip dengan sel Sezary pada Mycosis fungoides (MF). Pemeriksaan imunohistokimia CD3 dapat menunjukkan gambaran sel T tersebut normal atau atipikal jika mengarah suatu keganasan. Oleh karena itu, evaluasi densitas sel T pada gambaran histopatologi dan pemeriksaan imunohistokimia CD3 dapat membantu menegakkan diagnosis parapsoriasis, serta untuk mengenali tanda-tanda keganasan mengarah pada MF.
Pemeriksaan Histopatologi dan Imunofluoresen pada Pemfigus Vulgaris Rizky Devitasari; Anggun Yuniaswan; Diah Retnani
Jurnal Klinik dan Riset Kesehatan Vol 1 No 1 (2021): Oktober
Publisher : RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1217.843 KB) | DOI: 10.11594/jk-risk.01.1.5

Abstract

Pemphigus vulgaris (PV) adalah suatu penyakit autoimun yang ditandai lepuhan pada kulit dan membran mukosa. Lesi primer PV adalah terdapat lepuhan kendur dengan predileksi pada seluruh permukaan kulit dan mukosa. Tes diagnostik untuk menegakkan diagnosis PV terhadap penyakit vesikobulosa yang lain, meliputi biopsi kulit ataupun mukosa untuk pemeriksaan histopatologi dan immunoflouresence (IF). Gambaran histopatologi yang ditemukan berupa adanya intraepithelial blister dan achantolysis suprabasilar dengan ciri khas row of tombstone yang merupakan hasil dari IgG autoantibodi terhadap glikoprotein desmoglein 3 (dsg3) dan sebagian terhadap desmoglein 1 (dsg1). Pemeriksaan direct immunoflourescence menunjukkan deposit IgG, IgM dan C3 di ruang antar sel dalam epitel.
Evaluasi Klinikopatologis Karsinoma Sel Skuamosa yang Berkembang dari Ulkus Marjolin Anggie Kharisma; Diah Retnani; Hery Susilo
Jurnal Klinik dan Riset Kesehatan Vol 1 No 1 (2021): Oktober
Publisher : RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1482.714 KB) | DOI: 10.11594/jk-risk.01.1.7

Abstract

Introduction: Marjolin's ulcer is a malignant process in the skin caused by trauma or chronic inflammation. This malignancy is rare and aggressive. Squamous cell carcinoma (SCC) is the most common manifestation of burns. Case Illustration: A 51-year-old woman came to Saiful Anwar Hospital Malang with a complaint of a cauliflower-like lump on the upper arm of her right hand since 8 months ago. The lump was initially as small as a fingertip (1cm), then it got bigger. The patient suffered burns on his body after being hit by gasoline spray 33 years ago. The patient also complains of a painful sensation and a foul odor in the area of ​​the lump. Conclusion: The inflammatory process has an essential role in the development of Marjolin's ulcer.
Efektifitas Neuromuscular Taping (NMT) sebagai Terapi Non-Farmakologi pada Penderita Carpal Tunnel Syndrome di RS Saiful Anwar, Malang: Sebuah Laporan Kasus Catur Setianto; Septy Rahmy; Azhar Sudjatmoko
Jurnal Klinik dan Riset Kesehatan Vol 1 No 1 (2021): Oktober
Publisher : RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1123.482 KB) | DOI: 10.11594/jk-risk.01.1.8

Abstract

Introduction: Carpal Tunnel Syndrome (CTS) is a peripheral nerve lesion that is often encountered due to non-traumatic mechanisms. There are various methods of CTS therapy to reduce complaints and increase patient productivity. One of the non-pharmacological methods that can be used is Neuromuscular Tapping (NMT). The purpose of this case report is to determine the effectiveness of using NMT as a non-pharmacological therapy in CTS patients who have previously received pharmacological therapy, measured by the NRS (Numeric Pain Rating Scale) in patients. Case Illustration: A 52-year-old woman came with complaints of tingling in the right and left wrists for four months with a history of working in cigarette factory for ten years. Physical examination revealed pain in the right and left wrists with NRS 6-7, hypesthesia in fingers 1, 2, 3, and ½ 4 of volar manus bilaterally; the patient has taken antiinflammatory drugs, and the pain improves when taking the drug but will relapse when not taking medication. The patient was diagnosed with Carpal Tunnel Syndrome bilateral (Rosenbaum level 2/ persistent symptoms); the patient received pharmacological therapy by administering NSAIDs (Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs) and corticosteroid injections but did not show any improvement in pain, then the patient underwent NMT as non-pharmacology therapy. Discussion: In the results of the patient's follow-up after undergoing NMT therapy, there was an improvement in the patient's complaints, as seen from the improvement in the patient's NRS score.
Peranan Ultrasonografi dalam Diagnosis Trauma Testis Putri Rizqi; Dini Erawati; Paksi Satyagraha
Jurnal Klinik dan Riset Kesehatan Vol 1 No 2 (2022): Februari
Publisher : RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (858.04 KB) | DOI: 10.11594/jk-risk.01.2.7

Abstract

External genitalia trauma is more common in men than women, especially in the age range of 15 & 40 years. This is due to the anatomical differences and the increase in the frequency of traffic accidents. The number of external genitalia trauma ranged from 33–66% of all urological cases. External genitalia trauma is most often caused by blunt trauma, one of which is testicular rupture. Testicular rupture refers to a tear in the tunica albuginea resulting in extrusion of testicular contents. Determining the appropriate examination procedure requires adequate physical examination and information about the mechanism of trauma to allow a good prognosis. Scrotal ultrasound (SUS) is the first choice of modality in the case of testicular injury with sensitivity in detecting testicular rupture up to 100%. In addition, the SUS examination procedure can be carried out immediately, non-radiatively, and non-invasively. The main ultrasound findings for testicular rupture include testicular heterogeneity, contour abnormalities, and a tear in the tunica albuginea. These findings can be used to determine the degree of testicular injury according to the AAST (American Association for the Surgery of Trauma), which can then be used to determine the definitive treatment management. We present a case of a 19-year-old male patient complaining of pain on his left testicle since 16 hours before hospital admission after a traffic accident. Physical examination revealed a scrotal hematoma, and nausea and vomiting were found. Ultrasound examination indicated extensive tearing of the left testicular structure according to AAST grade IV with complex hydrocele.
Potensi Physalis Angulata (Ciplukan) sebagai Manajemen Kelainan pada Kulit wuriandaru kurniasih; Anggun Yuniaswan
Jurnal Klinik dan Riset Kesehatan Vol 1 No 2 (2022): Februari
Publisher : RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1325.548 KB) | DOI: 10.11594/jk-risk.01.2.4

Abstract

Physalis angulata adalah tanaman family Solanaceae yang telah lama digunakan sebagai obat tradisional dan telah dimanfaatkan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit di berbagai negara, termasuk Indonesia. Berbagai fitokimia yang dapat diisolasi dari P. angulata seperti karbohidrat, lipid, mineral dan vitamin serta metabolit sekunder yakni physalin, withangulatin, saponin, tannin dan flavonoid, dipercaya memiliki aktivitas farmakologis seperti antiinflamasi, imunomodulasi, antiproliferasi, antioksidan, antibakteri dan sebagainya. Physalis angulata juga digunakan sebagai obat herbal untuk berbagai macam kelainan kulit, seperti obat luka atau bisul maupun peradangan pada kulit. Saat ini penelitian P. angulata untuk kelainan pada kulit tengah banyak dikembangkan seperti sebagai adjuvant terapi Scleroderma, akselerasi penyembuhan luka dan dermatitis kontak iritan. Mengingat aktivitas farmakologi tanaman ini sangat luas, tanaman ini sangat berpotensi sebagai modalitas terapi untuk berbagai macam penyakit kulit lain. Selain untuk meneliti manfaat yang dikandung, diperlukan juga penelitian mengenai keamanan dan untuk menentukan bahan aktif yang bermanfaat untuk setiap kelainan pada kulit.