cover
Contact Name
Halwan Alfisa Saifullah
Contact Email
halwan@ft.uns.ac.id
Phone
+6282133085744
Journal Mail Official
halwan@ft.uns.ac.id
Editorial Address
Matriks Teknik Sipil Gedung IV lt. 1 Jurusan Teknik Sipil Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta Jawa Tengah - Indonesia 57126
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Matriks Teknik Sipil
ISSN : 23548630     EISSN : 27234223     DOI : -
Matrik Teknik Sipil adalah open access journal yang mempublikasikan penelitian di bidang struktur, hidrologi, transportasi, geoteknik dan management proyek. Matriks Teknik Sipil diterbitkan oleh Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret. Jurnal ini menyediakan open access yang pada prinsipnya membuat riset tersedia secara gratis untuk publik dan akan mensupport pertukaran pengetahuan global terbesar.
Articles 41 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 4 (2016): Desember 2016" : 41 Documents clear
ANALISIS DAN PERENCANAAN PAH SEBAGAI SUMBER AIR BAKU ALTERNATIF (Studi Kasus: Perumahan Nilagraha Pabelan Surakarta) Rendra Elgara; Siti Qomariah; Adi Yusuf Muttaqien
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.396 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i4.37020

Abstract

Krisis sumber daya air disebabkan oleh kebutuhan air yang semakin besar akibat dari peningkatan jumlah penduduk dan perubahan fungsi lahan. Krisis tersebut mengakibatkan sumber air bersih semakin langka dan mahal. Salah satu upaya mengatasi krisis air bersih adalah dengan menggunakan konsep memanen air hujan (rainwater harvesting), yaitu konsep pengumpulan air hujan yang ditampung dalam suatu tangki untuk kemudian air yang telah dikumpulkan dapat dimanfaatkan sebagai air baku. Penelitian ini dilakukan di Perumahan Nila Graha Pabelan Surakarta yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar penghematan biaya dengan menggunakan PAH. Data yang dikumpulkan berupa luas atap Perumahan Nilagraha, data curah hujan tahunan dari stasiun terdekat, dan kebutuhan air yang diperlukan. Dari hasil analisis didapatkan kapasitas PAH pada perumahan Nila Graha terdiri dari Blok IA dengan volume PAH 40 m3, Blok 1B volume PAH 65 m3, Blok 3B 50 m3, dan Blok 4A volume PAH 50 m3. Biaya penghematan air dengan PAH pada Blok IA tahun ke-I sebesar Rp. -20,390,240.00 dan tahun ke-II sebesar Rp. 1,059,760.00. Pada Blok 1B biaya penghematan air dengan PAH tahun ke-I Rp. -24,126,000.00 dan tahun ke-II Rp. 1,211,800.00. Blok 3B tahun ke-I Rp. -28,088,200.00 dan tahun ke-II Rp. 858,850.00. Blok 4A tahun ke-I Rp. -23,541,150.00 dan tahun ke-II Rp. 1,374,000.00. Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan penggunaan air hujan dapat menghemat penggunaan air dari PDAM 58-65 %, tetapi biaya pembangunan konstruksi tangki PAH tersebut relatif mahal sehingga penghematan dari air hujan baru dapat dirasakan ditahun ke II dan seterusnya.
EVALUASI STRUKTUR PERKERASAN JALAN LINTAS ANGKUTAN BARANG (PETI KEMAS) SURAKARTA - SUKOHARJO Handayani, Dewi; Sarwono, Djoko; Puspitasari, Selviana Tikna
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.346 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i4.37036

Abstract

Surakarta merupakan kota perdagangan,yang didukung industri besar di kabupaten sekitarnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi eksisting kelas jalan angkutan barang (peti kemas) dan merekomendasikan perencanaan ruas-ruas jalan. Survei yang dilakukan untuk evaluasi struktur perkerasan meliputi data primer yaitu survei Inventarisasi Jalan, Survei LHR (lalu lintas harian rata-rata), Survei Inventarisasi Jalan untuk menentukan sisa UR (umur rencana), O- D (Origin Destination) Survei dan DCP (Dynamic Cone Penetrometer). Adapun data sekunder meliputi Peta Lokasi, data LHR (lalu lintas harian rata-rata), data perkerasan akhir jalan dan denah rute lintas angkutan barang. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode Bina Marga Analisa Komponen. Hasil penelitian berdasarkan hasil inventarisasi jalan yang dilakukan dapat disimpulkan terdapat jarak 6,7 km ruas jalan yang memenuhi syarat kelas tetapi lebar kurang dan 20,9 km yang belum memenuhi syarat kelas II, sehingga perlu direkomendasikan dilakukan overlay pada ruas - ruas tertentu dengan menggunakan nilai LHR rencana perbaikan dilakukan dengan merujuk syarat tebal minimum menurut SNI untuk tebal lapis campuran.
KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAMBU ORI TAKIKAN TIPE U DENGAN JARAK TAKIKAN 10 CM Rohmad, Nur; Budi, Agus Setiya; Rismunarsi, Endang
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.887 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i4.37052

Abstract

Beton bertulang baja merupakan komponen yang sering digunakan pada struktur bangunan dalam dunia konstruksi bangunan, dimana beton memiliki kuat tekan yang tinggi dan baja memiliki kuat tarik yang tinggi. Salah satu persyaratan beton bertulang adalah Kuat lentur tulangan sehingga apabila pada struktur beton tersebut diberikan beban akan mampu menahan beban pada stuktur. Penelitian ini betujuan untuk menganalisis berapa Kuat lentur balok beton bertulangan bambu ori takikan tipe "u" dengan jarak takikan 10 cm pada lebar takikan 1 cm dan 2 cm. Dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan total benda uji 15 buah. Benda uji yang digunakan adalah balok beton berukuran 110 x 150 x 1700 mm. Lima buah menggunakan tulangan baja, 10 buah menggunakan tulangan bambu ori dengan dimensi 1650 x 20 x 5,2 mm menggunakan takikan tipe "U" dengan jarak takikan 10 cm pada lebar takikan 1 cm dan 2 cm. Uji lentur dilakukan pada umur 28 hari dengan metode three point loading. Pengujian dilakukan di Laboratorium Mesin, FT UNS, pada umur beton 28 hari menggunakan alat Universal Testing Machine( UTM)). Ditinjau dari Kuat lenturnya, momen hasil pengujian balok bertulangan bambu ori takikan tipe U dengan jarak takikan 10 cm lebar 10 mm setara 60,55 % sedangkan balok bertulangan bambu ori takikan tipe U dengan jarak takikan 10 cm lebar 20 mm juga setara 60,51 % terhadap balok dengan tulangan baja polos diameter 8 mm. Pola keruntuhan pada balok beton dengan tulangan baja maupun pada balok beton dengan tulangan bambu ori tipe "u" dengan jarak takikan 10 cm pada lebar takikan 1 cm dan 2 cm terletak antara 1/3 bentang tengah.Sehingga termasuk dalam keruntuhan lentur.
EVALUASI KEKUATAN DAN DETAILING TULANGAN BALOK BETON BERTULANG SESUAI SNI 2847:2013 DAN SNI 1726:2012 (STUDI KASUS : HOTEL 10 LANTAI DI SEMARANG) Sandy Agusta, Rizal Ray; Supardi, Supardi; Sunarmasto, Sunarmasto
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.043 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i4.37031

Abstract

Bencana alam besar yang melanda Indonesia telah meruntuhkan banyak bangunan berteknologi tradisional maupun modern. Pada umumnya untuk struktur gedung bertingkat berupa struktur portal terbuka beton bertulang tanpa dinding geser dengan dinding bata sebagai pengisi. Evaluasi komponen struktur akan terlihat bagaimana perbedaan detailing tulangan elemen struktur balok beton bertulang yang dievaluasi menurut (SNI 1726:2012) dan (SNI 2847:2013), mengetahui kekuatan tulangan yang terpasang di lapangan dengan menghitung analisis tampang untuk lentur dan geser balok eksisting. Evaluasi dilakukan pada struktur atas hotel 10 Lantai di Semarang dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh simpangan antar tingkat untuk gedung hotel 10 lantai di Semarang memenuhi persyaratan (?) < ?a/?, kekuatan momen nominal (Mn) memenuhi persyaratan Mu < ?Mn, kekuatan geser nominal (Vn) memenuhi persyaratan Ve < ?Vn, spasi bersih untuk lapis 1 memenuhi persyaratan > 25 mm, spasi bersih antar lapis memenuhi persyaratan > 40 mm. Tulangan transversal yang terpasang pada tumpuan D10-100 dipasang sejauh 1/4L (1637,5 mm) memenuhi persyaratan detailing 100 mm < d/4 (135,125 mm), 100 mm < 6db (114 mm), dan 100 < 150 mm. Tumpuan tulangan transversal dipasang sejauh > 2h (1200 mm) dan pada tengah bentang dipasang D150-100, memenuhi persyaratan detailling < d/2 (270,25 mm). Panjang sambungan lewatan untuk tulangan memanjang ld (740 mm) < persayaratan detailing 48db (912 mm).
PENGARUH PANJANG SAMBUNGAN LEWATAN TULANGAN BAJA POLOS PADA BALOK BETON BERTULANG TERHADAP UJI LENTUR Prayitno, Slamet; Rismunarsi, Endang; Asidiq, Azis
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.96 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i4.37047

Abstract

Beton merupakan salah satu faktor penting dalam dunia konstruksi, penggunaan beton masih banyak digunakan dalam dunia konstruksi karena biaya murah, gampang ditemukan dan penggunaan di lapangan. Salah satu masalah yang yang terjadi pada beton yaitu panjang besi tulangan yang dibatasi oleh pabrik, untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukan penyambungan besi tulangan. Penyambungan besi tulangan pada beton harus diperhitungkan dengan teliti dan juga cermat. Selain itu, dengan memperhitungkan sambungan besi tulangan pada balok juga dapat menghemat anggaran biaya dalam suatu proyek. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Panjang Sambungan Lewatan Tulangan Baja Polos Sepanjang 250 mm, 275 mm, dan 300 mm Pada Balok Beton Bertulang Terhadap Uji Lentur. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen yang dilaksanakan di laboratorium Bahan UNS. Pengujian kuat tekan beton menggunakan alat Compression Testing Machine (CTM) dan pengujian kuat lentur menggunakan alat Bending Machine Test. Benda uji berupa silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm berjumlah 4 buah untuk pengujian kuat tekan dan berupa balok tulangan polos dengan dimensi 80 mm x 120 mm x 1100 mm untuk pengujian kuat lentur. Benda uji balok menggunakan variasi panjang sambungan lewatan 250 mm, 275 mm, 300 mm dan tulangan utuh dengan jumlah 3 benda uji untuk tiap variasi. Perhitungan yang digunakan adalah analisis berdasarkan SNI dan analisis statistik ditunjukkan dengan regresi linear menggunakan program Microsoft Excel. Dari pengujian balok tulangan polos mendapatkan hubungan antara momen nominal kuat lentur pada kondisi retak pertama dan panjang sambungan lewatan berdasarkan hasil regresi linier menghasilkan persamaan y = 0,1312x + 2,0309. Hubungan antara momen nominal kuat lentur pada kondisi runtuh dan panjang sambungan lewatan berdasarkan hasil regresi linier menghasilkan persamaan y = y = 0,4078 + 0,7342. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa semakin panjang sambungan lewatan yang digunakan maka akan meningkatkan nilai momen nominal kuat lentur.
KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIDAK SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 CM TIAP JARAK 15 CM PADA KULIT BAMBU DI SISI DALAM Indriyanto, Laras Ari; Budi, Agus Setiya; Sugiyarto, Sugiyarto
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.623 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i4.37063

Abstract

Bambu merupakan salah satu material yang dapat digunakan sebagai alternatif bahan pengganti tulangan baja pada balok beton bertulang yang lebih murah, mudah diperoleh, dan dapat diperbaharui. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kuat lentur pada balok beton tulangan bambu petung vertikal takikan tidak sejajar tipe u dengan lebar takikan 10 mm tiap jarak 150 mm pada kulit bambu di sisi dalam. Dilakukan pengujian agregat halus, agregat kasar dan pengujian karakteristik bambu sebagai uji pendahuluan untuk mengetahui kelayakan material. Perencanaan rancang campur beton menggunakan metode SK SNI 03 - 2834 - 2000. Dimensi bambu yang digunakan adalah panjang 1650 mm, lebar 20 mm dan tebal 5 mm. Benda uji berbentuk balok dengan dimensi panjang 1700 mm, lebar 110 mm dan tinggi 150 mm. Nilai kuat lentur balok beton tulangan bambu takikan 10 mm dari analisis hasil pengujian laboratorium adalah 5,2089 N/mm2.
Kajian Kuat Desak Dan Modulus Elastisitas Beton Normal Dengan Bahan Tambah Abu Vulkanik Dan Serat Aluminium Antonius Mediyanto; Slamet Prayitno; Birawan Sulistiyono
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.822 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i4.37026

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan abu vulkanik dan serat aluminium terhadap kapasitas kuat desak dan modulus elastisitas beton yang dihasilkan dengan variasi campuran yang telah ditentukan. Penelitian dilakukan dengan penelitian eksperimental laboratorium. Dalam penelitian ini digunakan benda uji berupa silinder dengan ukuran diameter 150 mm dan tinggi 300 mm untuk uji kuat desak dan modulus elastisitas dengan masing-masing kadar penambahan abu vulkanik sebesar 0 % dan 20 % dan serat aluminium sebesar 0 %, 0,5 %, 1 % dan 1,5 %. Proses pengujian meliputi uji bahan, uji kuat desak, dan uji modulus elastisitas. Hasil pengujian beton yaitu sebagai berikut dimana nilai kuat desak beton normal dengan bahan tambah serat almunium dan abu vulkanik pada penelitian ini mencapai nilai tertinggi pada kadar serat almunium 1% dan abu vulkanik 20% dengan dengan kuat desak sebesar 23,44 MPa atau bertambah sebesar 12,90 % dibanding kuat desak beton normal. Kemudian untuk pengujian modulus elastisitas mencapai nilai nilai tertinggi pada kadar serat aluminium 1% dan abu vulkanik 20% dengan modulus elastisitas sebesar 22869,26 MPa. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sebesar 7,08 % terhadap beton normal.
ANALISIS PERCEPATAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA LEMBUR OPTIMUM (STUDI KASUS: PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG RAWAT INAP KELAS III DAN PARKIR (TAHAP LANJUTAN) RSUD Dr. MOEWARDI, SURAKARTA) RM Guntur Fathoni; Fajar Sri Handayani; Setiono Setiono
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (307.878 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i4.37042

Abstract

Pelaksanaan pembangunan proyek harus diperhitungkan dan diatur sedemikian rupa, baik dari segi waktu maupun biaya agar dapat mencapai hasil yang maksimal. Salah satu langkah efisiensi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan percepatan. Dalam melakukan percepatan, faktor waktu, biaya, dan mutu harus diperhatikan, sehingga diperoleh waktu optimum, biaya optimum, dan mutu sesuai standar yang diinginkan. Proyek Pembangunan Gedung Rawat Inap Kelas III dan Parkir (Tahap Lanjutan) RSUD Dr.Moewardi, Surakarta dipilih sebagai studi kasus karena adanya permintaan dari pemilik untuk mempercepat penyelesaian proyek menjadi lebih awal dari waktu rencana yang tercantum dalam kontrak. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari waktu dan biaya optimum juga membandingkan biaya sebelum dan sesudah percepatan. Data penelitian yang digunakan adalah data primer berupa wawancara dengan pihak kontraktor dan data sekunder berupa RAB, kurva S, daftar satuan upah, dan jumlah pekerja. Penelitian ini menggunakan metode Time Cost Trade Off (TCTO) sebagai analisis percepatannya. Percepatan dilakukan dengan menambah jam kerja optimum selama 3 jam per hari. Diawali dengan mencari lintasan kritis menggunakan Microsoft Office Project 2007 kemudian melakukan crashing dan menghitung cost slope pada aktivitas yang berada pada lintasan kritis tersebut. Selanjutnya melakukan analisis TCTO dengan melakukan penekanan (kompresi) pada pekerjaan yang berada pada lintasan kritis dimulai dari cost slope terendah. Dari hasil analisis diperoleh biaya optimum sebesar Rp. 19.162.149.173 dan waktu optimumnya 85 hari, sehingga didapatkan efisiensi biaya sebesar Rp. 13.798.758 atau 0,7195 % dan efisiensi waktu selama 5 hari atau 0,056 %.
KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG VERTIKAL TAKIKAN TIPE U LEBAR 3 CM TIAP JARAK 10 CM Isman, Ayu Noviana; Budi, Agus Setiya; Santosa, Bambang
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.447 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i4.37058

Abstract

Beton merupakan material konstruksi yang masih dipergunakan secara luas di Indonesia. Material ini memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menahan gaya tekan, namun beton lemah dalam menahan gaya tarik. Berkaca dari permasalahan tersebut maka dibutuhkan suatu material pendukung lain yang dapat membantu kinerja beton dalam menahan gaya tarik, salah satunya adalah bambu. Bambu mulai dikenal sebagai material lokal alternatif yang dapat digunakan sebagai tulangan beton ramah lingkungan dan mudah ditemui. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kuat lentur balok beton tulangan bambu petung vertikal takikan tipe u lebar 30 mm tiap jarak 100 mm. Pengujian pendahuluan yang dilaksanakan untuk mengetahui kelayakan material meliputi pengujian agregat kasar, agregat halus, dan karakteristik bambu. Rancang campur beton menggunakan metode SK SNI 03 - 2834 - 2000. Benda uji yang digunakan adalah balok beton dengan dimensi panjang 1700 mm, lebar 110 mm dan tinggi 150 m sebanyak dua belas buah, enam balok beton bertulangan bambu dan enam balok beton lain bertulangan baja D 8 mm. Tulangan bambu berasal dari bambu petung dengan panjang 1650 mm, lebar 20 mm dan tebal 5 mm. Nilai kuat lentur yang didapat dari hasil pengujian laboratorium adalah 12.3693 N/mm2 untuk balok beton bertulangan baja D 8 mm dan 6.6530 N/mm2 untuk balok beton bertulangan bambu petung. Prosentare perbandingan nilai kuat lentur rerata balok bertulangan bambu petung terhadap kuat lentur rerata balok beton bertulangan baja D 8 mm sebesar 53.79%.
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT BENDRAT DAN STYROFOAM PADA BETON RINGAN TERHADAP KAJIAN KUAT TEKAN DAN KUAT GESER Slamet Prayitno; Endang Rismunarsi; Sekti Hapsoro Romadhoni
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 4 (2016): Desember 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.347 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i4.37035

Abstract

Styrofoam adalah bahan yang dibentuk dari polysterene dengan cara menghembuskan udara pada polysterene dalam kondisi panas sehingga menghasilkan foam dengan kandungan udara mencapai 95%, sehingga berat satuan styrofoam cukup rendah berkisar antara 15-22 Kg/ . Beton styrofoam merupakan salah satu beton ringan yang dibentuk dari campuran semen, agregat halus, agregat kasar dan butiran styrofoam. Dari penelitian ini, tampak bahwa untuk berat beton tidak direndam dengan persentase styrofoam sebesar 20% dan 40% pada campuran beton dapat mengurangi berat beton sebesar ± 28% dan ± 39% dari beton normal yang mempunyai berat beton sekitar 2200 kg/m3 sedangkan untuk berat beton direndam dengan persentase Styrofoam sebesar 20% dan 40% pada campuran beton dapat mengurangi berat beton sebesar ± 23% dan ± 35%. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen yang dilaksanakan di laboratorium Bahan UNS. Benda uji berbentuk silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm untuk pengujian kuat tekan, 8 cm x 12 cm x 100 cm untuk pengujian kuat geser dengan masing-masing kadar penambahan styrofoam sebesar 20% dan serat bendrat sebesar 0%; 0,5%; 1%; 1,5%; dan 2%. Pengujian menggunakan alat CTM (Compression Test Machine) untuk kuat tekan dan BMT (Bending Test Machine) untuk kuat geser. Perhitungan analisis menggunakan bantuan program Microsoft Excel. Dari analisis hasil penelitian didapatkan nilai kuat tekan beton ringan dengan bahan tambah serat bendrat dan styrofoam pada penelitian ini mencapai nilai tertinggi pada kadar serat bendrat 0,00944% dengan kuat tekan sebesar 18,443 MPa. Kemudian untuk pengujian geser saat retak pertama pada kadar serat bendrat 0,95% sebesar 1,46 MPa, saat runtuh total mencapai nilai tertinggi pada kadar serat bendrat 0,86% sebesar 2,029 MPa.